Anda di halaman 1dari 8

SAP

(SATUAN ACARA PENYULUHAN)

Topik Penyuluhan : Keperawatan Komunitas Jiwa (Isolasi Sosial)


Sasaran : Keluarga atau masyarakat yang anggotanya mengalami isolasi sosial
Tempat : Kelurahan P
Hari/ Tanggal : Selasa, 22 Juni 2021
Waktu : Pukul 09.00 WIB

1. Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan tentang isolasi sosial diharapkan masyarakat dapat
mengerti dan memahami hal-hal mengenai isolasi sosial serta penanganannya.
b. Tujuan Khusus

Setelah dilakukan penyuluhan Masyarakat kelurahaN P dapat :


1) Mengerti dan memahami pengertian isolasi sosial
2) Mengerti dan memahami penyebab isolasi sosial
3) Memahami tanda dangejala isolasi sosial
4) Memahami dampak dari Isolasi Sosial
5) Mengetahui penanganan isolasi sosial
6) Memahami cara berkomunikasi dengan pasien isolasi
sosial

2. Materi
(Terlampir) :
3. Metode
1) Ceramah
2) Tanya Jawab
4. Media
a. Lefflet
b. Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
5. Kegiatan Belajar Mengajar

No Tahapan Kegiatan Penyuluhan Waktu Media Alat


bantu
1. Preoperasional 1. Mengucapkan 5 menit Ceramah
( pembukaan ) salam
2. Menjelaskan Ceramah
tujuan dan kontrak
waktu
3. Menjelaskan Ceramah
materi dan kontrak
waktu

2. Operasional 1. Menjelaskan 30 menit Ceramah Leeflet


( inti ) pengertian isolasi
Sosial
2. Menjelaskan
penyebab isolasi Ceramah
sosial
3. Menjelaskan tanda
dan gejala isolasi Ceramah
sosial
4. Menjelaskan
penanganan isolasi Ceramah
sosial
5. Menjelaskan
tindakan Ceramah
penanganan isolasi
sosial
Ceramah
6. Menjelaskan
tentang cara
berkomunikasi Ceramah
dengan pasien
isolasi sosial
7. Memberikan Tanya
kesempatan jawab
audience untuk
bertanya.

3. Post 1. Menerangkan 10 menit Ceramah


operasional semua materi yang
( penutup ) telah diberikan Leeflet
2. Mengevaluasi Diskusi
secara lisan dan
melihat tingkat
pemahaman materi
3. Memberikan Ceramah
booklet
4. Memberikan salam Ceramah
penutup

6. Evaluasi
1. Jenis evaluasi yang digunakan evaluasi formatif
2. Menggunakan teknik evaluasi secara lisan, keluarga mampu :
a. Menyebutkan pengertian isolasi sosial
b. Menyebutkan penyebab isolasi sosial
c. Menyebutkan tanda dan gejala isolasi sosial
d. Menjelaskan dampak dari isolasi sosia
e. Meyebutkan penanganan isolasi sosial
f. Menjelaskan cara berkomunikasi dengan pasien isolasi sosial
Materi penyuluhan
Keperawatan Komunitas Jiwa (Isolasi Sosial)

A. Pengertian Isolasi Sosial


Isolasi sosial adalah keadaan dimana individu atau kelompok mengalami atau
merasakan kebutuhan atau keinginan untuk meningkatkan keterlibatan dengan orang
lain tetapi tidak mampu untuk membuat kontak (Carpenito, 1998).
Seseorang dengan perilaku menarik diri akan menghindari interaksi dengan
orang lain. Individu merasa bahwa ia kehilangan hubungan akrab dan tidak
mempunyai kesempatan untuk membagi perasaan, pikiran dan prestasi atau
kegagalan. Ia mempunyai kesulitan untuk berhubungan secara spontan dengan orang
lain, yang dimanivestasikan dengan sikap memisahkan diri, tidak ada perhatian dan
tidak sanggup membagi pengalaman dengan orang lain (DepKes, 1998).
B. Penyebab Isolasi Sosial
Faktor predisposisi terjadinya perilaku menarik diri adalah kegagalan
perkembangan yang dapat mengakibatkan individu tidak percaya diri, tidak percaya
orang lain, ragu takut salah, putus asa terhadap hubungan dengan orang lain,
menghindar dari orang lain, tidak mampu merumuskan keinginan dan meresa
tertekan. Sedangkan faktor presipitasi dari faktor sosio-cultural karena menurunnya
stabilitas keluarga dan berpisah karena meninggal dan faktor psikologis seperti
berpisah dengan orang yang terdekat atau kegagalan orang lain untuk bergantung,
merasa tidak berarti dalam keluarga sehingga menyebabkan klien berespons
menghindar dengan menarik diri dari lingkungan
C. Tanda dan gejala
Tanda dan gejala yang dapat diobservasi pada pasien dengan isolasi sosial:
1. Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul.
2. Menghindari orang lain (menyendiri), klien nampak
memisahkan diri dari orang lain, misalnya pada saat makan.
3. Komunikasi kurang / tidak ada. Klien tidak tampak bercakap-
cakap dengan klien lain / perawat.
4. Tidak ada kontak mata, klien lebih sering menunduk.
5. Berdiam diri di kamar / tempat terpisah. Klien kurang
mobilitasnya.
6. Menolak berhubungan dengan orang lain. Klien memutuskan
percakapan atau pergi jika diajak bercakap-cakap.
7. Tidak melakukan kegiatan sehari-hari. Artinya perawatan diri
dan kegiatan rumah tangga sehari-hari tidak dilakukan.
8. Posisi janin pada saat tidur.

Karateristik perilaku pasien dengan Isolasi Sosial :


1 Gangguan pola makan: tidak nafsu makan atau makan berlebihan.
2 Berat badan menurun atau meningkat secara drastis.
3 Kemunduran secara fisik.
4 Tidur berlebihan.
5 Tinggal di tempat tidur dalam waktu yang lama.
6 Banyak tidur siang.
7 Kurang bergairah.
8 Tidak memperdulikan lingkungan.
9 Kegiatan menurun.
10 Immobilisasai.
11 Mondar-mandir (sikap mematung, melakukan gerakan berulang).
12 Keinginan seksual menurun.

D. Dampak
Perilaku isolasi sosial: menarik diri dapat berisiko terjadinya perubahan
persepsi sensori halusinasi. Perubahan persepsi sensori halusinasi adalah persepsi
sensori yang salah (misalnya tanpa stimulus eksternal) atau persepsi sensori yang
tidak sesuai dengan realita/kenyataan seperti melihat bayangan atau mendengarkan
suara-suara yang sebenarnya tidak ada.
Halusinasi merupakan pengalaman mempersepsikan yang terjadi tanpa adanya
stimulus sensori eksternal yang meliputi lima perasaan (pengelihatan, pendengaran,
pengecapan, penciuman, perabaan), akan tetapi yang paling umum adalah halusinasi
pendengaran dan halusinasi pendengaran. Menurut Carpenito, L.J (1998) perubahan
persepsi sensori halusinasi merupakan keadaan dimana individu atau kelompok
mengalami atau berisiko mengalami suatu perubahan dalam jumlah, pola atau
intepretasi stimulus yang datang.
E. Penanganan Isolasi Sosial Di Rumah
1. Penuhi kebutuhan sehari-hari
Bantu dan perhatikan pemenuhan kebersihan diri, latih kegiatan sehari-hari
(makan sendiri)
2. Bantu komunikasi yang teratur
Bicara jelas, kontak/bicara yang teratur. Pertahankan kontak mata saat bicara.
Lakukan sentuhan akrab, sabar, dan lembut.
3. Libatkan dalam kelompok
Beri kesempatan nonton tv, baca koran, sediakan peralatan pribadi (tempat tidur,
lemari pakaian),pertemuan keluarga.
4. Keluarga perlu untuk peduli dengan pasien dan jangan ingkar janji
5. Keluarga perlu memberikan semangat dan dorongan untuk dapat melakukan
kegiatan bersama-sama dengan orang lain.
6. Berilah pujian yang wajar jangan mencela kondisi yang sedang dialami.

F. Cara berkomunikasi dengan pasien isolasi sosial


1. Ajarkan keluarga untuk melatih klien tentang cara berinteraksi dengan orang lain,
dengan mengucapkan salam, menyebutkan nama, nama panggilan yang kita sukai,
selanjutnya menyakan nama orang yang diajak berkenalan, berikan pujian jika
dapat melakukan hal positif tersebut. (setelah percakapan tersebut lanjutkan
dengan percakapan yang menyenangkan seperti hobi, cuaca, danhal menyenagkan
lainya).
2. Bila ada kemajuan, tingkatkan jumlah interaksi dengan dua atau lebih orang.
Berikan pujian pada setiap interaksi yang dilakukan.
3. Keluarga menyakan dan mendengarkan ekspresi perasaan setelah berinteraksi
dengan orang lain, beri motivasi agar tetap berinteraksi dengan orang lain
4.
ISOLASI SOSIAL PENYEBAB ISOLASI SOSIAL
PADA USIA SEKOLAH APA ITU ISOLASI
SOSIAL?????

FAKTOR PREDISPOSISI

FAKTOR PRESIPITASI
Isolasi sosial adalah keadaan
dimana individu atau kelompok FAKTOR PSIKOLOGI

mengalami atau merasakan


kebutuhan atau keinginan untuk
meningkatkan keterlibatan
dengan orang lain tetapi tidak
mampu untuk membuat kontak
(Carpenito, 1998).
TANDA DAN GEJALA

1. Apatis,
ekspresi sedih, afek tumpul.
2. Menghin
dari orang lain (menyendiri), klien
nampak memisahkan diri dari orang
DEVITA PUTRI HAYU lain, misalnya pada saat makan.
NANDANI 3. Komuni
kasi kurang / tidak ada. Klien tidak
SI KEPERAWATAN tampak bercakap-cakap dengan
klien lain / perawat.
4. Tidak
ada kontak mata, klien lebih sering
menunduk
PENANGANAN ISOS DI
DAMPAK RUMAH
CARA BERKOMUNIKASI
DENGAN PX ISOLASI SOSIAL

Perilaku isolasi sosial: menarik


1. Ajarkan keluarga untuk
diri dapat berisiko terjadinya melatih klien tentang cara
perubahan persepsi sensori berinteraksi dengan orang
lain,
halusinasi. Perubahan persepsi 2. Bila ada kemajuan,
sensori halusinasi adalah tingkatkan jumlah interaksi
dengan dua atau lebih
persepsi sensori yang salah orang. Berikan pujian pada
(misalnya tanpa stimulus setiap interaksi yang
dilakukan.
eksternal) atau persepsi sensori 1. Penuhi kebutuhan sehari-hari
3. Keluarga menyakan dan
yang tidak sesuai dengan 2. Bantu komunikasi yang mendengarkan ekspresi
perasaan setelah
realita/kenyataan seperti melihat teratur
berinteraksi dengan orang
bayangan atau mendengarkan 3. Libatkan dalam kelompok lain, beri motivasi agar
tetap berinteraksi dengan
suara-suara yang sebenarnya 4. Keluarga perlu untuk peduli
orang lain
tidak ada. dengan pasien dan jangan
ingkar janji
5. Keluarga perlu memberikan
semangat dan dorongan
6. Berilah pujian yang wajar
jangan mencela kondisi yang
sedang dialami.
7.

Anda mungkin juga menyukai