Anda di halaman 1dari 25

POLA KERUANGAN KOTA

Disusun oleh :
Lusi Anita, S.Pd
Guru SMAN 8 Pekanbaru
INDIKATOR

1. Menjelaskan pengertian kota


2. Mengidentifikasi ciri-ciri kota
3. Mengidentifikasi klasifikasi kota
4. Menjelaskan sejarah pertumbuhan kota
5. Menganalisis struktur keruangan kota
6. Menganalisis urbanisasi dan
permasalahannya
PENGERTIAN KOTA
a. Kota sebagai kesatuan jaringan kehidupan
manusia yang ditandai dengan kepadatan
penduduk yang tinggi dan diwarnai dengan strata
sosial ekonomi yang heterogen serta coraknya
materialistis. Masyarakat kota terdiri atas
penduduk asli daerah tersebut dan pendatang.
Masyarakat kota merupakan suatu masyarakat yang
heterogen, baik dalam hal mata pencaharian,
agama, adat, dan kebudayaan. (Bintarto)
LANJUTAN ….
b. Kota adalah suatu tempat yang penghuninya dapat
memenuhi sebagian besar kebutuhan ekonominya
di pasar lokal. Ciri kota adalah adanya pasar
sebagai benteng serta mempunyai sistem hukum
tersendiri dan bersifat kosmopolitan. (Max Weber)
c. Kota adalah permukiman yang relatif besar, padat,
dan permanen, dihuni oleh orang-orang yang
heterogen kedudukan sosialnya. (Louis Wirth)

d. Kota selain merupakan permukiman juga


merupakan suatu kekompleksan yang khusus dan
tiap kota menunjukkan pribadinya masing-masing.
(Arnold Toynbee
LANJUTAN ….
e. Kota adalah suatu permukiman dengan kepadatan
penduduk yang lebih tinggi daripada kepadatan
penduduk nasional, struktur mata pencaharian
nonagraris, dan sistem penggunaan tanah yang
beraneka ragam, serta ditutupi oleh gedung-
gedung tinggi yang lokasinya berdekatan.
(Grunfeld)

f. Disebutkan kota adalah pusat permukiman dan


kegiatan penduduk yang mempunyai batasan
administrasi yang diatur dalam perundang-
undangan, serta permukiman yang telah
memperlihatkan watak dan ciri kehidupan
perkotaan. (Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
2 Tahun 1987, pasal 1)
CIRI-CIRI KOTA
a. Ciri-Ciri Fisik
Di wilayah kota terdapat:
1) Sarana perekonomian seperti pasar atau
supermarket.
2) Tempat parkir yang memadai.
3) Tempat rekreasi dan olahraga.
4) Alun-alun.
5) Gedung-gedung pemerintahan.
LANJUTAN ….
b. Ciri-Ciri Sosial

1) Masyarakatnya heterogen.
2) Bersifat individualistis dan materialistis.
3) Mata pencaharian nonagraris.
4) Corak kehidupannya bersifat gesselschaft (hubungan
kekerabatan mulai pudar).
5) Terjadi kesenjangan sosial antara golongan masyarakat kaya
dan masyarakat miskin.
6) Norma-norma agama tidak begitu ketat.
7) Pandangan hidup lebih rasional.
8) Menerapkan strategi keruangan, yaitu pemisahan kompleks
atau kelompok sosial masyarakat
secara tegas.
KLASIFIKASI KOTA
a. Berdasarkan jumlah penduduk

1) Megapolitan, yaitu kota yang berpenduduk di atas


5 juta orang.
2) Metropolitan (kota raya), yaitu kota yang
berpenduduk antara 1–5 juta orang.
3) Kota besar, yaitu kota yang berpenduduk antara
500.000–1 juta orang.
4) Kota sedang, yaitu kota yang jumlah penduduknya
antara 100.000–500.000 orang.
5) Kota kecil, yaitu kota yang berpenduduk antara
20.000–100.000 orang.
b. Berdasarkan tingkat perkembangannya

1) Tingkat Eopolis, yaitu suatu wilayah yang


berkembang menjadi kota baru.
2) Tingkat Polis, yaitu suatu kota yang masih
memiliki sifat agraris.
3) Tingkat Metropolis, yaitu kota besar yang
perekonomiannya sudah mengarah ke industri.
4) Tingkat Megalopolis, yaitu wilayah perkotaan yang
terdiri atas beberapa kota metropolis yang
berdekatan lokasinya sehingga membentuk jalur
perkotaan yang sangat besar.
5) Tingkat Tryanopolis, yaitu kota yang
kehidupannya sudah dipenuhi dengan kerawanan
sosial, seperti kemacetan lalu lintas dan tingkat
kriminalitas yang tinggi.
6) Tingkat Nekropolis, yaitu suatu kota yang
berkembang menuju keruntuhan.
c. Berdasarkan fungsinya
a) Kota pusat produksi, yaitu kota yang memiliki fungsi sebagai
pusat produksi atau pemasok, baik yang berupa bahan
mentah, barang setengah jadi, maupun barang jadi. Contoh:
Surabaya, Gresik, dan Bontang.

b) Kota pusat perdagangan (Centre of Trade and Commerce),


yaitu kota yang memiliki fungsi sebagai pusat perdagangan,
baik untuk domestik maupun internasional. Contoh:
Hongkong, Jakarta, dan Singapura.

c) Kota pusat pemerintahan (Political Capital), yaitu kota yang


memiliki fungsi sebagai pusat pemerintahan atau sebagai ibu
kota negara.

d) Kota pusat kebudayaan (Cultural Centre), yaitu kota yang


memiliki fungsi sebagai pusat kebudayaan. Contoh:
Yogyakarta dan Surakarta.
Pusat Pemerintahan Pusat Pendidikan

Pusat Bisnis Pusat Kebudayaan


SEJARAH PERTUMBUHAN KOTA
1. Kota yang berawal dari pusat perdagangan. Di
Indonesia kota-kota yang berasal dari kegiatan
perdagangan, antara lain adalah Surabaya, Jakarta
dan Makassar. Kota-kota ini merupakan kota
perdagangan yang ramai.

2. Kota yang berawal dari pusat perkebunan.


Pembukaan lahan baru untuk areal perkebunan
berdampak pada pembuatan permukiman baru
yang kemudian berkembang menjadi kota.
Contohnya: Sukabumi (perkebunan teh), Ambarawa
(perkebunan kopi), dan Jambi (perkebunan karet).
3. Kota yang berawal dari pusat pertambangan.
Kota-kota di Indonesia yang berkembang dari
perluasan daerah pertambangan, antara lain
Pangkal Pinang dan Tanjung Pandan
(pertambangan timah), Palembang daN Plaju
(tambang minyak bumi), Samarinda, Tarakan,
Balikpapan (tambang minyak Bumi).

4. Kota yang berawal dari pusat administrasi


pemerintah.
Pada zaman penjajahan Belanda, Batavia
merupakan pusat pemerintahan Hindia Belanda.
Setelah Indonesia merdeka, Kota Batavia (Jakarta)
menjadi pusat pemerintahan Republik Indonesia.
Kota perdagangan Surabaya tempo dahulu.
Kota administrasi Batavia
TEORI-TEORI STRUKTUR KOTA
1) Teori Konsentris (Concentric Theory) OLEH
E.W BURGESS

Keterangan:
Zona 1 : Daerah Pusat
Kegiatan (DPK) atau Central
Business District (CBD).
Zona 2 : Peralihan, (zona
perdagangan beralih ke
permukiman).
Zona 3 : Permukiman kelas
pekerja atau buruh.
Zona 4 : Permukiman kelas
menengah.
Zona 5 : Penglaju, (zona
permukiman beralih ke zona
pertanian).
2) Teori Sektoral (Sector Theory)
OLEH HOMER HOYT
Keterangan:
Zona 1 : Daerah Pusat
Kegiatan (DPK) atau
Central Business District
(CBD)
Zona 2 : Daerah grosir dan
manufaktur.
Zona 3 : Permukiman
kelas rendah.
Zona 4 : Permukiman
kelas menengah.
Zona 5 : Permukiman
kelas atas.
3) Teori Inti Ganda (Multiple Nucleus Theory)
OLEH HARRIS DAN ULLMAN
Keterangan:
Zona 1: Daerah Pusat Kegiatan
(DPK) atau Central Business
District (CBD)
Zona 2: Daerah grosir dan
manufaktur.
Zona 3: Daerah permukiman
kelas rendah.
Zona 4: Permukiman kelas
menengah.
Zona 5: Permukiman kelas
tinggi.
Zona 6: Daerah manufaktur
berat.
Zona 7: Daerah di luar PDK.
Zona 8: Permukiman
suburban.
Zona 9: Daerah industri
suburban.
4) Teori Konsektoral (Tipe Eropa)

Keterangan:
Zona 1 : Pusat kota (city centre).
Zona 2 : Zona peralihan
Zona 3 : Sektor C dan D: zona
rumah kecil.
Sektor B: zona rumah-rumah lebih
besar.
Sektor A: zona rumah-rumah tua
yang besar.
Zona 4 : Permukiman dan
perkembangannya ke pinggiran.
Zona 5 : Desa-desa yang dihuni
para penglaju:
A. Sektor kelas menengah.
B. Sektor kelas menengah ke
bawah.
C. Sektor kelas pekerja.
D. Sektor industri dan pekerja kelas
terbawah
URBANISASI DAN PERMASALAHANNYA
 PENGERTIAN URBANISASI
Adalah perpindahan penduduk dari desa ke
kota dengan tujuan menetap
Faktor penyebab urbanisasi
A. Faktor penarik (Pull Factors)
1. Lapangan kerja di kota lebih beragam
2. Fasilitas yang lengkap (kesehatan,
pendidikan , rekreasi dll)
3. Tingkat upah di kota tinggi
4. Kota tempat pengembangan jiwa dan
pengetahuan
5. Kota sebagai tempat pemasaran
B. Faktor pendorong dari desa ( Push Factors)
 1. Lapangan kerja terbatas
 2. Sarana dan prasarana sosial masih terbatas

(pendidikan, kesehatan, rekreasi dll)


 3. Alasan pendidikan
 4. Tingkat upah rendah
 5. Tekanan adat istiadat
 6. Lahan pertanian makin sempit
DAMPAK URBANISASI BAGI KOTA
 Pendudukm makin padat
 Bertambahnya jumlah pengangguran
 Tingkat kriminalitas tinggi
 Sering terjadi kemacetan lalu lintas
 Terdapatnya slum area ( pemukiman kumuh)
 Terjadi pembengkakan kota
DAMPAK URBANISASI BAGI DESA
 Kekurangan tenaga kerja produktif
 Pembangunan desa terhambat
 Sulit mencari tenaga kerja terdidik
 Produktifitas pertanian menurun
UPAYA PENANGGULANGAN MASALAH
URBANISASI
 Mengenbangkan industri kecil dan industri
rumah tangga di desa
 Memperlancar pembangunan di bidang
transportasi dan komunikasi di desa
 Melancarkan program KB baik di desa
maupun di kota
 Pembangunan perumahan murah di kota
SAMPAI JUMPA
PADA PERTEMUAN BERIKUTNYA ...

Anda mungkin juga menyukai