Anda di halaman 1dari 75

INTERAKSI KERUANGAN

2 DESA DAN KOTA

MATERI
 Pengertian Desa dan Kota
 Struktur Ruang Desa dan Kota
 Pola dan faktor-faktor interaksi desa dan
kota
 Usaha pemerataan pembangunan di desa
dan kota
 Dampak perkembangan kota terhadap
masyarakat desa dan kota
KD. 3.2. Menganalisis struktur keruangan desa dan kota,
interaksi desa dan kota, serta kaitannya dengan usaha
pemerataan pembangunan

IPK
 Menjelaskan unsur-unsur desa

 Mengidentifikasikan klasifikasi desa

 Menjelaskan perkembangan desa

 Mengidentifikasi Struktur keruangan desa


INTERAKSI KERUANGAN
2 DESA DAN KOTA

MATERI
 Pengertian Desa dan Kota
 Struktur Ruang Desa dan Kota
 Interaksi Desa-Kota
 Konflik Pemanfatan Lahan Pemukiman
 Dampak Pemukiman Terhadap Lingkungan
Apa Yang
Kalian
Bayangkan
Tentang
Desa
Desa Itu ….

Indah

Tenang

Damai
Desa Itu …

Kesederhanaan
Desa Itu…

Kekurangan

Kemiskinan

Gotong

royong
Pengertian
A DESA dan KOTA

Desa memiliki istilah yang beraneka


ragam, diantaranya :
Di Aceh = Gampong
Di Tapanuli = Huta
Di Sumatera Barat = Nagari
Di Bali = Banjar
Di Sulawesi Selatan = Wanus
Pengertian
A DESA dan KOTA
• Menurut R Bintarto, Desa
merupakan suatu hasil
perwujudan geografis yang
ditimbulkan oleh unsur-unsur
fisiografis, sosial, ekonomi,
politik dan kultural yang
terdapat pada suatu daerah
serta memiliki hubungan dan
pengaruh timbal balik dengan
daeah lain
Pengertian
A DESA dan KOTA

• Sutardjo Kartohadikusumo, Desa


merupakan suatu kesatuan hukum dimana
bertempat tingal suatu masyarakat yang
berkuasa mengadakan pemerintahan sendiri
Pengertian
A DESA dan KOTA
• Paul H Landis, Desa merupakan suatu
wilayah yang penduduknya kurang dari 25.000
jiwa dengan ciri-ciri :
• Mempunyai pergaulan hidup yang saling
mengenal
• Adanya ikatan perasaan yang sama
tentang kebiasaan
• Mata pencaharian/Cara berusaha
bersifat agraris dan sangat dipenagruhi
faktor alam
Pengertian
A DESA dan KOTA
• Desa memiliki karakteristik tersendiri,
seperti :
Ciri-ciri

Unsur-Unsur
DESA
Potensi

Klasifikasi
Pengertian
A DESA dan KOTA
Ciri-ciri DESA
1. Mata pencahrian
penduduk agraris
2. Perbandingan
lahan dengan
jumlah penduduk
besar
3. Hubungan antar
warga relatif akrab
4. Tradisi masih kuat
Ciri-Ciri Desa

5. Masyarakat sangat erat dengan alam.


6. Kehidupan warga petani sangat bergantung pada
musim
7. Merupakan satu kesatuan sosial dan kesatuan
kerja
8. Jumlah penduduk dan luas wilayah relatif kecil
9. Struktur ekonomi bersifat agraris
10.Masyarakatnya bersifat gemeinschaft
11. Proses sosial relatif lambat
12. Sosial kontrol ditentukan oleh hukum informal
Pengertian
A DESA dan KOTA
Unsur-Unsur Desa

Daerah
 Terdapat lahan produktif
dan tidak produktif,
beserta pemanfaatannya
Penduduk
 Termasuk juga unsur
Tata Kelakuan lokasi, luas, dan batas
yang merupakan
lingkungan geografis
setempat
Pengertian
A DESA dan KOTA
Unsur-Unsur

Daerah  Meliputi jumlah,


pertumbuhan,
Penduduk kepadatan,
persebaran, dan
Tata Kelakuan mata pencaharian
penduduk desa
setempat
Pengertian
A DESA dan KOTA
Unsur-Unsur

Daerah  Pola tata pergaulan


dan ikatan pergaulan,
Penduduk adat istiadat, religi,
ikatan kekeluargaan,
Tata Kelakuan
dan juga
menyangkut seluk
beluk kehidupan
masyarakat
KAITAN BENTUK MUKA BUMI
DENGAN PENGGUNAAN LAHAN
Kehidupan di daerah dataran yang luas
 Di dataran luas, terutama jika terdapat sumber air yang
cukup akan timbul corak kehidupan pertanian
persawahan, yaitu merupakan bentuk kegiatan yang
dilakukan sebagian besar penduduk Indonesia.
 Daerah dataran yang luas juga memiliki banyak rawa-
rawa yang sangat asam sehingga tidak cocok untuk
lahan pertanian. Sawah yang diusahakan di daerah
rawa-rawa pada umumnya merupakan sawah pasang
surut.
Kehidupan di daerah pantai
 Pantai barat Sumatera terdiri atas tanah pegunungan yang
berdekatan dengan laut. Sebagian besar daerah pantai ini merupakan
pantai curam (pantai klif) dan hanya di beberapa bagian saja yang
berupa pantai landai. Pantai barat Sumatera dan pantai selatan Jawa
berhadapan dengan Samudera Hindia yang dalam dan memiliki
gelombang besar.
 Berbeda dengan pantai barat Sumatera dan pantai selatan Jawa,
pantai timur Sumatera dan pantai utara Jawa merupakan dataran
rendah yang luas. Kedua pantai ini berhadapan dengan Laut Cina
Selatan dan Laut Jawa yang dangkal dan relatif tenang.
 Perbedaan bentuk permukaan daratan di kedua daerah tersebut
ternyata mempengaruhi corak kehidupan penduduk di sekitarnya.
Misalnya, perahu nelayan di Laut Jawa umumnya berukuran lebar
dengan layar yang berukuran besar. Adapun perahu nelayan di
Samudera Hindia, umumnya relatif panjang dengan ukuran layar yang
tidak terlalu besar.
Kehidupan di daerah
bergunung-gunung
 Daerah lereng antara dataran rendah dengan tanah
bergunung-gunung banyak dimanfaatkan sebagai wilayah
pengembangan budidaya perkebunan. Akibatnya, corak
kehidupan penduduk di wilayah tersebut mencerminkan
penduduk yang hidup dari budidaya perkebunan.
 Umumnya, jenis tanaman yang dibudidayakan adalah
tanaman kopi, teh, cengkeh, dan palawija. Jenis tanaman
yang dibudidayakan bergantung pada ketinggian tempat
dan faktor pendukung kegiatan budidaya seperti
kesuburan tanah, iklim, dan ketersediaan air.
Pengertian
A DESA dan KOTA

Potensi

Fisik  Terdiri dari :


 Tanah
Nonfisik  Air
 Iklim
 Ternak
 Manusia
Pengertian
A DESA dan KOTA

Potensi

 Terdiri dari :
Fisik
 Masyarakat desa
Nonfisik  Lembaga-
lembaga sosial
 Aparatur atau
pamong desa
Pengertian
A DESA dan KOTA
 Berdasarkan tingkat
pembangunan dan kemampuan
Klasifikasi mengembangkan potensi-potensi
yang dimiliki, desa dibedakan
menjadi :

 Terpencil
Desa Swadaya  Penduduk jarang
 Produktvitas,
pendidikan rendah
Jarang berhub
Desa Swakarya

dengan luar
 Sarpras terbatas
 Adat istiadat
kuat/mengikat
Desa Swasembada
Pengertian
A DESA dan KOTA
 Berdasarkan tingkat
pembangunan dan kemampuan
Klasifikasi mengembangkan potensi-potensi
yang dimiliki, desa dibedakan
menjadi :

 Mulai mengenal
Desa Swadaya tekno sederhana
 Adat istiadat
mulai pudar
Perekonomian
Desa Swakarya/transisi 
agak maju
 Admisnitrasi
mulai tertib
Desa Swasembada  sudah mendapatkan
pengaruh dari luar
Pengertian
A DESA dan KOTA
 Berdasarkan tingkat
pembangunan dan kemampuan
Klasifikasi mengembangkan potensi-potensi
yang dimiliki, desa dibedakan
menjadi :

 Lokasi di ibukota
Desa Swadaya kecamatan
 Adat istiadat tidak
berpengaruh
Mata pencaharian
Desa Swakarya/transisi 
heterogen
 Muncul indsutri
rumah tangga
Desa Swasembada/berkembang
Pengertian
A DESA dan KOTA

Klasifikasi  Tingkat kemajuan Desa


dipengaruhi oleh :

1. Potensi Desa (penduduk n SDA)

2. Interaksi Desa-Kota n Desa-desa

3. Lokasi Desa thd drh di yg lebih maju


Dilihat dari 4 segi yaitu :
1. Hinterland : penyuplai kebutuhan pokok
masyarakat kota
2. Segi potensi ekonomi : lumbung bahan
mentah utk industri dan tenaga kerja
3. Segi kegiatan kerja : desa agraris, desa
nelayan, desa industri dll
4. Bentuk pemerintahan terendah
POLA DAN PERSEBARAN
PERMUKIMAN PENDUDUK
 Pola permukiman penduduk merupakan perwujudan adaptasi
manusia dengan lingkungan alam dan lingkungan sosialnya.
 Pola permukiman penduduk di pedesaan berbeda dengan
perkotaan. Kepadatan penduduk yang tinggi serta areal kota
yang terbatas membuat pola permukiman penduduk kota
umumnya berbentuk melingkar, menuju pusat kegiatan
ekonomi.
 Bentuk pola permukiman dipengaruhi oleh kebutuhan dan
kemajuan penduduk pada umumnya.
 Secara umum, persebaran permukiman penduduk di Indonesia
dipengaruhi oleh letak geografis, kesuburan tanah, iklim,
topografi wilayah, jumlah penduduk, dan kegiatan ekonomi
penduduk.
Struktur Keruangan
B DESA dan KOTA

 Berdasarkan faktor tersebut


Pola pemukiman /persebaran
desa dibedakan oleh Bintarto
menjadi : Pola memanjang,
1. Memanjang/linier biasanya
terdapat drh
2. Memusat/radial dataran rendah
mengikuti
3. Terpencar/tersebar sepanjang jalan,
sungai ; rel
KAdan pantai
Struktur Keruangan
B DESA dan KOTA

 Berdasarkan faktor tersebut


Pola pemukiman desa
dibedakan menjadi :
Memanjang/linier
Pola radial
biasanya
Memusat/radial terdapat di drh
gunung berapi
Terpencar/tersebar
Struktur Keruangan
B DESA dan KOTA

 Berdasarkan faktor tersebut


Pola pemukiman desa
dibedakan menjadi :
Memanjang/linier
Memusat/radial
Terdapat peg.
Terpencar/tersebar Kapur/topografi
kasar, kesuburan
tdk merata
POLA PERMUKIMAN PENDUDUK
Pola Desa (Bintarto)

Linier

Radial
Tersebar
Struktur Keruangan
B DESA dan KOTA
Pola Permukiman Penduduk
Memanjang (Linier)
Pola permukiman linier dapat dilihat pada
susunan rumah-rumah penduduk yang
berderet atau memanjang.

Pola permukiman linier mengikuti Pola permukiman linier mengikuti Pola permukiman linier mengikuti
jalan raya alur sungai jalur pantai

Sumber: Dokumen Penerbit


Pola Permukiman Penduduk
Terpusat (Nucleated)

 Pola Permukiman Terpusat, biasanya dihuni


oleh penduduk yang memiliki garis
keturunan yang sama.
 Pola permukiman ini bermanfaat untuk
memudahkan komunikasi antarpenduduk.
Pola Permukiman Penduduk
Tersebar (Dispersed)

 Pola permukiman
tersebar umumnya
terbentuk di daerah
yang kurang subur
seperti daerah kapur.
Sumber: Dokumen Penerbit
Berdasarkan faktor tersebut Pola pemukiman /persebaran
desa menurut : N.Daljoeni

1. Pola desa terpusat


2. Pola desa mengelilingi fasilitas
3. Pola desa mengikuti garis pantai
4. Pola desa linier atau memanjang
jalan / sungai
1. Pola desa terpusat
2. Pola desa mengelilingi fasilitas
3. Pola desa mengikuti garis pantai

1. Arah perkembangan
pemukiman
2. Kawsan industri kecil
1 1
3. Daerah pemukiman
penduduk
4. Pola desa linier atau memanjang
jalan / sungai
Pengertian
A DESA dan KOTA

 Kota adalah bentang


budaya yang
ditimbulkan oleh
unsur-unsur alami dan
nonalami dengan
gejala pemusatan
penduduk yang cukup
besar dengan corak
kehidupan yang
bersifat hetrogen dan
materialistis
(R. Bintarto)
Struktur Keruangan
B DESA dan KOTA
 Struktur keruangan
kota sangat kompleks,
karena aktivitas
penduduk sangat
beragam
Struktur Keruangan
B DESA dan KOTA

 Dalam Struktur Tata Ruang


Kota harus ada lahan :
 Perkantoran, permukiman,
pendidikan, pasar,
pertokoan,
 Jalur-jalur jalan yang
menghubungkan kota
dengan tempat lainnya.
 Taman kota, alun-alun,
lapangan olahraga, dsb.
Struktur Keruangan
B DESA dan KOTA

(Ernest W. Burgess)
1. ZONA PUSAT DAERAH
KEGIATAN (CBD)
2. ZONA TRANSISI (PERD.
BESAR N IND KECIL)
3. ZONA PERMUKIMAN KELAS
PROLETAR/BURUH
4. ZONA PERMUKIMAN KELAS
MENENGAH
5. ZONA PENGLAJU
Struktur Keruangan
B DESA dan KOTA
Teori Konsentris Ernest W. Burgess
Struktur Keruangan
B DESA dan KOTA

TEORI SEKTORAL Homer Hoyt

1. Zona pusat daerah kegiatan


2. Zona dimana terdapat grossier
dan manufaktur
3. Zona daerah permukiman
kelas rendah
4. Zona daerah permukiman
kelas menengah
5. Zona permukiman kelas tinggi
Struktur Keruangan
B DESA dan KOTA
TEORI SEKTORAL Homer Hoyt
Struktur Keruangan
B DESA dan KOTA

TEORI INTI BERGANDA D Harris dan E.L Ulman


1. Zona Pusat Daerah Kegiatan
2. Zona terdapat Grossier dan manufaktur
3. Zona daerah Permukiman Tingkat Rendah
4. Zona Permukiman Kelas Menengah
5. Zona Permukiman Kelas Tinggi
6. Zona Manufaktur Berat
7. Zona Daerah di luar PDK
8. Zona Permukiman Suburb
9. Zona Industri suburb
Interaksi Wilayah
C DESA dan KOTA
• Interaksi merupakan suatu hubungan timbal balik
yang saling berpengaruh antara dua wilayah atau
lebih, yang dapat menimbulkan gejala,
kenampakan atau permasalahan baru
• Perbedaan karakteristik mengakibatkan terjadinya
interaksi antar wilayah sebagai berikut :
• EDWAR ULLMAN, kekuatan interaksi dipengaruhi oleh :
1. Wilayah yang saling melengkapi (regional complementarity)
2. Wilayah yang saling berintervensi (intervening opportunity)
3. Adanya kemudahan transfer atau pemindahan ruang (spatial
transfer ability)
Interaksi Wilayah
C DESA dan KOTA

Wilayah yang saling melengkapi


(Regional Complementarity)

Wilayah A Wilayah B
Surplus sumber daya X Minus sumber daya X
Minus sumber daya Y Surplus sumber daya Y
Minus sumber daya Z Minus sumber daya Z

Wilayah c
Minus sumber daya X
Minus sumber daya Y
Surplus sumber daya Z
Interaksi Wilayah
C DESA dan KOTA
Wilayah yang saling berintervensi
( Intervening Opportunity)

Wilayah A Wilayah B
Surplus sumber daya Y Surplus sumber daya X
Minus sumber daya X Minus sumber daya Y

Wilayah C
Surplus sumber daya X
Surplus sumber daya Y
Zone Interaksi Desa Kota
( Bintarto, 1983 )

Pusat
Kota
Suburb
Suburban
an fringe
Urban fringe
Rural urban fringe
Rural
1. Pusat kota (city)
2. Suburban atau sub daerah perkotaan:
suatu wilayah yang lokasinya berdekatan
dengan pusat kota. Ciri: tempat tinggal
para panglaju
3. Suburban fringe atau jalur tepi sub
daerah perkotaan:
4. jalur tepi sub daerah perkotaan:
suatu wilayah yang dikelilingi sub daerah
perkotaan (suburban) dan merupakan
peralihan daerah menuju desa
4. Urban fringe atau jalur tepi daerah
perkotaan paling luar: semua batas
wilayah terluar kota ditandai oleh sifat-
sifat mirip dengan wilayah kota
5. Rural urban fringe atau jalur batas desa
kota: ditandai dengan penggunaan lahan
campuran, antara sektor pertanian dan
non pertanian
6. Rural atau daerah pedesaan
PENGARUH INTERAKSI KERUANGAN
Desa Kota PENGARUH
Pengaruh + Bagi Desa
 + Tingkat Pendidikan dan pengetahuan
 Pembangunan fasilitas pendidikan
 Pengembangan sarana transportasi desa
kota
 Penggunaan teknologi tepat guna di desa
 Masuknya para ahli ke desa
 Lancarnya hubungan desa kota
Pengaruh - Bagi Desa
 Perpindahan penduduk usia muda ke
kota
 Rusaknya ekosistem desa berupa
perubahan lahan
 Penetrasi kebudayaan sehingga
menyebabkan pudarnya budaya di desa
Dampak + Bagi Kota
1. Kemajuan bid transp yg menghubungkan
desa dengn kota
2. Terpenuhinya keb. Bahan baku dan
tenaga kerja
3. Tersalurnya hasil prod. Kota ke desa

4. Akulturasi kebudayaan

5. Memungkinkan pernikahan campur


Dampak – bg Kota
1. Slum area

2. Tata ruang kota tidak ideal

3. Munculnya konflik antar etnik


Interaksi Wilayah
C DESA dan KOTA
Adanya kemudahan transfer atau pemindahan ruang
(Spatial Transfer Ability )

Faktor lain yang mempengaruhi pola interaksi


wilayah adanya kemudahan pemindahan
dalam ruang yang bergantung pada :
• Jarak mutlak dan relatif antar tiap wilayah
• Biaya angkut
• Jarak mutlak dan relatif antar tiap wilayah
Interaksi Wilayah
C DESA dan KOTA
• Kekuatan Interaksi antar
wilayah dapat dianalisis
dengan menggunakan
TEORI GRAVITASI dari
REIlLY
• Kekuatan interaksi antar
wilayah dapat ditentukan
dengan memperhatikan
JUMLAH PENDUDUK
dan JARAK antar
wilayah tersebut
Interaksi Wilayah
C DESA dan KOTA
• Adapun rumus Teori
Gravitasi Reilly :
IA.B = Kekuatan interaksi antara wil. A
PA PB
I A.B k dan B
d A.B 2
k = Nilai konstanta empiris, biasanya
1
PA = Jumlah penduduk wil. A
PB = Jumlah penduduk wil. B
dA.B = Jarak mutlak yang menghubung
kan wil. A dan B
Interaksi Wilayah
C DESA dan KOTA
• Analisis interaksi antarwilayah juga dapat
dilakukan dengan Teori Titik henti (Th)
breaking point :
d AB
Th AB 
1  PA PB
Keterangan :
ThAB = Jarak/lokasi titik henti dari B-A
dAB = Jarak antara kota B dan A
PA = Jumlah penduduk kota A (dijadikan pembilang)
PB = Jumlah penduduk kota B (dijadikan penyebut)

NB: titik henti ditarik/diukur dari kota B ke kota A (kota B


penyebut)
Contoh soal

 Diketahui jumlah penduduk kota A= 40.000


jiwa dan kota B = 80.000 jiwa. Jarak kota
AB = 80 km.
 Berapakah kekuatan interaksi kota AB ?
 Tentukan titik henti (Th) antara kota A dan
B ? (hitung dari A dan B) ?
80 km Th
A B
?
Interaksi Wilayah
C DESA dan KOTA
• Kekuatan Interaksi juga dapat dipenagruhi oleh
ketersedian sarana-prasarana transportasi
• Analisis Arus:Untuk mengetahui kekuatan interaksi
antar kota dilihat dari jaringan jalan, digunakan
rumus konektivitas oleh K.J. Kansky, sbb:
Keterangan :

β = Indeks konektivitas
e e = Jumlah kota dalam suatu
β  wilayah
V
V = Jumlah jaringan jalan yang
menghubungkan kota-kota
tersebut
W X

Y Z

Tentukan besarnya
koentivitas !
 Pemekaran dari
Daerah
Pemekaran Kota
daerah pusat ke...

Tempat perdagangan,
1. Daerah kuat pelabuhan, hinterland
subur

2. Daerah Pegunungan, lautan,


lemah perbukitan
Daerah Pemekaran Kota

Anda mungkin juga menyukai