Anda di halaman 1dari 23

ANATOMI SISTEM IMUN

Directed by :
1. Dewi Safa Azizah (108118070)
2. Fitrianingsih (108118040)
KELOMPOK 3. Cici Nuriyah H (108118079)
1 4. Destri Retno R (108118039)
5. Endah Purnama Sari (108118056)
6. Septian Dwi A (108118067)
Sistem imun adalah suatu sistem kompleks yang
memberikan respon imun (humoral dan seluler) untuk
menghadapi agens asing spesifik seperti bakteri, virus,
toksin, atau zat lain yang oleh tubuh dianggap “bukan
A. Pengertian bagian diri”. Sistem imun dapat membedakan berbagai
Sistem Imun zat asing dan responnya terutama jika dibutuhkan. Respon
imun memiliki kemampuan untuk mengingat kembali
kontak sebelumnya dengan suatu agens tertentu, sehingga
pajanan berikutnya akan menimbulkan respon yang lebih
cepat dan lebih besar (Sloane, 2004 : 255).
Fungsi sistem imun dalam kehidupan yaitu :
1. Menghilangkan jaringan atau sel yang mati atau
rusak untuk perbaikan jaringan.
B. Fungsi 2. Mengenali dan menghilangkan sel yang abnormal
Sistem Imun 3. Kemampuannya untuk mengenali benda-benda asing
seperti bakteri, virus, parasit, jamur, sel kanker, dll.
4. Bisa bertindak secara khusus untuk menghadapi
serangan benda asing itu
5. Sistem Imun mengingat penyerang-penyerang asing
itu (rupa & rumus kimiawi antibodi yang digunakan
untuk mengalahkan mereka yang disimpan didalam
Transfer Factor tubuh).
6. Melindungi tubuh dari invasi penyebab penyakit
dengan menghancurkan dan menghilangkan
7. Menghilangkan jaringan atan sel yang mati atau rusak
untuk perbaikan jaringan.
8. Sasaran utama yaitu bakteri patogen dan virus.
Leukosit merupakan sel imun utama (disamping sel
plasma, makrofag, dan sel mast).
1. Organ utama (primer)
a. Sum sum tulang

C. Organ
Sistem Imun
Sumsum tulang merupakan jaringan limfatik karena
memproduksi timus Atau tempat-tempat lainnya untuk menjadi
limfosit atau limfosit B sumsum tulang berada di dalam bagian
rongga interior tulang yang merupakan tempat produksi
sebagian sel darah baru ada dua jenis sumsum yaitu sumsum
merah yang memproduksi sel darah merah, trombosit, dan
sebagian besar del darah putih serta sum-sum kuning yang
menghasilkan sedikit jenis sel darah putih.

Sum-sum tulang bertanggung jawab untuk produksi sel sistem


kekebalan yang penting seperti sel B, granulosit, sel-sel
pembunuh alami dan timosit dewasa. Hal ini juga
menghasilkan sel-sel darah merah dan platelet.
b. Kelenjar Timus
Kelenjar timus merupakan suatu jariugan limfatik yang ter1etak di
sepanjang trakea di rongga dada bagian atas dan paling aktif
memproduksi sejumlah limfosit selama masa kanak-kanak.
Fungsi utama dari kelenjar timus adalah memproses limfosit muda
rmenjadi T limfosit (menghasilkan sel T matang). Sel-sel yang
belum matang diproduksi di sum-sum tulang, bermigrasi dan
datang ke timus, dimana proses pematangan berlangsung.
Proses pematangan adalah salah satu hal yang luar biasa, karena
memungkinkan sel-sel T menguntungkanlah yang akan dirilis ke
aliran darah. Sedangkan sel T yang membangkitkan respon auto
imun yang merugikan mendapatkan dieliminasi.
c. Kelenjar Limfa
Limfa adalah organ sistem pembangun kekebalan tubuh yang
terdiri dari sel T, dan sel B, sel-sel pembunuh alami, makrofag, sel
denritik dan sel darah merah. limfa terdiri dari dua bagian yaitu
pulp Merah dan pulp putih limfosit yang baru dibuat di Pulp putih
mula-mula dipindahkan ke Pulp Merah, lalu mengikuti aliran
darah. Tugas limpa seperti berkontribusi pada produksi sel
fagositosis perlindungan sel darah merah dan pembangunan
kekebalan.
Limpa bertindak sebagai filter imunologi darah dan menjebak
benda asing, yaitu antigen dari aliran darah yang melewati limpa.
Ketika makrofag dan sel dendritik membawa antigen kelimpahan
melalui aliran darah, sel B dalam limpa bisa diaktifkan dan
menghasilkan antibodi dalam tingkat yang besar. Dengan
demikian, limpa juga dapat dikenal sebagai pusat konferensi
imunologi. Selain itu, limpa juga membentuk lokasi kehancuran
sel darah merah yang lama.
d. Kelenjar getah
bening
Kelenjar getah bening adalah benjolan kecil jaringan yang putus-putus
sepanjang sistem limfatik. Kelenjar adalah pusat kegiatan dimana limfosit
terus beredar dari jaringan ke kelenjar getah bening dan kembali lagi melalui
aliran darah dan pembuluh limfatik. Sama seperti cara limpa menyaring darah,
kelenjar getah bening ini menyaring cairan interstitial yang hadir antara sel-sel
tubuh manusia. Kelenjar getah bening yang terletak di seluruh sistem limfatik
tubuh dan tidak lain hanyalah agregasi jaringan. Kelenjar getah bening yang
terdiri dari sebagian besar sel B, sel T, makrofag dan sel dendritic.

Mereka bertindak sebagai filter imunologi dan menguras getah bening dari
sebagian besar jaringan tubuh dan menyaring antigen hadir di dalamnya,
sebelum mengizinkan getah bening untuk kembali ke sirkulasi. Jika limfosit
mengenali antigen, mereka menjadi aktif. Mereka berhenti berada di seluruh
tubuh dan sebaliknya, tinggal di kelenjar getah bening dan mulai
memperbanyak sehingga ia melepaskan respon imun.
2. Organ Lain (sekunder)
a. Adenoid
Ademoid terletak dibelakang rongga hidung, dimana
bagian dari rongga hiodung memenuuhi faring. Adenoid
muncul sebagai satu rumpun dari jaeringan spons yang
membentuk garis pertahanan pertama dalam tubuh.
Fungsi adenoid adalah untuk menghentikan bakteri dan
organisme menyebab infeksi lainnya dari menginfeksi
organ tubuh lainnya. Ini terdiri dari jaringan limfoid
terutama yang bertindak sebagai filter dalam tubuh,
dengan menjebak bakteri dan virus. Antibodi yang hadir
didalam adenoid membantu melawan infeksi.
b. Amandel atau
Tonsil
Merupakan jaringan limfatik yang terdiri dari kumpulan-
kumpulan limfosit Ada dua massa jaringan kelenjar lembut di
kedua sisi bagian belakang mulut. Mereka terlihat pada cermin.
Tonsil bukan merupakan kelenjar karena tidak memiliki
pembuluh limfa afferent, oleh sebab itu tonsil tidak menyaring
cairan limfa. Seiring dengan adenoid, amandel juga
membentuk garis pertahanan pertama terhadap infeksi.
Tonsil terletak pada:
 Dinding dalam nosopharynx (tonsila pharirigea)
 Fosa tonsilaris di samping belakang lidah (tonsil palatina)
 Di bawah lidah (tonsila liqualis)
Fungsi utama amandel adalah untuk menjebak bakteri dan
virus dari udara yang dihirup.
1. Sel B
Fungsi sel B adalah antigen spesifik yang berproliferasi untuk
merespons antigen tertentu. Sel B berdiferensiasi menjadi sel plasma
non-ploriferasi yang menyintesis dan mensekresi antibodi (Sloane,
D. Sel-Sel 2004 : 259). Setiap reseptor sel B (B cell receptor) untuk suatu
yang Terlibat antigen adalah suatu molekul berbentuk Y yang terdiri dari empat
rantai polipeptida: dua rantai berat (heavy chain) yang identik dan
dalam Respon dua rantai ringan (light chain) yang identik, dengan jembatan
disulfide yang menautkan rantai-rantai itu. Rantai ringan dan berat
Sistem Imun masing-masing memiliki wilayah konstan (constant region, C),
tempan sekuens asam amino sedikit bervariasi diantara reseptor-
reseptor yang terdapat pada sel-sel B yang berbeda (Campbell, 2008
: 98).
2. Sel T
Fungsi sel T juga menunjukkan spesifitas antigen dan akan
berpoliferasi jika ada antigen, tetapi sel ini tidak memproduksi
antibodi.
 Sel T mengenali dan berinteraksi dengan antigen melalui reseptor
sel T, yaitu protein permukaan sel yang terikat membran dan analog
dengan antibodi
 Sel T memproduksi zat aktif secara imunologis yang disebut
limkofin. Sebtipe limfosit T berfungsi untuk membantu limfosit
mengatur respon imun (Sloane, 2004 : 259).
Sel T, seperti sel B berasal dari sel batang precursor dalam sumsum tulang.
Pada periode akhir perkembangan janin atau segera setelah lahir, sel
precursor bermigrasi menuju kelenjar timus, tempatnya berproliferasi,
berdiferensiasi, dan mendapatkan kemampuan untuk mengenal diri. Setiap
individu memiliki suatu susunan khas tanda protein permukaan sel
(antigen) yang dikodekan oleh gen yang disebut sebagai kompleks
histokompatibilitas mayor (major histocompatibility complex (MHC)).

Sel T pembantu memiliki beberapa fungsi yaitu;

 Sel ini diperlukan untuk sintesis antibodi normal;

 Saat pengenalan antigen asing, sel T dan sel T pembantu melepas


3. Makrofag

Secara fagositik menelan zat asing dan melalui kerja enzimatik


menguraikan materi yang tertelan untuk diekskresi dan untuk
pemakaian ulang.

 Makrofag memproses antigen terfagositosis melalui denaturasi atau


mencerna sebagian antigen untuk menghasilkan fragmen yang
mengandung determinan antigenic.

 Makrofag akan meletakkan fragmen antigen pada permukaan selnya


sehingga terpapar untuk limfosit T tertentu. Ini merupakan langkah
penting dalam aktivasi sel T (Sloane, 2004 : 259).
CAUTION!!!

BAGI AUDIENT,
JANGAN
MEMPERSULIT
YANG
PRESENTASI,
NANTI KENA
AZAB!!!

Anda mungkin juga menyukai