Anda di halaman 1dari 9

Ineksentus Samponu, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal.

224- 232

ANALISIS PETROFISIKA DALAM MENENTUKAN ZONA POTENSI


HIDROKARBON
PADA FORMASI KAIS BERDASARKAN DATA SUMUR X DI
PT. PETROENERGY UTAMA WIRIAGAR

Ineksentus Samponu1, Sulistiyono1*, Warto Utomo2 , Muhammad Thariq Almuqtadir2


1
Teknik Produksi Minyak dan Gas, Politeknik Energi dan Mineral Akamigas Cepu, Blora, 58315
2
KSO Pertamina EP – Petroenergy Utama Wiriagar
4
Pertamina EP Region 4
*E-mail: sulis.geo96@gmail.com

ABSTRAK

Batuan reservoar karbonat memiliki karakteristik heterogenitas tinggi dalam penyebaran


permeabilitas dan porositasnya. Kedua parameter ini membuat reservoar karbonat sulit dipahami
dalam kegitan eksplorasi dan eksploitasi hidrokarbon. Formasi Kais merupakan reservoar utama di
Sumur X yang berumur Miosen Tengah-Miosen Akhir dan tersusun oleh batugamping dengan sisipan
serpih. Petrofisika merupakan cabang ilmu kebumian yang mempelajari sifat fisik batuan, fluida dan
pembentuknya. Dalam analisis petrofisika akan didapatkan informasi zona reservoar, litologi, zona
hidrokarbon, porositas, volume shale dan saturasi air yang digunakan untuk pertimbangan tahapan
eksplorasi lanjutan. Analisis ini dilakukan pada Formasi Kais, pada Sumur X, dengan mengambil
tujuh zona kedalaman sebagai reservoar. Kais 1 pada 1530 – 1557 ft; Kais 1B pada 1557 – 1570 ft;
Kais 2 1570 – 1650 ft; Kais 3 pada 1650 – 1662 ft, Kais 4A pada 1662 – 1681 ft, Kais 4B pada 1682 –
1742 ft dan Kais 4C pada 1742 – 1800 ft. Hasil analisis petrofisika zona reservoar Kais 1 dan Kais 3
termasuk dalam zona terbukti (proven) dengan hasil petrofisika volume shale: 0.151, porositas: 0.293,
saturasi air: 0.328 dan melewati uji DST (Drill Stem Test) sedangkan zona Formasi Kais 2; Kais 3;
Kais 4A; Kais 4B; Kais 4C termasuk dalam cadangan (reserves) yang perlu dipertimbangkan sebelum
diproduksikan.

Kata kunci: Petrofisika, Zona reservoar, Lithology

1. PENDAHULUAN

Minyak dan gas bumi merupakan sumber daya energi terpenting didunia. Kebutuhan
manusia pada energi tentunya melebihi produksi minyak dan gas, produksi energi fosil
sebagai sumber daya utama mengalami penurunan seiring berjalannya waktu. Eksplorasi
merupakan cara yang dilakukan untuk mencari dan menemukan cadangan minyak dan gas
bumi yang baru. Proses ekplorasi ini diperlukan, pelaksanaan evaluasi pada formasi sangat
penting sebelum melakukan drilling production atau pemboran produksi.
Evaluasi pada formasi merupakan analisisf sifat dan ciri – ciri pada batuan bawah
permukaan tanah dengan menggunakan hasil pengukuran lubang sumur. Tujuan dilakukannya
evaluasi formasi adalah mengidentifikasi karakteristik batuan pada formasi dan
memperkirakan zona hidrokarbon. Salah satu pendekatan penentuan formasi dan perkiraan
zona hidrokarbon adalah melakukan analisis petrofisika. Analisis petrofisika merupakan
pendekatan guna menentukan sifat fisik batuan dan fluida guna menentukan zona
hidrokarbon. Analisis petrofisika ini didapat dari metode logging yang menggabungkan aspek
geologi dan aspek fisika pada batuan. Aspek yang diamati adalah volume shale, porositas,
permeabilitas, saturasi air, dari data – data. Ini kemudian akan ditentukan nilai cut-off
berdasarkan analisis setiap zona reservoar
224
Ineksentus Samponu, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 224- 232

2. METODE

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Metode kuantitatif digunakan untuk


menjelaskan korelasi antar variabel, seperti menentukan properti petrofisika diantaranya
volume shale, porositas, saturasi air, cutt off dan perhitungan cadangan volumetris oleh
perangkat lunak.
Penelitian ini dilakukan dengan melakukan pengolahan data yang berurutan pada diagram
alir penelitian (Gambar 1). Pengolahan data dilakukan pada 1 sumur X pada lapangan
wiriagar dengan menggunakan perangkat lunak petrophysics. Perangkat ini digunakan untuk
menghasilkan parameter petrophysics kemudian akan digunakan untuk menghitung cadangan
yang tersedia dan mengurutkan zona reservoar dari yang terbaik hingga yang terburuk.

Gambar 1. Diagram Alir Penelitian

Pada diagram alir diatas (Gambar 1) dimulai dengan quality control dimana ini dilakukan
untuk mengecek kelengkapan data yang tersedia pada Sumur X, setelah melaksanakan quality
control dan mengecek kelengkapan data, selanjutnya dilakukan analisis petrofisika, dan akan
mendapatkan beberapa parameter diantaranya volume shale, porositas, saturasi air, cut off dan
netpay, untuk mendapatka parameter petrofisika dengan hasil yang akurat, dilakukan validasi
dengan data Special Core Analysis (SCAL) dan Routine Core Analysis (RCAL) yang sudah
pernah diteliti di laboratorium sebelumnya. Penentuan zona terbaik hidrokarbon ini dilakukan
dengan menggunakan perhitungan cadangan volumetrik (Original Oil in Place), dimana hasil
dari Original Oil in Place ini dapat digunakan untuk menentukan zona terbaik dari suatu
hidrokarbon.

225
Ineksentus Samponu, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 224- 232

3. PEMBAHASAN

A. Zona Formasi Kais


Formasi Kais di daerah penelitian berada diatas Formasi Sago dibawah Formasi Klas-
afet. Formasi Kais diendapkan pada lingkungan transisi. Lithology Formasi Kais tersusun
atas perselingan batu dolomit dan batu lempung. Batuan inti dari Formasi Kais sebagian
besar adalah batuan dolomite abu – abu yang sangat berkapur, sedikit mengandung kar-
bon dan fosil dengan range dari sedikit hingga cukup banyak. Porositas Formasi Kais
berkisar antara 1 sampai 34 persen dengan tipe pori vugular dan retakan (Foley, Watkins
J.P,1991).

B. Penentuan Volume Shale


Penentuan Volume Shale ini dilakukan dengan menentukan clay indikator yang
digunakan selama proses perhitungan volume shalenya. Pada penelitian ini dilakukan
penentuan volume clay dengan menggunakan gamma ray sebagai single clay indicator.
Tidak dilakukannya correction atau validasi terhadap gamma ray log dikarenakan pem-
bacaan log gamma ray pada perangkat lunak petrophysics cukup relatif bagus (Zakti, S.
C, Utomo Warto & Wijaya Yan. 2020)

Gambar 2. Analisis Volume Shale (Vsh)

Pembacaan Vsh dilakukan dengan menarik garis clay zone sebagai zona yang didominasi
clay terbanyak dan clean zone sebagai zona bersih atau bebas clay.

Shale (Clay
Zone)

Shale (Clay

Sand (Clean Zone)


Zone)
226

Sand (Clean
Zone)
Ineksentus Samponu, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 224- 232

Gambar 3 Zonasi Sumur X

Tabel 1. Pembacaan GR Clean dan GR Clay

Zone Gr Gr Gr Gr

# Use Clean Clay Method


1 ✓ 19 92 Linear
2 ✓ 19 92 Linear
3 ✓ 19 92 Linear
4 ✓ 19 92 Linear
5 ✓ 19 92 Linear
6 ✓ 19 92 Linear
7 ✓ 19 92 Linear

Pada pembacaan log diatas dapat diketahui bahwa zona dengan kandungan clay paling
sedikit setidaknya mempunyai kandungan clay sebesar 19% dan zona dengan kandungan
clay paling banyak memiliki presentasi sebesar 92%.

C. Penentuan Porositas (Ø)


Penentuan porositas (Ø) dilakukan untuk mengetahui porositas sebenarnya dari for-
masi batuan dengan menggunakan porositas density – neutron. Porositas total (PHIT)
merupakan pembacaan log terhadap respon dari ruang kosong pada batuan yang berisi
clay bound water, free water pada formasi dan hidrokarbon (Rider, 199). Porositas Efek-
tif (PHIE) merupakan pembacaan log porositas terhadap respon ruang kosong diantara
batuan yang berisi free water pada formasi dan hidrokarbon. Pada penentuan porositas ini
dilakukan menggunakan persamaan neutron – density dimana akan dilakukan per-
bandingan antara porositas densitas (PHIDen), porositas neutron (PHINeu) atau porositas
neutron-densitas (PHIND). Kemudian akan di korelasikan atau di validasi dengan
menggunakan data Special Core Analysis (SCAL) pada laboratorium

227
Ineksentus Samponu, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 224- 232

Gambar 4. Analisis Porositas dan Resistivitas Air

Gambar 5. Validasi Hasil Interpetasi Log

Pada gambar diatas (Gambar 6) dapat dilihat bahwa nilai porositas yang mendekasi sama
dengan perhitungan porositas pada laboratorium adalah NeuDen.

D. Penentuan Saturasi Air


Evaluasi Rw dan Rmf untuk perhitungan kejenuhan air, dan evaluasi rembesan kuali-
tatif. Nilai Rw dan Rmf dihitung dengan pembacaan nilai Rt dan Rxo. Resistivitas air
(Rw) pada daerah penelitian untuk menentukan metode apa yang akan digunakan untuk
penentuan nilai saturasi air. Karena kandungan clay dari formasi tidak kurang dari 19%,
maka pada perangkat lunak petrophysics digunakan persamaan Simandoux untuk menge-
tahui nilai saturasi air.
Nilai eksponen saturasi (n), faktor sementasi (a), eksponen sementasi (m), didapat
dari laporan Special Core Analysis (SCAL) (Harsono,1997). Nilai true resistivity (RT)
didapat dari pembacaan log deep resistivity dimana untuk sumur X jenis log deep resistiv-
ity digunakaan, adalah ILD. Nilai water resistivity (Rw) didapat dengan menggunakan
pembacaaan Pickett Plot

228
Ineksentus Samponu, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 224- 232

E. Penentuan Penentuan Cutt Off


Penentuan Cut Off ini berfungsi untuk mengetahui reservoar flag dan pay flag pada
formasi, yang digunakan untuk menentukan zona produktif terbaik. Pada data log dapat
dilihat bahwa menghasilkan data parameter cut off.

Table 1. Parameter Cut Off pada Formasi Kais


Min
Zone Phi Cut Phi Res Sw Cut Sw Res Vcl Cut Vcl Res
Res

# Height Res/Pay Use Res/Pay Use Res/Pay Use

1. 0 0.1 ✓ 0.65 ✓ 0.5 ✓


2. 0 0.1 ✓ 0.65 ✓ 0.5 ✓
3. 0 0.1 ✓ 0.65 ✓ 0.5 ✓
4. 0 0.1 ✓ 0.65 ✓ 0.5 ✓
5. 0 0.1 ✓ 0.65 ✓ 0.5 ✓
6. 0 0.1 ✓ 0.65 ✓ 0.5 ✓
7. 0 0.1 ✓ 0.65 ✓ 0.5 ✓

Gambar 7. Reservoar Flag dan Pay Flag Formasi Kais

F. Penentuan Zona Produksi Terbaik


Tahap akhir dalam melakukan analisis pada petrophysic adalah menentukan zona
produktif terbaik dari suatu formasi. Penentuan zona produktif terbaik ini dilakukan
dengan menghitung OOIP (Original Oil in Place) tiap zona dengan parameter berdasar-
229
Ineksentus Samponu, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 224- 232

kan Pay Result yang sudah didapat, kemudian akan diurutkan berdasarkan nilai OOIP
dari yang terbesar sampai dengan nilai OOIP terkecil.

Tabel 2. Pay Result Formasi Kais

Zone Gross Net Net/Gross Av Phi Av Sw Av Vcl PhiH PhiSoH VclH

# Interval Pay Pay Pay Pay Pay Pay Pay Pay


1 27.50 21.25 0.773 0.293 0.328 0.150 6.24 4.19 3.18
2 15.00 15.00 1.000 0.152 0.126 0.130 2.27 1.99 1.95
3 81.50 11.00 0.135 0.148 0.121 0.287 1.63 1.43 3.16
4 14.00 10.75 0.768 0.207 0.178 0.390 2.22 1.83 4.19
5 17.00 2.75 0.162 0.163 0.060 0.111 0.45 0.42 0.31
6 57.50 46.00 0.800 0.160 0.084 0.095 7.37 6.75 4.36
7 60.50 20.75 0.343 0.121 0.022 0.155 2.25 2.46 3.21

Berdasarkan PTK POD SKK Migas 2018, batas P1 (Proven) secara lateral adalah reser-
voar boundary yang didapat dari uji alir produksi dan didukung oleh interpretasi geologi
dan geofisika. Jika data yang didapat tidak konklusif, maka dapat menggunakan analog
yang memperhatikan good engineering practices dengan tetap melakukan analisis risiko
sebagaimana disampaikan. Dalam hal ini tidak ditemukan analog yang memadai, maka
perkiraan batas P1 adalah radius 250 (dua ratus lima puluh) meter, sedangkan untuk res-
ervoir Gas Bumi adalah 750 (tujuh ratus lima puluh) meter.

Gambar 8. Bubble Map Sumur X (Misbahul Munir, 2021)

230
Ineksentus Samponu, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 224- 232

Perhitungan nilai volume batuan (Tabel 1) dimana didapatkan dari perhitungan dari radi-
us pengurasan berdasarkan SKK Migas (A) dan Net Pay (h) yang didapat dari parameter
petrophysics. Zona A (m) H (ft) Vbulk

Kais 1 250 21.25 5312.5

Tabel 3. Perhi- Kais 1B 250 15.00 3750 tungan Volume


Batuan Zona Kais
Kais 2 250 11.00 2750

Kais 3 250 10.75 2687.5

Kais 4A 250 2.75 687.5

Kais 4B 250 46.00 11500

Kais 4C 250 20.75 5187.5

Tabel 4. Hasil Perhitungan Original Oil in Place berdasarkan Pay Result

Berdasarkan tabel perhitungan OOIP dapat diurutkan zona produktif dengan nilai
OOIP (Original Oil in Place) terbesar hingga terkecil adalah, KAIS 1, Kais 4B, Kais 1B,
Kais 3, Kais 2, Kais 4C, dan Kais 4. Dari tabel perhitungan nilai OOIP diatas dapat diten-
tukan juga pada ke tujuh zona reservoir Kais 1 dan Kais 3 termasuk dalam zona terbukti
atau (proven), hal ini dikarenakan telah dilakukan dan melewati uji DST (Drill Stem
Test). Sedangkan Kais 1B, Kais 2, Kais 4, Kais 4B dan Kais 4C termasuk dalam ca-
dangan (reserves) yang perlu dipertimbangkan lebih lanjut sebelum diputuskan untuk di-
produksikan.

231
Ineksentus Samponu, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 224- 232

4. SIMPULAN

Berdasarkan hasil perhitungan cadangan hidrokarbon OOIP (Original Oil In Place) dan
menentukan zona potensi hidrokarbon pada PT. Petroenergy Utama Wiriagar dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Nilai Vshale (Vsh) pada masing masing zona yaitu: Zona Kais 1 0,151 ; Kais 1B adalah
0,130 ; Kais 2 adalah 0,287 ; Kais 3 adalah 0,390 ; Kais 4 adalah 0,111 ; Kais 4B adalah
0,095 dan Kais 4C adalah 0,155.
2. Nilai Porositas (Ø) pada masing masing zona yaitu: Zona Kais 1 0,293 ; Kais 1B adalah
0,152 ; Kais 2 adalah 0,148 ; Kais 3 adalah 0,207 ; Kais 4 adalah 0,163 ; Kais 4B adalah
0,160 dan Kais 4C adalah 0,121.
3. Nilai Saturasi Air (Sw) pada masing masing zona yaitu: Zona Kais 1 0,328 ; Kais 1B
adalah 0,126 ; Kais 2 adalah 0,121 ; Kais 3 adalah 0,178 ; Kais 4 adalah 0,060 ; Kais 4B
adalah 0,084 dan Kais 4C adalah 0,022.
4. Dari ke tujuh zona reservoir pada formasi kais, terdapat lima zona potensial yang dapat
dihitung hidrokarbonnya dengan nilai OOIP dari yang terbesar ke terkecil berurutan dari
zona Kais 4b – Kais 1 – Kais 4c – Kais 1b – Kais 3 – Kais 2 – Kais 4.
5. Dari ke tujuh zona reservoir Formasi Kais ini, Kais 1 dan Kais 3 termasuk dalam zona
cadangan terbukti, hal ini dapat di buktikan dengan data DST (Drill Stem Test). Zona
reservoir Kais 1B, Kais 4, Kais 4B dan 4C termasuk dalam cadangan yang perlu dil-
akukan.

5. DAFTAR PUSTAKA

[1] Foley, Watkins J.P. 1991. Final Report Sumur X. Conoco Irian Jaya Company: Jakarta
[2] Harsono, A. 1997. Evaluasi Formasi dan Aplikasi Log. Schlumberger Oilfield Services, Edi-
si ke-8: Jakarta.
[3] Rider. M., 1999. The Geological Interpretation of Well Logs. Interprint Ltd. Malta.
[4] Misbahul Munir, Determinasi Estimasi Cadangan Hidrokarbon Formasi Kais dengan Static
Reservoir Modelling Lapangan MM. 2021.
[5] SKK Migas. 2018. Pedoman Tata Kerja Tentang POD Revisi-02. Jakarta.
[6] Zakti, S. C, Utomo Warto & Wijaya Yan. (2020). The Deterministic Petrophysical Analysis
of Kais Limestone in “S” Field, Bintuni Basin, West Papua. The 45th Annual Scientific
Meeting of Himpunan Ahli Geofisika Indonesia. Surabaya.

232

Anda mungkin juga menyukai