Anda di halaman 1dari 12

GAYA KEPEMIMPINAN TRANFORMASIONAL

Tugas Mata Kuliah Managemen Keperawatan

Dosen Pembimbing :
Ana Zakiyah M.Kep

Di susun oleh :
KELOMPOK 2
Kelas/Semester : 3D/VI

1. Resma Fabiya A (201601123)


2. Siti Norfiyah (201601127)
3. Eny Yunita (201601133)
4. Khoirunnisaatur Rosydah (201601134)
5. Yunis Dwi Kurniasari (201601136)
6. Hanif Akbar Rudiansyah (201601141)
7. Alif Nur Mairiska (201601147)
8. Juhardina Sri Wahyuni (201601148)
9. Noviani Istian (201601154)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


STIKES BINA SEHAT PPNI KABUPATEN MOJOKERTO
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat, taufik, tuntunan serta hidayahNya kepada penulis dalam
menyelesaikan makalah ini. Dalam penulisan makalah ini, penulis banyak mendapat bantuan
dan bimbingan dari berbagai pihak. Maka sudah sewajarnya pada kesempatan ini, penulis
menyampaikan rasa terima kasih kepada :

1. Dr. M. Sajidin, M. Kep, selaku ketua STIKES BINA SEHAT PPNI Kab. Mojokerto
2. Ana Zakiyah M. Kep, selaku ketua Program studi S1 Ilmu Keperawatan
3. Ana Zakiyah M.Kep selaku dosen Mata kuliah Managemen Keperawatan.
4. Rekan-rekan kelas 3D S1 Ilmu Keperawatan Stikes Bina Sehat PPNI Kab.Mojokerto.

Yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Semoga mendapat imbalan
yang berlipat ganda dari Allah SWT. Makalah tentang managemen keperawatan kami
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi kami
pada khususnya. Dan kami juga menyadari masih ada kekurangan dalam makalah ini, oleh
karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun akan kami terima dengan senang hati.

Mojokerto, 08 Maret 2019

Tim Penyusun
Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................2
1.3 Tujuan...............................................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI..........................................................................................3
2.1 Definisi.............................................................................................................3
2.2 Sejarah Gaya Kepemimpinan Transformasional..............................................4
2.3 Karakteristik.....................................................................................................5
2.4 Ciri-ciri Kepemimpinan Transfarmasional.......................................................6
2.5 Fakror-Faktor Gaya kepemimpinan Transfarmasional....................................6
BAB III PENUTUP........................................................................................................8
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................8
3.2 Saran.................................................................................................................8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Pelayanan kesehatan yang baik tentu menjadi harapan semua pasien saat menjalani
perawatan di rumah sakit akan sangat tertolong apabila ditangani oleh tenaga medis dan
nonmedis secara profesional. tenaga medis yang berada dibarisan depan dalam
memberikan jasa kesehatan adalah tenaga perawat. Perawat merupakan profesi yang saat
ini dibutuhkan dan selalu ditingkatkan kompetensinya untuk menjalankan tugas-tugas
keperawatan dalam upaya mempercepat penyembuhan pasien. Seorang perawat
membutuhkan keterampilan yang didapatkannya dibangku pendidikan, maka dari itu
perawat merupakan tenaga yang besar presentasenya dalam memberikan layanan
keperawatan, baik secara langsung maupun tidak langsung pada pasien. (Tun, 2007)

Kemampuan perawat dalam memberikan jasa pelayanan medis sangat tergantung


dengan kinerja yang dimiliki. Melalui kinerja klinis perawat, diharapkan dapat
menunjukkan kontribusi profesionalnya secara nyata dalam meningkatkan mutu
pelayanan keperawatan yang berdampak terhadap pelayanan kesehatan secara umum
pada organisasi tempatnya bekerja. Kinerja perawat dapat diukur dengan menggunakan
perilaku dan kompetensi karyawan, Kompetensi yang memadai tanpa diiringi dengan
perilaku yang baik akan berdampak pada timbulnya malpraktik yang berdampak pada
ketidakpuasan pasien dan buruknya pelayanan rumah sakit. Kinerja yang dihasilkan
perawat tergantung dari kemampuan individunya dalam menghadapi masalah-masalah
pada pekerjaan, disamping itu untuk mengetahui kinerja perawat secara objektif, maka
penilaian atasan langsung diperlakukan. Atasan perawat adalah pimpinan langsung yang
memberikan penilaian kinerja kepada para perawat sangatlah menetukan baik tidaknya
kinerja yang ditunjukkan oleh perawat. Faktor yang menentukan kinerja karyawan
menurut Locander et.al (2002) adalah kepemimpinan (leadership). Burns (1978)
membedakan gaya kepemimpinan menjadi dua yaitu gaya kepemimpinan transaksional
dan gaya kepemimpinan transformasional. Pemimpin dengan gaya transaksional
menggunakan kekuatan kompensasi, dalam hal ini dapat berupa reward bagi

1
produktifitas tinggi atau tidak memberi reward atas kurangnya produktifitas. Pemimpin
dengan gaya transformasional mampu memberikan rancangan dan inspirasi kepada
pengikutnya, untuk mencapai tujuan melebihi batas-batas kemampuan bawahan itu
sendiri. Salanova, et.al. (2011) menjelaskan bahwa kepemimpinan transformasional
mampu memprediksi kinerja perawat melaui self-efficacy dan work engagement.
Kepemimpinan transformasional juga memengaruhi work engagement secara
langsung. Demikian pula dengan penelitian yang dilakukan oleh Saxe (2011) juga
membuktikan bahwa kepemimpinan transformasional memberi dampak positif terhadap
sosial and emotional competence. Dalam penelitian tersebut dijelaskan bahwa
kemampuan pemimpin dalam mengelola hubungan, memahami ide-ide, perasaan, dan
perspektif orang lain, serta mengenali cakrawala yang lebih luas, pengendalian, dan
fleksibelitas dalam menghadapi perubahan perilaku dapat mengarahkan pada upaya yang
lebih bermakna dan outcomes positif lainnya

I.2 Rumusan Masalah

I.3 Tujuan

2
BAB II

TINJAUAN TEORI

II.1 Definisi
Kepemimpinan merupakan unsur penting dan menentukan kelancaran pelayanan di
rumah sakit, karena kepemimpinan merupakan inti dari manajemen organisasi. Aktivitas
kepemimpinan akan menunjukkan gaya kepemimpinan dengan polanya masing-masing.
(Harahap, 2016)

Kepemimpinan atauleadership me nurut Stogdill adalah proses mempengaruhi


kegiatan-kegiatan yang terorganisasi dalam usaha-usaha untuk menentukan dan tercapainya
tujuan (Kartono, 1994). Kepemimpinan sangat diperlukan dalam sebuah perusahaan,
organisasi ataupun sebuah institusi kesehatan (rumah sakit) yang berada di Indonesia. Secara
tidak langsung akan berdampak pada visi dan misi organisasi perusahaan atau institusi untuk
meningkatkan sumber daya manusia dalam memotivasi karyawan. Suatu institusi pada
umumnya memiliki sistem komunikasi, perlengkapan kerja yang mendukung, jaminan sosial,
keselamatan kerja, gaji, dan fasilitas kerja yang nyaman untuk meningkatkan motivasi kerja
karyawan. (Savitri, 2014)

Gaya kepemimpinan merupakan pola tingkah laku yang dirancang untuk


mengintegrasikan tujuan organisasi dengan tujuan individu untuk mencapai suatu tujuan dan gaya
tersebut dapat digunakan oleh pemimpin untuk menilai staf atau bawahannya satu persatu
(Bachtiar, 2004). (Harahap, 2016)

Pemimpin transformasional adalah pemimpin yang mampu mendatangkan perubahan


dari individu dan semua organisasi untuk mencapai pada serangkaian organisasi yang
menekankan kemungkinan baru dan memiliki pengertian yang kuat dalam memberikan visi
masa depan organisasi dan memanifestasikan inspirasi yang menggairahkan sebagai perilaku
model kepemimpinan yang sesuai. (Savitri, 2014)

Kepemimpinan transformasional bisa dideskripsi sebagai seseorang yang memotivasi


mereka untuk bekerja pada tujuan yang sulit dan padakepentingan yang mendesak
(Handoko,1991) (Savitri, 2014)

3
Tipe kepemimpinan transformasional adalah tipe kepimimpinan yang mempengaruhi
bawahan sehingga bawahan merasakan kepercayaan, kebanggaan, loyalitas dan rasa hormat
terhadap atasan serta termotivasi untuk melakukan lebih dari apa yang diharapkan. Tipe
kepemimpinan transaksional adalah kepemimpinan yang melakukan transaksi untuk
memotivasi para pengikut dengan menyerukan kepentingan pribadi mereka (Yukl, 2006).
(Herawati, 2914)

Menurut Burns (1987), orang yang disebut-sebut sebagai yang pertama kali
mendefinisikan bahwa kepemimpinan transformasional adalah suatu proses, yaitu pemimpin
dan pengikutnya saling merang sang diri satu sama lain untuk penciptaan level yang tinggi
dari moralitas dan moti vasi yang dikaitkan dengan tugas pokok dan fungsi dari tiap individu.
Gaya kepemimpinan semacam ini akan mampu membawa kesadaran para pengikut
(followers) dengan memunculkan ide-ide produktif, hubungan yang sinergikal, tanggung
jawab, kepedulian edukasional, citacita bersama dan nilai-nilai moral (moral value) (Danim,
2003). (Savitri, 2014)

Yukl (2005) mengatakan mengatakan kepemimpinan transformasional pada dasarnya


adalah kepemimpinan yang memotivasi pengikut untuk melampaui kepentingan diri mereka
untuk tujuan bersama, visi, dan/atau misi. Bentuk kepemimpinan cenderung menumbuhkan
kepercayaan dan kekaguman terhadap pemimpin pada bagian dari pengikut, dan dengan
demikian mereka dapat terinspirasi untuk melakukan lebih dari mereka awalnya diharapkan
untuk melakukan. Pemimpin transformational di gambarkan sebagai seseorang yang sering
membuat visi dan mendorong para pengikutnya untuk mengejar visi sementara mereka
mengubah sistem organisasi untuk merekomendasi pengejaran ini. (Lia Chairina, 2015)

II.2 Sejarah Gaya Kepemimpinan Transformasional


Konsep kepemimpinan transformasional awalnya diperkenalkan oleh ahli
kepemimpinan dan penulis biografi presiden James Mac Gregor Burns. Menurut Burns,
kepemimpinan transformasional dapat dilihat ketika "para pemimpin dan pengikut membuat
satu sama lain untuk maju ketingkat yang lebih tinggi dengan moral danmotivasi." Melalui
kekuatan visi dan kepribadian mereka, pemimpin transformasional mampu menginspirasi
pengikut untuk mengubah harapan, persepsi, dan motivasi untuk bekerja menuju tujuan
bersama.

4
Kemudian, peneliti Bernard M. Bass Memperluas ide asli Burns untuk
mengembangkan apa yang sekarang disebut sebagai Bass 'Teori Kepemimpinan
Transformasional.

Menurut Bass, kepemimpinan transformasional dapat didefinisikan berdasarkan


dampak yang telah di peroleh pengikut. Pemimpin transformasional, Bass menyarankan,
mengumpulkan kepercayaan , rasa hormat, dan kekaguman dari para pengikut mereka.

II.3 Karakteristik

Menurut Robbins dan Judge (2008:91) terhadap empat komponen kepemimpinan

transformasional, yaitu;

1) Idealized Influence (pengaruh ideal)


Idealized Influence adalahn perilaku pemimpin yang memberikan visi dan misi,
memunculkan rasa bangga, serta mendapatkan respek dan kepercayaan bawahan.
Idealized Influence disebut juga sebagai pemimpin yang kharismaik, dimana
pengikut memiliki keyakinan yang mendalam pada pemimipinnya, merasa bangga
bisa bekerja dengan pemimpin, dan mempercayai kapasitas pemimpinnya dalam
mengatasi setiap permasalahan.
2) Inspirational Motivation (Motivasi Inspirasional)
Motivation/leadership adalah prilaku pemimpin yang mampu mengkonsumsikan
harapan yang tinggi, menyampaikan visi bersama secara menarik dengan
menggunakan simbol-simbol untuk memfokuskan upaya bawahan, dan
mnghinspirasi bawahan untuk mencapai tujuan yang menghasilkan kemajuan penting
bagi organisasi.
3) Intellectual Stimulation (stimulasi Intelektual)
Intellectual Stimulation adalah perilaku pemimpin yang mampu meningkatkan
kecerdasan bawahan unuk meningkatakan kreativitas dan inovasi mereka,
meningkatkan rasionalitas, dan pemecahan masalah secara cermat.
4) Individualized Consideration (Pertimbangan Individual)
Individualized Consideration adalah perilaku pemimpin yang memberikan perhatian
pribadi, memperlakukan masing-masing bawahan secara individual sebagai seorang
individu dengan kebutuhan, kemampuan dan aspirasi yang berbeda, serta melatih dan
memberikan saran. individualized Consideration dari kepemimpinan

5
transformasional memperlakukan masing-masing bawahan sebagai individu serta
mendampingi mereka, memonitor dan menimbulkan peluang. (Napitupulu, 2018)

II.4 Ciri-ciri Kepemimpinan Transfarmasional

Bass dan Avolia (1994) mengindikasi inspirasional termasuk ciri-ciri kepemimpinan

transformasional. Dengan demikian ciri-ciri kepemimpinan transformasional terdiri dari

karismatik, inspirasional, stimulasi, intelektual dan perhatian secara individual.

1) Karismatik

Ciri kepemimpinan karismatik menurut Yulk (2000) merupakan kekuatan pemimpin

yang besar untuk memotivasi bawahan dalam melaksanakan tugas. Bawahan

mempercayai pemimpin karena pemimpin dianggap mempunyai pandangan, nilai dan

tujuan yang dianggapnya benar. Oleh sebab itu pemimpin yang mempunyai karisma

lebih besar dapat lebih mudah mempengaruhi dan mengarahkan bawahan agar bertindak

sesuai dengan apa yang diinginkan oleh pemimpin.

II.5 Fakror-Faktor Gaya kepemimpinan Transfarmasional

Menurut Bass (1994), faktor-faktor kepemimpinan transformasional adalah

sebagai berikut :

1) Menunjukkan perilaku karismatik(Attribut Charisma)


Pemimpin mendahulukan kepentingan perusahaan dan kepentingan orang lain dari
kepentingan sendiri. Sebagai pimpinan perusahaan bersedia memberikan
pengorbanan untuk kepentingan perusahaan. Pemimpin menimbulkan kesan pada
bawahannya bahwa sebagai pemimpin memiliki keahlian untuk melakukan tugas
pekerjaannya, sehingga patut dihargai. Bawahan memiliki rasa bangga dan merasa
tenang berada dekat dengan pimpinannya. Pemimpin juga dapat tenang
menghadapi situasi yang kritikal, dan yakin dapat berhasil mengatasinya.
2) Munculnya motivasi inspirasional (Inspirational Motivation)
Pemimpin mampu menimbulkan inspirasi pada bawahannya, antara lain dengan
menentukan standar-standar tinggi, memberikan keyakinan bahwa tujuan dapat
dicapai. Bawahan merasa mampu melakukan tugas pekerjaannya, mampu

6
memberikan berbagai macam gagasan. Bawahan merasa diberikan inspirasi oleh
pimpinannya.
3) Memberikan stimulasi intelektual (Intellectual Stimulation)
Bawahan merasa bahwa pimpinan mendorong mereka untuk memikirkan kembali
cara kerja, mencari cara-cara baru dalam melaksanakan tugas dan merasa
mendapatkan cara baru dalam mempersepsikan tugas-tugas bawahan.
4) Memperlakukan pengikut dengan perhatian kepada individu (Individuai zed
Consideration )
Bawahan merasa diperhatikan dan diperlakukan secara khusus oleh pimpinannya.
Pemimpin akan memperlakukan setiap bawahannya sebagai seorang pribadi
dengan kecakapan, kebutuhan, keinginannya masing-masing. Pimpinan
memberikan nasehat yang bermakna memberi pelatihan yang diperlukan dan
bersedia mendengarkan pandangan dan keluhan bawahan. Pemimpin
menimbulkan rasa mampu pada bawahannya bahwa mereka dapat melakukan
pekerjaan dan dapat memberi sumbangan yang berarti untuk tercapainya tujuan
kelompok.
5) Mempengaruhi cita-cita (Idealized Influence)
Pemimpin berusaha untuk membicarakan, mempengaruhi bawahan dengan
menekankan pentingnya nilai-nilai dan keyakinan, pentingnya keikatan pada
keyakinan, perlu dimilikinya tekad mencapai tujuan, perlu diperhatikan akibat-
akibat moral dan etik dari keputusan yang diambil. Pemimpin memperlihatkan
kepercayaan pada cita-citanya, keyakinan dan nilai hidupnya (Ashar, 2001).
(Savitri, 2014)

7
BAB III

PENUTUP

III.1 Kesimpulan

III.2 Saran

8
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai