Disusun Oleh :
NAMA : R.A Siti Fajariyah
NPM : 721610721
UNIVERSITAS WIRARAJA
PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
2021-2022
1
Kata pengantar
Bismillaahirrohmaanirrahim,
Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad
SAW,yang telah menuntun kita dari jalan yang penuh kegelapan ke jalan yang
penuh cahaya yaitu agama islam.
Hanya untaian Do’a yang dapat kami panjatkan semoga amal baiknya di terima
oleh Allah SWT .Dan menjadi amal shaleh yang senantiasa mengalir keharibaan
penguasa alam semesta.
Akhirnya kami menyadari bahwa makalah ini jauh sekali dari kesempurnaan,oleh
karena itu kritik dan saran mampu membangkitkan jiwa kami,sangat di
harapkan.Mudah-mudahan mampu memberi manfaat serta menunjang ilmu
pengetahuan bagi penulis khususnya dan bagi para generasi yang akan
dating.Serta senantiasa mendapat ridho-Nya. Aamiin.
2
Daftar Isi
3
Bab I
Pendahuluan
Bidan adalah salah satu tenaga kesehatan yang berperan penting dalam
melayani masyarakat.Bidan merupakan profesi yang erat kaitannya dengan
kesehatan perempuan. Berbeda dengan perawat yang bisa aktif di berbagai bidang
spesialisasi medis, cakupan kerja bidan terbatas pada kesehatan perempuan,
khususnya yang terkait dengan reproduksi, kehamilan, proses melahirkan hingga
pasca-melahirkan.
Tanggal 24 Juni 1951 beberapa bidan senior di Jakarta, antara lain Bidan
SulekiSolo Soemardjan, Bidan Fatimah Muin, Bidan Sri Mulyani, Bidan Salikun,
BidanSukaesih, Bidan Ipah dan Bidan S. Marguna, meneruskan pertemuan dari
RS BudiKemuliaan 15/9/1950 dalam bentuk Musyawarah Nasional bidan.
Musyawarah inidihadiri oleh perkumpulan-perkumpulan bidan lokal dari daerah
seperti dari Bogor,Cirebon, Garut, Sukabumi, Purwakarta,
Tasikmalaya,Yogyakarta, Solo, Semarang,Demek, Malang, Pekalongan,
Palembang, Bangka, Banjarmasin, dan Jakarta Raya. Para bidan dari Ambon,
Medan, Padang dan Bukittinggi yang tidak bisa hadir mengirimtelegram
mendukung dan menyetujui hasil keputusan musyawarah. Musyawarah
inimenyempurnakan hasil pertemuan 15 September 1950 yang baru Sembilan
bulan danmenetapkan tujuan-tujuan IBI.
4
1.1 Rumusan Masalah
5
Bab II
Kajian Pustaka
Ikatan
Bidan Indonesia telah menjadi anggota ICM sejak tahun 1956,dengan
demikian seluruh kebijakan dan pengembangan profesi kebidanan di Indonesia
merujuk dan mempertimbangkan kebijakan ICM .Definisi Bidan menurut
International Confederation Of Midwives (ICM) yang di anut dan di adopsi oleh
seluruh organisasi bidan di seluruh dunia,dan diakui oleh WHO dan Federation of
International Gynecologist Obstetrion (FIGO).Definisi tersebut secara berkala di
review dalam pertemuan international / kongres ICM. Definisi terakhir di susun
melalui kongres ICM ke 27,pada bulan Juli tahun 2005 di Brisbane Australia
ditetapkan sebagai berikut.Bidan adalah seorang yang telah mengikuti program
Pendidikan bidan yang di akui di negaranya,telah lulus dari Pendidikan
tersebut ,serta memenuhi kualifikasi untuk di daftar (register) dan atau memiliki
izin yang sah (lisensi)untuk melakukan praktik bidan.
Dibalik itu bidan juga mempunyai model konseptual asuhan kebidanan yaitu :
a. Model Praktik Kebidanan
b. Medical model
6
c. Health For All
1. Visi
Satu-satunya wadah profesi bidan yang mandiri.Berdaya saing dan
mempunyai wewenang “pengesahan” kepada bidan,Lembaga
pendidikannya serta mendukung profesionalisme bidan Indonesia.
2. Misi
Mewujudkan Organisasi IBI yang mandiri dan berdaya saing.Mampu
meningkatkan profesionalisme bidan Indonesia daalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat.
7
Bab III
Pembahasan
Seorang bidan yang bekerja di Rumah Sakit, karena sifatnya adalah rujukan
dan banyak pasien ibu hamil dengan masalah-masalah kesehatan yang lainnya
dapat memberikan asuhan kebidanan dengan berkolaborasi memberikan asuhan
8
kebidanan, jadi tidak secara mandiri mengambil tindakan atau mengambil
keputusan untuk menangani pasien tertentu, misalnya pasien dengan preklamsia
gawat janin, otomatis seorang bidan akan berkolaborasi dengan dokter obgyn
penanggung jawabnya.
9
3.2. Organisasi Bidan
Ikatan bidan Indonesia organisasi profesi bidan di Indonesia.Wadah para
bidan dalam mencapai tujuan melalui kebijakan peningkatan
profesionalisme anggota guna menjamin masyarakat mendapatkan
pelayanan berkualitas.IBI didirikan pada tanggal 24 juni 1951, menjadi
masyarakat anggota Kongres Wanita Idonesia (KOWANI) pada tahun
1951 dan bergabung menjadi anggota ICM (International Confederation of
Midwives) pada tahun 1956.Kantor pusat berkedudukan di Jakarta,IBI
memiliki perwakilan di 34 provinsi, 509 kota/kabupaten dan 3728 ranting
di seluruh Indonesia.
10
Bab IV
Penutup
4.1. Kesimpulan
11
4.2. Saran
12
Daftar Pustaka
13