224- 232
ABSTRAK
1. PENDAHULUAN
Minyak dan gas bumi merupakan sumber daya energi terpenting didunia. Kebutuhan
manusia pada energi tentunya melebihi produksi minyak dan gas, produksi energi fosil
sebagai sumber daya utama mengalami penurunan seiring berjalannya waktu. Eksplorasi
merupakan cara yang dilakukan untuk mencari dan menemukan cadangan minyak dan gas
bumi yang baru. Proses ekplorasi ini diperlukan, pelaksanaan evaluasi pada formasi sangat
penting sebelum melakukan drilling production atau pemboran produksi.
Evaluasi pada formasi merupakan analisisf sifat dan ciri – ciri pada batuan bawah
permukaan tanah dengan menggunakan hasil pengukuran lubang sumur. Tujuan dilakukannya
evaluasi formasi adalah mengidentifikasi karakteristik batuan pada formasi dan
memperkirakan zona hidrokarbon. Salah satu pendekatan penentuan formasi dan perkiraan
zona hidrokarbon adalah melakukan analisis petrofisika. Analisis petrofisika merupakan
pendekatan guna menentukan sifat fisik batuan dan fluida guna menentukan zona
hidrokarbon. Analisis petrofisika ini didapat dari metode logging yang menggabungkan aspek
geologi dan aspek fisika pada batuan. Aspek yang diamati adalah volume shale, porositas,
permeabilitas, saturasi air, dari data – data. Ini kemudian akan ditentukan nilai cut-off
berdasarkan analisis setiap zona reservoar
224
Ineksentus Samponu, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 224- 232
2. METODE
Pada diagram alir diatas (Gambar 1) dimulai dengan quality control dimana ini dilakukan
untuk mengecek kelengkapan data yang tersedia pada Sumur X, setelah melaksanakan quality
control dan mengecek kelengkapan data, selanjutnya dilakukan analisis petrofisika, dan akan
mendapatkan beberapa parameter diantaranya volume shale, porositas, saturasi air, cut off dan
netpay, untuk mendapatka parameter petrofisika dengan hasil yang akurat, dilakukan validasi
dengan data Special Core Analysis (SCAL) dan Routine Core Analysis (RCAL) yang sudah
pernah diteliti di laboratorium sebelumnya. Penentuan zona terbaik hidrokarbon ini dilakukan
dengan menggunakan perhitungan cadangan volumetrik (Original Oil in Place), dimana hasil
dari Original Oil in Place ini dapat digunakan untuk menentukan zona terbaik dari suatu
hidrokarbon.
225
Ineksentus Samponu, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 224- 232
3. PEMBAHASAN
Pembacaan Vsh dilakukan dengan menarik garis clay zone sebagai zona yang didominasi
clay terbanyak dan clean zone sebagai zona bersih atau bebas clay.
Shale (Clay
Zone)
Shale (Clay
Sand (Clean
Zone)
Ineksentus Samponu, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 224- 232
Zone Gr Gr Gr Gr
Pada pembacaan log diatas dapat diketahui bahwa zona dengan kandungan clay paling
sedikit setidaknya mempunyai kandungan clay sebesar 19% dan zona dengan kandungan
clay paling banyak memiliki presentasi sebesar 92%.
227
Ineksentus Samponu, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 224- 232
Pada gambar diatas (Gambar 6) dapat dilihat bahwa nilai porositas yang mendekasi sama
dengan perhitungan porositas pada laboratorium adalah NeuDen.
228
Ineksentus Samponu, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 224- 232
kan Pay Result yang sudah didapat, kemudian akan diurutkan berdasarkan nilai OOIP
dari yang terbesar sampai dengan nilai OOIP terkecil.
Berdasarkan PTK POD SKK Migas 2018, batas P1 (Proven) secara lateral adalah reser-
voar boundary yang didapat dari uji alir produksi dan didukung oleh interpretasi geologi
dan geofisika. Jika data yang didapat tidak konklusif, maka dapat menggunakan analog
yang memperhatikan good engineering practices dengan tetap melakukan analisis risiko
sebagaimana disampaikan. Dalam hal ini tidak ditemukan analog yang memadai, maka
perkiraan batas P1 adalah radius 250 (dua ratus lima puluh) meter, sedangkan untuk res-
ervoir Gas Bumi adalah 750 (tujuh ratus lima puluh) meter.
230
Ineksentus Samponu, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 224- 232
Perhitungan nilai volume batuan (Tabel 1) dimana didapatkan dari perhitungan dari radi-
us pengurasan berdasarkan SKK Migas (A) dan Net Pay (h) yang didapat dari parameter
petrophysics. Zona A (m) H (ft) Vbulk
Berdasarkan tabel perhitungan OOIP dapat diurutkan zona produktif dengan nilai
OOIP (Original Oil in Place) terbesar hingga terkecil adalah, KAIS 1, Kais 4B, Kais 1B,
Kais 3, Kais 2, Kais 4C, dan Kais 4. Dari tabel perhitungan nilai OOIP diatas dapat diten-
tukan juga pada ke tujuh zona reservoir Kais 1 dan Kais 3 termasuk dalam zona terbukti
atau (proven), hal ini dikarenakan telah dilakukan dan melewati uji DST (Drill Stem
Test). Sedangkan Kais 1B, Kais 2, Kais 4, Kais 4B dan Kais 4C termasuk dalam ca-
dangan (reserves) yang perlu dipertimbangkan lebih lanjut sebelum diputuskan untuk di-
produksikan.
231
Ineksentus Samponu, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 224- 232
4. SIMPULAN
Berdasarkan hasil perhitungan cadangan hidrokarbon OOIP (Original Oil In Place) dan
menentukan zona potensi hidrokarbon pada PT. Petroenergy Utama Wiriagar dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Nilai Vshale (Vsh) pada masing masing zona yaitu: Zona Kais 1 0,151 ; Kais 1B adalah
0,130 ; Kais 2 adalah 0,287 ; Kais 3 adalah 0,390 ; Kais 4 adalah 0,111 ; Kais 4B adalah
0,095 dan Kais 4C adalah 0,155.
2. Nilai Porositas (Ø) pada masing masing zona yaitu: Zona Kais 1 0,293 ; Kais 1B adalah
0,152 ; Kais 2 adalah 0,148 ; Kais 3 adalah 0,207 ; Kais 4 adalah 0,163 ; Kais 4B adalah
0,160 dan Kais 4C adalah 0,121.
3. Nilai Saturasi Air (Sw) pada masing masing zona yaitu: Zona Kais 1 0,328 ; Kais 1B
adalah 0,126 ; Kais 2 adalah 0,121 ; Kais 3 adalah 0,178 ; Kais 4 adalah 0,060 ; Kais 4B
adalah 0,084 dan Kais 4C adalah 0,022.
4. Dari ke tujuh zona reservoir pada formasi kais, terdapat lima zona potensial yang dapat
dihitung hidrokarbonnya dengan nilai OOIP dari yang terbesar ke terkecil berurutan dari
zona Kais 4b – Kais 1 – Kais 4c – Kais 1b – Kais 3 – Kais 2 – Kais 4.
5. Dari ke tujuh zona reservoir Formasi Kais ini, Kais 1 dan Kais 3 termasuk dalam zona
cadangan terbukti, hal ini dapat di buktikan dengan data DST (Drill Stem Test). Zona
reservoir Kais 1B, Kais 4, Kais 4B dan 4C termasuk dalam cadangan yang perlu dil-
akukan.
5. DAFTAR PUSTAKA
[1] Foley, Watkins J.P. 1991. Final Report Sumur X. Conoco Irian Jaya Company: Jakarta
[2] Harsono, A. 1997. Evaluasi Formasi dan Aplikasi Log. Schlumberger Oilfield Services, Edi-
si ke-8: Jakarta.
[3] Rider. M., 1999. The Geological Interpretation of Well Logs. Interprint Ltd. Malta.
[4] Misbahul Munir, Determinasi Estimasi Cadangan Hidrokarbon Formasi Kais dengan Static
Reservoir Modelling Lapangan MM. 2021.
[5] SKK Migas. 2018. Pedoman Tata Kerja Tentang POD Revisi-02. Jakarta.
[6] Zakti, S. C, Utomo Warto & Wijaya Yan. (2020). The Deterministic Petrophysical Analysis
of Kais Limestone in “S” Field, Bintuni Basin, West Papua. The 45th Annual Scientific
Meeting of Himpunan Ahli Geofisika Indonesia. Surabaya.
232