Totok Parafianto
PT. Pertamina, Unit EP Regional Jawa
Intisari
Data log sumur dipakai antara lain untuk analisa penyebaran cadangan hidrokarbon dan analisa produksi
hidrokarbon tentu saja terintegrasi dengan data seismik, yang menunjang upaya penentuan arah eksplorasi se-
lanjutnya dan produksi pada sumur tersebut. Dalam kajian ini, dilakukan penentuan zona yang terisi hidrokar-bon
pada lapangan “ITS” di cekungan Jawa Barat sebelah Utara. Data yang digunakan adalah data log GR, log SP, log
resistivitas, log neutron, log densitas, dan data master log. Penetuan kondisi litologi pada zona in-terest dilakukan
dengan menggunakan data master log dan metode crossplot NPHI-RHOB. Perhitungan nilai porositas effektif
dilakukan melalui integrasi dari analisa data log densitas, log neutron, dan log GR. Nilai resis-tivitas air (Rw)
ditentukan melalui metode Rwa dan saturasi air dengan menggunakan persamaan Archie, untuk memperoleh nilai
saturasi air Sw. Melalui persamaan Tixier dengan asumsi Swirr-Sw dapat ditentukan nilai permeabilitas lapisan,
yang dapat dibuat peta-peta: top struktur, porositas, saturasi air, dan permeabilitas. Dari hasil analisis data
didapatkan nilai porositas tertinggi 17,57 % pada sumur ITS-24, saturasi air terendah 32,84 % pada sumur ITS-05,
permeabilitas tertinggi 90955,1 md dan tebal netpay tertinggi 56 meter pada sumur ITS-06.
090109-2
J. FIS. DAN APL., VOL. 5, NO. 1, JANUARI 2009 DENI IRAWAN, dkk.
5. Menghitung Porositas
pada kurva log SP dan pada kurva Log GR menunjukkan re-
Data log yang digunakan untuk menghitung porositas spon yang rendah. Hal ini dikarenakan pada zona yang memi-
adalah perpaduan antara data log densitas dan neutron. liki permeabilitas yang tinggi unsur-unsur radioactive alami
Nilai porositas dari log densitas (φd) ditentukan tidak terkosentrasi pada zona tersebut melainkan terkosentrasi
dengan menggunakan Pers. 2. Sedangkan untuk log pada zona yang tidak memiliki permeabilitas ataupun perme-
neutron langsung menunjukkan nilai porositas (φn) abilitasnya kecil yang identik dengan zona lempung ataupun
batuan den-gan skala matrik batu gamping, Pers. 3 dan serpih.
4, berikut ini:
Setelah diketahui zona yang memiliki permeabilitas dan
ρma − ρb merupakan reservoar hidrokarbon maka dilakukan analisis se-
φD =
ρma − ρf
φN C = φD − (VSH × φN SH )
lanjutnya dengan menggunakan log resistivitas. Pada log re-sistivitas jika pada ketiga kurva log resistivitas ternyata ada
(3)
separasi maka dapat disimpulkan bahwa pada zona terse-
(4) but terjadi pengusiran dari posisinya oleh lumpur pemboran.
6. Menghitung Resistivitas Rw adanya pengusiran merupakan indikasi awal pada zona terse-
Nilai Rw didapatkan dengan mencari lapisan reservoar but bahwa pada zona tersebut memiliki porositas dan perme-
yang terisi penuh dengan air (Sw = 1).Sehingga dengan abilitas. Untuk zona yang terisi hidrokarbon pada umumnya
menganggap nilai a = 1, m = 2, n = 2, maka Pers. 7 ditunjukkan dengan nilai resistivitas yang tinggi dan untuk
menjadi : zona yang terisi air ditunjukkan dengan nilai resistivitas yang
rendah, hal ini dikarenakan air bersifat konduktif dan minyak
φ + φ bersifat resistif. Pada reservoar karbonat nilai resistivitas yang
φef f DC= NC
2
(5) tinggi belum tentu menunjukkan bahwa pada formasi tersebut
terisi hidrokarbon dikarenakan batu gamping memiliki nilai
resistivitas yang tinggi pula. karena itu hasil yang didapatkan
dikombinasikan dengan data log densitas dan neutron.
RW = φRT (6) Pada daerah yang terisi hidrokarbon kurva log densitas dan
log neutron pada skala yang sama menunjukkan separasi posi-
Lapisan yang terisi penuh dengan air ditandai den-gan tif. Hal ini dikarenakan hidrokarbon memiliki hydrogen in-dex
rendahnya respon log resistivitas dan berhimpitnya yang rendah sehingga ketika neutron tools menembakkan high
kurva log neutron dan kurva log densitas. energy neutron di dalam formasi. Pada daerah yang ter-isi
dengan hidrokarbon menunjukkan nilai yang lebih rendah.
7. Menghitung Saturasi Sw Sebaliknya, untuk log densitas pada daerah yang terisi dengan
Nilai Rw dihitung dengan menggunakan Pers. 6, dan hidrokabon akan menunjukkan nilai yang lebih tinggi. karena
porositas efektif yang didapatkan dari Pers. 5, dengan hal itu terjadi separasi positif pada daerah yang terisi den-gan
menganggap nilai a = 1, m = 2, n = 2. hidrokarbon. Untuk membedakan secara kualitatif tipe
hidrokarbon yang mengisi formasi tersebut dilihat besarnya
separasi positif antara log densitas dan log neutron, separasi log
untuk gas lebih besar dari pada untuk minyak, karena hy-
drogen index pada gas lebih kecil.
Setelah diketahui litologi reservoar dan zona yang terisi
A RW minyak dan gas pada tiap sumur dengan cara analisis secara
φ
SW = ef f r RT sepintas (quick look analysis) selanjutnya dilanjutkan dengan
(7)
full analysis. Langkah awal yang dilakukan adalah menghi-
8. Menghitung Permeabilitas tung porositas pada interval zona reservoar dengan menggu-
Nilai permeabilitas dihitung dengan menggunakan nakan gabungan data log densitas dan porositas. Porositas dari
Pers. 8, dengan menggunakan nilai Swirr = Sw, dan densitas didapatkan dengan menggunakan Pers. 2 sedangkan
porositas efektif yang didapatkan dari Pers. 5. untuk neutron langsung menunjukkan nilai porositas unit den-
gan skala batu gamping. Selanjutnya data porositas yang di-
3
250φ 2
dapatkan dikoreksi dari pengaruh lempung dengan menggu-
ef f
nakan Pers. 3 dan Pers. 4. Porositas effektif didapatkan den-
S
K= wirr ! (8) gan menggunakan Pers. 5. Volume shale didapatkan dengan
menggunakan Pers. 1. Setelah dihitung nilai porositas pada
zona yang terisi hidrokarbon pada tiap sumur selanjutnya di-
IV. PENGOLAHAN DATA DAN HASIL-HASILNYA cari nilai resistivitas air (Rw) dengan menggunakan Pers. 7
pada tiap sumur dengan asumsi bahwa zona yang diambil
Pada penelitian ini digunakan integrasi data log GR dan adalah zona dengan saturasi air 100%. Zona jenuh air dike-
SP untuk mengetahui batas atas dan bawah zona yang memi- tahui dengan melihat respon dari log resistivitas dan separasi
liki permeabilitas dan merupakan reservoar. Pada zona yang antara log densitas dan neutron. Pada zona jenuh air log re-
memiliki permeabiltas ditunjukkan dengan adanya depleksi sistivitas akan menunjukkan nilai yang rendah dibandingkan
090109-3
J. FIS. DAN APL., VOL. 5, NO. 1, JANUARI 2009 DENI IRAWAN, dkk.
zona yang terisi hidrokarbon serta berhimpitnya atau separasi maka berdasarkan peta kontur keseluruhan, dapat ditunjukkan
antara log densitas dan neutron sangatlah kecil. Langkah se- bahwa pengembangan lapangan yang baik adalah pada arah
lanjutnya adalah menghitung nilai Sw pada tiap sumur den-gan Utara dan Timur Laut, yang ditunjukkan dengan ketebalan
menggunakan Pers. 8 dengan parameter yang digunakan adalah netpay yang lebih tinggi dibandingkan dengan arah lainnya.
a = 1, m = 2, n = 2. Digunakannya persamaan Archie daripada Selain tebal netpay, nilai saturasi air juga relatif rendah un-tuk
persamaan Sw lainnya dikarenakan pada reservoar batuan arah utara dan timur laut dengan nilai porositas yang tidak
karbonat pengaruh lempung tidak terlalu besar diband-ingkan terlalu jelek jika dibandingkan daerah sekitarnya.
dengan reservoar pada batu pasir.
Selanjutnya dicari nilai permeabilitas dengan menggunakan
persamaan Tixier dengan asumsi bahwa Swirr=Sw, dengan
V. SIMPULAN
anggapan bahwa yang didapatkan adalah permeabilitas min-
imum pada zona tersebut. Setelah didapatkan nilai top struk-
tur, porositas rata-rata tiap sumur, saturasi air rata-rata tiap Dari hasil analisis data dan pembahasan didapatkan nilai
sumur, dan tebal lapisan yang menghasilkan hidrokarbon (net porositas tertinggi 17,57 % pada sumur ITS-24, saturasi air
pay) selanjutnya dibuat peta kontur dengan nilai-nilai yang di- terendah 32,84 % pada sumur ITS-05, permeabilitas
dapatkan dari perhitungan sebelumnya. tertinggi 90955,1 mD pada sumur ITS-06, dan tebal netpay
Pada sumur ITS-25, ITS-28, ITS-29 terlihat bahwa ada tertinggi 56 meter pada sumur ITS-06.
be-berapa data dengan densitas yang sangat rendah, dan
setelah dikorelasikan dengan data cutting description, data
tersebut merupakan batu bara (coal).
Dari hasil analisis data dan pembahasan didapatkan nilai
Ucapan Terima Kasih
porositas tertinggi pada sumur ITS-24 dengan nilai porositas
17,6 %, saturasi air terendah pada sumur ITS-05 dengan ni-lai
32,8 %, permeabilitas tertinggi pada sumur ITS-06 den-gan Penelitian ini merupakan kerjasama antara PT. Pertamina,
nilai 90955,1 mD, dan tebal net pay tertinggi pada sumur ITS- Unit EP Regional Jawa dengan Laboratorium Geofisika Ju-
06 dengan nilai 56 Meter. Dengan variasi nilai Rw dari 0.078 - rusan Fisika FMIPA ITS. Kami menyampaikan
0.289 Ohm.meter. Pada peta kontur top struktur ter-lihat bahwa pengahrgaan yang stetinginya atas diskusi yang sangat
bentuk jebakan merupakan anticline. Karena tebal netpay bernas dari kolega dan sejawat para ahli kebumian terhadap
berhubungan dengan peta kontur top struktur, hasil-hasil penelitian ini.
[1] Arpandi, D., Patmosukismo, S., The Cibulakan Formation as [5] Martodjojo, S., Evolusi Cekungan Bogor (Penerbit ITB, Ban-
One of the Most Prospective Stratigraphic Units in the dung, 2003)
Northwest Java Basinal Area, IPA Proceeding, Vol 4th Annual [6] Reynolds, J.M., An Introduction to Applied and Environmental
Convention, Jakarta, 1975. Geophysics (Jhon Wiley & Sons, 1997).
[2] Budiyani, S., Priambodo, D., Haksana, B.w., Sugianto,P., Kon- [7] Serra, 0., Sedimentary Environment from Wireline Logs (Im-
sep Eksplorasi Untuk Formasi Parigi di Cekungan Jawa Barat primerie Louis Jean, Schlumberger, France, 1989).
Utara, Makalah IAGI, Pertemuan Ilmiah Tahunan ke-20, [8] Schon, J.H, Physical Properties of Rock (Institute of Applied
Jakarta, 1991. Geophysics Leoben, Austria, 1998).
[3] Harsono Adi, Evaluasi Formasi dan Aplikasi Log, Edisi Revisi [9] Tearpock, D.J., Bischke, R.E., Applied Subsurface Geological
8 Mei 1997, Shlumberger Oil Services, 1997. Mapping (Houston, USA, 1982).
[4] Koesoemadinata. R.P., Geologi Minyak dan Gas Bumi (Edisi
ke-dua, Jilid 1 dan 2, Penerbit ITB, Bandung, 1980).
090109-4
J. FIS. DAN APL., VOL. 5, NO. 1, JANUARI 2009 DENI IRAWAN, dkk.
Gambar 3: Hasil analisis log sumur ITS-05, ITS-06, ITS-21, dan ITS-24
090109-5
J. FIS. DAN APL., VOL. 5, NO. 1, JANUARI 2009 DENI IRAWAN, dkk.
Gambar 4: Hasil analisis log sumur ITS-25, ITS-26, ITS-28, dan ITS-29
090109-6
J. FIS. DAN APL., VOL. 5, NO. 1, JANUARI 2009 DENI IRAWAN, dkk.
(a) Peta top struktur lapangan ”ITS” (b) Peta Isoporositas lapangan ”ITS”
(c) Peta netpay lapangan ”ITS” (d) Peta saturasi air lapangan ”ITS”
Gambar 5: Peta top struktur, isoporositas, netpay dan saturasi air lapangan ”ITS”
090109-7