Anda di halaman 1dari 16

KELOMPOK 3 :

Muhamad Farhan Maulidin (1081180)


Nur Aprilianingsih (1081180)
Ikhsan Kurniawan (108118051)
Feliyah (108118062)
Dias Rizki Yuliannisa (108118045)
Meisi Awandani (1081180
Emilia Martina Adam (1081180
Hipotiroidisme
Hipotiroid adalah suatu kondisi yang
dikarakteristikan oleh produksi hormon tiroid yang
rendah
Hipotiroid merupakan suatu penyakit yang terjadi
karena rendahnya kadar hormon tiroid, dapat terjadi
sepanjang hidup, dengan berbagai macam
penyebab. Hipotiroid yang sangat berat disebut
miksedema. Hipotiroid terjadi akibat penurunan
kadar hormon tiroid dalam darah. Kelainan ini
kadang-kadang disebut miksedema (Syaefulah Nur,
2000).
Jenis-jenis Hipotiroidisme
1. Hipotiroid Primer
Lebih dari 95% penderita hipotiroidisme mengalami
hipotiroidisme primer atau tiroidal yang mengacu
kepada disfungsi kelenjar tiroid itu sendiri.
2. Hipotiroid Sekunder
Apabila disfungsi tiroid disebabkan oleh kegagalan
kelenjar hipofisis, hipotalamus atau keduanya
disebut hipotiroidisme sentral (hipotiroidisme
sekunder)
3. Hipotiroidisme Tersier
Jika sepenuhnya disebabkan oleh hipofisis
Etiologi dari hipotiroidisme dapat digolongkan menjadi tiga tipe yaitu :

1. Hipotiroid primer
Mungkin disebabkan oleh congenital dari tyroid (kretinism),
sintesis hormone yang kurang baik, defisiensi iodine (prenatal
dan postnatal), obat anti tiroid, pembedahan atau terapi
radioaktif untuk hipotiroidisme, penyakit inflamasi kronik
seperti penyakit hasimoto, amylodosis dan sarcoidosis.
2. Hipotiroid sekunder
Hipotiroid sekunder berkembang ketika adanya stimulasi yang
tidak memadai dari kelenjar tiroid normal, konsekwensinya
jumlah tiroid stimulating hormone (TSH) meningkat.
3. Hipotiroid tertier/ pusat
Hipotiroid tertier dapat berkembang jika hipotalamus gagal
untuk memproduksi tiroid releasing hormone (TRH) dan
akibatnya tidak dapat distimulasi pituitary untuk
mengeluarkan TSH.
Patofisiologi

Kelenjar tiroid membutuhkan iodine untuk sintesis


dan mensekresi hormone tiroid. Jika diet seseorang
kurang mengandung iodine atau jika produksi dari
hormone tiroid tertekan untuk alasan yang lain, tiroid
akan membesar sebagai usaha untuk kompendasi
dari kekurangan hormone. Pada keadaan seperti ini,
goiter merupakan adaptasi penting pada suatu
defisiensi hormone tiroid. Pembesaran dari kelenjar
terjadi sebagai respon untuk meningkatkan respon
sekresi pituitary dari TSH. TSH menstimulasi tiroid
untuk mensekresi T4 lebih banyak, ketika level T4
darah rendah. Biasanya, kelenjar akan membesar
dan itu akan menekan struktur di leher dan dada
menyebabkan gejala respirasi disfagia.
Manifestasi Klinis
• Kulit dan rambut
Pertumbuhan kuku buruk, kuku menebal
Kulit kering, pecah-pecah, bersisik dan menebal
• Muskuloskeletal
• Kardiorespiratorik
• Gastrointestinal
• Renalis
Retensi air (volume plasma berkurang)
• Sistem reproduksi
Pada perempuan terjadi perubahan menstruasi seperti amenore / masa
menstruasi yang memanjang, menoragi dan galaktore dengan hiperprolaktemi
Penurunan libido
Gangguan fertilitas
• Metabolik
Penurunan metabolic basal.
Penurunan suhu tubuh.
Intoleran terhadap dingin
Konsep Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian, meliputi :
• Riwayat kesehatan klien dan keluarga. Sejak kapan klien menderita
penyakit tersebut dan apakah ada anggota keluarga yang menderita
penyakit yang sama.
• Kebiasaan hidup sehari-hari seperti
• Pola makan
• Pola tidur (klien menghabiskan banyak waktu untuk tidur).
• Pola aktivitas.
• Tempat tinggal klien sekarang dan pada waktu balita.
• Keluhan utama klien, mencakup gangguan pada berbagai sistem tubuh:
• Sistem pulmonari
• Sistem pencernaan
• Sistem kardiovaslkuler
• Sistem muskuloskeletal
• Sistem neurologik dan Emosi/psikologis
• Sistem reproduksi
• Metabolik
• Pemeriksaan fisik mencakup :
• Penampilan secara umum
• Nadi lambat dan suhu tubuh menurun
• Perbesaran jantung
• Disritmia dan hipotensi
• Parastesia dan reflek tendon menurun
• Pengkajian psikososial klien sangat sulit membina
hubungan sosial dengan lingkungannya, mengurung
diri/bahkan mania. Keluarga mengeluh klien sangat
malas beraktivitas, dan ingin tidur sepanjang hari.
Kajilah bagaimana konsep diri klien mencakup kelima
komponen konsep diri.
• Pemeriksaan penunjang mencakup; pemeriksaan kadar
T3 dan T4 serum; pemeriksaan TSH (pada klien dengan
hipotiroidisme primer akan terjadi peningkatan TSH
serum, sedangkan pada hipotiroid yang sekunder kadar
TSH dapat menurun atau normal).
Diagnosa keperawatan

• Intoleransi Aktifitas b/d kelelahan dan penurunan


proses kognitif.
• Hipotermi b/d metabolisme
• Konstipasi b/d Penurunan fungsi Gastrointestinal
• Ketidakefektifan pola napas b/d depresi ventilasi
• Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh b/d lambatnya laju
metabolisme tubuh.
• Intervensi

no Diagnosa NOC NIC


keperawatan
1. Intoleransi -Konservasi energi. Terapi aktivitas :
Aktifitas b/d -Toleransi aktivitas. a. Bantu klien untuk
kelelahan dan -Perawatan diri. mengidentifikasi
penurunan Kriteria hasil : aktivitas yang mampu
proses kognitif. a. Berpatisipasi dilakukan.
dalam aktivitas b. Bantu untuk memilih
fisik. aktivitas konsisten yang
b. Mampu sesuai dengan
melakukan kemampuan fisik,
aktivitas sehari – psikologi dan social
hari secara c. Bantu untuk
mandiri. mengidentivikasi dan
mendapatkan sumber
yang diperlukan untuk
aktivitas yang
diinginkan.
d. Bantu untuk
mengidentifikasi
2. Hipotermi b/d -Termoregulasi. Pengaturan Suhu :
metabolisme -Tanda – tanda a. Monitor suhu
vital. minimal tiap 2
Kriteria hasil : jam.
a.Suhu tubuh b. Tingkatkan
dalam rentang intake cairan dan
normal. nutrisi.
b.Nadi dan c. Selimuti pasien
respirasi dalam untuk mencegah
rentang normal. hilangnya
kehangatan tubuh.
Pemantauan tanda
vital :
a. Monitor TD,
nadi, suhu dan
respirasi.
b. Monitor suara
parau dan pola
pernapasan
abnormal.
c. Monitor suhu,
warna dan
kelembaban kulit.
3. Konstipasi b/d -Hidrasi. Manajemen
Penurunan fungsi -Defekasi. konstipasi :
Gastrointestinal Kriteria hasil : a. Monitor tanda
a. Mempertahankan dan gejala
bentuk feses lunak konstipasi.
setiap 1-3 hari. b. Monitor feses :
b. Bebas dari frekuensi,
ketidaknyamanan dan konsistensi dan
konstipasi. volume.
c. Mengidentifikasi Kolaborasi :
indikasi untuk a. Memberikan
mencegah konstipasi. anjuran
d. Feses lunak dan pemakaian obat
berbentuk. nyeri sebelum
defekasi untuk
memfasilitasi
pengeluaran feses
tanpa nyeri.
4. Ketidakefektifan pola napas -Status respirasi Manajemen
b/d depresi ventilasi : Ventilasi. jalan nafas :
-Status tanda – a. Posisikan
tanda vital. pasien untuk
Kriteria hasil : memaksimalka
a. Menunjukkan n ventilasi.
jalan nafas b. Berikan
yang paten aroma terapi
(klien tidak untuk
merasa melegakan
tercekik, irama jalan nafas.
nafas, frekuensi c. Monitor pola
pernafasan pernapasan
dalam rentang abnormal.
normal, tidak Monitor tanda –
ada suara nafas tanda vital.
abnormal).
b. Tanda –
tanda vital
dalam rentang
normal.
5. Ketidakseimbangan -Selera makan. Manajemen
nutrisi kurang dari -Status gizi. nutrisi :
kebutuhan tubuh -Pengukuran biokimia. a. Membantu atau
b/d lambatnya laju Kriteria hasil : menyediakan
metabolisme tubuh. a. Tidak adanya tanda – asupan makanan
tanda malnutrisi. dan cairan diet
b. Mempertahankan massa seimbang.
tubuh dan berat badan b. Pemberian
dalam batas normal. makanan dan
asupan gizi untuk
mendukung proses
metabolic pasien
yang malnutrisi
atau beresiko
tinggi terhadap
malnutrisi
c. Membantu klien
untuk makan.
d. Analisa data
pasien untuk
mencegah dan
meminimalkan
kurang gizi.
Manajemen/Pemantaua
n cairan/elektrolit :
a. Analisa data pasien
untuk mengatur
keseimbangan
cairan/elektrolit.
b. Mengatur dan
mencegah komplikasi
akibat perubahan kadar
cairan dan elektrolik.
Thank you 

Anda mungkin juga menyukai