PENDAHULUAN
sebagai formasi batuan yang memiliki kandungan variasi fauna Paleogen yang
terawetkan dengan sangat baik. Fauna yang ada di Formasi Nanggulan diantaranya
1981; Lelono, 2000; Lunt dan Sugiatno, 2003; Marliyani, 2005) diketahui bahwa
umur Formasi Nanggulan adalah Eosen Tengah - Oligosen Awal. Okada (1981)
Awal (P12 - P18). Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Lelono pada tahun 2000,
berdasarkan kandungan fosil polen berhasil menyimpulkan bahwa umur formasi ini
1
2
Pada tahun 2003, Lunt dan Sugianto dalam makalahnya yang berjudul A
Review of Eocene and Oligocene in the Nanggulan Area, South Central Java,
Awal atau P12 - P18 dengan menggunakan foraminifera plangtonik dan NP16 -
Formasi Nanggulan khususnya bagian atas, memiliki kisaran umur P12 P18 atau
Nanggulan, hanya dua penelitian yang menggunakan nannofosil sebagai data untuk
biostratigrafi, yaitu oleh Okada (1981) dan Lunt dan Sugiatno (2003). Padahal studi
data foraminifera.
dari lokasi pengeboran sebelumnya oleh Lunt dan Sugiatno (2003), menghasilkan
data geologi baru dari Formasi Nanggulan. Hal ini membuka peluang untuk
masih langka, setelah penelitian Lunt & Sugiatno (2003) belum ada lagi studi
nannofossil gampingan yang dilakukan pada Formasi ini. Kondisi ini menyebabkan
minimnya data dan pengetahuan yang tersedia mengenai kandungan nannofosil dari
3
Formasi Nanggulan. Hal inilah yang menjadi alasan mengapa studi nannofossil
Rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
dihasilkan?
hasil pemboran.
3. Mengetahui kisaran umur dari batuan inti yang berasal dari sumur
Daerah penelitian berada pada 2 titik sumur dimana pemboran batuan inti
dilakukan, yaitu di Dusun Ngroto, Desa Pendawareja, Kec. Girimulyo dan Dusun
Klepu, Desa Banjararum, Kec. Nanggulan, Kab. Kulon Progo, D.I Yogyakarta,
Gambar 1.1. Lokasi Sumur Pemboran pada Peta RBI Daerah Penelitian
Lat.7o 43 46.916 S dan Long.110o 11 37.418 E, untuk koordinat UTM ada pada
zona 49S dengan koordinat X 0411089 dan Y 9145500 pada elevasi 196 mdpl
Lat. 7o 43 48.757 S dan Long.110o 11 46.457 E, untuk koordinat UTM ada pada
zona 49S dengan koordinat X 0411366 dan Y 9145444 pada elevasi 184 mdpl
dengan total kedalaman pemboran 100 m. Secara lebih jelas akan diperlihatkan
ditemukan dan diharapkan juga menunjukkan karakter fosil yang berbeda baik
Penelitian yang akan dilakukan ini dibatasi pada dua hal yaitu :
1. Data yang digunakan adalah data batuan inti dari sumur Nanggulan-1 dan
terdahulu.
Penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui kisaran umur batuan inti yang diambil
dari sumur Nanggulan-1 dan Nanggulan-2 dan juga kandungan nannofossil yang
tinggi dan kisaran umur yang lebih akurat, sehingga dapat melengkapi penelitian -
Formasi Nanggulan.
tempat lain di Pulau Jawa. Hal ini terutama karena Formasi Nanggulan memiliki
kandungan fosil yang sangat kaya, paling beragam dan paling baik terawetkan di
Asia Tenggara.
dimana fosil moluska dan foraminifera baik kecil maupun besar hadir bersama -
sama. Daerah Nanggulan ini juga merupakan lokasi-tipe bagi sejumlah spesies
(VERBEEK).
dan flora (pollen) Eosen tercermin dari sejarah penelitian yang panjang di daerah
ini yang dilakukan oleh para peneliti terdahulu sejak akhir Abad 19 sampai awal
Tabel 1.1. Rangkuman Penelitian Terdahulu yang dilakukan pada Formasi Nanggulan.
umur Eosen.
17.
Formasi Nanggulan.
P11 P 17