Anda di halaman 1dari 6

Pengaruh Perang Dunia I terhadap

Kehidupan Politik Global - Sejarah


Peminatan SMA
 

Perang Dunia l berlangsung dalam kurun waktu 1914 -1918 di wilayah Eropa.
Perang Dunia l melibatkan banyak negara yang terbagi menjadi dua blok kekuatan
yang saling berlawanan. yaitu blok Triple Alliantie berhadapan dengan Blok Triple
Entete. Blok triple Alliantie atau yang disebut juga blok sentral terdiri dari Jerman,
Austria, Italia, dan juga Turki berhadapan Triple Entete atau disebut juga blok
Sekutu, yang terdiri dari Prancis, Rusia, lnggris dan juga kemudian Amerika Serikat.

Terbunuhnya Putera mahkota Frans ferdinand menjadi pemicu meletusnya Perang


Dunia I. Perang Dunia I yang berkecamuk di berbagai front di wilayah Eropa
dimenangkan oleh pihak Sekutu dengan beberapa perjanjian antara lain Perjanjian
Versailles antara Jerman dengan Sekutu. Perjanjian St. Germain antara Austria dan
Sekutu, dan Perpanjian Serves antara Turki dan Sekutu. Perjanjian perjanjian ini
turut berpengaruh terhadap perubahan perubahan politik dunia pasca Perang Dunia
I. Selain itu, akibat perang yang membawa kehancuran segala infrastruktur
kehidupan dan banyaknya korban jiwa memberikan penyadaran pada beberapa
tokoh dunia tentang arti pentingnya kondisi dunia yang aman dan damai sehingga
melahirkan lembaga perdamaian dunia yang dinamakan Liga Bangsa-Bangsa (LBB).
Pengaruh Perang Dunia I terhadap kehidupan politik global antara lain sebagai
berikut.

1. Runtuhnya Kekaisaran dan Kesultanan Besar di Eropa

Berakhirnya Perang Dunia I telah mengubah peta dunia dengan runtuhnya


kekaisaran-kekaisaran dan kesultanan besar di Eropa, yaitu Kekaisaran Jerman,
Austro-Hongaria. Rusia, dan Kesultanan Turki.

a. Runtuhnya Kekaisaran Jerman

Perang Dunia I berakhir pada tahun 1918 dengan kekalahan Jerman. Jerman dan
pada khususnya kerajaan Prusia banyak kehilangan wilayah. Pasca Perang Dunia I
kekaisaran Jerman dibubarkan. Sebagai gantinya kemudian dibentuk Republik
Weimar yang berbentuk negara federal dan status Prusia sebagai sebuah negara
bagian tetap dipertahankan. Namun, pada tahun 1933 Adolf Hitler yang terpilih
sebagai kanselir Jerman ingin mendirikan sebuah negara kesatuan Jerman.

b. Runtuhnya Kekaisaran Austro Hongaria

Dalam Perang Dunia I Austria-Hongaria merupakan bagian dari Blok Sekutu.


Setelah berakhirnya Perang Dunia I Kekaisaran ini secara efektif dibubarkan oleh
otoritas militer yang disepakati di Villa Giusti pada 3 November 1918. Kerajaan
Hongaria dan Republik Austria secara de jure dianggap sebagai penerusnya,
sedangkan kemerdekaan bangsa Slav Barat dan Slav Selatan di Kekaisaran
sebagai Republik Cekoslowakia dan Kerajaan Yugoslavia, diakui oleh para negara
pemenang perang.

c. Runtuhnya Kekaisaran Rusia

Kekalahan Rusia oleh jepang pada tahun 1905 menimbulkan kekacauan ekonomi,
sosial, dan politik. Pasca Perang Dunial Rusia dilanda kekacauan ekonomi. Situasi
ini dimanfaatkan oleh kaum komunis Rusia yang berbasis kaum Bolshevic untuk
melakukan revolusi pada Oktober 1917. Revolusi yang dimotori oleh para buruh
(proletar) berpaham komunis ini berhasil menumbangkan sistem monarki Tsar
Nicholas II. Revolusi tersebut kemudian dilanjutkan dengan Perang Sipil antara
Tentara Merah (terdiri dari buruh dan petani) yang dibentuk kaum Bolshevik
melawan Tentara Putih yang merupakan kaum Nasionalis Rusia yang merupakan
sisa sisa kekuatan Tsar. Perang Sipil berakhir dengan kemenangan kaum Bolshevik.
Setelah itu, dibentuk negara baru yang disebut Uni Soviet pada Desember 1922
dengan Vladimir Lenin menjadi pemimpin pertama Uni Soviet.

d. Runtuhnya Kesultanan Turki

Dalam Perang Dunia I Turki yang tergabung dalam blok sentral bersama Jerman
dan Austria berada pada pihak yang kalah perang. Memasuki tahun 1920,
Kekaisaran Turki Usmani kehilangan keseluruhan provinsi yang ada di semenanjung
Balkan. Keberadaan kekaisaran Turki pun semakin melemah. Pada 1924, Kemal
Attaturk, seorang tokoh pembaruan di Turki dengan gerakan Turki mudanya,
memaksa Sultan Hamid II untuk menyerahkan kekuasaannya. Penyerahan
kekuasaan ini menjadikan Kesultanan Turki Usmani berakhir dan digantikan oleh
Republik Turki.

Runtuhnya empat kekaisaran besar di Eropa berpengaruh terhadap berdirinya


negara-negara baru yang sebelumnya menjadi bagian kekaisaran-kekaisaran
tersebut. Negaranegara yang terbentuk pasca Perang Dunia I akibat runtuhnya
kekaisaran-kekaisaran di Eropa tersebut antara lain: Rumania, Polandia,
Cekoslovakia, Kroasia, Yugoslavia, Hongaria, Irak, Iran, Yordania, Mesir, Arab
Saudi, Syria (Suriah), Estonia, Latvia, dan Lithuania.

2. Munculnya Paham Fasis (Fasisme)

Faham fasis atau fasisme adalah suatu gerakan radikal ideologi nasionalis otoriter
politik yang mengedepankan bangsa Sendiri dan memandang bahwa negara lain
rendah. Kekuasaan pemerintahan di negara fasis dijalankan dengan cara diktator.
Dalam negara fasis rakyat tidak bebas mengeluarkan pendapat. Fasisme ingin
membentuk negara otoriter-totalirer.

Dalam negara fasis, seluruh aspek ekonomi, sosial dan politik ditentukan oleh satu
partai penguasa. Kaum fasis sangat mengutamakan dan mengagungkan perang dan
disiplin militer. Selain itu, negara fasis mengembangkan perasaan nasionalisme
yang sangat berlebihan (chauvimsme) disertai dengan semangat heroisme di
kalangan masyarakat luas. Oleh karenanya, negara-negara fasis sangat agresif. Hal
ini merupakan salah satu penyebab pecahnya Perang Dunia II. Adapun, negara-
negara yang menganut paham fasisme, yaitu Italia dibawah Mussolini, Jerman
dibawah Hitler, dan jepang di bawah Kaisar Hirohito.

3. Terbentuknya Liga Bangsa-Bangsa

Perang Dunia I menyisakan berbagai kesengsaraan. Ada dorongan psikis untuk


melenyapkan perang dan memberikan perdamaian. Dalam suasana keruh akibat
perang Dunia I lahirlah gagasan perdamaian dunia. Presiden USA yakni Woodrow
Wilson yang berkuasa tahun 1913-1921 melahirkan piagam perdamaian dunia yang
dlsebut Wilson's Fourteen Points pada 8 Januari 1918. Isi 14 pasal Wilson yaitu
sebagai berikut.

a. Diplomasi rahasia tidak diperbolehkan.


b. Pengurangan persenjataan.
c. Bangsa-bangsa diberi hak untuk menentukan nasibnya sendiri.
d. Pembentukan Liga Bangsa-Bangsa.
e. Kebebasan lalu lintas di segala lautan.
f. Soal koloni-koloni harus ditilik kembali.
g. Jerman harus keluar dari Rusia.
h. Belgia dibangun kembali.
i. Alsace-Lorraine dikembalikan kepada Prancis dan kerusakan di sana harus
diperbaiki.
j. Tapal batas Italia harus dipulihkan.
k. Bangsa-bangsa di bawah Austria-Hongaria harus memilih pemerintahannya
sendiri.
l. Memulihkan daerah-daerah di bawah kekuasaan Turki.
m. Kebebasan bagi Polandia dan diberi jalan laut kepadanya.
n. Kepada Serbia harus diberikan jalan ke laut dan memulihkan negara nasionalnya
di Balkan.

Gagasan inilah yang melahirkan pembentukan LBB (Liga Bangsa-Bangsa) pada 10


Januari 1920. Markas LBB berkedudukan di Swiss.

A. Tujuan dan Fungsi Liga Bangsa-Bangsa

Pembentukan LBB (Liga Bangsa-Bangsa) memiliki tujuan dan fungsi sebagai


berikut.

1)  Tujuan pembentukan Liga Bangsa-Bangsa adalah sebagai berikut.


   a)  Menjamin perdamaian dunia.
   b)  Melenyapkan perang.
   c)   Diplomasi terbuka.
   d)  Menaati hukum internasional dan perjanjian-perjanjian internasional.

2)  Liga Bangsa-Bangsa mempunyai fungsi-fungsi utamanya antara lain sebagai


berikut.
   a) Mencegah perang melalui keamanan kolektif
   b) Menyelesaikan pertentangan antara negara-negara melalui negisasi dan
diplomasi.
   c) Memperbaiki kesejahteraan hidup global.

B. Struktur Organisasi LBB (Liga Bangsa-Bangsa)

Dalam struktur LBB terdapat empat bagian utama, yaitu sebagai berikut.

1)   Sidang Umum (The council)

Sidang umum dilakukan setahun sekali. Sidang umum beranggorakan perwakilan


dari negara anggota dan pergantiannya tiga tahun sekali.

2) sekretariat Tetap (The Secretary)

Sektretariat dipimpin oleh seorang sektreraris jenderal. Seketariat bertugas


mencatat, mcmpublikasikan, dan meyimpan perjanjian-perjanjian internasional.

3) Dewan Khusus

Dewan Khusus dibentuk untuk menjaga nama baik LBB, menjaga negara anggota
dari serangan negara lain, dan mengadakan perjanjian pengurangan persenjataan.

4) Mahkamah Internasional (The World Court)

Mahkamah internasional beranggorakan 15 hakim yang memiliki tugas untuk


menangani Pelanggaran-pelanggaran internasional.

Pada saat dirikan LBB memiliki 42 negara anggota. Keanggotaannya bersifat


sukarela dan tidak mengikat. Meskipun pada awalnya menunjukkan keberhasilan
dalam menjalankan tugasnya, LBB gagal mencegah terjadinya berbagai peperangan
pada tahun 1930-an. Beberapa perang tersebut antara lain invasi Italia terhadap
Eithiophia pada tahun 1935 dan invasi Jepang terhadap Manchuria di tahun 1932.
Kegagalan LBB dalam menjalankan tugasnya disebabkan oleh faktor-faktor sebagai
berikut.

1) Sifat keanggotaan LBB yang sukarela.

2) Ketiadaan alat kekuasaan yang nyata untuk memaksa suatu negara agar tunduk
kepada resolusi- resolusi LBB.

3) LBB tergelincir dari soal-soal   perdamaian menjadi soal-soal politik belaka dan
sebagai akibatnya LBB menjadi alat politik negara-negara besar.

Meletusnya Perang Dunia II menjadi titik balik serta alasan utama semakin
meyudutkan peran LBB. LBB pun dinyatakan gagal dalam menjaga perdamaian
dunia dan secara resmi dibubarkan pada 18 April 1946.

Anda mungkin juga menyukai