MATA KULIAH:
PEMBANGUNAN EKONOMI PERDESAAN DAN PERKOTAAN
NAMA KELOMPOK:
PUTU BAYU AJI KRISNA (1591861006)
GEDE SURYA PRAMANA (1591861024)
DOSEN PENGAJAR:
Dr. Ir. Syamsul Alam Paturusi, MSP.
Losch atau yang memiliki nama panjang August Losch (1906 – 1945) adalah seorang ahli
ekonomi berkebangsaan Jerman yang menekuni sains wilayah dan ekonomi perkotaan.Lahir
di Ohrigen, Wurttemberg, dia menyelesaikan program doktornya diUniversitas Bonn pada
tahun 1932. Losch mengemukkan tentang teori yang terkait dengan lokasi industri, yang
kemudian juga dikenal dengan Teori Losch. August Losch menerbitkan sebuah buku dalam
bahasa Jerman pada tahun 1939. Bukunya kemudian diterjemahkan dalam bahasa Inggris
pada tahun 1954 dengan judul The Economics of Location.
Losch merupakan orang pertama yang mengembangkan teori lokasi dengan segi
permintaan sebagai variabel utama dengan memperhitungkan baik harga produk dan berapa
biaya untuk memproduksinya. Berbeda dengan Weber yang mengungkapkan terori lokasinya
berdasarkan letak bahan baku, Losch mengatakan bahwa lokasi penjual sangat berpengaruh
terhadap jumlah konsumen yang dapat digarapnya. Makin jauh dari tempat penjual,
konsumen makin enggan membeli karena biaya transportasi untuk mendatangi tempat penjual
semakin mahal.
Losch cenderung menyarankan agar lokasi produksi berada di pasar atau di dekat
pasar. Teori ini bertujuan untuk menemukan pola lokasi industri sehingga diketemukan
keseimbangan spasial antar lokasi. Menurut pendapat Losch, dalam lokasi industri yang
tampak tidak teratur dapat ditemukan pola keberaturan. Oleh karena itu Losch merupakan
pendahulu dalam mengatur kegiatan ekonomi secara spasial dan merupakan pelopor dalam
teori ekonomi regional modern.
B. TEORI BOUDEVILLE
Teori tempat sentral dan khususnya mengenai saling ketergantungan fungsional yang
diformulasikan oleh Christaller tanpa memperhitungkan adanya hambatan-hambatan
geografis-spasial, adalah merupakan titik permulaan untuk menganalisis lebih lanjut
mengenai impak pembangunan pada suatu pusat tertentu atau pada pusat-pusat lainnya dan
mengenai perubahan-perubahan yang terjadi dalam sistem pusat-pusat serta pengendalian
pertumbuhan kota. Ditinjau dari segi lain terdapat kekurangan-kekurangan yaitu tempat
sentral tidak menjelaskan gejala-gejala pembangunan. Teori tempat sentral dikategorisasikan
sebagai teori statis, yang hanya menjelaskan adanya pola pusat-pusat tertentu dan tidak
membahas adanya perubahan-perubahan pola tertentu. Teori Boudeville merupakan teori
kutub pertumbuhan yang telah dimodifikasikan dan dapat digunakan untuk menganalisis
gejala-gejala dinamis tersebut.
Pengelompokan pada tata ruang geografis telah diperlihatkan dalam model tempat sentral.
Selanjutnya oleh Boudeville pengelompokan ini diterapkan pada pembangunan dalam arti
fungsional, sedangkan difusi (penghamburan) pembangunan pada tata ruang geografis
diterapkan pada pembangunan dalam tata ruang melalui tipe transformasi.
Implikasi penting dari hubungan antara teori Boudeville dan teori tempat sentral dalam
konteks perencanaan dan pengawasan pembangunan yang dihadapi oleh banyak negara dan
dapat dikemukakan dua persoalan yang relevan yaitu: