Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

“Asuhan Keperawatan Hipertiroidisme”

Disusun untuk Memenuhi

Mata Kuliah : Keperawatan Medikal Bedah II

Pengampu : Sodikin, M.Kep.,Sp.Kep KMB

Disusun oleh :

1. Anggi Novita Sari (108118041)


2. Iffah Lu’lu L. (108118075)
3. Azmi Kurniasih (108118074)
4. Dwi Agustin (108118042)
5. Anggitha Dwi P. (108118073)
6. Dias Sulistiono (108118054)

PRODI S1 KEPERAWATAN

STIKES AL IRSYAD AL ISLAMIYAH

TAHUN PELAJARAN 2019/2020

i
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat serta
petunjuk-Nya sehingga tersusunlah makalah ini dalam mata pelajaran Keperawatan
Medikal Bedah II.

Dengan segala kerendahan hati kami menyadari dan mengakui, bahwa isi dalam
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, karena masih dalam proses pembelajaran.

Tidaklah akan terwujud dalam penyusunan makalah ini tanpa bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak yang membantu kami. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada Sodikin, M.Kep.,Sp. Kep
KMB selaku pengajar mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah II atas bimbingan
yang telah diberikan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Akhirnya, harapan kami semoga Allah SWT. membalas kebaikan-kebaikan


semua pihak yang telah memberikan bimbingan serta bantuan dalam pembuatan
makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi rekan-rekan kami khususnya
mahasiswa Program Studi Keperawatan.

Cilacap, 16 Maret 2020

Penulis

ii
Daftar Isi

Contents
MAKALAH.............................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................................................................ii
Daftar Isi................................................................................................................................iii
BAB I......................................................................................................................................iii
PENDAHULUAN..................................................................................................................iii
A. Latar Belakang..............................................................................................................iii
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................1
C. Tujuan.............................................................................................................................1
BAB II.....................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.....................................................................................................................2
A. Pengertian.......................................................................................................................2
B. Asuhan Keperawatan.....................................................................................................2
1. Pengkajian..................................................................................................................2
2. Diagnosa Keperawatan..............................................................................................5
3. Intervensi dan Rasional.............................................................................................6
BAB III.................................................................................................................................24
PENUTUP............................................................................................................................24
A. Kesimpulan...................................................................................................................24
Daftar Pustaka.....................................................................................................................25

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hipertiroid adalah suatu kondisi dimana kelenjar tiroid memproduksi
hormon tiroid secara berlebihan, biasanya karena kelenjar terlalu aktif.
Kondisi ini menyebabkan beberapa perubahan baik secara mental maupun
fisik seseorang, yang disebut dengan thyrotoxicosis (Bararah, 2009).
Hipertiroid adalah gangguan yang terjadi ketika kelenjar tiroid memproduksi
hormon tiroid lebih dari yang dibutuhkan tubuh. Hal ini kadang-kadang
disebut tirotoksikosis, istilah untuk hormon tiroid terlalu banyak dalam darah.
Sekitar 1 persen dari penduduk AS memiliki hyperthyroidism. Perempuan
lebih mungkin mengembangkan hipertiroidisme daripada pria.
Di Amerika Serikat, penyakit Graves adalah bentuk paling umum dari
hipertiroid. Sekitar 60-80% kasus tirotoksikosis akibat penyakit Graves.
Kejadian tahunan penyakit Graves ditemukan menjadi 0,5 kasus per 1000
orang selama periode 20-tahun, dengan terjadinya puncak pada orang berusia
20-40 tahun. Gondok multinodular (15-20% dari tirotoksikosis) lebih banyak
terjadi di daerah defisiensi yodium. Kebanyakan orang di Amerika Serikat
menerima yodium cukup, dan kejadian gondok multinodular kurang dari
kejadian di wilayah dunia dengan defisiensi yodium. Adenoma toksik
merupakan penyebab 3-5% kasus tirotoksikosis (Lee, et.al., 2011).
Prevalensi hipertiroid berdasarkan umur dengan angka kejadian lebih
kurang 10 per 100.000 wanita dibawah umur 40 tahun dan 19 per 100.000
wanita yang berusia di atas 60 tahun. Prevalensi kasus hipertiroid di Amerika
terdapat pada wanita sebesar (1 ,9%) dan pria (0,9%). Di Eropa ditemukan
bahwa prevalensi hipertiroid adalah berkisar (1-2%). Di negara lnggris kasus
hipertiroid terdapat pada 0.8 per 1000 wanita pertahun (Guyton, 1991

iv
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari hipertiroidisme?
2. Bagaimana asuhan keperawatan mengenai masalah hipertiroidisme?

C. Tujuan
1. Menjelaskan pengertian dari hipertiroidisme
2. Menjelaskan asuhan keperawatan mengenai masalah hipertiroidisme

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Menurut Black (2009) hipertiroidisme adalah keadaan dimana terjadi
peningkatan hormon tiroid lebih dari yang dibutuhkan tubuh. Tirotoksikosis
merupakan istilah yang digunakan dalam manifestasi klinis yang terjadi ketika
jaringan tubuh distimulasi oleh peningkatan hormon tiroid. Angka kejadian
pada hipertiroid lebih banyak pada wanita dengan perbandingan 4:1 dan pada
usia antara 20-40 tahun
(“ASKEP_HIPERTIROID_MATERI_KLINIK2_STIKES (1),” n.d.)
Menurut Elizabeth J.Corwin:296 hipertiroidisme adalah kadar hormon
tiroid yang bersirkulasi berlebihan. Gangguan ini dapat terjadi akibat
disfungsi kelenjar tiroid hipofisis, atau hipotalamus
(“ASKEP_HIPERTIROID_MATERI_KLINIK2_STIKES (1),” n.d.)
Menurut Price & Wilson:337 Hipertiroidisme dapat didefinisikan
sebagai respon jaringan-jaringan terhadap pengaruh metabolik terhadap
hormon tiroid yang berlebihan
(“ASKEP_HIPERTIROID_MATERI_KLINIK2_STIKES (1),” n.d.)

B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
MenurutTarwoto,dkk. (2012) data-data yang perlu dikaji pada
asuhan keperawatan dengan hipertiroid ialah sebagai berikut :
a. Data Demografi
Data demografi yang penting di kaji adalah usia dan jenis
kelamin, karena merupakan faktor yang berpengaruh terhadap
hipertiroid

2
b. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat keluarga dengan faktor genetik, penyakit tiroid dan
kanker
2) Riwayat kesehatan sekarang : riwayat penyakit tiroid yang
dialami, riwayat pengobatan dengan radiasi dileher, adanya
tumor, adanya riwayat trauma kepala, infeksi, riwayat
penggunaaan obat-obatan seperti thionamide, lithium,
amiodarone, interferon alfa.
3) Riwayat sosial ekonomi : kemampuan memelihara kesehatan,
konsumsi dan pola makan, porsi makan.
c. Keluhan Utama
1) Kaji yang berhubungan dengan hipermetabolisme
a) Penurunan berat badan
b) Peningkatan suhu tubuh
c) Kelelahan
d) Makan dengan porsi banyak atau sering
2) Kaji yang berhubungan dengan aktivitas
a) Cepat lelah
b) Intoleransi aktivitas
c) Tremor
d) Insomnia
3) Kaji yang berhubungan dengan gangguan persarafan
a) Iritabilitas
b) Emosi tidak stabil seperti cemas atau mudah tersinggung

4) Kaji yang berhubungan dengan gangguan penglihatan


a) Gangguan tajam penglihatan
b) Pandangan ganda
5) Kaji yang berhubungan dengan gangguan seksual

3
a) Amenorrhea, menstruasi tidak teratur
b) Menurunnya infertile, resiko aborsi spontan
c) Menurunnya libido
d) Menurunnya perkembangan fungsi seksual
e) Impoten
6) Kaji yang berhubungan dengan gangguan graves
a) Eksoftalmus
b) Pembesaran kelenjar tiroid
d. Pengkajian psikososial
Pasien dengan hipertiroid biasanya menampakkan suasana hati
yang tidak stabil, penurunan terhadap perhatian dan menunjukkan
perilaku maniak. Sering juga didapatka gangguan tidur.
e. Pemeriksaan fisik
1) Observasi dan pemeriksaan kelenjar tiroid
Palpasi kelenjar tiroid dan kaji adanya massa atau pembesaran.
Observasi ukuran dan kesimetrisan pada goiter pembesaran
dapat terjadi empat kali dari ukuran normal.
2) Optalmopathy (penampilan dan fungsi mata yang tidak normal)
Pada hipertiroid sering ditemukan adanya retraksi kelopak mata
dan penonjolan kelopak mata. Pada tiroksikosis kelopak mata
mengalami kegagalan untuk turun ketika klien melihat kebawah.
3) Observasi adanya bola mata yang menonjolkarena edema pada
otot ektraokuler dan peningkatan jaringan dibawah mata.
Penekanan pada saraf mata dapat mengakibatkan kerusakan
pandangan seperti penglihata ganda, tajam penglihatan. Adanya
iritasi mata karena kesulitan menutup mata secara sempurna
perlu dilakukan pengkajian.
4) Pemeriksaan jantung

4
Komplikasi yang sering timbul pada hipertiroid adalah gangguan
jantung seperti kardioditis dan gagal jantung, oleh karenanya
pemeriksaan jantung perlu dilakukan seperti tekanan darah,
takikardia, distritmia, bunyi jantung.
5) Muskuloskeletal
Biasanya ditemukan adanya kelemahan otot, hipeeraktif pada
reflex tendon dan tremor, iritabilitas
(“ASKEP_HIPERTIROID_SGD. (n.d.).,” n.d.)

2. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan gangguan metabolic
b. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan
metabolism
c. Penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertiroid tidak
terkontrol dan peningkatan aktifitas saraf simpatik
d. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan pembesaran kelenjar
tiroid
e. Risiko ketidakseimbangan volume cairan berhubungan dengan
peningkatan metabolism
f. Hipertermi berhubungan dengan peningkatan laju metabolic
g. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan energy
dengan kebutuhan tubuh
h. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan produksi
panas meningkat
i. Disfungsi seksual berhubungan dengan gangguan hormonal dan
perubahan fungsi tubuh

5
j. Ganguan pola tidur berhubungan dengan kurang control tidur dan
peningkatan metabolism (“ASKEP_HIPERTIROID_SGD. (n.d.).,”
n.d.)

3. Intervensi dan Rasional


a. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan gangguan metabolisme
Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan
selama
3 x 24 jam keseimbangan nutrisi kembali
normal.
Kriteria Hasil : Berat badan stabil, malnutrisi (-), kebutuhan
metabolisme terpenuhi.

Intervensi Rasional
Mandiri : Mandiri :
1. Hindari makanan yang dapat 1. Penigkatan multilitas saluran
meningkatkan peristaltic cerna dapat mengakibatkan
usus. diare dan ganguan absorpsi
nutris yang diperlukan.

Kolaborasi :
1.Konsultasi dengan ahli gizi 1.Mungkin memerlukan
untuk memberikan diet kalori bantuan untuk menjamin
tinggi. pemasukan zat-zat makanan
yang adekuat dan
mengidentifikasi makanan
pengganti yang paling sesuai.

6
Observasi : Observasi :
1. Auskultasi bising usus 1. Bising usu hiperaktif

Mencerminkan
peningkatkan motilitas
lambung yang menurunkan
atau mengubah fungsi
absorpsi.
2. Pantau masukan makanan 2. Penurunan berat badan terus
setiap hari dan timbang berat menerus dalam keadaan
badan tiap hari. masukan kalori yang cukup
merupakan indikasi
kegagalan terhadap terapi
antitiriod.
Edukasi : Edukasi :
1.Dorong klien makan dan 1. Membantu menjaga
meningkatkan jumlah makan. pemasukan kalori cukup
tinggi untuk menambah kalori
tetap tinggi.

b. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan


metabolisme
Tujuan : setelah diberikan tindakan keperawatan 1x24
jam pola nafas efektif
Kriteria hasil :
1) nafas 16-20x/menit
2) bernafas tidak menggunakan otot bantu tambahan

Intervensi Rasional

7
Mandiri
1. Auskultasi bunyi nafas dan 1. Bunyi nafas menurun / tak
catat adanya bunyi nafas ada bila jalan nafas
adventisius, seperti krekels, obstruksi sekunder
mengi, gesekan pleural. terhadap perdarahan,
bekuan atau kolaps jalan
nafas kecil (atelektasis).
Ronki dan mengi
menyertai obstruksi jalan
nafas/ kegagalan
pernafasan.
2. Tinggikan kepala dan bantu 2. Duduk tinggi
mengubah posisi. Bangunkan memungkinkan ekspansi
klien turun tempat tidur dan paru dan memudahkan
ambulasi sesegera mungkin. pernafasan.
3. Dorong / bantu klien dalam 3. Dapat meningkatkan /
nafas dalam dan latihan batuk. banyaknya sputum dimana
Penghisapan per oral atau gangguan ventilasi dan
nasotrakeal bila diindikasikan. ditambah ketidaknyamanan
upaya bernafas.
Kolaborasi
1. Berikan oksigen tambahan. 1. Memaksimalkan bernafas
dan menurunkan kerja
nafas.
Observasi
1. Observasi frekuensi, 1. Kecepatan biasanya
kedalaman pernafasan dan meningkat. Dispnea dan
ekspansi dada. Catat upaya terjadi peningkatan kerja

8
pernafasan, termasuk nafas.
penggunaan otot bantu /
pelebaran nasal.
2. Observsi pola batuk dan
karakter sekret. 2. Kongesti alveolar
mengakibatkan batuk
kering/iritasi.

c. Penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertiroid tidak


terkontrol dan peningkatan aktifitas saraf simpatik
Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan 2x24
jam curah jantung menjadi adekuat sesuai
dengan kebutuhan tubuh.
Kriteria Hasil : Tanda vital stabil, denyut nadi perifer normal,
pengisian kapiler < 3 detik, tidak ada distritnea.

Intervensi Rasional
Mandiri : Mandiri :
1.Catat atau perhatikan 1.Takirkardi mungkin
kecepatan irama jantung merupakan cerminan
dan adanya distrirnea. langsung stimulasi otot
2.Auskultasi suara jantung, jantung oleh hormone tiroid
perhatikan adanya bunyi distritnea sering kali terjadi
jantung tambahan, adanya dan dapat membahnyakan
orama gallop dan mumur fungsi jantung atau curah
sistolik. jantug.
2. S1 dan mumur yang
menonjol yang berhubungan
dengan curah jantung
meningakat pada keadaan

9
metabolic. adanya S3 sebagai
tanda kemungkinan
gagal jantung
Kolaborasi :
Kolaborasi : 1.pemberian cauiran melalui IV
1. Berikan cairan IV sesuai dengan cepat untu
indikasi. memperbaiki volum sirkulasi
2. Berikan sesuai indikasi. 2.Mempertahankan curah
jantung yang adekuat.
Observasi :
Observasi : 1.Hidrasi yang cepat dapat
1. Observasi tanda dan gejala terjadi yang akan menurunkan
haus yang hebat, mukosa volum sirkulasi dan
membran kering yang lemah. menurunkan curah jantung.
2.observasi nadi atau denyut 2.Memberikan hasil pengkajian
jantung pada pada pasien yang lebih akurat untuk
saat tidur. menentukan takikardi.

d. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan pembesaran kelenjar


tiroid
Tujuan : setelah diberikan tindakan keperawatan 3x24
jam citra tubuh klien tidak terganggu
Kriteria Hasil :
1) Klien menyatakan perasaan positif terhadap dirinya sendiri.
2) Klien berpartisipasi dalam berbagai aspek perawatan dan
dalam pengambilan keputusan tentang perawatan.

10
Intervensi Rasional
Mandiri : Mandiri :
1. Terima persepsi diri 1. untuk memvalidasi
klien dan berikan perasaannya.
jaminan bahwa klien
dapat mengatasi krisis
ini.
Observasi : Observasi :
1. Kaji kesiapan klien 1. keterlibatan dapat
kemudian libatkan memberikan rasa
klien dalam kontrol dan
mengambil keputusan meningkatkan harga
tentang keperawatan, diri.
bila memungkinkan.

Edukasi : Edukasi :
1. Dorong klien 1. untuk meningkatkan
melakukan perawatan rasa kemandirian dan
diri. kontrol.
2. Dorong klien untuk 2. Kedukaan harus
mengungkapkan mendahului
kedukaan tentang penerimaan.
kehilangan.
3. Dorong klien untuk 3. Catatan tertulis dapat
tetap menuliskan membantu
perasaan, tujuan, menunjukkan
keluhan, dan kemajuan klien.
kemajuan yang terjadi
pada dirinya. 4. Untuk meningkatkan

11
4. Diskusikan kemajuan sikap positif.
klien dan tunjukan
bagaimana kondisinya
telah meningkat. 5. Untuk membantu
5. Dorong klien untuk mendapatkan
berpartisipasi dalam dukungan dan
kelompok pendukung, pemahaman atau
bila perlu, membuat konseling tambahan.
suatu perjanjian
dengan profesi
kesehatan mental. 6. Untuk meningkatkan
6. Dorong klien untuk harga diri dan untuk
menggambarkan mendemontrasikan
perkembangan klien bagaimana klien
melalu hospitalisasi. telah beradaptasi
terhadap perubahan
citra tubuh.
7. Untuk membantu
7. Ajarkan dan dorong klien mengatasi
strategi koping yang perilaku yang tidak
sehat. produktif.

e. Risiko ketidakseimbangan volume cairan berhubungan dengan


peningkatan metabolism
Tujuan : Setelah diberi tindakan keperawatan selama 1
x
24 jam risiko ketidakseimbangan volume
cairan tidak terjadi

12
Kriteria Hasil :
1) Asupan dan haluaran cairan tetap pada kadar yang tepat
sesuai usia dan kondisi fisik.
2) Klien mempunyai tugor kulit yang normal.
3) Klien mempertahankan kadar elektrolit dalam batas normal.

Intervensi Rasional
Mandiri : Mandiri :
1. Timbang berat badan 1. Untuk membantu
klien setiap hari mendeteksi
sebelum sarapan. perubahan
2. Tentukan cairan apa keseimbangan
yang disukai klien dan cairan.
simpan cairan tersebut 2. Untuk
disamping tempat tidur meningkatkan
klien. asupan.
Kolaborasi : Kolaborasi :
1. Berikan cairan 1. Untuk membantu
parenteral sesuai mempertahankan
intruksi. keseimbangan
cairan.
Observasi : Observasi :
1. Periksa membran 1. Membran mukosa
mukosa mulut setiap kering merupakan
hari. suatu indikasi
2. Pantau kadar elektrolit dehidrasi.
serum. 2. Perubahan niali
elektrolit dapat

13
menandakan
3. Ukur asupan cairan dan ketidakseimbangan
haluaran urine untuk cairan.
mendapatkan status 3. Penurunan asupan
cairan. atau peningkatan
haluaran
mengakibatkan
defisit cairan dan
mengakibatkan
kelebihan cairan.
Edukasi : Edukasi :
1. Dorong klien untuk 1. Untuk membantu
mematuhi diet yang mencapai
diinstrusikan. keseimbangan
2. Ajarkan klien dan cairan dan elektrolit.
anggota keluarga cara Tindakan ini mendorong
mempertahankan klien dan pemberian asuhan
asupan cairan yang untuk berpartisipasi dalam
tepat, termasuk perawatan, sehingga
mencatat berat badan meningkatkan kontrol.
setiap hari, mengukur
asupan dan haluaran,
dan mengenal tanda-
tanda
ketidakseimbangan
cairan.

14
f. Hipertermi berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme
Tujuan : setelah diberikan tindakan keperawatan selama
1 x 24 jam suhu tubuh klien kembali normal
Kriteria hasil :
1) suhu tetap normal 36,50C-370C
2) keseimbangan cairan tetap stabil

Intervensi Rasional
Mandiri: Mandiri:
1.Monitor suhu tubuh setiap 4 1.Meyakinkan perbandingan
jam data yang akurat

Kolaborasi: Kolaborasi:
1.Berikan antipiretik sesuai 1.Dapat menurunkan demam
indikasi
Observasi: Observasi:
1.Pantau dan catat denyut dan 1.Peningkatan deyut nadi,
irama nadi, tekanan vena penurun tekanan vena
sentral, tekanan darah, sentral dan penurunan
frekuensi nafas, tingkat tekanan darah dapat
responsivitas, dan suhu kulit mengindikasikan
setiap 4 jam. hipovollemia yang
2.Observasi adanya konfusi mengarah penurunan
disorientasi perfusi jaringan.
2.Perubahan tingkat
kesadaran dapat
merupakan akibat dari
hipoksia jaringan
Edukasi: Edukasi:

15
1.Anjurkan klien untuk minum 1.Asupan cairan berlebih
sebayak mungkin air jika dapat mengakibatkan
tidak dikontraindikasikan kelebihan cairan atau
dekompensasi jantung
yang dapat memperburuk
kondisi pasien

g. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan


energi dengan kebutuhan tubuh
Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan
selama
3x24 jam klien dapat beraktivitas
Kriteria hasil : Menunjukkan perbaikan kemampuan untuk
berpartipasi dalam melakukan aktivitas.

Intervensi Rasional
Mandiri : Mandiri:
1.Pantau tanda vital dan catat 1.Meyakinkan perbandingan
nadi baik pada istirahat dan data yang akurat
melakukan aktivitas.
2.Berikan sentuhan atau
message, bedak yang sejuk.

Kolaborasi : Kolaborasi:
1.Berikan obat sesuai indikasi. 1.Dapat menurunkan demam

Observasi : Observasi:
1. Catat perkembangan 1.Peningkatan deyut nadi,
takipneu, dispneu, pucat dan penurun tekanan vena
sianosis. sentral dan penurunan

16
tekanan darah dapat
mengindikasikan
hipovollemia yang
mengarah penurunan
perfusi jaringan.
2.Perubahan tingkat
kesadaran dapat
merupakan akibat dari
Edukasi : hipoksia jaringan
1.Sarankan klien untuk Edukasi:
mengurangi aktivitas dan 1.Asupan cairan berlebih
meningkatkan istirahat . dapat mengakibatkan
kelebihan cairan atau
dekompensasi jantung
yang dapat memperburuk
kondisi pasien

h. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan


energi dengan kebutuhan tubuh
Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan
selama
3x24 jam klien dapat beraktivitas
Kriteria hasil : Menunjukkan perbaikan kemampuan utnuk
berpartipasi dalam melakukan aktivitas.

Intervensi Rasional
Mandiri : Mandiri :
1.Pantau tanda vital dan catat 1.Nadi meningkat dan bahkan
nadi baik pada istirahat dan pada istirahat ( Takikardi ).
melakukan aktivitas.

17
2.Berikan sentuhan atau 2.Dapat menurunkan energy
message, bedak yang sejuk. dalam saraf yang selanjutnya
meningkatkan relaksasi.

Kolaborasi : Kolaborasi :
1.Berikan obat sesuai indikasi. 1.Untuk mengurangi kelelahan
dan
Meningkatkan energi.

Observasi : Observasi :
1. Catat perkembangan 1.Kebutuhan dan konsumsi
takipneu, dispneu, pucat dan oksigen akan
sianosis. ditingkatkan pada keadaan
hipemetabolik.
Edukasi : Edukasi :
1.Sarankan klien untuk 1.Membantu melawan
mengurangi aktivitas dan pengaruh dari
meningkatkan istirahat . peningkatan metabolisme.

i. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan produksi


panas meningkat.
Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan
selama 1 x 24 jam tidak ada resiko kerusakan
integritas kulit.

Kriteria Hasil : Mampu mengidentifikasi tindakan untuk


membrikan perlindungan pada mata dan
pencegahan komplikasi.

18
Intervensi Rasional
Mandiri : Mandiri :
1.Bagian kepala tempat tidur 1.Menurunkan edema jaringan
ditinggikan dan batasi bila ada komplikasi seperti GJK
pemasukan garam jika ada yang mana dapat memperberat
indikasi. esoftalmus.

Kolaborasi : Kolaborasi :
1.Berikan obat sesuai indikasi 1.Untuk tindakan pengobatan
medis.
Observasi : Observasi :
1.Evaluasi ketajaman mata. 1. Oftalmolpati infiltraftif
2.Observasi edema akibat dari penigkatan jaringan
periobital,gangguan retroorbits yang menciptakan
Penutupan kelopak mata. eksoftalmus.
2.Manifestasi umum dari
stimulasi aderenergik yang
berlebihan dengan berhubungan
dengan tirotoksikosis yang
memerlukan intervensi
pendukung sampe resolusi
krisis dapat menghilangkan
simtomatologis.
Edukasi : Edukasi :
1.Anjurkan klien 1. melindungi kerusakan kornea
menggunakan kacamata gelap jika pasien tidak dapat menutup
ketika terbangun dan tutup mata dengan sempurna karena
dengan penutup mata selama edema atau fibrosis bantalan
tidur sesuai dengan lemak.

19
kebutuhan.

j. Disfungsi seksual berhubungan dengan gangguan hormonal dan


perubahan fungsi tubuh
Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan 3x24 jam
fungsi seksual kembali normal.

Kriteria hasil :

1) Klien mengakui adanya masalah atau kemungkinan masalah dalam


fungsi seksual.
2) Klien mengungkapkan pemahaman mengenai penyebab disfungsi
seksual
3) Klien mengungkapkan keinginan untuk mendapatkan konseling.
4) Klien menghidupkan kembali aktivitas seksual seperti sebelum
sakit.

Intervensi Rasional
Mandiri: Mandiri :
1. Sediakan lingkungan 1. Tindakan ini mendorong
yang tidak mengancam, klien untuk bertanya
dan dorong klien untuk tentang hal khusus yang
bertanya tentang berkaitan dengan
seksualitas pribadi. keadaan saat ini.

2. Berikan kesempatan 2. Tindakan ini


klien untuk meningkatkan
mengungkapkan komunikasi dan
perasaan secara terbuka pemahaman diantara
dalam lingkungan yang klien dan beri asuhan.

20
tidak mengancam.

Edukasi : Edukasi :
1. Anjurkan klien untuk 1. Sediakan waktu dan
mendiskusikan lingkungan yang
keluhannya dengan kondusif untuk
suami atau istri atau komunikasi antara klien
pasangan. dan suami atau istri atau
2. Sarankan rujukan ke pasangan untuk berbagi
konselor seksual atau keluhan dan memperkuat
profesi terkait lainnya hubungan
dalam mendapatkan 2. Untuk memberikan
panduan selanjutnya . sumber-sumber
penunjang lanjutan terapi
bagi klien.

k. Ganguan pola tidur berhubungan dengan kurang control tidur dan


peningkatan metabolism
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24
jam gangguan pola tidur dapat di atasi.
Kriteria hasil : klien mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat
menghalangi atau mengganggu tidur.klien tidur 5-6
jam dimalam hari.

Intervensi Rasional
Mandiri : Mandiri :
1.Berikan bantuan tidur kepada 1.Susu dan beberapa kudapan

21
klien, seperti bantal, mandi tinggi protein, seperti keju dan
sebelum tidur, makanan atau kacang, mengandung L-trytophan,
minuman dan bahan bacaan. yang dapat mempermudah tidur.
2.Ciptakan lingkungan tenang Higiene pribadi secara rutin dapat
yang kondusif untuk tidur mempermudah tidur bagi sejumlah
contohnya, tutup gorden, klien.
sesuaikan pencahayaan atau 2.Tindakan ini dapat mendorong
tutup pintu. istirahat dan tidur klien.

Kolaborasi : Kolaborasi :
1.Berikan pengobatan yang 1.Agenhipnotik memicu tidur:
diprogramkan untuk obat penenang menurunkan
meningkatkan pola tidur normal ansietas
klien. Pantau dan catat reaksi
yang tidak diharapkan.

Observasi :
1.Catat lamanya tidur klien Observasi :
1.Mengetahui perubahan
prosentase pola tidur
Edukasi :
1.Berikan pendidikan kesehatan Edukasi :
kepada klien tentang teknik 1.Upaya relaksasi yang bertujuan
relaksasi seperti imajinasi biasanya dapat membantu
terbimbing, relaksasi oto meningkatkan tidur
progresif, dan meditasi.

Discharge planing :

22
1. Atur pola nutrisi dengan tinggi kalori dan tinggi protein 3000-4000
kalori
2. Minum obat-obatan antitiroid secara teratur dan sesuai dosis
3. Hindari hal-hal pemicu terjadinya peningkatan hormon tiroid,
contohnya: mengkonsumsi makanan tinggi iodium
(“ASKEP_HIPERTIROID_SGD. (n.d.).,” n.d.)

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

23
Hipertiroid adalah keadaan dimana terjadi peningkatan hormon tiroid
lebih dari yang dibutuhkan tubuh. Tirotoksikosis merupakan istilah yang
digunakan dalam manifestasi klinis yang terjadi ketika jaringan tubuh
distimulasi oleh peningkatan hormon tiroid. Untuk itu dilakukan tindakan
keperawatan sesuai dengan prosedur untuk mengatasi masalah yaitu dengan
pengkajian, diagnose keperawatan, intervensi dan rasional.

Daftar Pustaka

ASKEP_HIPERTIROID_MATERI_KLINIK2_STIKES (1). (n.d.).

ASKEP_HIPERTIROID_SGD. (n.d.). (n.d.).

24
25

Anda mungkin juga menyukai