Anda di halaman 1dari 15

Jurnal Geofisika Eksplorasi, ISSN: 2356-1599 Vol.2 No.

17, April 2018

ANALISIS PETROFISIKA DAN PENYEBAB LOW RESISTIVITY


RESERVOIR ZONE BERDASARKAN DATA LOG, SEM, XRD
DAN PETROGRAFI PADA LAPANGAN X
SUMATERA SELATAN

Rita Aprilia1,a), Ordas Dewanto1,b), Karyanto1), Aldis Ramadhan2)


1)
Teknik Geofisika, Fakultas Teknik Universitas Lampung
2)
PT. PERTAMINA EP
a) b)
aprilia2702@gmail.com, ordasdewanto@gmail.com

ABSTRAK

Zona reservoar hidrokarbon yang berada pada Low Resistivity merupakan suatu lapisan minyak gas yang khusus dan
tersembunyi yang selalu salah dalam menilai sebagai lapisan air dikarenakan asal geologi yang kompleks dan
keterbatasan dari log resistivitas dalam mengidentifikasi hidrokarbon. Hadirnya lempung dalam sebuah reservoar
akan menurunkan nilai resistivitas dan menaikkan nilai saturasi, sehingga dapat menyebabkan hasil analisis menjadi
pesimis dalam identifikasi hidrokarbon. Maka dalam hal itu perlu dilakukannya analisis terhadap data core pada
daerah penelitian agar dapat diketahui penyebab dari Low Reseistivity pada zona reservoar yang mungkin memiliki
kandungan hidrokarkbon. Zona reservoar yang memiliki nilai resistivitas rendah berada pada kedalam 1572-1577
mD. Pada zona ini, memiliki nilai resistivitas yang rendah berada diantara 2.7- 4.4 ohm-m, dengan nilai saturasi air
berada diantara 47%-74% yang menyebabkan pada zona reservoar Low Resistivity berada diantara hidrokarbon dan
zona reservoar air. Kemudian pada zona penelitian ini, Low Resistivity juga disebabkan karena hadirnya serpihan
jenis Lamination Clay yang terdiri dari beberapa jenis Clay yang dapat menyebabkan zona reservoar berada pada
nilai resistivitas rendah. Jenis Clay ini berupa mineral Kaolite 20%, Illite 4%, dan Chlorite 4% serta hadirnya
mineral lain sebagai pendukung resistivitas rendah yaitu Quartz 60%, Plagioclase 9% dan Calcite 3% sebagai
mineral konduktif.
Kata Kunci: Mud log, Low Resistivity, X-Dry Difraction, SEM, Petrography

ABSTRACT

Hydrocarbon reservoir zone located on Low Resistivity is a typical and hidden oil and gas layer which always wrong
in assessing as a water layer due to the complex geological origin and resistivity log limitation in identifying
hydrocarbon. Presence of shale in a reservoir will decreasing resistivity value and increasing saturation value, so it can
cause the results of the analysis to be pessimistic in the identification of hydrocarbons. In that case need to do analysis
to core data on research area in order to know the cause of Low Resistivity on reservoir zone that having a
probability of hydrocarbon content. Reservoir zone that has low resistivity value is at depth 1572-1577 mD. In this
zone, it has a low resistivity value around 2.7- 4.4 ohm-m, with water saturation value around 47%-74% which
causes on Low Resistivity reservoir zone to be between hydrocarbons and water reservoir zone. Then, on this
research, Low Resistivity is also caused by Lamination Clay of shale type presence which consists of several types
of Clay which can cause reservoir zone is at low resistivity value. This Clay type consist of Kaolite 20%, Illite 4%,
and Chlorite 4% minerals as well as the presence of other minerals as proponent of low resistivity that is Quartz
60%, Plagioclase 9% and Calcite 3% as conductive minerals.

Keyword: Mud log, Low Resistivity, X-Dry Difraction, SEM, Petrography


Jurnal Geofisika Eksplorasi, ISSN: 2356-1599 Vol.2 No.17, April 2018

I. PENDAHULUAN perusahaan. Setelah diketemukan jumlah


cadangan hidrokarbon dalam suatu lapisan
Industri MIGAS di Indonesia masih dan dianggap ekonomis kegiatan dilanjutkan
memegang peranan penting dalam ekonomi dengan eksploitasi. Kegiatan ini diharapkan
negara. Dalam beberapa tahun belakangan dapat mengembangkan zona hidrokarbon
industri MIGAS di Indonesia mengalami lebih luas.
penurunan karena berkurangnya jumlah Penelitian ini dilakukan pada lapangan
cadangan MIGAS yang ada. Oleh sebab itu, X, Sumatera Selatan. Cekungan Sumatera
eksplorasi secara berkelanjutan dan terus Selatan merupakan salah satu cekungan
menerus diperlukan untuk menambah sedimen yang sampai saat ini masih
kembali cadangan yang ada. Kegiatan menyumbang cadangan minyak dan gas bumi
eksplorasi minyak bumi merupakan tahapan di Indonesia. Cekungan ini terletak di sebelah
penting dalam industri MIGAS dimana timur dari Pegunungan Barisan dan
cadangan yang baru ditemukan. Salah satu memanjang sampai ke paparan Sunda di
metode yang bisa digunakan yaitu metode tenggara. Reservoir utama pada cekungan ini
well logging Pada kasus penelian ini, yaitu batupasir Formasi Talang Akar, batuan
penulis fokus pada Low Resisitivity karbonat Formasi Baturaja, dan batupasir Air
Reservoir yang digunakan untuk Benakat. Meskipun sudah banyak minyak
menemukan cadangan hidrokarbon pada yang dihasilkan, cekungan ini masih menarik
daerah penelitian. Low Resistivity untuk dieksplorasi.
disebabkan karena beberapa faktor yang
mempengaruhinya yaitu, keberadaan Tujuan dalam penelitian ini adalah
mineral berat yang bersifat konduktif, shaly sebagai berikut:
sand reservoir, fresh water formation, dan
microporosity. 1. Menentukan zona menarik dengan nilai
Metode well logging ini merekam Low Resistivity yang terlewatkan pada
respon dari alat log yang dimasukan ke saat interpetasi awal pada lapangan X
dalam sumur karena perbedaan sifat fisik 2. Menentukan penyebab Low Resistivity
dan fluida batuan. Respon tersebut direkam serta kandungan mineral pada zona Low
secara terus menerus dalam sebuah kurva. Resistivity reservoar.
Kurva ini mengandung informasi mengenai 3. Analisis data petrofisika dan penyebab
keadaan formasi batuan di bawah suatu Low Resistivity pada zona penelitian.
sumur baik itu jenis litologi maupun fluida.
Hasil well logging yang berupa kurva II. TINJAUAN PUSTAKA
tersebut memerlukan teknik interpretasi
untuk menginterpretasi kondisi bawah Penelitian ini berada pada Lapangan X
permukaan, menentukan lapisan yang terletak di Sumatera Selatan dengan arah NE-
mengandung hidrokarbon, dan zona SW dan terletak pada daerah tinggian. Pada
penyebaran hidrokarbon. lapangan X merupakan Cekungan Busur
Analisis petrofisika terdiri dari dua Belakang (Back Arc Basin) yang terbentuk
tahap, yang pertama adalah interpretasi akibat interaksi antara Lempeng Hindia-
kualitatif untuk menentukan zona prospek Australia dengan Lempeng Mikro Sunda,
dan yang kedua adalah interpretasi sehingga mengakibat proses tektonik pada
kuantitatif. Interpretasi kuantitatif bertujuan daerah penelitian.
untuk menentukan nilai-nilai parameter Proses tektonik dipengaruhi oleh ketiga
petrofisika batuan seperti volume serpih, fase tektonik cekungan, yaitu:
porositas, permeabilitas, saturasi air, dan a. Syn-Rift Megasequence
saturasi hidrokarbon. Nilai-nilai tadi Pada fase ini terjadi gerakan ekstensional
berguna dalam pengambilan keputusan dari masa Eosen sampai dengan Oligosen
selanjutnya yang menentukan nasib suatu Awal yang menyebabkan terbentuknya
sumur. Nilai-nilai parameter ini dijadikan Rift Basin sepanjang batas selatan dari
sebagai dasar dalam pembuatan net-pay Sunda Self.
suatu zona yang merupakan aset bagi b. Post-Rift Megasequenc
Jurnal Geofisika Eksplorasi, ISSN: 2356-1599 Vol.2 No.17, April 2018

Fase ini terjadi pada masa Oligosen alat pengukur dipancarkan sinar gamma
sampai dengan Miosen. Pada fase relatife dengan intensitas energi tertentu menembus
stabil bahkan diam. formasi/batuan.
c. Inversi Megasequence
Fase ini terjadi pada masa Pliosen sampai 3. Log Neutron
dengan Pleistosen, dimana pada fase ini Log neutron adalah rekaman reaksi
cekungan aktif kembali sehingga formasi batuan terhadap bombardir neutron
menyebabkan terbentuknya antiklin- berkecapatan tinggi. Log neutron ini
antiklin sebagai perangkap hidrokarbon. merekam jumlah neutron yang tertangkap
kembali oleh detektor sehingga berhubungan
dengan indeks hidrogen formasi. Porositas
III. TEORI DASAR dari log ini berhubungan dengan indeks
hidrogen batuan. Jika dalam batuan terdapat
A. Metode Well Logging
banyak air, maka porositas akan berkurang
Logging merupakan metode dan nilai kurva log neutron akan tinggi. Jika
pengukuran besaran-besaran fisik batuan terdapat porositas yang banyak di dalam
terhadap kedalaman lubang bor. Sesuai batuan nilai kurva log neutron batuan
dengan tujuan logging yaitu menentukan menjadi rendah. Porositas dari log ini
besaran-besaran fisik batuan maka dasar dinyatakan dalam Neutron Porosity Unit.
dari logging itu sendiri adalah sifat-sifat Respon alat logging neutron mencerminkan
fisik atau petrofisik dari batuan. Well banyaknya atom hidrogen di dalam formasi
logging dapat dilakukan dengan dua cara batuan. Karena minyak dan air mempunyai
dan bertahap yaitu dengan openhole jumlah hidrogen per unit volume yang
logging dan casedhole logging. Terdapat hampir sama, maka log neutron akan
beberapa Jenis log yang digunakan dalam memberikan respon porositas fluida dalam
eksplorasi geofisika khususnya dalam formasi bersih.
penelitian ini, yaitu:
4. Log Resistivitas
1. Log Gamma Ray Resistivity log adalah metoda untuk
Gamma Ray Log adalah metoda untuk mengukur sifat batuan dan fluida pori seperti
mengukur radiasi sinar gamma yang minyak, air dan gas disepanjang lubang bor
dihasilkan oleh unsu-unsur radioaktif yang dengan mengukur sifat tahanan
terdapat dalam lapisan batuan di sepanjang kelistrikannya. Besaran resistivitas batuan
lubang bor. Radioaktivitas GR log berasal dideskripsikan dengan Ohm Meter, dan
dari 3 unsur radioaktif yang ada dalam biasanya dibuat dalam skala logarithmic
batuan yaitu Uranium (U), Potasium (P), dengan nilai antara 0,2 sampai dengan 2000
Thorium (Th) yang secara kontinyu Ohm Meter. Metoda resistivity logging ini
memancarkan Gamma Ray dalam bentuk dilakukan karena pada hakekatnya batuan,
pulsa-pulsa energi radiasi tinggi. Kegunaan fluida dan hidrokarbon di dalam bumi
dari log Gamma Ray adalah: memiliki nilai resistivitas tertentu.
a. Evaluasi kandungan serpih/ shale
(Vsh)
B. Interpretasi Formasi Pasir Serpih
b. Evaluasi bijih mineral radioaktif
c. Evaluasi lapisan mineral yang bukan (Shaly Sand)
radioaktif
Shaly Sand Formation adalah suatu istilah
d. Korelasi log pada sumur berselubung
yang digunakan untuk menunjukkan bahwa
(Harsono, 2007).
suatu formasi tidak hanya mengandung pasir
saja, tetapi terdapat shale pada kandungan
2. Log Densitas
pasirnya. Pada shaly-sand formation
Log densitas adalah rekaman densitas perhitungan nilai saturasi air yang akan
keseluruhan (bulk density) batuan. Bulk dilakukan cenderung lebih sulit jika
density ini mencakup densitas matrix dan dibandingkan dengan yang dilakukan pada
fluida di dalamnya. Prinsip kerja log clean formation. Hal ini terjadi karena shale
densitas yaitu suatu sumber radioaktif dari yang hadir dalam suatu formasi dapat
Jurnal Geofisika Eksplorasi, ISSN: 2356-1599 Vol.2 No.17, April 2018

menyebabkan perubahan pembacaan nilai yang terdapat pada bawah permukaan.


pada saat dilakukan pengukuran dengan Setelah dilakukan zonasi dilakukan
menggunakan logging sehingga perlu perhitungan pada porositas (PHIE),
dilakukan koreksi. Formasi pasir serpihan kandungan lempung (Vclgr) dan
(shaly formation) ini pada umumnya berupa saturasi air (Sw) dengan menggunakan
mineral lempung yang berupa kaolinit, illit persamaan Indonsian dan perhitungan
atau smektit. Kehadiran shale pada suatu porositas (PHIE). Setelah itu dilakukan
reservoar dapat berdampak pada beberapa Cut-off yang bertujuan untuk
hal yaitu, mengurangi porositas efektif, pada mengetahui lapisan-lapisan prospek.
umumnya berkurang banyak, menurunkan Kemudian langkah yang terakhir
nilai permeabilitas, terkadang turun drastis dilakukan Lumping, yang bertujuan
dan merubah nilai resistivitas, seperti yang untuk mengetahui nilai dari porositas
ditunjukkan pada Gambar 1. (PHIE), kandungan lempung (Vclgr)
dan saturasi air (Sw).
IV. METODOLOGI PENELITIAN 3. Analisis Data
A. Lokasi dan Waktu Penelitian Analisis data ini dilakukan pada
Penelitian dilaksanakan di Pertamina data sumur RAW-01 yang terfokuskan
EP Fungsi Eksplorasi, Lt. 16, Jakarta pada formasi Gumai. Analisis data ini
Selatan dengan waktu pelaksanaan periode dilakukan untuk mengetahui zona-zona
September 2017 sampai dengan November yang berpotensi hidrokarbon namun
2017. Lalu dilanjutkan di Jurusan Teknik berada pada Low Resistivity dan juga
Geofisika Universitas Lampung s/d Ujian untuk mengetahui penyebab Low
Komprehensif. Resistivity serta mengetahui
kandungan mineral-mineral yang ada
pada zona reservoar Low Resistivity.
B. Alat dan Bahan Penelitian
Alat dan bahan yang digunakan pada V. HASIL DAN PEMBAHASAN
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Laptop A. Indikasi dan Penyebab Low Resistivity
2. Software Interactive Petrophysics Zone
3.5v
3. Software Microsoft Excel Sebelum melakukan penentuan Low
4. Data Sumur (Log). LAS Resistivity Zone, maka diperlukan indikasi
5. Data Mudlog zona Low Resistivity terlebih dahulu.
6. Data DST Proses indikasi ini menggunakan data Mud
7. Data Routine Core Analysis Log sebagai acuan dalam tahap indikasi
8. Data Analisis Batuan (Petrography, zona prospek namun berada pada nilai
XRD & SEM ) resistivitas yang rendah. Data Mudlog
digunakan untuk mengidentifikasi tipe
formasi dan litologi yang dibor,
C. Prosedur Penelitian mengidentifikasi zona yang porous &
1. Inventory Data permeabel, mengetahui batas kedalaman
pengeboran akhir dan memastikan
Pada tahap ini data yang telah
keberadaan hidrokarbon sampai pada tahap
didapatkan diinventarisasikan
membedakan jenis hidrokarbon tersebut
2. Loading Data apakah minyak atau gas. Kemudian
Melakukan penginputan data pada dilakukan kalibrasi terhadap data Mud Log
data log Gamma Ray, log Resistivitas dan Wireline Log pada zona yang telah
dan log Porositas yang terbagi atas ditentukan, agar dari kedua data dalam satu
neutron log porosity (NPHI) dan zona ini menjadi singkron dan valid. Dari
density porosity (RHOB). Kemudian hasil validasi antara hasil perhitungan
dilakukan zonasi yang bertujuan dengan data core akan menunjukkan
untuk menentukan lapisan-lapisan karaktristik dari reservoar batupasir dengan
Jurnal Geofisika Eksplorasi, ISSN: 2356-1599 Vol.2 No.17, April 2018

harga resistivitas rendah dan juga dapat zona ini dilakukan kalibrasi antara data Mud
diketahui pengontrol turunnya harga Log dan Wireline Log juga, sehingga
reristivitas dalam lapisan batupasir yang didapatkan hasil indikasi dari Low Resistivity
mengandung hidrokarbon. Zone sebagai berikut, dari data Mud Log
Berikut merupakan zona-zona indikasi bahwa pada zona 2 terdapat litologi
Low Resistivity pada penelitian, yaitu zona Sandstone, Siltstone dan Shale namun yang
1 dan zona 2. Indikasi Low Resistivity lebih mendominasi adalah litologi Sandstone,
pada zona 1 seperti pada Gambar 2, kemudian terdapatnya Gas Cromatograph
berada pada kedalaman 1572-1577 yaitu C1-nC4 yang menandakan hidrokarbon
measured deep. Pada zona ini dilakukan dengan total gas sebrsar 9.07 unit gas dan
kalibrasi antara data Mud Log dengan data begron gasnya 1.5 sampai 4 unit gas serta
Wireline Log zona 1 agar didapatkan data terdapatnya oil show pada kedalam 1720
yang valid. sampai 1734 measured deep. Lalu dari
Dari data Mud Log, pada zona 1 deskripsi cutting atau swc terdapat trace atau
terdapat litologi Sandstone, Siltstone dan oil show serta dari Wireline Log
Shale namun yang lebih mendomiunasi menunjukkan nilai Gamma Ray sebagai
adalah litologi Sandstone, kemudian Shaly Sand, terdapatnya cross over antara
terdapatnya Gas Cromatograph yaitu C2- Log Neutron dan Densitas, serta nilai
nC4 yang menandakan hidrokarbon dengan resistivitas yang menunjukan rendah sebesar
total gas sebrsar 63.45 unit dan begron 4.5 ohm meter.
gasnya 8 sampai 12 unit gas. Lalu dari Kemudian dilakukan analisis data core
deskripsi cutting atau swc terdapat trace terhadap zona 2 berdasarkan data SEM pada
serta dari Wireline Log menunjukkan nilai Gambar 7, Petrograpfi pada Gambar 9 dan
Gamma Ray sebagai Shaly Sand, XRD pada Gambar 8. Dari analisis ketiga
terdapatnya cross over antara Log Neutron data core, sehingga didapatkan kesimpulan
dan Densitas, serta nilai resistivitas yang bahwa Low Resistivity ini disebabkan karena
menunjukan rendah sebesar 4.4 ohm meter. adanya mineral Clay, Conductive Mineral
Setelah dilakukan tahapan indikasi zona serta adanya micrporosity yang terbentuk
Low Resistivity, maka dilanjutkan dengan pada saat sementasi. Lalu pada zona 2 ini
mengidentifikasi penyebab Low Resistivity merupakan zona dengan litologi Sandstone
pada zona 1 dengan analisis data core klasifikasi Suberkose, yaitu Sandstone yang
menggunakan data SEM pada Gambar 3, tersusun dari Quarsa dan Feldspar, dimana
Petrograpfi pada Gambar 5 dan XRD pada kandungan mineral Quarsa nya lebih
Gambar 4. dominan. Perbedaan kandungan mineral pada
Dari analisis ketiga data diatas maka kedua zona ini, adalah pada zona 2 memiliki
didapatkan kesimpulan bahwa Low kandungan butiran Quarsa sebanyak 54%,
Resistivity pada zona 1 disebabkan karena terdapatnya Secondary Porosity yang
adanya mineral Clay, Conductive Mineral disebabkan oleh pnghancuran mineral Calcite
serta adanya Micrporosity. Dimana pada sebanyak 26% sebagai Conductive Mineral.
zona ini merupakan litologi Sandstone dgn Kemudian terdapatnya mineral jenis mineral
klasifikasi Suberkose, yaitu Sandstone Clay yaitu Kaolinite sebanyak 5%, Illite 5%.
tersusun dari Quarsa dan Feldspar, dimana
kandungan mineral Quarsa nya lebih
B. Analisis Data Petrofisika
dominan. Pada zona 1 ini memiliki
kandungan butiran Quarsa sebanyak 60%, Pada penelitian ini analisis petrofisika
terdapatnya Secondary Porosity yang sangat penting dilakukan, karena analisis
disebabkan oleh pnghancuran mineral petrofisika merupakan salah satu proses yang
Calcite sebanyak 3% sebagai Conductive penting dalam usaha untuk menentukan
Mineral. Kemudian teerdapatnya mineral karakteristik suatu reservoar. Melalui analisis
jenis mineral Clay yaitu Kaolinite sbanyak petrofisika dapat diketahui zona reservoar,
20%, Illite 4% , Chlorite 4%. jenis litologi, identifikasi prospek
Indikasi Low Resistivity pada zona 2 hidrokarbon, porositas, volume shale dan
seperti pada Gambar 6, berada pada saturasi air. Penelitian ini menggunakan
kedalaman 1718-1720 measured deep. Pada software interactive petrophysics v3.5 dalam
Jurnal Geofisika Eksplorasi, ISSN: 2356-1599 Vol.2 No.17, April 2018

pengolahan datanya. dengan data Mud Log, maka dilanjutkan


Dalam analisis data petrofisika ini, dengan proses perhitungan Cut-Off pada
sebelum dilakukan perhitungan-perhitungan zona 1 dan zona 2.
parameter petrofisika dengan menggunakan Pada penelitian ini, penentuan cut-off
software Interactive Petrophysics v3.5. Hal menggunakan metode crossplot antara
yang pertama dilakukan adalah dengan Porositas Evektif dengan Vshale dan
menampilkan kurva log triple combo crossplot antara Porositas Evektif dengan
terhadap data.Las penelitian, setelah Saturation Water menggunakan Microsoft
tertampil output dari log triple combo maka Excell. Dari kedua crossplot inilah dapat
diatur terhadap parameter log yang akan dilihat persebaran data penelitian pada
ditampilkan dan digunakan. Dalam formasi Gumai dan dapat ditarik suatu
penampilan pada kolom pertama hanya ambang batas dari ketiga parameter tersebut
paramter log gamma ray yang ditampilkan. yang akan dijadikan sebagai nilai cut-off
Kemudian pada kolom kedua parameter log untuk mendapatkan hasil Lumping. Adapun
yang ditampilkan dan digunakan adanya log nilai cut-off dari Porositas Evektif (PHIE)
resistivity dan pada kolom ketiga parameter sebesar 0,08 atau 8%, nilai cut-off dari
log yang ditampilkan dan digunakan Volume Wet Clay (VWCL) sebesar 0,28 atau
parameter log density dan log neutron 28% dan nilai cut-off dari Saturation Water
porosity. sebesar 0,75 atau 75%.
Setelah dilakukan pengaturan terhadap Selanjutnya dilakukan proses Lumping,
tampilan parameter kurva log, maka kemudian dilakukan suatu perbandingan
dilanjutkan dengan melakukan zonasi terhadap hasil Lumping zona 1 dan zona 2
terhadap kurva log berdasarkan data untuk mengetahui apakah zona yang telah
formasi, kemudian melakukan pengaturan diindikasikan sebagai zona Low Resistivity
skala log terhadap parameter-parameter log ini memiliki hidrokarbon dan dapat
agar kurva yang tertampilkan menjadi lebih mengalirkan fluida hidrokarbon atau tidak.
informatif dan juga efisien dalam proses Dengan memasukkan nilai parametr cut-off
interpretasi kurva log yang akan dilakukan yang sama terhadap zona 1 dan zona 2 yaitu
nanti. Dari hasil zonasi berdasarkan formasi nilai cut-off PHIE 0,08 atau 8%, Sw 0,75
yang dilakukan, maka dilanjutkan dengan atau 75% dan VWCL 0,28 atau 28% maka
proses perhitungan clay volume sehingga didapatkan hasil Lumping yang berbeda pada
didapatkan perhitungan kandungan lempung kedua zona indikasi Low Resistivity tersebut.
pada daerah penelitian. berdasarkan Pada zona 1 terdapat konten dari Reservoir
perhitungan clay volume, terlihat pada Flag dan Pay Flag yang menunjukkan bahwa
formasi penelitian dengan interval pada zona tersebut terdapat hidrokarbon yang
kedalaman 1546–1935 meter terdapat dapat mengalir.
litologi shale yang banyak. Maka dari itu Zona ini memiliki ketebalan Net Res
perlu dilakukan determinasi Volume Clay sebesar 3,89 meter. Sedangkan pada hasil
ini untuk menderterminasi nilai clean sand Lumping zona 2 tidak adanya konten dari
dan shale baseline. Reservoir Flag dan Pay Flag, sehingga
Kemudian dilakukan perhitungan menunjukkan pada zona 2 ini bukanlah zona
porositas, permeabilitas, resistivitas air, yang prospek pada Low Resistivity.
yang didapatkan sebesar 0,3 ohm-meter. Sehingga, dari hasil Lumping yang
Lalu perhitungan nilai resistivitas clay, didapatkan dari zona 1 dan zona 2 ini dapat
perhitungan nilai saturasi air yang disimpulkan bahwa zona Low Resistivity
didapatkan pada zona 1 sebesar 74% dan yang mengandung hidrokarbon dan dapat
pada zona 2 sebesar 47%. Setelah mengalirkan fluida merupakan zona 1 Low
didapatkan output dari perhitungan Resistivity yang berada pada interval 1572 –
Saturation Water, maka dilanjutkan dengan 1577 maesured deep (mD).
mengkalibrasi dengan data Mud Log pada
interval yang sama dengan zona 1 dan zona C. Analisis Low Resistivity Zone
2 yang menandakan indikasi zona Low
Resistivity. Jika hasil output dari Dari hasil indikasi zona Low Resistivity
perhitungan Saturation Water singkron dan juga dari analisis terhadap perhitungan
Jurnal Geofisika Eksplorasi, ISSN: 2356-1599 Vol.2 No.17, April 2018

petrofisika terhadap zona indikasi Low sebuah pendekatan, yaitu dengan mengetahui
Resistivity, maka didapatkan satu zona yang penyebab reservoar Low Resistivity
memiliki nilai resistivitas rendah namun sehingga dapat menentukan zona-zona
tetap bisa mengalirkan fluida yaitu berada produktif yang memiliki nilai resistivitas
pada kedalaman 1572–1577 measure deep rendah (Low Resistivity Reservoir) di
(mD) formasi Gumai. Berdasarkan analisis Lapangan RAW yang kurang diperhatikan
dara core yang dilakukan, bahwa pada zona pada s aat awal eksplorasi. Pendekatan
penelitian tersebut merupakan zona Low selanjutnya yaitu dengan melakukan koreksi
Resistivity yang terdapat litologi Sandstone terhadap nilai resistivitas air (Rw) yang mana
dengan klasifikasi Subarkose. Dimana akan mempengaruhi dalam perhitungan
Subarkose ini merupakan batupasir atau penentuan saturasi air (Sw), sehingga
Sandstone yang tersusun dari mineral didapatkan hasil perhitungan Sw yang tepat
Quartz dan Feldspar dengan kandungan dan optimis. Kemudian dengan melakukan
mineral Quartz lebih dominan sekitar 75%. interpretasi ulang petrofisika dengan
Kemudian dari data Mud Log dan data menggunakan parameter-parameter dari data
Wireline Log yang telah diidentifikasi juga Routine Core Analysis, SEM, XRD dan
menunjukkan bahwa pada kedalam 1572– Petrography.
1577 measure deep (mD) ini merupakan Pada daerah penelitian, reservoar Low
zona yang memiliki nilai resistivitas rendah Resistivity disebabkan oleh batupasir atau
serta pada zona tersebut memiliki trace dari sandstone dengan lapisan serpih yang
gas cromatograph C2–nC4 yang berlapis atau Clay Lamination yang terdiri
menunjukkan adanya hidrokarbon dalam dari dari Clay Mineral (Kaolite dan Illite),
zona Low Resistivity ini. Berikut butiran Detrital Quartz dan adanya Secodary
merupakan zona yang menjadi zona Porosity. Lempung dalam lapisan serpih ini
terfokuskan dalam penelitian Low pada umumnya tipis dan terletak berselang-
Resistivity Reservoir seperti yang terdapat seling dengan pasir dan lapisan Clay
pada Gambar 10. Lamination ini juga berasal dari rombakan
Dari zona Low Resistivity ini batuan.
didapatkan, maka dilanjutkan dengan Kemudian Low Resistivity pada daerah
menganilisis zona tersebut untuk diketahui penelitian ini disebabkan juga oleh adanya
penyebab dari zona hidrokarbon yang Microporosity tersebar di dalam batuan yang
berada dalam Low Resistivity Reservoir terbentuk pada saat proses sedimentasi
Zone pada daerah penelitian. Data sumur berlangsung, dan Low Resistivity ini
penelitian ini didominasi dengan adanya disebabkan karena adanya pengaruh dari
kehadiran dari litologi Shaly Sand yang Conductive Mineral (iron-rich mineral)
sangat mempengaruhi nilai resistivitas, seperti mineral Pyrite, Siderite dan Calcite.
dimana Low Resistivity Hydrocarbon Cara untuk mengetahui jenih lapisan serpih
Reservoir adalah suatu lapisan minyak gas yang menyebabkan Low Resistivity
yang khusus dan tersembunyi yang selalu dilakukan crossplot seperti pada Gambar 11.
salah dalam menilai sebagai lapisan air Dari hasil crossplot yang dilakukan
dikarenakan asal geologi yang kompleks terhadap data Volume Wet Clay dan data
dan keterbatasan dari log resistivitas dalam Total Porosity pada zona Low Resistivity
mengidentifikasi hal tersebut. Umumnya yang berada pada interval 1572–1577
nilai resistivitas tinggi pada reservoar measure deep (mD) formasi Gumai ini
porous di interpretasikan sebagai berjenis Lamination Clay karena dilihat dari
Hydrocarbon bearing, dikarenakan besaran nilai V-shale sebesar 1% dan PHIT
hidrokarbon memiliki nilai resistivitas lebih sebesar 15-20% yang ditunjukkan pada
tinggi dibandingkan dengan air. Pada Gambar 5 diatas. Dimana Lamination Clay
umumnya batupasir yang bersih memiliki ini merupakan serpih yang berlapis tipis yang
nilai resistivitas dengan range nilai diatas terletak berselang-seling dengan pasir, dan
10 ohm-m, namun p ad a log deep lapisan serpih ini berasal dari hasil rombakan
resistivity dalam low resistivity pay batuan. Kemudian, pada zona Low
memiliki range nilai 0.5–5 ohmm. Resistivity ini mengandung beberapa jenis
Dalam penelitian ini meggunakan mineral lain dan juga mineral Clay yang
Jurnal Geofisika Eksplorasi, ISSN: 2356-1599 Vol.2 No.17, April 2018

menjadi salah satu penyebab dari resistivitas Kaolinite. Mineral Kaolinite ini tidak bisa
rendah. menahan air. Kemudian terdapatnya mineral
Dari hasil histogram pada Gambar 12, Illite sebanyak 4%, mineral ini terbentuk dari
terhadap zona Low Resistivitas yang berada pelapukan batuan yang kaya akan K atau Al
pada interval 1572–1577 measure deep dibawah kondisi pH tinggi dan terdapatnya
(mD), maka dapat dilihat bahwa pada zona mineral Chlorite sebanyak 4% juga, mineral
tersebut memiliki beberapa kandungan Chlorite ini terdiri dari mineral-mineral yang
mineral yang dapat menybabkan zona kaya akan magnesium serta banyak
penelitian berada pada zona resistivitas yang ditemukan dalam batu serpih serta kelompok
rendah. Dari histogram diatas pada zona Chlorite ini juga banyak mengandung ion-ion
Low Resistivity memiliki kandungan besi.
mineral Quartz sebanyak 60%. Dimana Dari hasil analisis data Petrography,
mineral Quartz ini merupakan salah satu SEM dan XRD dan perhitungan terhadap
mineral yang umumnya bisa ditemukan di parameter petrofisika yang dilakukan
kerak kontinen bumi. Mineral ini memiliki terhadap zona Low Resistivity ini, maka
struktur kristal heksagonal yang terbuat dari didapatkan hasil yang menyebabkan Low
silika trigonal terkristalisasi. Kemudian Resistivity pada zona penelitian. Jika dari
terdapatnya Plagioclase sebanyak 9% dalam perhitungan parameter petrofisika didapatkan
batuan daerah penelitian, dimana mineral ini pada zona penelitian memiliki nilai gamma
merupakan mineral yang termasuk ke dalam ray berkisar antara 92 API sampai dengan
kelompok Feldspar. Dalam reaksi Bowen, 139 API dengan nilai permeabilitas sebesar 1
Plagioclase berada pada seri kontinyu. Lalu milli Darci. Kemudian didapatkan juga
terdapatnya mineral Calcite sebanyak 3%, kualitas nilai prositas yang bervariasi diantara
mineral Calcite merupakan minesral 13%-19% dengan nilai Saturation Water
karbonat dan polimorf kalsium karbonat berada diantara 47%-74% yang dapat
(CaCO3) paling labil. Dalam hal penyebab menyebabkan pada daerah Low Resistivity
Low Resistivity Zone mineral Calcite ini berada diantara hidrokarbon dan zona water
merupakan Conduktive Mineral yang dapat reservoir. Hal yang paling utama, pada
menyebabkan zona penelitian memiliki nilai daerah penelitian ini terbukti benar adanya
resistivitas rendah. Selanjutnya terdapatnya merupakan zona Low Resistivity, karena
mineral Clay sebanyak 28% yang pada zona penelitian dengan interval 1572–
terkandung dalam batuan zona daerah 1577 measure deep (mD) ini memiliki nilai
penelitian. resistivitas yang rendah diantara 2,7–4,4
Mineral Clay ini merupakan mineral ohm-m yang disebabkan karena adanya
sekunder yang terbentuk karena proses kehadiran mineral Clay yang relatif banyak.
pengerusakan atau pemecahan yang Dari kandungan mineral Clay ini, tipe
dikarenakan iklim dan alterasi air (Hidrous mineral jenis Kaolinite lebih mendominasi
Alteration) pada suatu batuan induk dan dengan persentase 20% dibandingkan dengan
mineral yang terkandung dalam batuan itu. mineral Illite dan Chlorite.
Mineral Clay ini memiliki beberapa jenis
Clay yaitu Smectite, Kaolinite, Illite dan
Chlorite. Namun dalam zona penetian ini VI. KESIMPULAN DAN SARAN
hanya terdapat kandungan Kaolinite, Illite
dan Chlorite. A. KESIMPULAN
Dari histogram pada Gambar 13, maka Setelah dilakukan interpretasi, maka
dapat dilihat komposisi kandungan mineral didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
Clay yang hadir pada batuan zona Low 1. Didapatkan zona Low Resistivity
Resistivity. Pada zona penelitian ini terdapat Reservoir pada kedalaman 1572–1577
mineral Kaolinite sebanyak 20%. Dimana meter sebagai zona menarik pada
mineral Kaolinite ini terbentuk melalui penelitian ini.
proses pelapukan atau alterasi hidrotermal 2. Adanya Low Resistivity Reservoir Zone
mineral Aluminosilikat. Karena itu, batuan ini disebabkan karena beberapa faktor
yang kaya akan Feldspar ini biasanya akan yaitu, terdapatnya shaly sand reservoir,
mengalami pelapukan menjadi mineral microporosity, conductive mineral dan
Jurnal Geofisika Eksplorasi, ISSN: 2356-1599 Vol.2 No.17, April 2018

terdapatnya jenis mineral clay dengan Oklahoma.


jumlah kaolite 20 %, illite 4 % dan Crain, E. R., 2012, Crain Petrophysical
chlorite 4 %, serta kandungan mineral Handbook, (www.spec2000.net diakses
lain yaitu quartz 60 %, plagioclase 9 % pada tanggal 9 november 2017,
dan calcite 3 %. informasi yang diambil tentang water
3. Berdasarkan analisis petrofisika yang saturation).
dilakukan pada zona Low Resistivity
Reservoir, maka didapatkan nilai Dewan, T.J.,: Essential of Modern Open-
resistivitas rendah diantara 2.7–4.4 Hole Log Interpretation, Pennwell
ohm-m, gamma ray diantara 92 API– Publishing Company, Tulsa-Oklahoma,
139 API, porositas evektif diantara USA, 1983.
13%-19%, saturasi air (Sw) diantara Dewanto, O., 2009, Buku Ajar Well Logging.
47%-74% yang menyebabkan pada Universitas Lampung: Lampung.
daerah Low Resistivity berada diantara
Hidrocarbon dan zona Water Reservoir Ellis, D.V. dan Singer, J.M., 2008, Well
serta permeabilitas sebesar 1 mD. Logging for Earth Scientists: Second
Edition. Springer: Dordrecht, The
B. SARAN Netherlands.

Dalam penelitian ini, perlu dibutuhkan Ginger, D., dan Fielding, K. 2005, The
data a,m, n dari data SCAL atau Special Petroleum Systems and Future Potential
Core Analysis dan data Laboratorium of The South Sumatera Basin.
Analysis agar perhitungan petrofisika bisa Proceeding Indonesian Petroleum
lebih tepat dan akurat. Kemudian Association (IPA), The 30th Annual
dibutuhkan Structure Map daerah Convention & Exhibition: Jakarta.
penelitian, agar bisa langsung diketahui Indonesia.
jumlah cadangan HC pada zona Low Harsono, A., 1997, Evaluasi Formasi dan
Resistivity yang diidentifikasi Aplikasi Log: Edisi Revisi-8.
Schlumberger Oil Services: Indonesia.
UCAPAN TERIMA KASIH Harsono. A., 1997, Pengantar Evaluasi Log,
Penulis mengucapkan terima kasih Schlumberger Data Services, Jakarta.
kepada Bapak Aldis Ramadhan sebagai
pembimbing penelitian di perusahaan, Herdiansyah, F., Abdurrokhim, A., dan
serta Bapak Dr. Ordas Dewanto S.Si., Syafri, I., 2016, Contribution Low
M.Si dan Bapak Karyanto, S.Si., M.T. Resistivity Zone Pada Reservoir
yang telah membimbing dan memberikan Batupasir Formasi Cibulakan Atas
dukungan terhadap penyelesaian Cekungan Jawa Barat Utara, Bulletin of
penelitian ini. Scientific, Teknik Geologi Universitas
Padjajaran, Jakarta, Volume 14 No. 1.

DAFTAR PUSTAKA Koesoemadinata, R.P., 1978, Geologi


Minyak dan Gas Bumi Edisi kedua Jilid
Ariewijaya, A. 2007, Low Resistivity Low 1 dan 2. ITB : Bandung.
Contrast, Halliburton: Texas. Kristanto, D., 1996, Basic Well Logging
Asquith, George B., 1976, Basic Well Log Analysis and Interpretation. Petroleum
Analysis for Geologist. American Engineering: Institut Teknologi
Association of Petroleum Geologist. Bandung.
Oklahoma.
Pertamina., 2013, Laporan Geological dan
Asquith, G. dan Krygowski, D. 2004, Basic Laboratory Services Division.
Well Log Analysis : Second Edition. PT.GEOSERVICES, Indonesia (tidak
The American Association of dipublikasikan).
Petroleum Geologists (AAPG):
Pertamina. 2016, Laporan Internal PT.
Jurnal Geofisika Eksplorasi, ISSN: 2356-1599 Vol.2 No.17, April 2018

Pertamina EP. PT. Pertamina EP (Tidak Serra P. A., Lopez C. K., Dorigueto R., dan
diterbitkan). Gananca F. F., 2009. Blood glucose and
insulin levelsin patients with
POFD, DNF. 2006, POFD Limau Barat peripheralvestibular disease, Braz J
Tengah. PT. PERTAMINA EP Asset 2, Otorhinolaryngol. 75(5):701-5.
Indonesia (tidak dipublikasikan).
Triwibowo, B., 2010, Cut-off Porositas,
Rider, M., 1996, The Geological Volume Shale, dan Saturasi Air untuk
Interpretation of Well Logs. John Wiley Perhitungan Netpay Sumur O Lapangan
& Sons, Inc., New York, USA. C Cekungan Sumatra Selatan, UPN,
Rider, M., 2002, The Geological Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 3, No. 2, Juli
Interpretation of Well Logs, 2nd Edition, 2010.
revised 2002. Scotland: Whittles Winardi, S., 2014. Quantitative Log Analysis.
Publishing. Depertement Of Geological Eng. Gadjah
Schlumberger. 1989. Log Interpretation Mada University.
Principles / Applications. Schlumberger
Wireline & Testing : Texas.
Jurnal Geofisika Eksplorasi, ISSN: 2356-1599 Vol.2 No.17, April 2018

LAMPIRAN

Gambar 1. Model Reservoar Pasir Serpihan (Pertamina, 2016)

Gambar 2. Indikasi Low Resistivity Reservoir Zona 1

Gambar 3. Data SEM Zona 1


Jurnal Geofisika Eksplorasi, ISSN: 2356-1599 Vol.2 No.17, April 2018

Gambar 4. Data XRD Zona 1

Gambar 5. Data Petrography Zona 1

Gambar 6. Indikasi Low Resistivity Reservoir Zona 2


Jurnal Geofisika Eksplorasi, ISSN: 2356-1599 Vol.2 No.17, April 2018

Gambar 7. Data SEM Zona 2

Gambar 8. Data XRD Zona 2

Gambar 9. Data Petrography Zona 2


Jurnal Geofisika Eksplorasi, ISSN: 2356-1599 Vol.2 No.17, April 2018

Gambar 10. Zona Low Resistivity Reservoir

Gambar 11. Crossplot VWCL/ PHIT


Jurnal Geofisika Eksplorasi, ISSN: 2356-1599 Vol.2 No.17, April 2018

Gambar 12. Mineral Composition

Gambar 13. Clay Content and Type

Anda mungkin juga menyukai