Asuhan Keperawatan
Diabetes Melitus
Disusun untuk Memenuhi
Kelompok 1 :
PRODI S1 KEPERAWATAN
STIKES AL IRSYAD AL ISLAMIYYAH
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa karena atas
rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah “Asuhan
Keperawatan tentang DM ”tepat pada waktunya. Makalah ini dibuat untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah II.
Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan dan motivasi dari berbagai
pihak, penulis tidak mungkin dapat menyelesaikan penulisan makalah ini. Oleh
karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua elemen yang
turut membantu dalam proses penyusunan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca, dan
dapat memberikan tambahan wawasan bagi para pembaca. Meskipun penulis
menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan, karena tak ada satupun
yang sempurna di dunia ini, demikian dengan tulisan ini. Oleh karena itu, kritik yang
membangun kami harapkan dari para pembaca, demi penulisan makalah selanjutnya
yang lebih baik. Terima Kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
Contents
ASUHAN KEPERAWATAN..................................................................................................1
DIABETES MELITUS............................................................................................................1
KATA PENGANTAR.............................................................................................................2
BAB I.......................................................................................................................................3
PENDAHULUAN...................................................................................................................3
A. Latarbelakang...............................................................................................................3
B. Rumusan Masalah........................................................................................................4
C. Tujuan..........................................................................................................................4
BAB II.....................................................................................................................................5
PEMBAHASAN......................................................................................................................5
A. Pengertian Diabetes Melitus.........................................................................................5
B. Klasifikasi Dioabates Melitus.......................................................................................6
C. Penyebab Diabetes Mellitus.........................................................................................8
D. Tanda dan Gejala........................................................................................................10
E. Pengkajian DM..........................................................................................................10
F. Diagnosa DM.............................................................................................................14
G. Intervensi................................................................................................................15
H. Evaluasi..................................................................................................................20
BAB III..................................................................................................................................21
PENUTUP.............................................................................................................................21
A. Kesimpulan................................................................................................................21
B. Saran..........................................................................................................................22
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latarbelakang
Tingkat prevalensi dari diabetes mellitus sangat tinggi, diduga terdapat sekitar
10 juta kasus diabetes di Amerika Serikat dan setiap tahunnya didiagosis 600.000
kasus baru. Diabetes merupakan penyebab kematian ketiga di Amerika Serikat
dan merupakan penyebab utama kebutaan akibat retinopati diabetik (Sylvia A.
Price).
Tujuh puluh lima persen penderita diabetes akhirnya meninggal karena
penyakit vaskuler. Komplikasi yang paling utama adalah serangan jantung, payah
jantung, stroke dan ganggren. Selain itu, kematian neonatal intrauterine pada ibu-
ibu yang menderita diabetes meningkat (Sylvia A. Price).
Pada tahun 1995, tercatat penderita diabetes di Indonesia merupakan urutan
ke-7 di dunia dengan urutan pertama India, yang selanjutnya Cina, Amerika
Serikat, Rusia, Jepang, dan Brazil. Diperkirakan jumlah ini akan terus
berkembang pada tahun-tahun berikutnya. Usia harapan hidup rata-rata pasien
diabetes berkurang sembilan tahun bagi laki-laki dan tujuh tahun bagi perempuan
bila dibandingkan dengan yang bukan pasien diabetes. Pengurangan usia ini
paling besar bila awitan penyakit terjadi pada usia muda
Pasien diabetes sebenarnya relatif dapat hidup normal asalkan mereka
mengetahui dengan baik keadaan dan cara penatalaksanaan penyakit yang
dideritanya. Oleh karena itu, edukasi pasien amatlah perlu. Karena kualitas hidup
semua pasien diabetes sangat terpengaruh oleh banyaknya komplikasi yang
menimbulkan bahaya. Terlebih lagi, perlunya diet ketat dan pengobatan terus-
menerus menimbulkan pergulatan emosi yang terus-menerus pula, bagi banyak
pasien. Penyebab kematian pada diabetes (urut frekuensi) adalah infark miokard,
gagal ginjal, stroke infeksi ketoasidosis koma hiperosmolar hipoglikemia
(Brunner & suddart).
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengn Diabetes Melitus?
2. Bagaiman klasifikasi Diabetes Melitus?
3. Apa penyebab Diabetes Melitus?
4. Bagaimana tanda dan gejala Diabetes Melitus?
5. Bagaiman pengkajian tentang Diabetes Melitus?
6. Apa saja diagnose yang mungkin muncul?
7. Bagaimana intervensi tentang askep Diabetes mellitus?
8. Bagaiman implementasi askep tentang Diabetes Melitus?
9. Bagiaman evaluasi askep tentang Diabetes Melitus?
C. Tujuan
1. Unrtuk mengetahui pengertian Diabetes Melitus
2. Untuk mengetahui klasifikasi Diabetes Melitus
3. Untuk mengetahui klasifikasi Diabetes Melitus
4. Untuk mengetahui penyebab Diabetes Melitus
5. Untuk mengetahui Tanda dan Gejala Diabetes Mlitus.
6. Untuk mengetahui pengkajian tentang Diabtes Melitus
7. Untuk mengetahui diagnose yang muncul pada Askep Diabetes Melitus
8. Untuk mengetahui Intervensi askep Diabetes Melitus
9. Untuk mengetahuio implementasi askep Diabetes Melitus
10. Untuk mengetahui Evaluasi Askep Diabetes Melitus
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Diabetes Melitus
Diabetes Mellitus adalah keadaan hiperglikemi kronik yang disertai berbagai
kelainan metabolik akibat gangguan hormonal yang menimbulkan berbagai
komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf dan pembuluh darah (Mansjoer
dkk,1999). Sedangkan menurut Francis dan John (2000),
Diabetes Mellitus klinis adalah suatu sindroma gangguan metabolisme dengan
hiperglikemia yang tidak semestinya sebagai akibat suatu defisiensi sekresi
insulin atau berkurangnya efektifitas biologis dari insulin atau keduanya.
Diabetes mellitus adalah sekelompok kelainan yang ditandai oleh peningkatan
kadar glukosa darah (hiperglikemia). Mungkin terdapat penurunan dalam
kemampuan tubuh untuk berespon terhadap insulin dan atau penurunan atau tidak
terdapatnya pembentukan insulin oleh pancreas. Kondisi ini mengarah pada
hiperglikemia, yang dapat menyebabkan terjadinya komplikasi metabolic akut
seperti ketoasidosis diabetic. Hiperglikema jangka panjang dapat menunjang
terjadinya komplikasi mikrovaskular kronis (penyakit ginjal dan mata) serta
komplikasi neuropati. Diabetes juga berkaitan dengan kejadian penyakit
makrovaskuler, termasuk infark miokard, stroke, dan penyakit vaskuler perifer.
(brunner and suddarth, 2002: 109)
E. Pengkajian DM
1. Identitas
Dalam mengkaji identitas beberapa data didapatkan adalah nama klien,
umur, pekerjaan orang tua, pendidikan orang tua, agama, suku, alamat. Dalam
identitas data/ petunjuk yang dapat kita prediksikan adalah Umur, karena
seseorang memiliki resiko tinggi untuk terkena diabetes mellitus tipe II pada
umur diatas 40 tahun.
2. Keluhan Utama
Pasien diabetes mellitus dating kerumah sakit dengan keluhan utama
yang berbeda-beda. Pada umumnya seseorang dating kerumah sakit dengan
gejala khas berupa polifagia, poliuria, polidipsia, lemas, dan berat badan
turun.
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Penyakit Dahulu
Pada pengkajian riwayat penyakit dahulu akan didapatkan informasi
apakah terdapat factor-faktor resiko terjadinya diabetes mellitus misalnya
riwayat obesitas, hipertensi, atau juga atherosclerosis
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Pengkajian pada RPS berupa proses terjadinya gejala khas dari DM,
penyebab terjadinya DM serta upaya yang telah dilakukan oleh penderita
untuk mengatasinya.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Kaji adanya riwayat keluarga yang terkena diabetes mellitus, hal ini
berhubungan dengan proses genetic dimana orang tua dengan diabetes
mellitus berpeluang untuk menurunkan penyakit tersebut kepada anaknya.
4. Pola Aktivitas
a. Pola Nutrisi
Akibat produksi insulin tidak adekuat atau adanya defisiensi insulin maka
kadar gula darah tidak dapat dipertahankan sehingga menimbulkan
keluhan sering kencing, banyak makan, banyak minum, berat badan
menurun dan mudah lelah. Keadaan tersebut dapat mengakibatkan
terjadinya gangguan nutrisi dan metabolisme yang dapat mempengaruhi
status kesehatan penderita.
b. Pola Eliminasi
Adanya hiperglikemia menyebabkan terjadinya diuresis osmotik yang
menyebabkan pasien sering kencing (poliuri) dan pengeluaran glukosa
pada urine ( glukosuria ). Pada eliminasi alvi relatif tidak ada gangguan.
c. Pola Istirahat dan Tidur
Adanya poliuri, dan situasi rumah sakit yang ramai akan mempengaruhi
waktu tidur dan istirahat penderita, sehingga pola tidur dan waktu tidur
penderita. Adanya kelemahan otot – otot pada ekstermitas menyebabkan
penderita tidak mampu melaksanakan aktivitas sehari-hari secara
maksimal, penderita mudah mengalami kelelahan.
d. Pola persepsi dan konsep diri
Adanya perubahan fungsi dan struktur tubuh akan menyebabkan penderita
mengalami gangguan pada gambaran diri. lamanya perawatan, banyaknya
biaya perawatan dan pengobatan menyebabkan pasien mengalami
kecemasan dan gangguan peran pada keluarga ( self esteem ).
e. Pola sensori dan kognitif
Pasien dengan diabetes mellitus cenderung mengalami neuropati / mati
rasa pada kaki sehingga tidak peka terhadap adanya trauma.
f. Pola seksual dan reproduksi
Angiopati dapat terjadi pada sistem pembuluh darah di organ reproduksi
sehingga menyebabkan gangguan potensi sek, gangguan kualitas maupun
ereksi, serta memberi dampak pada proses ejakulasi serta orgasme.
g. Pola mekanisme stres dan koping
Lamanya waktu perawatan, perjalanan penyakit yang kronik, perasaan
tidak berdaya karena ketergantungan menyebabkan reaksi psikologis yang
negatif berupa marah, kecemasan, mudah tersinggung dan lain – lain,
dapat menyebabkan penderita tidak mampu menggunakan mekanisme
koping yang konstruktif / adaptif.
5. Pengkajian Fisik
a. Keadaan Umum
Meliputi keadaan penderita, kesadaran, suara bicara, tinggi badan, berat
badan dan tanda – tanda vital.
b. Head to Toe
1) Kepala Leher
Kaji bentuk kepala, keadaan rambut, adakah pembesaran pada leher,
telinga kadang-kadang berdenging, adakah gangguan pendengaran,
lidah sering terasa tebal, ludah menjadi lebih kental, gigi mudah
goyah, gusi mudah bengkak dan berdarah, apakah penglihatan kabur /
ganda, diplopia, lensa mata keruh.
2) Sistem integument
Kaji Turgor kulit menurun pada pasien yang sedang mengalami
dehidrasi, kaji pula adanya luka atau warna kehitaman bekas luka,
kelembaban dan suhu kulit di daerah sekitar ulkus dan gangren,
kemerahan pada kulit sekitar luka, tekstur rambut dan kuku.
3) Sistem pernafasan
Adakah sesak nafas menandakan pasien mengalami diabetes
ketoasidosis, kaji juga adanya batuk, sputum, nyeri dada. Pada
penderita DM mudah terjadi infeksi.
4) Sistem kardiovaskuler
Perfusi jaringan menurun, nadi perifer lemah atau berkurang,
takikardi/bradikardi, hipertensi/hipotensi, aritmia, kardiomegalis. Hal
ini berhubungan erat dengan adanya komplikasi kronis pada
makrovaskuler
5) Sistem urinary
Poliuri, retensio urine, inkontinensia urine, rasa panas atau sakit saat
berkemih.Kelebihan glukosa akan dibuang dalam bentuk urin.
6) Sistem musculoskeletal
Adanya katabolisme lemak, Penyebaran lemak dan, penyebaran masa
otot,berubah. Pasien juga cepat lelah, lemah.
7) Sistem neurologis
Berhubungan dengan komplikasi kronis yaitu pada system neurologis
pasien sering mengalami penurunan sensoris, parasthesia, anastesia,
letargi, mengantuk, reflek lambat, kacau mental, disorientasi.
6. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan adalah :
a. Pemeriksaan darah
Pemeriksaan darah meliputi : GDS > 200 mg/dl, gula darah puasa >120
mg/dl dan dua jam post prandial > 200 mg/dl.
b. Urine
Pemeriksaan didapatkan adanya glukosa dalam urine. Pemeriksaan
dilakukan dengan cara Benedict ( reduksi ). Hasil dapat dilihat melalui
perubahan warna pada urine : hijau ( + ), kuning ( ++ ), merah ( +++ ), dan
merah bata ( ++++ ).
c. Kultur pus
Mengetahui jenis kuman pada luka dan memberikan antibiotik yang sesuai
dengan jenis kuman.
F. Diagnosa DM
Diagnosa keperawatan pada pasien dengan Diabetes mellitus (Doenges, 1999)
adalah :
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik, kehilangan
gastrik, berlebihan diare, mual, muntah, masukan dibatasi, kacau mental.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakcukupan insulin, penurunan masukan oral : anoreksia, mual, lambung
penuh, nyeri abdomen, perubahan kesadaran : status hipermetabolisme,
pelepasan hormon stress.
3. Risiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan
perifer, perubahan sirkulasi, kadar gula darah yang tinggi, prosedur invasif
dan kerusakan kulit.
4. Kelelahan berhubungan dengan penurunan produksi energi metabolik,
perubahan kimia darah, insufisiensi insulin, peningkatan kebutuhan energi,
status hipermetabolisme/infeksi.
5. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan salah interpretasi informasi / tidak mengenal sumber
informasi.
G. Intervensi
Intervensi dan implementasi keperawatan pada pasien dengan diabetes mellitus
(Doenges, 1999) meliputi :
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik, kehilangan
gastric berlebihan (diare, muntah) masukan dibatasi (mual, kacau mental)
Tujuan : Kondisi tubuh stabil, tanda-tanda vital, turgor kulit, normal.
Kriteria Hasil : - pasien menunjukan adanya perbaikan keseimbangan cairan,
dengan kriteria : pengeluaran urine yang adekuat (batas
normal), tanda-tanda vital stabil, tekanan nadi perifer jelas,
turgor kulit baik, pengisian kapiler baik dan membran mukosa
lembab atau basah.
Intervensi / Implementasi :
a. Pantau tanda-tanda vital, catat adanya perubahan tekanan darah
ortestastik.
R : Hipovolemia dapat dimanifestasikan oleh hipotensi dan takikardia.
b. Kaji pola napas dan bau napas
R : Paru-paru mengeluarkan asam karbonat melalui pernapasan yang
menghasilkan kompensasi alkosis respiratoris terhadap keadaan
ketoasidosis.
c. Kaji suhu, warna dan kelembaban kulit.
R : Demam, menggigil, dan diaferesis merupakan hal umum terjadi
pada proses infeksi. Demam dengan kulit yang kemerahan, kering,
mungkin gambaran dari dehidrasi.
d. Kaji nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit dan membran mukosa.
R : Merupakan indikator dari tingkat dehidrasi atau volume sirkulasi
yang adekuat.
e. Pantau intake dan output. Catat berat jenis urine.
R : memeberikan perkiraan kebutuhan akan cairan pengganti, fungsi
ginjal dan keefektifan dari terapi yang diberikan.
f. Ukur berat badan setiap hari.
g. R : memberikan hasil pengkajian yang terbaik dari status cairan yang
sedang berlangsung dan selanjutnya dalam memberikan cairan
pengganti.
h. Kolaborasi pemberian terapi cairan sesuai indikasi
R : tipe dan jumlah dari cairan tergantung pada derajat kekurangan
cairan dan respon pasien secara individual.
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidak
cukupan insulin, penurunan masukan oral : anoreksia, mual, lambung
penuh, nyeri abdomen, perubahan kesadaran : status hipermetabolisme,
pelepasan hormon stress.
Tujuan : berat badan dapat meningkat dengan nilai laboratorium normal dan
tidak ada tanda-tanda malnutrisi.
Kriteria Hasil :
1) pasien mampu mengungkapkan pemahaman tentang penyalahgunaan zat,
penurunan jumlah intake ( diet pada status nutrisi).
2) mendemonstrasikan perilaku, perubahan gaya hidup untuk meningkatkan
dan mempertahankan berat badan yang tepat.
Intervensi / Implementasi :
Intervensi / Implementasi
Intervensi / Implementasi :
Intervensi / Implementasi :
H. Evaluasi
Evaluasi yang diharapkan pada pasien dengan diabetes mellitus adalah :
1. Kondisi tubuh stabil, tanda-tanda vital, turgor kulit, normal.
2. Berat badan dapat meningkat dengan nilai laboratorium normal dan tidak ada
tanda-tanda malnutrisi.
3. Infeksi tidak terjadi
4. Rasa lelah berkurang/Penurunan rasa lelah
5. Pasien mengutarakan pemahaman tentang kondisi, efek prosedur dan proses
pengobatan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Diabetes mellitus adalah sekelompok kelainan yang ditandai oleh peningkatan
kadar glukosa darah (hiperglikemia). Mungkin terdapat penurunan dalam
kemampuan tubuh untuk berespon terhadap insulin dan atau penurunan atau
tidak terdapatnya pembentukan insulin oleh pancreas. Kondisi ini mengarah
pada hiperglikemia, yang dapat menyebabkan terjadinya komplikasi
metabolic akut seperti ketoasidosis diabetic. Hiperglikema jangka panjang
dapat menunjang terjadinya komplikasi mikrovaskular kronis (penyakit ginjal
dan mata) serta komplikasi neuropati.
Klasifikasi Dioabates Melitus Tipe 1: Insulin Dependent Diabetes
Mellitus (IDDM), Tipe 2: Non-Insulin-Dependent Diabetes Mellitus
(NIDDM), Diabetes gestasional (GDM), DM sindrom.
Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan
gangguan sekresi insulin pada diabetes tipe II masih belum diketahui. Faktor
genetik memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin.
Penderita diabetes melitus umumnya menampakkan tanda dan gejala
dibawah ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita :
1. Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba
2. Apabila luka/tergores (korengan) lambat penyembuhannya
3. Mudah Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)
4. Sering atau cepat merasa haus/dahaga (Polydipsia)
5. Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)
6. Frekwensi urine meningkat/kencing terus (Glycosuria)
Diagnosa yang mungkin muncul pada penderita Diabetes Melitus:
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik,
kehilangan gastrik, berlebihan diare, mual, muntah, masukan dibatasi,
kacau mental.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakcukupan insulin, penurunan masukan oral : anoreksia,
mual, lambung penuh, nyeri abdomen, perubahan kesadaran : status
hipermetabolisme, pelepasan hormon stress.
3. Risiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya
pertahanan perifer, perubahan sirkulasi, kadar gula darah yang tinggi,
prosedur invasif dan kerusakan kulit.
4. Kelelahan berhubungan dengan penurunan produksi energi metabolik,
perubahan kimia darah, insufisiensi insulin, peningkatan kebutuhan
energi, status hipermetabolisme/infeksi.
5. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan
pengobatan berhubungan dengan salah interpretasi informasi / tidak
mengenal sumber informasi.
B. Saran
Kami ucapkan terimakasih karena anda telah meluangkan waktu untuk
membaca makalah kami yang berjudul “Kelenjar Hipotalamus dan Hipofisis”.
Tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing kami yang
telah mengajari dalam pembuatan makalah ini serta teman-teman yang
memberikan dukungan dalam pembuatan makana ini. Kami menyadari
bahwa, makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak
Daftar Pustaka