Anda di halaman 1dari 5

Nama : Rahmat Aji Purnama

Nim : 10615034
KUS I
TATA GUNA DAN PENGEMBANGAN LAHAN
TAHUN 2019

JAWAB PERTANYAAN DIBAWAH INI DENGAN RINGKAS TETAPI JELAS.

1. Jelaskan perbedaan dan persamaan dari land use dan land cover!
 Perbedaan :
Land Use/ Tutupan Lahan yaitu mengarah ke bentuk material fisik di atas
permukaan bumi, sedangkan Land Cover lebih cederung mengarah ke lahan
yang di gunakanya untuk di manfaatkan.
 Persamaan :
Persamaanya adalah keduanya membagi suatu wilayah dalam kelas-
kelas tertentu, misalnya vegetasi, pertanian, sungai, dan lain-lain
2. Jelaskan ciri-ciri dari penggunaan lahan di pedesaan!
 Lahan yang digunakan sebagai permukiman penduduk masih sedikit dengan
jarak antara satu permukiman dengan permukiman lain berjauhan.
 Lahan yang ada kebanyakan digunakan untuk kegiatan pertanian, baik pertanian
dalam arti sempit maupun pertanian dalam arti luas yang meliputi pertanian,
perhutanan, peternakan dan perikanan.

3. Gambarkan tiga jenis model klasik dari penggunaan lahan di perkotaan, berikan
penjelasan dengan singkat.
 concentric zone model menjelaskan bahwa CBD adalah pusat kota yang
letaknya tepat di tengah kota dan berbentuk bundar yang merupakan pusat
kehidupan social, ekonomi, budaya dan politik, serta merupakan zona
dengan derajat aksesbilitas tinggi dalam suatu kota. CBD tersebut terbagi
menjadi dua bagian. Pertama, bagian paling inti atau RBD (Retail Business
District) dengan kegiatan dominan pertokoan, perkantoran dan jasa. Kedua,
bagian di luarnya atau WBD (Wholesale Business District) yang di tempati
oleh bangunan dengan peruntukan kegiatan ekonomi skala besar, seperti
pasar, pergudangan, dan Gedung penyimpanan barang supaya tahan lama.
Burgess menyimpulkan bahwa perkotaan dibagi menjadi enam bagian yaitu
:

1) Pusat Daerah Kegiatan atau Central Business District: Daerah yang


dianggap sebagai pusat kegiatan bisnis, tempat - tempat dan pusat
pertokoan, gedung, bank dan pasar.
2) Zona industri, yang terikat dengan pusat wilayah kegiatan.
3) Zona transisi atau permukiman kelas rendah, merupakan tempat
tinggal para buruh yang menempati rumah susun.
4) Permukiman kelas menengah
5) Permukiman kelas tinggi
6) Wilayah pinggiran kota, ditandai dengan adanya penglaju.
 sector model (hoyt) yaitu model penggunaan lahan kota yang diusulkan
pada tahun 1939 oleh ekonom tanah Homer Hoyt. Ini adalah modifikasi
dari model yang zona konsentris dari kota pembangunan. Manfaat
penerapan model ini termasuk fakta yang memungkinkan untuk
perkembangan pertumbuhan luar. Seperti halnya semua model
sederhana dari fenomena kompleks tersebut, validitasnya terbatas.
 multiple nuclei yaitu sebuah model perkotaan di lahan yang tumbuh dari
beberapa kota mandiri poin dibandingkan dari satu pusat bisnis. Setiap
titik yang bertindak sebagai pusat pertumbuhan untuk suatu jenis
pemanfaatan lahan, seperti industri, ritel, atau berkualitas tinggi
perumahan. Karena memperluas, mereka bergabung untuk membentuk
satu wilayah kota. Dalam penjelasan model multiple nuclei ini bahwa
DPK atau CBD adalah pusat kota yang letaknya relatif di tengah-tengah
sel-sel lainnya dan berfungsi sebagai salah satu “growing points”. Zona
ini menampung sebagian besar kegiatan kota, berupa pusat fasilitas
transportasi dan di dalamnya terdapat distrik spesialisasi pelayanan,
seperti “retailing” distrik khusus perbankan, teater dan lain-lain.
Namun, ada perbedaan dengan dua teori yang disebutkan di atas, yaitu
bahwa pada Teori Pusat Berganda terdapat banyak DPK atau CBD dan
letaknya tidak persis di tengah kota dan tidak selalu berbentuk bundar.
4. Berikan satu contoh kota yang sesuai dengan salah satu dari ketiga model
penggunaan lahan perkotaan. Jelaskan.
Analisis Concentric Zone Theory (Robert E. Park dan Ernest Burgess) di kota
Surabaya.
Menurut Robert E. Park dan Ernest Burgess dalam penelitiannya di Chicago
membagi suatu wilayah ke dalam 5 (lima) zona yaitu : Zona I (Loop), Zona II
(Transitional zone), Zona III (Workingmen’s homes), Zona IV (Residential
zone) dan Zona V (commuters). Adapun aplikasi dari teori tersebut di kota
Surabaya, dengan asumsi jarak lingkaran masing-masing zona + 3 km, adalah
sebagai berikut :

 Zone I (Loop) merupakan concentric business district terletak di jantung kota


Surabaya, dimana pada lokasi tersebut terdapat pusat perekonomian dan
perdagangan Surabaya yaitu Plaza Tunjungan, World Trade Center Surabaya,
Surabaya Plaza, Bursa Efek Surabaya, Pasar Turi dan Siola. Pusat hiburan malam
seperti Diskotek, Pub, Night Club, Panti Pijat, Karaoke, juga terdapat pada zona
ini sepanjang Jl. Embong Malang dan Kedungdoro. Selain itu perkantoran dan
perbankan di sepanjang Jl. Basuki Rahmat dan Jl. Pemuda, Hotel-hotel berbintang
seperti Hyatt, JW Marriot dan Simpang, pemukiman penduduk, kos-kosan
mahasiswa/pelajar dan pekerja serta perumahan pejabat terdapat pula pada zona ini
yaitu terletak di sekitar Plaza Tunjungan.
 Zone II (Transitional Zone) merupakan zona transisi yang dihuni oleh orang-
orang miskin, tidak berpendidikan dan tidak beruntung, yang hidup di rumah-
rumah petak reot dekat pabrik tua. Park dan Ernest menyatakan bahwa zona ini
adalah merupakan area yang paling tidak diinginkan yang terbuka untuk masuknya
gelombang imigran. Pada Zona kedua ini di Surabaya terdapat pemukiman untuk
golongan menengah ke atas di daerah.
 Zone III (Zone of Workingmen’s Homes) zone ketiga ini dihuni oleh kelas
pekerja,yaitu orang-orang yang karena pekerjaannya memungkinkan mereka
menikmati kemudahan yang ditawarkan kota mereka di pinggirannya. Pada zona
ini di Surabaya terdapat pusat industri yaitu di Rungkut (SIER) dan Margomulyo
Tandes. Disekitar pusat industri tersebut terdapat pemukiman untuk kalangan
menengah ke bawah, termasuk terdapat rumah susun. Untuk daerah Surabaya
bagian Utara, terdapat pelabuhan Tanjung Perak dengan Pusat Pergudangan.
Kawasan kumuh terdapat pada daerah sekitar pelabuhan dan Pethekan.
 Zone IV (Residential Zone) yaitu daerah pemukiman untuk tinggal bagi kalangan
menengah ke atas di Kota Surabaya terdapat pada daerah Kota Mandiri Citraland
dan Menanggal. Selain itu terdapat daerah industri di sepanjang Jl. Mastrip
Karangpilang sampai dengan perbatasan dengan wilayah Gresik.
 Zone V (Commuters) merupakan daerah pinggir kota yang terdapat pemukiman
untuk golongan menengah ke bawah. Kerawanan yang terjadi pada zona ini terkait
dengan tindak pidana dan kenakalan remaja adalah : penyalahgunaan narkoba dan
merupakan daerah safe house bagi para pelaku kejahatan lainnya.

Dari uraian tentang analisis kota Surabaya ditinjau dari Concentric Zone Theory
yang dikemukakan oleh Robert E. Park dan Ernest Burgess, ada beberapa kesimpulan
yang dapat diambil sebagai berikut :

 Teori Concentric Zone tidak sepenuhnya dapat diterapkan di kota Surabaya.


Menurut Penulis, terdapat beberapa penyimpangan dari teori tersebut apabila
diterapkan di Surabaya. Untuk zona I dapat sepenuhnya sesuai dengan teori
tersebut. Untuk zona II sebagian terpenuhi yaitu adanya pemukiman kumuh,
orang tidak berpendidikan dan kurang beruntung serta gelombang migrasi
yang berpusat di lokalisasi Dolly, namun dalam zona II ini ada
permukiman/perumahan mewah. Untuk zona III menurut pendapat penulis
dapat terpenuhi. Sedangkan zona IV sebagian dapat terpenuhi yaitu
terdapatnya permukiman untuk golongan menengah ke atas, namun pada
lingkaran zona ini terdapat permukiman kumuh dan daerah pelabuhan.
Sedangkan zona V menurut pendapat penulis tidak terpenuhi, karena kota
satelit justru berada di Zona II dan IV.
 Kerawanan yang hampir terjadi pada seluruh zona adalah penyalahgunaan
Narkoba dan minuman keras serta prostitusi. Sedangkan kejadian tindak
pidana yang terjadi terutama kasus-kasus kejahatan jalanan (street crime),
banyak dilakukan oleh etnis tertentu yang memiliki pendidikan rendah. Lain
daripada itu dapat dikemukakan bahwa daerah kumuh (slum) tersebar merata
dan ada pada hampir tiap zona.
5. Pada penggunaan lahan perkotaan terdapat istilah red light area, apa yang dimaksud
dengan istilah tersebut? Berlokasi dimana kawasan tersebut? Mengapa berada di
kawasan tersebut?
 Red light district (kawasan lampu merah) adalah Daerah konsentrasi prostitusi di
kawasan bisnis (central business district = CBD)
 Red light district Berlokasi di kawasan AMSTERDAM dan FRANKFURT
 Mengapa disebut dengan kawasan lampu merah, menurut mitos, karena
jaman dulu pegawai KA membawa lampu warna merah bila mengunjungi
lokasi prostitusi tersebut.
6. Jelaskan perspektif guna lahan perkotaan sebagai sistem aktivitas!
Ada 3 katagori aktivitas manusia yaitu :
 Pemukiman (aktivitas uantuk tinggal)
 Employment / pekerjaan (aktivitas untuk bekerja)
 Lainnya (aktivitas bukan tinggal dan kerja)
Sistem aktivitas yang menggambarkan pola kegiatan penghuni
kawasan dalam menjalankan urusan hariannya. Disebut sistem karena
ada pola saling keterhubungan antara aktivitas yang satu dengan
aktivitas lainnya yang kemudian memicu timbulnya aktivitas pergerakan.
7. Jelaskan pula perspektif guna lahan sebagai komoditas!
 Penggunaan lahan harus memperhatikan kemampuan fisik alamiah dan
daya dukungnya. Tidak semua lahan dapat dimanfaatkan untuk kegiatan
bermukim dan ekonomi, seperti kawasan pegunungan dan sempadan
sungai yang harus dijaga sebagai kawasan lindung.
8. Berdasarkan perspektif guna lahan perkotaan dari segi estetika, apa yang
dimaksud guna lahan perkotaan dapat menggambarkan status sosial kawasan?
 perspektif guna lahan perkotaan dari segi estetika yakni memberi kualitas
Lingkungan yang mendukung kegiatan rekreatif. Lahan yang memenuhi
aspek ini akan memiliki nilai guna lahan yang cocok untuk Kegiatan wisata,
pendidikan dan hunian

SELAMAT BEKERJA SEMOGA SUKSES

Anda mungkin juga menyukai