Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Masalah

Zona Pegunungan Kulon Progo memiliki bentuk kubah besar dengan

bentukan datar di bagian atasnya (peneplain), serta bagian pinggir yang curam,

dengan bagian utara yang telah mengalami proses denudasional, dan topografi

yang melandai ke arah Selatan. Formasi tertua yang menyusun zona ini adalah

Formasi Nanggulan. Formasi ini ditumpangi oleh batuan volkanik yang berasal

dari Formasi Andesit Tua. Batuan yang menyusun zona Pegunungan Kulon Progo

setelah fase volkanik berakhir tersusun atas litologi berupa batugamping dan napal

yang berasal dari Fomasi Jonggrangan dan Formasi Sentolo. Volkanisme Kuarter

di daerah Yogyakarta membentuk Gunung Api Merapi, yang materialnya dibagi

menjadi Endapan Gunung api Merapi Tua dan Endapan Gunung api Merapi Muda

terendapkan secara tidak selaras menumpangi Formasi Sentolo (Van Bemmelen,

1949).

Formasi Sentolo menarik untuk diteliti karena formasi ini memiliki litologi

berupa batugamping dan napal dimana litologi tersebut mengandung kelimpahan

foraminifera sehingga sangat baik untuk dilakukan penelitian paleontologi secara

detail. Telah banyak penelitian paleontologi baik yang membahas tentang

penelitian biostratigrafi dan lingkungan pengendapan Formasi Sentolo, di

antaranya penelitian yang dilakukan oleh Pringgoprawiro (1968), Kadar (1975),

1
2

Kadar (1981), Okada (1981), Puryanta (1982), Kadar (1986), Pandiangan (1986),

Mardani (2000), dan Riandari (2010). Dari banyaknya penelitian tersebut

dihasilkan bahwa Formasi Sentolo ini telah terendapkan sejak Miosen Awal

menindih secara selaras namun di beberapa tempat ditemukan menjari dengan

Formasi Jonggrangan yang tersingkap pada umur Miosen Tengah- Mosen Akhir.

Kedua formasi ini tersingkap secara tidak selaras di atas Formasi Andesit Tua

sebagai endapan laut dangkal yang memiliki pola transgresif (Rahardjo, dkk,

1995).

Sebuah singkapan yang terletak di daerah Gembongan, Desa Salamrejo,

Desa Kaliagung, Kecamatan Sentolo dan daerah Kradenan, Desa Kedungsari,

Kecamatan Pengasih, Daerah Istimewa Yogyakarta yang termasuk pada Formasi

Sentolo menarik untuk diteliti karena pada daerah ini terdapat suksesi stratigrafi

yang menerus yang tersingkap, sehingga lokasi ini merupakan lokasi yang baik

dan mudah untuk dilakukan pengukuran stratigrafi secara detail. Apabila dilihat

dari litologi penyusunnya, yaitu batugamping dan batupasir napalan pada bagian

bawah dan batugamping berlapis pada bagian atas litologi tersebut mendukung

adanya kandungan fosil yang terdapat pada batuan tersebut sehingga lokasi ini

baik untuk dilakukan studi biostratigrafi serta penentuan lingkungan

pengendapan.

Lokasi penelitian ini dipilih karena belum ada penelitian yang membahas

tentang biostratigrafi dan lingkungan pengendapan pada daerah tersebut.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kadar (1986) di Desa Kaliganti,

dimana lokasi ini berdekatan dengan daerah penelitian, disimpulkan bahwa daerah
3

penelitian masuk ke dalam Formasi Sentolo bagian atas yang berumur Pliosen

Awal. Masih sedikitnya penelitian pada Formasi Sentolo bagian atas membuat

penelitian ini menarik untuk dilakukan.

Selain itu, lokasi ini dipilih karena pada daerah ini ditemukan singkapan

baru karena adanya kegiatan penambangan warga yang apabila tidak segera

diteliti maka singkapan tersebut akan berubah sesuai dengan peruntukannya

menjadi perumahan. Oleh karena itu penulis melakukan penelitian tentang studi

biostratigrafi dan lingkungan pengendapan pada daerah penelitian ini dengan

menggunakan pengukuran stratigrafi serta pengambilan sampel secara detail

untuk mendapatkan umur dan lingkungan pengendapan Formasi Sentolo bagian

atas yang terdapat pada daerah penelitian.

I.2. Maksud dan Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk mengetahui dan

menentukan kelimpahan dan persebaran secara vertikal fosil foraminifera kecil

pada daerah lokasi penelitian.

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui variasi litologi dan urutan stratigrafi pada daerah

penelitian.

2. Untuk mengetahui umur, biodatum dan zonasi biostratigrafi daerah

penelitian

3. Untuk mengetahui sebaran lingkungan pengendapan dengan menggunakan

fosil foraminifera bentonik.


4

I.3. Lokasi Daerah Penelitian

Daerah penelitian berada pada Dusun Gembongan yang terletak pada Desa

Salamrejo, Desa Kaliagung, Kecamatan Sentolo, dan pada Dusun Kradenan, Desa

Kedungsari, Kecamatan Pengasih, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa

Yogyakarta. Pada daerah penelitian ini akan dilakukan tiga jalur pengukuran yang

nantinya akan dilakukan korelasi berdasarkan asosisasi fosil foraminifera. Lokasi

daerah penelitian secara lebih jelas akan diperlihatkan dalam peta lokasi pada

gambar 1.1.

I.4. Batasan Masalah

Penelitian ini membahas mengenai kandungan fosil foraminifera

plangtonik dan bentonik yang diambil secara sistematis pada sampel batuan yang

terdapat pada jalur stratigrafi lokasi daerah penelitian sehingga akan dihasilkan

zonasi biostratigrafi foraminifera plangtonik yang terdapat pada Formasi Sentolo

serta untuk mengetahui lingkungan pengendapan Formasi Sentolo pada daerah

penelitian.

I.5. Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini diharapkan dapat melengkapi dan mendetailkan data

biostratigrafi yang terdapat pada Formasi Sentolo menggunakan fosil foraminifera

plangtonik sehingga diketahui umurnya secara detail, serta dapat mengetahui

lingkungan pengendapan Formasi Sentolo.


5

Gambar 1. 1. Lokasi daerah penelitian


6

1.6. Peneliti Terdahulu

Formasi Sentolo yang tersusun atas litologi berupa batugamping dan

batupasir napalan mendukung adanya kandungan fosil yang terdapat pada batuan

tersebut, sehingga lokasi ini baik untuk dilakukan studi biostratigrafi secara detail

serta menentukan lingkungan pengendapan. Tabel 1.1 menjelaskan tentang

beberapa penelitian terdahulu yang membahas tentang biostratigrafi pada Formasi

Sentolo, sedangkan gambar 1.2 menunjukkan lokasi penelitian terdahulu.

Tabel 1. 1. Peneliti terdahulu pada Formasi Sentolo

Tahun Peneliti Hasil Penelitian

1968 Harsono Penelitian berada pada Desa Sentolo. Didapatkan

Pringgoprawiro kehadiran spesies (a) Globorotalia fohsi barisanensis,

G. menardii praemenardii, (b) Globorotalia mayeri,

Globigerina nephentes, Sphaerodinella seminulina,

Globoquadrina altispira altispira, G.altispira globosa,

(c) Pullentiana obliquiloculata, Sphaerodinella

dehiscens dehiscens, Globigerinoides saccuulifer

fistulosa, Globorotalia tumida flexuosa, dan G.

trunctuloides. Didapatkan kisaran umur Burdigalian/

Miosen-Pliosen
7

Tabel 1. 1. (Lanjutan) Peneliti terdahulu pada Formasi Sentolo

1975 Darwin Kadar Penelitian berada daerah disebelah selatan Desa

Nanggulan yaitu zona Globigerinoides sicanus-

Globigerinatella insueta dan zona Globorotalia

(Turborotalia) peripheroronda-Orbulina suturalis /

Zonasi Blow (1969) berada pada kisaran umur Miosen

Tengah.

1981 Adi Priadi Penelitian dilakukan pada sumur pengeboran pada

Kadar daerah 5 kilometer di sebelah utara Desa Sentolo.

Terdapat dua zonasi, yaitu zona Helicosphera

ampliaperta dan zona Sphenolithus heteromorphus

Menghasilkan umur yang apabila dikorelasikan

dengan zonasi foraminifera memiliki kisaran umur

Miosen Awal/N8 (Blow, 1969).

1981 Hisatake Okada Penelitian dilakukan pada Jalur Niten, Pereng,

Djurang, dan Sembung. Menghasilkan kisaran umur

pada Jalur Niten Miosen Bawah bagian tengah-Miosen

Bawah bagian atas (CN2-CN3), pada Jalur Pereng

berumur Miosen Bawah bagian atas-Miosen Tengah

bagian bawah (CN3-CN4), pada Jalur Djurang

berumur Miosen Bawah bagian Tengah-Miosen Atas

(CN4-CN9), pada Jalur Sembung berumur Miosen

Atas-Pliosen Awal (CN9-CN11)


8

Tabel 1. 1. (Lanjutan) Peneliti terdahulu pada Formasi Sentolo

1982 Gya Puryanta Penelitian dilakukan pada Jalur Ngenak-Gunung

Pendul, Kec. Sedayu, dihasilkan umur pada daerah

penelitian berkisar Miosen Bawah-Pliosen (N7-N19)

1986 Darwin Kadar Penelitian dilakukan pada suksesi Niten, Jurang dan

pada daerah sepanjang Desa Pereng – Desa

Sembungkarang dan pemboran pada Desa Kaliganti.

Didapatkan 9 zonasi dan 2 subzonasi yang memiliki

kisaran umur Miosen Awal sampai Pliosen Akhir (N6

– N21)

1986 Samse Penelitian dilakukan pada daerah Gunung Pereng,

Pandiangan Kec. Sedayu, terdapat 28 spesies foraminifera yang

menghasilkan 7 zona biostratigrafi yang memiliki

umur Miosen Bawah-Miosen Tengah (N4-N13)

2000 Krisnawan Tri Penelitian dilakukan pada daerah Dusun Ngasem dan

Mardani Tukharjo, Kec.Kalibawang yang terdapat pada

Formasi Sentolo, didapatkan kisaran umur Miosen

Tengah-Miosen Atas bagian bawah (N11-N16).

Lingkungan pengendapan berada pada lingkungan

batial bawah-atas (200-2000 m)


9

Tabel 1. 1. (Lanjutan) Peneliti terdahulu pada Formasi Sentolo

2010 Baiq Lolla Penelitian dilakukan pada Jalur Sungai Niten, Sungai

Riandari Serang, dan Dusun Ngramang, didapatkan kisaran

umur Miosen Bawah-Pliosen (N4-N20).

Lingkungan pengendapan berada pada lingkungan

neritik luar-abisal.

Tabel 1. 2. Perbandingan Biostratigrafi dan Lingkungan Pengendapan Formasi Sentolo

Zonasi

Okada Lingkungan
Tahun Peneliti Blow Jalur
& Bukry Pengendapan
(1969)
(1980)

Harsono CN1-
1968 N5-N21 Desa Sentolo
Pringgoprawiro CN12

CN4-
1975 Darwin Kadar N9-N15 Desa Nanggulan
CN7

Adi Priadi 5 km utara Desa


1981 N8 CN3
Kadar Sentolo

Niten, Pereng,
CN2-
1981 Hisatake Okada N6-N19 Djurang, dan
CN11
Sembung

CN3- Ngenak-Gunung
1982 Gya Puryanta N7-N19
CN11 Pendul
10

Tabel 1. 2. (Lanjutan) Perbandingan Biostratigrafi dan Lingkungan Pengendapan Formasi


Sentolo

Niten, Jurang

CN2- Pereng –
1986 Darwin Kadar N6-N21
CN12 Sembungkarang,

Kaliganti

Samse CN1-
1986 N4-N13 Gunung Pereng
Pandiangan CN5b

Krisnawan Tri N11- CN5- Batial bawah- Dusun Ngasem


2000
Mardani N16 CN8 Batial atas dan Tukharjo

Sungai Niten,

Baiq Lolla CN1- Neritik Luar- Sungai Serang,


2010 N4-N20
Riandari CN12 Abisal dan Dusun

Ngramang

1.7. Keaslian Penelitian

Penelitian yang berjudul “Biozonasi dan Lingkungan Pengendapan

Formasi Sentolo berdasarkan Fosil Foraminifera pada Daerah Gembongan,

Kaliagung, Kecamatan Sentolo, dan Daerah Kradenan, Kecamatan Pengasih,

Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta” ini berbeda dengan

penelitian terdahulu yang dilakukan pada Formasi Sentolo. Perbedaan penelitian

ini dengan penelitian terdahulu adalah belum ada penelitian yang membahas

tentang biostratigrafi dan lingkungan pengendapan pada jalur Salamrejo,

Kradenan, maupun jalur Kaliagung. Selain itu, penelitian ini membahas tentang
11

biostratigrafi detail dan penentuan lingkungan pengendapan yang mewakili umur

Formasi Sentolo bagian atas yang belum pernah dilakukan oleh peneliti terdahulu

pada daerah ini.

Gambar 1. 2. Lokasi penelitian terdahulu oleh beberapa peneliti dalam peta geologi regional
Kulon Progo (Rahardjo, dkk., 1995).

Anda mungkin juga menyukai