Anda di halaman 1dari 6

SEJARAH PERTUMBUHAN KOTA

1. Kota yang berawal dari pusat perdagangan. Di Indonesia


kota-kota yang berasal dari kegiatan perdagangan, antara
lain adalah Surabaya, Jakarta dan Makassar. Kota-kota
ini merupakan kota perdagangan yang ramai.

2. Kota yang berawal dari pusat perkebunan. Pembukaan


lahan baru untuk areal perkebunan berdampak pada
pembuatan permukiman baru yang kemudian
berkembang menjadi kota. Contohnya: Sukabumi
(perkebunan teh), Ambarawa (perkebunan kopi), dan
Jambi (perkebunan karet).
3. Kota yang berawal dari pusat pertambangan. Kota-kota di
Indonesia yang berkembang dari perluasan daerah
pertambangan, antara lain Pangkal Pinang dan Tanjung
Pandan (pertambangan timah), Palembang daN Plaju
(tambang minyak bumi), Samarinda, Tarakan, Balikpapan
(tambang minyak Bumi).

4. Kota yang berawal dari pusat administrasi pemerintah.


Pada zaman penjajahan Belanda, Batavia merupakan
pusat pemerintahan Hindia Belanda. Setelah Indonesia
merdeka, Kota Batavia (Jakarta) menjadi pusat
pemerintahan Republik Indonesia.
Kota perdagangan Surabaya tempo dahulu.
Kota administrasi Batavia
TEORI-TEORI STRUKTUR KOTA
1) Teori Konsentris (Concentric Theory) OLEH E.W BURGESS

Keterangan:
Zona 1 : Daerah Pusat
Kegiatan (DPK) atau
Central Business District
(CBD).
Zona 2 : Peralihan, (zona
perdagangan beralih ke
permukiman).
Zona 3 : Permukiman
kelas pekerja atau buruh.
Zona 4 : Permukiman
kelas menengah.
Zona 5 : Penglaju, (zona
permukiman beralih ke
zona pertanian).
2) Teori Sektoral (Sector Theory)
OLEH HOMER HOYT

Keterangan:
Zona 1 : Daerah Pusat
Kegiatan (DPK) atau
Central Business District
(CBD)
Zona 2 : Daerah grosir
dan manufaktur.
Zona 3 : Permukiman
kelas rendah.
Zona 4 : Permukiman
kelas menengah.
Zona 5 : Permukiman
kelas atas.
3) Teori Inti Ganda (Multiple Nucleus Theory) OLEH HARRIS DAN ULLMAN

Keterangan:
Zona 1: Daerah Pusat
Kegiatan (DPK) atau
Central Business District
(CBD)
Zona 2: Daerah grosir dan
manufaktur.
Zona 3: Daerah
permukiman kelas rendah.
Zona 4: Permukiman kelas
menengah.
Zona 5: Permukiman kelas
tinggi.
Zona 6: Daerah
manufaktur berat.
Zona 7: Daerah di luar
PDK.
Zona 8: Permukiman
suburban.
Zona 9: Daerah industri
4) Teori Konsektoral (Tipe Eropa)

Keterangan:
Zona 1 : Pusat kota (city centre).
Zona 2 : Zona peralihan
Zona 3 : Sektor C dan D: zona
rumah kecil.
Sektor B: zona rumah-rumah
lebih besar.
Sektor A: zona rumah-rumah tua
yang besar.
Zona 4 : Permukiman dan
perkembangannya ke pinggiran.
Zona 5 : Desa-desa yang dihuni
para penglaju:
A. Sektor kelas menengah.
B. Sektor kelas menengah ke
bawah.
C. Sektor kelas pekerja.
D. Sektor industri dan pekerja
kelas terbawah

Anda mungkin juga menyukai