DISUSUN OLEH:
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-
Nya yang telahdiberikan, penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah yang berjudul
“penyelesaian masalah dengan metode seven jumps”dengan lancar dan tepat waktu.
Makalah ini disusun bertujuan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Manajemen
Keperawatan.Dalam penyusunan makalah ini penulis melewati proses bimbingan dengan dosen
pembimbing/Fasilitator.
Penulis berusaha menyusun makalah ini dengan sebaik mungkin, tetapi suatu karya
tidaklah lepas dari sebuah kekurangan sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca demi penyempurnaan makalah ini
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………… I
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………..II
BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………………………………..1
1.1. LATAR BELAKANG……………………………………………………………1
1.2. RUMUSAN MASALAH………………………………………………………..1
1.3. TUJUAN………………………………………………………………………1
1.4. MANFAAT………………………………………………………………………..2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………………………………3
2.1. Pengertian kepala ruangan………………………………………………………..3
2.2. Fungsi pengarahan kepala ruangan……………………………………………..3
2.3. Tujuan kepala ruangan………………………………………………………………4
2.4. Pengertian pengendalian……………………………………………………………4
2.5. Indikator mutu pelayanan keperawatan……………………………………………..4
2.6. Audit keperawatan…………………………………………………………………...6
2.7. Metode seven jumps………………………………………………………………..8
BAB III PEMBAHASAN………………………………………………………………………9
3.1. Skenario kasus……………………………………………………………………...9
BAB IV PENUTUP……………………………………………………………………….15
4.1. Kesimpulan………………………………………………………………………15
4.2. Saran……………………………………………………………………………15
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………….16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Berbagai pengukuran mutu telah dilakukan oleh berbagai institusi, seperti standar
pelayanan minimal bidang kesehatan dan standar pelayanan minimal rumah sakit (oleh
Kemenkes), indeks kepuasan masyarakat di fasyankes (oleh Menpan), indeks kualitas fasilitas
pelayanan kesehatan (oleh BPJS), akreditasi RS dengan indikator mutu area klinis, manajemen
dan keselamatan pasien (oleh KARS), indikator keselamatan pasien (oleh KNKP-RS), Puskesmas
teladan (oleh Dinkes), dan berbagai pengukuran lainnya. Namun kegiatan tersebut berjalan tanpa
koordinasi antar satu pengukuran dengan pengukuran yang lain.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari kepala ruangan?
2. Apa fungsi pengarahan kepala ruangan
3. Apa tujuan kepala ruangan?
4. Apa pengertian pengendalian?
5. Apa indikator mutu pelayanan keperawatan?
6. Apa pengertian audit keperawatan?
7. Apa saja metode seven jumps?
1.3. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari kepala ruangan?
2. Mengetahui fungsi pengarahan kepala ruangan
3. Mengetahui tujuan kepala ruangan?
4. Mengetahui pengertian pengendalian?
5. Mengetahui indikator mutu pelayanan keperawatan?
6. Mengetahui pengertian audit keperawatan?
7. Mengetahui apa saja metode seven jumps?
1.4. Manfaat
Hasil pembuatan makalah ini dapat memberikan :
1. Informasi mengenai bagi anggota kelompok maupun para pembaca.
2. Dapat menambah ilmu pengetahuan yang dimiliki penulis maupun para pembaca.
3. Kami selaku anggota kelompok dapat mengerti Apa itu penyelesaian masalah dengan
metode seven jumps
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Mendefinisikan Masalah
Perumusan masalah yang dapat kita ambil dari skenario kasus diatas yaitu:
1. apa itu audit keperawatan?
2. apa yang dimaksud dengan kepala ruangan?
3. apa saja tugas kepala ruangan?
4. apa itu mutu keperawatan?
5. apa saja indikator mutu keperawatan?
Menganalisa permasalahan
1. . Audit Keperawatan adalah upaya evaluasi secara profesional terhadap mutu pelayanan
keperawatan yang diberikan kepada klien. Hal ini cukup penting karena kekurangan dalam
pelayanan keperawatan dapat mengancam jiwa dan kehilangan nyawa klien. Di samping itu,
tuntutan akan pelayanan keperawatan yang baik dan bermutu semakin meningkat dengan
meningkatnya pengetahuan masarakat dan kesadaran tentang kesehatannya.. Agar terhindar dari
tuntutan itu, kita dituntut untuk memberikan pelayanan kepada klien sesuai dengan standar profesi
yang berlaku serta memuaskan klien.
2. Kepala ruang merupakan manajer tingkat bawah/ lini yang memegang peranan cukup penting
dan strategis dalam manajemen di unit perawatan rawat inap. karena secara manajerial dituntut
mampu menentukan keberhasilan pelayanan keperawatan melalui fungsi manajemen pelayanan
seperti pengarahan, memotivasi, pengawasan dan Kepala Ruangan adalah seorang tenaga
keperawatan profesional yang diberikan tanggung jawab serta kewenangan dalam mengelola
/mengatur kegiatan pelayanan keperawatan di ruangan rawat inap (Depkes,1999 dalam Alfarizi,
2014).
3. Dalam menjalankan tugasnya Seorang kepala ruangan diberi wewenang dan tanggung jawab
dan mengelola kegiatan pelayanan perawatan di satu ruang rawat, berikut adalah fungsi
manajemen dari kepala ruangan menurut Marquis dan Houston (2010) sebagai berikut:
1) Perencanaan
Dimulai dengan penerapan filosofi, tujuan, sasaran, kebijaksanaan, dan peraturan - peraturan,
membuat perencanaan jangka panjang dan jangka pendek untuk mencapai visi, misi, dan tujuan
organisasi, menetapkan biaya - biaya untuk setiap kegiatan serta merencanakan dan pengelolaan
rencana perubahan. Fungsi planning adalah fungsi terpenting dalam manajemen, oleh karena
fungsi ini akan menentukan fungsi-fungsi manajemen lainnya. fungsi perencanaan merupakan
landasan dasar dari fungsi manajemen secara keseluruhan. Tanpa ada fungsi perencanaan tidak
mungkin fungsi manajemen lainnya akan dapat dilaksanakan dengan baik. Dibidang kesehatan
perencanaan dapat didefenisikan sebagai proses untuk menumbuhkan, merumuskan masalah-
masalah kesehatan di masyarakat, menentukan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia,
menetapkan tujuan program yang paling pokok, dan menyusun langkah-langkah untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan tersebut.
2) Pengorganisasian
Meliputi pembentukan struktur untuk melaksanakan perencanaan, menetapkan metode
pemberian asuhan keperawatan kepada pasien yang paling tepat, mengelompokkan kegiatan untuk
mencapai tujuaan unit, serta melakukan peran dan fungsi dalam organisasi dan menggunakan
power serta wewenang dengan tepat. Pengorganisasian adalah suatu langkah untuk menetapkan,
menggolongkan dan mengatur berbagai macam kegiatan, penetapan tugas-tugas dan wewenang
seseorang, pendelegasian wewenang dalam rangka mencapai tujuan. Fungsi pengorganisasian
merupakan alat untuk memadukan semua kegiatan yang beraspek personil, finansial, material dan
tata cara dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Muninjaya, 1999). Berdasarkan
penjelasan tersebut, organisasi dapat dipandang sebagai rangkaian aktivitas menyusun suatu
kerangka yang menjadi wadah bagi segenap kegiatan usaha kerjasama dengan jalan membagi dan
mengelompokkan pekerjaan-pekerjaan yang harus dilaksanakan serta menyusun jalinan hubungan
kerja di antara para pekerjanya.
3) Pengarahan
Mencakup tanggung jawab dalam mengelola sumber daya manusia seperti motivasi untuk
semangat, manajemen konflik, pendelegasian, komunikasi dan memfasilitasi kolaborasi.
Actuating (pergerakan) adalah melakukan kegiatan untuk mempengaruhi orang lain agar mau dan
suka bekerja dalam rangka menyelesaikan tugas, demi tercapainya tujuan bersama. Dalam hal ini
diusahakan agar orang lain yang diperintah tidak hanya semata-mata menerima lisan dari atasan,
tetapi bergerak hatinya untuk menyelesaikan tugasnya dengan keadaan sendirinya.
4) Pengawasan
Meliputi penampilan kerja, pengawasan umum, pengawasan etika aspek legal, dan
pengawasan pofesional. Seorang manejer dalam mengerjakan kelima fugsinnya tersebut sehari-
hari akan bergerak dalam berbagai bidang penjualan, pembelian, produksi, personalia dan lain -
lain. Controlling adalah proses pemeriksaan apakah segala sesuatu yang terjadi sesuai dengan
rencana yang telah disepakati, instruksi yang dikeluarkan, serta prinsip-prinsip yang ditetapkan,
yang bertujuan untuk menunjukkan kekurangan dan kesalahan agar dapat diperbaiki dan tidak
terjadi lagi (Fayol, 1949 dikutip Swanburg, 2002). Tugas seorang manajerial dalam usaha
menjalankan dan mengembangkan
4. Mutu pelayanan keperawatan adalah derajat kesempurnaan pelayanan kesehatan. yang dapat
memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata
penduduk, serta yang menyelenggarakannya sesuai dengan standar dan kode etik profesi yang
telah ditetapkan dengan menyesuaikan potensi sumber daya yang tersedia secara wajar, efisien dan
efektif serta diberikan secara aman, dan memuaskan sesuai dengan norma, etika, hukum, dan sosio
budaya dengan memperhatikan keterbatasan dan kemampuan pemerintah dan masyarakat
konsumen (Morgan, 2007).
5. Terdapat 6 indikator mutu pelayanan keperawatan seperti:
- kepuasan: Kepuasan pasien adalah hasil penilaian dari pasien terhadap pelayanan kesehatan
dengan membandingkan apa yang diharapkan sesuai dengan kenyataan pelayanan kesehatan yang
diterima disuatu tatanan kesehatan rumah sakit
- keselamatan: Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah
sakit membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk
meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya
diambil.
- perawatan diri: perawatan diri atau kebersihan diri sangat perlu agar tidak menimbulkan masalah
yang lain
- pengetahuan: ketidaktahuan pasien mengenai pelayanan rumah sakit atau tentang penyakitnya.
- kenyamanan: kenyamanan pasien sebagai pengguna jasa merupakan salah satu indikator dalam
menilai mutu pelayanan di rumah sakit
- kecemasan: kecemasan pasien terhadaap pelayanan yang diberikan oleh pihak rumah sakit saat
maraknya kesalahan yang dilakukan petugas dapat beresiko dalam penilaian rumah sakit
TUJUAN
1. Dapat mengetahui mengenai audit keperawatan
2. Dapat mengetahui apa itu kepala ruangan?
3. Dapat mengetahui apa saja tugas kepala ruangan?
4. Dapat megetahui mutu keperawatan?
5. Dapat mengetahui apa saja indikator mutu keperawatan?
Pembahasan
Dari yang kita dapatkan diatas dapat disimpulkan cara peningkatan mutu pelayanan kesehatan
sebagai berikut:
1. Berkomunikasi secara efektif
Perawat, dokter, bagian administrasi, dan staf layanan kesehatan lainnya menghabiskan banyak
waktu berbicara dengan pasien — tetapi apakah mereka benar-benar berkomunikasi? Mereka
mungkin mendiagnosis kondisi dan meresepkan obat, tetapi komunikasi nyata melibatkan isyarat
verbal dan nonverbal untuk membuat pasien merasa dihargai dan aman dalam situasi apa pun.
Hal ini dimulai di rumah sakit tempat para profesional kesehatan dapat melakukan kontak mata,
menjelaskan apa yang terjadi, menjawab pertanyaan, dan meyakinkan pasien mereka.
Administrator dan pemasar juga dapat mengambil langkah-langkah untuk memastikan perawatan
yang berkualitas. Misalnya, mereka dapat mengirimkan survei email dan pesan promosi kepada
pasien mereka untuk meminta umpan balik dan menawarkan diskon. Mereka juga dapat
membuat blog yang mengkomunikasikan informasi tentang penyakit umum atau pertanyaan
umum lainnya. Jenis komunikasi di atas dan di luar ini adalah apa yang membuat fasilitas Anda
menonjol dibanding pesaing.
Memang benar bahwa beberapa pasien sulit untuk menyenangkan, terutama orang tua. Namun,
itu tidak berarti Anda harus mengabaikan umpan balik mereka. Jika seorang pasien terus-
menerus mengeluh tentang sesuatu, Anda harus menganggapnya serius. Mungkin ternyata Anda
sudah melakukan yang terbaik yang Anda bisa, tetapi pasien lebih dapat merasa tenang karena
Anda mau melihat ke dalam masalah mereka.
3. Buat Sistem
Sistem menjaga penyedia layanan kesehatan tetap aman dan membantu pasien merasa seperti di
rumah. Algoritma penjadwalan dan rutinitas dapat membantu Anda dalam menghindari
keterlambatan dan menyediakan cukup waktu untuk dihabiskan bersama pasien. Sistem
penagihan membantu Anda dan pasien tetap pada halaman yang sama, dan ketika peraturan
dilanggar, ada standar untuk meninjau kembali dan memperbaiki kerusakan. Otomatiskan
sebanyak mungkin proses. Anda tidak akan ingin mengambil elemen manusia dari interaksi
Anda dengan pasien, tetapi proses otomasi ini dapat membuat semuanya berjalan lancar.
Lebih sulit untuk memonitor staf Anda ketika mereka melakukan kunjungan ke rumah dibanding
saat mereka bekerja di dalam klinik/rumah sakit. Ini membuat tindak lanjut menjadi sangat
penting. Hanya perlu panggilan telepon atau survei surel untuk mengetahui apakah kunjungan itu
sesuai dengan standar pasien dan jika ada bidang-bidang perbaikan yang diperlukan, baik bagi
staf tersebut atau pun sistem secara keseluruhan. Ini menciptakan standar kontrol kualitas untuk
pemeliharaan reputasi dan perawatan berkualitas tinggi bagi semua pasien.
Setelah Anda menerima umpan balik dari setiap kunjungan, catat informasi tersebut. Manajemen
kepuasan sangat penting untuk layanan pasien yang kuat. Pertahankan sistem yang akan
memonitor 'serangan' terhadap karyawan tertentu dan terhadap sistem tertentu dalam organisasi
Anda. Tak lama, Anda dapat mengidentifikasi pola yang akan mengarahkan upaya dan sumber
daya pelatihan Anda di masa mendatang.
Sebagian besar kesuksesan suatu perusahaan tergantung pada keterampilan dan kepribadian staf
Anda. Kepribadian sangat penting. Anda selalu dapat mengajarkan keterampilan baru, tetapi jauh
lebih sulit untuk membujuk kepribadian yang ramah dan ceria yang tidak alami di sana. Cari
anggota staf yang menyukai apa yang mereka lakukan. Mereka harus suka merawat manula dan
orang cacat agar mereka dapat mempertahankan sikap positif. Staf yang tepat akan mengurangi
turnover dan meningkatkan kepuasan pelanggan.
Meskipun selalu ada ruang untuk empati dan kasih sayang, pastikan penyedia layanan kesehatan
Anda memahami pentingnya mematuhi aturan dan peraturan perundang-undangan. Anda tahu
lebih baik daripada siapa pun seberapa ketat Dinas Kesehatan, Kementerian Kesehatan, dan
lembaga pemerintah lainnya. Demi kesehatan dan keselamatan pasien Anda, buat peraturan yang
telah ditentukan menjadi standar umum.
Kesalahan akan terjadi, tetapi tidak perlu mengarahkan jari dan meningkatkan drama. Sebagai
aturan umum, jika kesalahan terjadi sekali, kemungkinan kesalahan karyawan atau keadaan. Jika
itu terjadi dua kali, itu masalah dengan sistem. Cobalah untuk memberi staf Anda manfaat dari
keraguan dan bekerja untuk memperbaiki kesalahan tersebut. Kepuasan pasien datang secara
alami ketika anggota staf Anda melakukan pekerjaan mereka dan memberikan layanan tingkat
tinggi. Saat keterampilan layanan pelanggan tim Anda menguat, Anda akan mengembangkan
atmosfer yang lebih sehat, lebih bahagia untuk pasien dan staf Anda.
BAB IV
PENUTUP
4.1. KESIMPULAN
Manajemen Mutu dalam Pelayanan Keperawatan merupakan suatu pelayanan keperawatan
yangkomprehensif meliputi bio-psiko-sosio-spiritual yang diberikan oleh perawat profesional
kepada pasien (individu, keluarga maupun masyarakat) baik sakit maupun sehat, dimana
perawatan yangdiberikan sesuai dengan kebutuhan pasien dan standar pelayanan. Secara
sederhana proseskendali mutu ( Quality Control ) dimulai dari menyusun strandar – standar mutu,
selanjutnyamengukur kinerja dengan membandingkan kinerja yang ada dengan standar yang
telahditetapkan. Apabila tidak sesuai, dilakukakn tindakan koreksi. Bila diinginkan
peningkatankinerja perlu menyusun standar baru yang lebih tinggi dan seterusnya.Dalam
Manajemen Mutu dalam Pelayanan Keperawatan ada beberapa Dimensi mutu yangmencerminkan
segala pelayanan keperawatan tersebut diantaranya yaitu Dimensi Tangible atau bukti fisik,
Dimensi Reliability atau keandalan, Dimensi Responsiveness atau ketanggapan,Dimensi
Assurance atau jaminan dan kepastian, dan Empati.Penilaian Mutu Pelayanan Keperawatan berupa
Audit Struktur (Input, Proses (Process), Hasil(Outcome). Dalam Manajemen Mutu dalam
Pelayanan Keperawatan terdapat Strategi MutuPelayanan Keperawatan, diantaranya Quality
Assurance (Jaminan Mutu), Total qualitymanajemen (TQM). Peran sebagai seorang pemimpin
dalam pelayanan kesehatan adalah menjadimodel kepemimpinan yang berpusat pada prinsip
(principle centered leadership).
4.2. SARAN
Demikianlah penulisan kami kali ini, semoga apa yang kami tulis bermanfaat. Kritik dan
sarandari para pembaca yang membangun kami harapkan, agar meningkatkan kemajuan
penulisankami ini.
DAFTAR PUSTAKA
Global Supply Chain Management Blog. (2006). “Seven Jump Method”. Diakses pada tanggal 5 Februari
2009 dari http://apiaryinnovations.com/Logistics/Course/courseblog1.htm
Amaliyah, Ratna Agustin. 2015. “GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA RUANGAN DAN KINERJA PERAWAT
DENGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN”.