PENDAHULUAN
dengan ketingian ± 1260 mdpl, daerah ini terkenal dengan sebutan negeri di atas
Takengon. Bagian Timur daerah ini terdapat Danau Lut Tawar yang juga
lereng perbukitan di pinggiran Danau Lut Tawar ini adalah karst dengan litologi
terbentuk sebagai loyang dan ceruk. Loyang adalah bahasa daerah yang digunakan
masyarakat Gayo dalam menyebutkan gua, pada umunya defenisi gua dalam
kamus besar bahasa Indonesia adalah lubang besar, loyang pada saat masa
ataupun lekuk yang kita temukan di dinding gua (Loyang). Loyang dan ceruk
ditemukan di sisi Timur Laut dan Selatan pada peta Topografi lembar Takengon,
pada sisi Timur Laut terdapat loyang Mandale dan Ujung Karang sedangkan pada
sisi selatan loyang Muslimin, ketiga loyang ini sudang diverifikasi sebagai Situs
Nasional oleh peneliti Balai Arkeologi Sumatera Utara karena ditemukannya bukti
Loyang Mandale sendiri berada di pinggiran Danau Lut Tawar dengan jarak
sehingga didapatkan lapisan budaya dan lapisan hiatus yang semuanya berjumlah
delapan lapisan dengan susunan dari atas ke bawah berdasarkan umur, dari 24
kotak eskavasi lokasi yang dijadikan hunian hanya memiliki 10 kotak eskavasi.
lapisan ini belum di eskavasi lebih lanjut, pertanggalan (….. - 8.340 bp), lapisan
penguburan, rangka manusia dan sub fosil gajah, pertanggalan (8.430 bp - 7.400
bp), lapisan Hiatus III dengan indikasi lapisan satu lapisan tebal, bagian atas
endapan ukuran pasir berwama coklat kekuningan dengan bongkah runtuhan atap
stalagtit dan bagian bawah fragmental runtuhan atap, tidak ada data arkeologi,
pertanggalan pada lapisan ini yaitu 3.115 bp - 2.245 bp. Seterusnya lapisan
Neolitik dimana lapisan ini ditemukan artefak, ekofak fitur penguburan, rangka
manusia dan memiliki pertanggalan 5.040 bp - 3.115 bp, lapisan Hiatus II yaitu
lapisan yang menunjukkan adanya lapisan alamiah berwarna putih dengan ukuran
lebih halus dibanding Iapisan hiatus I, ketebalan antara 30- 60 cm, tidak ada data
lapisan yang dijumpai data arkeologis yaitu artefak, ekofak fitur penguburan,
rangka manusia dengan pertanggalan 2.245 bp - 1.740 bp. Pada lapisan Hiatus I
ditemukan adanya lapisan alamiah berwarna putih, ukuran pasir dengan tebal >10
cm, tidak ditemukannya data arkeologis, pertanggalan (1.740 bp -1.290 bp), lalu
lapisan yang termuda yaitu lapisan Sejarah/Present dimana lapisan ini diindikasi
sebagai lapisan paling atas dengan ketebalan < 10 cm, dengan resiko teraduk
sangat besar, pertanggalan lapisan ini adalah 1.290 bp hingga sekarang. Lapisan
lapisan dengan nama Paleometalik, Neolitik dan Mesolitik adalah lapisan budaya
loyang Mandale. Lapisan Alamiah yang berada diantara lapisan Budaya untuk
menjadi pemutus budaya yang satu dengan budaya di atasanya. Pada penelitian
menjadi pemutus budaya tadi, dimana didapatkan dugaan bahwa lapisan Alamiah
yang ada di loyang Mandale adalah endapan yang berasal dari Danau Lut Tawar,
Sumatera Utara mengatakan bahwa lapisan Alamiah tersebut adalah material hasil
letusan gunung api yang diduga batuan piroklastik, batuan ini dijumpai berlapis
dengan ketebalan dan ukuran yang berbeda di tiap lapisannya. Beliau melakukan
observasi lapangan, identifikasi dan analisa petrografi di satu kotak eskavasi saja
dari 24 jumlah keseluruhan kotak eskavasi pada loyang Mandale, maka dari itu
Balai Arkeologi Sumatera Utara melakukan penelitian yang lebih detail pada
tahun 2019 di lokasi loyang Mandale, yang mana salah satunya difokuskan untuk
meneliti lapisan Alamiah yang dimaksud. Dalam penelitian yang akan dilakukan
ini, pihak Instansi dari Balai Arkeologi Sumatera Utara bekerjasama lagi dengan
data tugas akhir serta pemahaman dan pengalaman observasi lapangan yang lebih
terhadap mahasiswa.
Sumatera Utara dan Dosen Geologi ITM (Lismawaty MT), dalam penelitian ini
lapisan Alamiah dan akan membahasnya lebih detail, pada penelitian ini penulis
sebelumnya menduga bahwa endapan batuan yang diteliti pada satu kotak
penulis ingin mengetahui lebih detail endapan batuan pada setiap kotak eskavasi
yang ada, dan apakah endapan batuan ini memiliki hubungan atau kaitan satu
sama lain.
pertanyaan penulis :
geokimia.
1. Mengetahui apa nama dan jenis batuan dari endapan batuan yang ada di
2. Menduga asal endapan batuan yang berada di atas lapisan budaya Neolitik
dan Paleometalik.
yang dijadikan hunian. Mengamati atau mengobservasi endapan batuan dari dekat,
langsung dan metode tidak langsung. Metode langsung yaitu pengambilan data
data secara tidak langsung seperti refrensi sebagai data sekunder baik itu peta,
paper, peneliti terdahulu, kondisi geologi dan jurnal yang berhubungan dengan
topik penelitian.
Data yang dibutuhkan dalam kegiatan penelitian ini dibagi menjadi dua
Data Primer
Data primer yaitu data utama dalam mencapai tujuan penelitian, data primer
yang dimaksud berupa tekstur, struktur, komposisi dan data kimia berupa mayor
Data sekunder
mendapatkan tujuan penelitian, data sekunder dalam penelitian ini adalah kondisi
geologi daerah penelitian dan referensi yang berkaitan dengan daerah penelitian
yaitu berupa peneliti terdahulu, paper, jurnal dan peta lembar Takengon.
Adapun tahapan kerja pada penelitian ini, adalah tahapan persiapan, tahapan
dipelajari dari literatur peneliti terdahulu (buku regional, Peta, jurnal, paper
dan lainnya)
pihak Jurusan Teknik Geologi Medan Institut Teknologi Medan dan Instansi
berada dilapangan yaitu berupa Kompas, GPS, larutan HCL, Loupe, Palu
penulis dibimbing oleh dosen Geologi ITM yaitu ibu Lismawaty ST,MT dan
sampel.
Tahapan ini merupakan tahapan yang dilakukan untuk menganalisa secara detail
letusan gunung api yang memiliki ukuran butir, dilakukan dengan cara
ayakan dengan volume yang sama pada setiap sampel, lalu dilakukan
genesanya.
3. Analisa Geokimia di Labolatorium dan studio
geokimia ini hadir dalam bentuk nilai data kimia Mayor element dan Trace
analisa laboratorium, Pada tahap ini data-data yang diperoleh dari lapangan dan
tekstur batuan yang khas pada batuan sehingga didapatkan nama batuan.
3. Penentuan Geokimia Batuan
tertulis sebagai hasil akhir dari penelitian yang dilakukan. Dimana data lapangan
dalam suatu laporan tertulis dalam bentuk laporan penelitian tugas akhir lalu
Penulis merencanakan waktu dari penelitian ini dilakukan dalam lima bulan
penyusunan laporan serta seminar. Rincian waktu yang sudah direncanakan akan
Tahap Persiapan
Tahap Pengumpulan
Data
Tahap Pengolahan
Data
Tahap Penyusunan
Laporan dan
Seminar
1.7. Peneliti Terdahulu
Sumatera.
3. Taufiqurrahman Setiawan