Anda di halaman 1dari 17

Destri Retno Ramadhani

(108118039)
Fitrianingsih (108118040)
Anggi Novita Sari (108118041)
PEMERIKSAAN Dwi Agustin (108118042)
FISIK Asna Cahyaningsih (108118043)
SISTEM Sofia Aina (108118044)

PENCERNAAN Dias Rizki Yuliannisa (108118045)


Riki Andri Maftukhin (108118046)
Adi Nugraha (108118048)
Via Wahyuningtyas (108118049)
Bibir
Bibir
Bibir dikaji terhadap kondisi warna, tekstur, hidrasi, kontur, serta
adanya lesi. Dengan mulut pasien tertutup, perawat melihat bibir dari
ujung ke ujung. Normalnya bibir berwarna merah muda, lembab,
simetris, dan halus. Pasien wanita harus menghapus lipstik mereka
sebelum pemeriksaan. Bibr yang pucat dapat disebabkan karna anemia,
sedangkan sianosis desebabkan oleh masalah pernapasan atau
kardiovaskular. Lesi seperti nodul dan ulserasi dapat berhubungan
dengan infeksi, iritasi, atau kanker kulit.
Ronggamulut
Rongga mulut
Pemeriksaan fisik rongga mulut dilakukan untuk
menilai kelainan atau lesi yang mempengaruhi pada
fungsi ingesti dan digesti. Untuk mengkaji rongga
oral,perawat menggunakan senter dan spatel lidah atau
kasa tunggal segi empat. Sarung tangan harus dipakai
selama pemeringksaan. Selama pemeriksaan, pasien
dapat duduk dan berbaring. Pengkajian rongga mulut
dilakukan perawat denganmengingat kembali struktur
rongga mulut.
Lidah
Lidahdan
dandasar
dasarmulut
mulut
Lidah dan diinspeksi dengan cermat pada semua sisi dan
bagian dasar mulut. Terlebih dahulu pasien harus merilekskan
mulut dan sedikit menjulurkan lidah keluar. Perawat mencatat
adanya penyimpangan, tremor, atau keterbatasan gerak. Hal
tersebut dilakukan untuk menguji fungsi safar hipoglosum.
Jika pasien menjulurkan lidahnya terlalu jauh, dapat terlihat
adanya reflek muntah. Pada saat lidah dijulurkan, lidah berada
digaris tengah.
Kelenjarparotis
Kelenjar parotis

Pemeriksaan kelenjar parotis dengan melakukan palpasi kedua


pipi pada daerah parotis untuk mencari adanya pembesaran
parotis. Pasien disuruh mengatupkan giginya sehingga otot
masseter dapt teraba; kelenjar parotis paling baik diraba
dibelakang otot messeter dan didepan telinga. Parotidomegali
berkaitan dengan pasta alkohol daripada penyakit hepar itu
sendiri. Hal ini disebabkan infiltrasi lemak, mungkin akibat
sekunder dari toksisitas alkohol dengan atau tanpa malnutrisi.
Pemeriksaan fisik Abdomen
Urutan teknik pemeriksaan pada abdomen ialah inspeksi,
auskultasi, palpasi, dan perkusi. Auskultasi dilakukan
sebelum kita melakukan palpasi dan perkusi dengan tujuan
agar hasil pemeriksaan auskultasi lebih akurat karena kita
belum melakukan manipulasi terhadap abdomen.bila
dilakukan palpasi dan perkusi terlebih dahulu , maka dapat
mengubah frekuensi dan karakter bising usus.
Topografi Anatomi Abdomen

Ada dua macam cara pembagian topografi abdomen yang umum


dipakai untuk menentukan lokalisasi kelainan, yaitu:

a. Pembagian atas empat kuadran, dengan membuat garis vertikal dan


horizontal melalui umbilicus, sehingga terdapat daerah kuadran
kanan atas, kiri atas, kanan bawah, dan kiri bawah.
b. Pembagian atas sembilan daerah, dengan membuat dua garis
horizontal dan dua garis vertikal.
Pada keadaan normal, di daerah umbilical pada
orang yang agak kurus dapat terlihat dan teraba
pulsasi arteri iliaka. Beberapa organ dalam
keadaan normal dapat teraba di daerah tertentu,
misalnya kolon sigmoid teraba agak kaku di
daerah kuadaran kiri bawah, kolon asendens
dan saecum teraba lebih lunak di kuadran kanan
bawah. Ginjal yang merupakan organ
retroperitoneal dalam keadaan normal tidak
teraba. Kandung kemih pada retensio urine dan
uterus gravid teraba di daerah suprapubik.
URUTAN PROSEDUR
PEMERIKSAAN FISIK
Inspeksi
 Keadaan kulit; warnanya (ikterus, pucat, coklat, kehitaman), elastisitasnya
 Keadaan kulit; warnanya (ikterus, pucat, coklat, kehitaman), elastisitasnya
(menurun pada orang tua dan dehidrasi), kering (dehidrasi), lembab (asites),
(menurun
 Besar pada orang
dan bentuk tua dan
abdomen; dehidrasi),
rata, menonjol, kering (dehidrasi),
atau scaphoid lembab (asites),
(cekung).
 dan
Besaradanya
Simetrisitas;
dan bekas-bekas
bentuk abdomen; garukan
rata, (penyakit
menonjol, atau ginjal
scaphoid kronik,
(cekung). ikterus
 dan adanya
Simetrisitas; perhatikan
bekas-bekas
perhatikan adanyaadanya
garukan
benjolanbenjolan
(penyakit
local local
(hernia, (hernia,
ginjal kronik, ikterus
hepatomegali,
Simetrisitas;
obstruktif),
hepatomegali,
Simetrisitas; perhatikan
jaringan parut
perhatikan adanyaadanya
(tentukan
benjolanbenjolan
lokasinya),
local local
striae (hernia,
(gravidarum/
(hernia, hepatomegali,cushing
splenomegali,
syndrome), splenomegali,
obstruktif), jaringan
kista
pelebaranovarii,
pembuluh kista
darah ovarii,
paruthidronefrosis).Gerakan
(tentukan lokasinya),
vena
striae (gravidarum/
dinding
(obstruksi vena abdomen
kava
cushing
pada
inferior &
hepatomegali,
splenomegali,
syndrome), splenomegali,
kista ovarii,
pelebaran pembuluh kista
darah ovarii,
hidronefrosis).Gerakan dinding
vena (obstruksi abdomen pada
vena kava inferior &
hidronefrosis).Gerakan
peritonitis
kolateral terbatas.
pada hipertensi dinding
portal). abdomen pada peritonitis
 hidronefrosis).Gerakan
peritonitis
 Pembesaran
kolateral terbatas.
pada organ atau
hipertensi
Peristaltik; gerakan dinding
tumor,
portal).
peristaltik abdomen
dilihat
usus padapada
lokasinya
meningkat peritonitis
dapat obstruksi
terbatas.
 Pembesaran
Peristaltik;
terbatas. organ atau
gerakan tumor, usus
peristaltik dilihat lokasinyapada
meningkat dapat obstruksi
diperkirakan
ileus, tampak padaorgan apa atau
dinding tumor
abdomen apa.
dan bentuk usus juga
 diperkirakan
ileus,
Perhatikantampak organ
pada apa atau
dinding
juga gerakanventrikel tumor
abdomen apa.
dan bentuk
pasien: kanan dan aneurisma usus juga
Pulsasi; pembesaran aorta sering
tampak
Pulsasi;
• (darm-contour).
Perhatikan juga gerakan
pembesaran pasien:
ventrikel kanan danobstruksi
aneurisma aorta sering
tampak
Pasien
memberikan (darm-contour).
sering merubah posisidi
pulsasi → adanya
daerah usus.
• Pasien sering merubah posisi → adanya obstruksi usus. umbilical.
gambaran epigastrium dan
memberikan gambaran
• Pasien sering pulsasi
menghindari di daerah
gerakan epigastrium
→ adanya dan umbilical.
iritasi peritoneum generalisata.
• • Pasien
Pasiensering
seringmelipat
menghindari gerakan
lutut ke → tegangan
atas agar adanya iritasi peritoneum
abdomen generalisata.
berkurang/
• Pasien sering melipat lutut ke atas agar tegangan abdomen berkurang/
relaksasi → adanya peritonitis.
relaksasi
• Pasien → adanya
melipat peritonitis.
lutut sampai ke dada, berayun-ayun maju mundur pada saat
• Pasien melipat lutut sampai ke dada, berayun-ayun maju mundur pada saat
nyeri → adanya pankreatitis parah.
nyeri → adanya pankreatitis parah.
Auskultasi
Kegunaan auskultasi ialah untuk mendengarkan suara peristaltic usus dan bising pembuluh darah.
Dilakukan selama 2-3 menit.
a. Mendengarkan suara peristaltik usus.
Diafragma stetoskop diletakkan pada dinding abdomen, lalu dipindahkan keseluruh bagian
abdomen. Suara peristaltic usus terjadi akibat adanya gerakan cairan dan udara dalam usus.
Frekuensi normal berkisar 5-34 kali/ menit.
•Bila terdapat obstruksi usus, peristaltik meningkat disertai rasa sakit (borborigmi).
•Bila obstruksi makin berat, abdomen tampak membesar dan tegang, peristaltik lebih tinggi seperti
dentingan keeping uang logam (metallic-sound).
•Bila terjadi peritonitis, peristaltik usus akan melemah, frekuensinya lambat, bahkan sampai hilang.
•Suara usus terdengar tidak ada
• Hipoaktif/sangat lambat ( misalnya sekali dalam 1 menit )
Palpasi
Beberapa pedoman untuk melakukan palpasi, ialah:

a. Pasien diusahakan tenang dan santai dalam posisi


berbaring terlentang. Sebaiknya pemeriksaan
dilakukan tidak buru-buru.
b. Palpasi dilakukan dengan menggunakan palmar jari
dan telapak tangan. Sedangkan untuk menentukan
batas tepi organ, digunakan ujung jari. Diusahakan
agar tidak melakukan penekanan yang mendadak,
agar tidak timbul tahanan pada dinding abdomen.
c. Palpasi dimulai dari daerah superficial, lalu ke bagian dalam. Bila ada
daerah yang dikeluhkan nyeri, sebaiknya bagian ini diperiksa paling akhir.
d. Bila dinding abdomen tegang, untuk mempermudah palpasi maka pasien
diminta untukmenekuk lututnya. Bedakan spasme volunteer & spasme sejati
dengan menekan daerah muskulus rectus, minta pasien menarik napas dalam,
jika muskulus rectus relaksasi,maka itu adalah spasme volunteer. Namun jika
otot kaku tegang selama siklus pernapasan, itu adalah spasme sejati.
e. Palpasi bimanual : palpasi dilakukan dengan kedua telapak tangan, dimana
tangan kiri berada di bagian pinggang kanan atau kiri pasien sedangkan tangan
kanan di bagian depan dinding abdomen.  
Pemeriksaan ballottement : cara palpasi organ
abdomen dimana terdapat asites. Caranya
dengan melakukan tekanan yang mendadak pada
dinding abdomen & dengan cepat tangan ditarik
kembali. Cairan asites akan berpindah untuk
sementara, sehingga organ atau massa tumor
yang membesar dalam rongga abdomen dapat
teraba saat memantul.Teknik ballottement
juga dipakai untuk memeriksa ginjal, dimana
gerakan penekanan pada organ oleh satu tangan
akan dirasakan pantulannya pada tangan
lainnya.
Perkusi
 Orientasi abdomen secara umum.
Orientasi abdomen secara umum.
 Cairan bebas dalam rongga abdomen
Cairan bebas dalam rongga abdomen
Pemeriksaan Fisik Lainnya

Pemeriksaa
Pemeriksaa
n gelombang Pemeriksaa
n pekak alih
cairan n Rektal
(shifting
(undulating Anus
dullness).
fluid wave).

Anda mungkin juga menyukai