Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas Rahmat
dan Hidayah-Nya, dimasa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) ini kami dapat
menyelesaikan modifikasi dan menyusun kembali Pedoman Audit Internal dan
Pertemuan Tinjauan Manajemen di UPTD PUSKESMAS SANGURARA untuk melengkapi
Norma Standar Prosedur Kriteria (NSPK) Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
(UPTD PUSKESMAS SANGURARA) dan sebagai upaya untuk mempertahankan mutu di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan di puskesmas, yang dikeluarkan oleh Kementerian
Kesehatan dalam hal ini Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Direktorat Mutu Dan
Akreditasi Pelayanan Kesehatan Tahun 2020, tanpa merubah substansi dari pedoman
tersebut.
Pemantauan dan penilaian kinerja dan mutu dilakukan sebagai wujud
akuntabiltas pelayanan kesehatan dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat. Berbagai mekanisme monitoring dan penilaian kinerja dilakukan baik
melalui supervisi, audit, lokakarya mini bulanan, lokakarya mini triwulan, penilaian
kinerja semester, dan penilaian kinerja tahunan termasuk Audit Internal dan
Pertemuan Tinjauan Manajemen merupakan salah satu mekanisme untuk menilai
kinerja dan mutu secara periodik yang menjadi tolak ukur monitoring seluruh aktivitas
manajemen di Puskesmas Sangurara.
Pedoman ini kami modifikasi dan disusun kembali dengan tujuan agar tim audit
internal di Puskesmas Sangurara memiliki acuan dalam melakukan Audit Internal dan
Pertemuan Tinjauan Manajemen.
Pada kesempatan ini, perkenankan kami menyampaikan ucapan terima kasih
dan apresiasi kepada semua pihak yang terlibat dalam proses penyusunan Pedoman ini.
Semoga Pedoman ini memberikan manfaat bagi tim audit internal dan seluruh tenaga
kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan dipuskesmas dalam menjamin
pelayanan kesehatan yang berkualitas.
Penyusun, 2021
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan kesehatan perlu dikelola dengan baik berdasarkan konsep
manajemen. Dalam perkembangan manajemen pelayanan kesehatan, berkembang
penerapan konsep manajemen mutu yang bertujuan untuk memastikan institusi
pelayanan kesehatan dapat memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu. Mutu
pelayanan kesehatan adalah kinerja yang menunjuk pada tingkat kesempurnaan
pelayanan kesehatan, yang disatu pihak dapat menimbulkan kepuasan sesuai
kebutuhan dan harapan pengguna jasa, serta dipihak lain tata cara
penyelenggaraannya sesuai dengan standar dan kode etik profesi yang telah
ditetapkan. Beberapa fakta menunjukkan masih adanya masalah yang perlu
ditindaklanjuti dalam upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan di Indonesia.
Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu dan kinerja dapat dilakukan melalui
kegiatan pemantauan dan penilaian kinerja secara periodik.
Berbagai mekanisme pemantauan dan penilaian kinerja di atas dapat
dilakukan baik melalui supervisi, laporan capaian kinerja, audit internal, lokakarya
mini bulanan, lokakarya mini triwulan, penilaian kinerja semester, dan penilaian
kinerja tahunan. Audit internal dan Pertemuan Tinjauan Manajemen merupakan
salah satu mekanisme untuk menilai adanya upaya peningkatan mutu dan kinerja
UPTD Puskesmas Sangurara. Hasil audit internal selain harus segera ditindaklanjuti
oleh unit pelayanan yang diaudit, juga dilaporkan kepada Kepala UPTD Puskesmas
Sangurara dan Penanggung Jawab Mutu sebagai salah satu agenda yang akan
dibahas dalam Pertemuan Tinjauan Manajemen. Pertemuan Tinjauan
Manajemen merupakan pertemuan yang dipimpin oleh Penanggung Jawab Mutu
dan harus dihadiri oleh Kepala UPTD Puskesmas Sangurara dengan agenda sebagai
berikut :
1. Hasil Audit Internal
2. Capaian kinerja pelayanan
3. Keluhan pelanggan
4. Umpan balik pelanggan
5. Hasil survei kepuasan
6. Masalah-masalah operasional yang terkait dengan penerapan sistem
manajemen mutu, penyelenggaraan pelayanan (klinis dan UKM)
7. Rencana perbaikan/perubahan yang perlu dilakukan baik pada sistem
manajemen mutu maupun sistem pelayanan (klinis dan UKM)
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Sebagai acuan bagi UPTD Puskesmas Sangurara dalam melaksanakan Audit Internal
dan Pertemuan Tinjauan Manajemen guna peningkatan mutu pelayanan kesehatan
dan kinerjanya.
2. Tujuan khusus
Agar kepala, penanggung jawab dan pegawai UPTD Puskesmas Sangurara:
a. Memahami tujuan pelaksanaan Audit Internal dan Pertemuan Tinjauan
Manajemen
b. Memahami proses dan tahapan pelaksanaan Audit Internal dan Pertemuan
Tinjauan Manajemen
c. Diketahuinya tehnik pelaksanaan Audit Internal dan Pertemuan Tinjauan
Manajemen
d. Tersedianya masukan untuk melakukan peningkatan mutu layanan di
Puskesmas Sangurara
BAB II. GAMBARAN UMUM PUSKESMAS
A. KEADAAN UMUM
1. Keadaan Geografi
UPTD Puskesmas Sangurara merupakan salah satu pusat pelayanan kesehatan
masyarakat yang berada di wilayah Kecamatan Tatanga Kota Palu, dimana wilayah
kerja Puskesmas 80 % daratan, 20 % perbukitan.
Adapun batas – batas wilayah kerja UPTD Puskesmas Sangurara, yakni:
Sebelah utara berbatasan dengan Kel. Ujuna dan Kel. Kamonji.
Sebelah timur berbatasan dengan Sungai Palu.
Sebelah selatan berbatasan dengan Kel. Pengawu, dan Kel. Tavanjuka
Sebelah barat berbatasan dengan Desa Doda, Denggune Kec. Marawola
Kab. Sigi
2. Suhu dan Kelembaban Udara
Suhu udara di UPTD Puskesmas Sangurara sesuai dengan suhu udara rata-rata di
Kota Palu yaitu 25° - 35°C dengan kelembaban rata - rata antara 60-95%
3. Pemerintahan
UPTD Puskesmas Sangurara adalah salah satu Puskesmas di Kota Palu yang
terletak di Kecamatan Tatanga, dengan luas wilayah kerja + 13,69 km2 dan terbagi
ke dalam 5 kelurahan yang terdiri dari 32 RW dan 125 RT.
Adapun penyebaran jumlah RW dan RT terhadap luas wilayah dapat dilihat pada
tabel di bawah ini :
Tabel .1
Distribusi Penduduk Menurut Kelurahan di Wilayah Kerja
UPTD Puskesmas Sangurara Tahun 2020
Luas Jumlah Kepadatan
No Kecamatan Kelurahan Wilayah RW RT Penduduk
Penduduk
2
(Km ) (Km2)
1 Tatanga Duyu 616 9.768 5 26 15,86
2 Tatanga Boyaoge 1,57 8.708 4 20 55,46
3 Tatanga Nunu 1,22 8.829 8 29 72,37
4 Palu Barat Balaroa 238 13.320 9 33 55,97
5 Ulujadi D.Kodi 236 9.860 6 28 41,78
Jumlah 13,67 50.485 32 136 37
Sumber : Data BPS Tahun 2020
Wilayah kerja UPTD Puskesmas Sangurara yang terluas adalah terdapat di
kelurahan Duyu adalah dibandingkan dengan kelurahan-kelurahan lain dimana luas
wilayahnya 6,16 Km2 , dan kelurahan Balaroa merupakan daerah terpadat
penduduknya, sedangkan kelurahan terkecil adalah kelurahan Nunu 1,22 Km2
B. KEPENDUDUKAN
1. Pertumbuhan Penduduk
Jumlah Penduduk di wilayah UPTD Puskesmas Sangurara tahun 2020 berdasarkan
data dari BPS Kota Palu adalah 50.485 jiwa. Dibanding tahun 2019 berjumlah
(49.765 jiwa) terjadi peningkatan jumlah penduduk di wilayah UPTD Puskesmas
Sangurara sebanyak 720 jiwa dari tahun 2019. dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel. 2
Distribsi Penduduk di Wilayah UPTD Puskesmas Sangurara
Tahun 2016 s/d 2020
Tabel. 3
Distribusi Penduduk Wilayah UPTD Puskesmas Sangurara
Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
Tahun 2020
Kelompok umur
No Laki-Laki Perempuan Jumlah Rasio
( tahun)
C. SOSIAL EKONOMI
1. Beban Tanggungan
Ratio beban tanggungan diperlukan untuk mengetahui beban tanggungan ekonomi
suatu daerah. Tingginya ratio beban tanggungan suatu daerah merupakan faktor
penghambat pembagunan ekonomi karena sebagian besar pendapatan yang
diperoleh golongan produktif harus dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan
golongan yang tidak produktif.
2. Mata Pencaharian
Ditinjau dari mata pencaharian masyarakat di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Sangurara sebagian besar bermata pencaharian adalah petani, buruh, tukang,
pedagang, Pegawai Negeri Sipil.
3. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan penduduk di wilayah kerja UPTD Puskesmas Sangurara yang
terbanyak adalah tamat SLTA/MA yaitu 36,56 %, tamat SD/SLTP sebanyak 36,41 %,
tamat diploma / universitas sebanyak 17,33% dan yang tidak tamat SD sebanyak
11,50 %. Keterangan lebih rinci mengenai tingkat pendidikan per kelurahan dapat
dilihat pada tabel. 5 lampiran.
Sarana pendidikan yang terdapat di wilayah kerja UPTD Puskesmas Sangurara
sebanyak 40 buah sarana yang tersebar di 5 kelurahan. dan untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel di bawah ini yang menunjukkan jumlah sarana pendidikan.
Tabel . 5
Sarana Pendidikan Di Wilayah Kerja
UPTD Puskesmas Sangurara Tahun 2020
Sarana pendidikan
No Kelurahan Jumlah
TK/
SD SMP SMA
PAUD
1 Duyu 2 3 2 3 10
2 Boyaoge 2 4 - - 6
3 Nunu 2 6 3 3 13
4 Balaroa 3 4 - - 7
5 D.Kodi 1 4 4
Jumlah 10 21 5 6 42
Sumber : Data Sekolah 2020
3. Tahap III: Tahap analisis data audit, perumusan masalah, prioritas masalah dan rencana
tindak lanjut audit.
4. Analisis data dilakukan dengan cara membandingkan fakta yang diperoleh pada waktu
proses pengumpulan data dengan kriteria audit yang telah ditetapkan. Bila ditemukan
kesenjangan antara fakta dengan kriteria audit, maka tim audit internal bersama
auditee melakukan analisis lebih lanjut untuk mengenal penyebab timbulnya
kesenjangan, dan menyusun rencana tindak lanjut.
Kesenjangan yang ditemukan terhadap standar/ kriteria yang digunakan dalam audit
dibahas bersama dengan auditee. Tim audit internal bersama dengan auditee
melakukan analisis penyebab masalah dapat menggunakan pohon masalah atau
diagram tulang ikan untuk mengenali akar-akar penyebab masalah. Berdasarkan
akar-akar penyebab masalah tersebut dikembangkan alternatif perbaikan, untuk
disepakati alternatif terbaik untuk menyelesaikan kesenjangan yang dituangkan dalam
rencana tindak lanjut. Pada kegiatan audit ulang, tim audit perlu membandingkan hasil
audit yang sekarang dengan hasil audit yang sebelumnya, apakah upaya-upaya
perbaikan yang disepakati bersama sudah dilaksanakan dan menghasilkan perbaikan.
5. Tahap IV: Tahap pelaporan dan tindak lanjut audit.
Keseluruhan hasil audit harus dilaporkan kepada Kepala UPTD PUSKESMAS
SANGURARA, Penanggung jawab mutu, dan disampaikan kepada unit yang diaudit.
Hasil audit juga dilaporkan pada saat pertemuan tinjauan manajemen, tindak lanjut
yang telah dilakukan, kendala dalam perbaikan sehingga dapat memperoleh dukungan
manajemen dalam upaya perbaikan kinerja maupun perbaikan sistem manajemen dan
pelayanan.
Laporan Audit Internal harus memuat:
a. Latar belakang dilakukan audit
Dalam latar pelakang perlu ada penjelasan alasan mengapa dilakukan audit.
b. Tujuan audit
Laporan audit juga harus menjelaskan tujuan dilaksanakan audit.
c. Lingkup audit
Dalam laporan audit perlu dijelaskan unit yang diaudit.
d. Objek audit
Sebagaimana pada rencana audit, dalam laporan audit juga dijelaskan apa saja yang
diaudit.
e. Standar/ Kriteria yang digunakan untuk melakukan audit.
Laporan audit harus jelas menjelaskan standar/ kriteria yang digunakan sebagai
pembanding dalam pelaksanaan kegiatan audit.
f. Tim audit internal.
Personil yang melakukan audit harus dijelaskan dalam laporan audit.
g. Proses audit.
Dalam laporan audit, metode, proses pelaksanaan audit dan jadwal
pelaksanaan audit harus dijelaskan.
h. Hasil dan analisis hasil audit.
Hasil temuan audit dilakukan analisis tentang penyebab terjadinya kesenjangan
(ketidaksesuaian antara fakta dengan standar/ kriteria) lalu hasil audit dan analisis
hasil audit dituangkan dalam laporan audit.
i. Rekomendasi dan batas waktu penyelesaian yang disepakati oleh auditee.
Berdasarkan hasil audit, tim audit internal diwajibkan untuk memberikan
rekomendasi perbaikan dengan adanya kesepakatan dari pihak auditee untuk
menyelesaikannya.
Unit kerja yang diaudit wajib melakukan tindak lanjut terhadap temuan audit dalam
bentuk upaya-upaya perbaikan. Setelah memperoleh laporan hasil audit, auditee harus
mempelajari laporan audit tersebut, untuk kemudian menyusun rencana perbaikan.
Rencana perbaikan disusun dengan batas waktu yang jelas, sehingga pelaksanaan
perbaikan dapat dikerjakan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan atau disepakati
bersama dengan tim audit internal.
Pada saat pelaksanaan kegiatan perbaikan, tim audit internal dapat melakukan
pemantauan kegiatan, melihat sejauh mana tindak lanjut yang dilakukan oleh auditee
dan memberikan arahan atau bimbingan jika diperlukan. Hasil perbaikan wajib
dilaporkan oleh auditee kepada pimpinan UPTD PUSKESMAS SANGURARA dan
disampaikan tembusan kepada tim audit internal.
BAB IV. PERTEMUAN TINJAUAN MANAJEMEN
I. Pendahuluan
Puskesmas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat perlu dimonitor
dan dievaluasi agar dapat memberikan pelayanan yang optimal bagi masyarakat
baik dalam pelayanan kesehatan perseorangan maupun pelayanan kesehatan
masyarakat. Berbagai mekanisme pemantauan dan penilaian kinerja dilakukan
baik melalui supervisi, laporan capaian kinerja, audit, lokakarya mini bulanan,
lokakarya mini triwulan, penilaian kinerja semester, dan penilaian kinerja tahunan.
...................., ……………20.....
Mengetahui, Anggota Tim Audit:
Ketua Tim Audit
Proses Perencanaan program KIA UNIT: UKM KIA
Kriteria Audit Standar akreditasi perencanaan (Bab IV.1 sd IV.3) dan pencapaian kinerja KIA
Bagian 2: Rencana tindak lanjut dari analisis akar permasalahan, tindakan koreksi dan perbaikan dengan waktu penyelesaian
Tanggal:
Bagian 3 : Verifikasi Tim audit internal tentang rencana kegiatan :
Nama unit yang diaudit : Unit pelayanan P2 TB, unit terkait : Promkes, Laboratorium
Tim audit internal : 1. Andre 2. Joni 3. Lina
Waktu pelaksanaan : 8 Maret 2020
Ketidaksesuaian Standar/Kriteri
Uraian
Bukti – Bukti terhadap a/Persyaratan Tindakan Tindakan Tanggal Waktu
No Ketidaksesu
Objektif Standar/Kriteria/ yang Perbaikan Pencegahan Penyelesaian
aian
Instrumen Digunakan
1 - Belum ada PMK 67/2016 blm Belum ada PMK 67/2016: Pengadaan 7 April 2017
regulasi tersedia hardcopy regulasi Pedoman PMK 67/2016 (koordinasi dgn
eksternal (sementara eksternal (PMK Penanggulanga TU utk
berupa dicetak), petugas 67/2016) dan n TB pengadaan)
Pedoman menggunakan regulasi internal
Penanggulan softcopy berupa pedoman
gan TB Belum membuat Membuat
terbaru (PMK pedoman TB pedoman
67/2016) yang mengacu pada 20 Maret 2017
- Belum ada ditandatangani PMK67/2016
regulasi Kapus (reg
internal internal)
:
:
tentang
Pedoman
Pelaksanaan
Program TB
2 SOP belum SOP masih SOP masih PMK 67/2016 : Revisi SOP 7 April 2017
mengacu mengacu pada mengacu pada Pedoman sesuai PMK
pada PMK Pedoman Pedoman Nasional Penanggulanga 67/2016
67/2016 Nasional Penanggulangan n TB
Penanggulangan TB Tahun 2014
TB Tahun 2014
3 SOP SOP digabung SOP Pengobatan PMK 67/2016 Buat SOP per 7 April 2017
Pengobatan menjadi SOP tidak per kategori kategori
tidak per Tatalaksana pengobatan pengobatan
kategori Penderita TB
pengobatan sehingga langkah
kegiatan tidak
spesifik per
kategori.
Contoh instrument audit menggunakan kriteria audit: standar akreditasi
No Kriteria audit Daftar Pertanyaan Observasi Telusur Fakta Temuan audit Rekomendasi
dokumen lapangan audit
1 Standar Apakah jenis-jenis
akreditasi pelayanan yang
PUSKESMAS8. tersedia di laboratorium
1.1. 8.1.2 sesuai dengan yang
ditetapkan
Apakah tenaga yang
memberikan pelayanan
sesuai dengan standar
kompetensi
Apakah pelaksanaan
interpertasi dilakukan
oleh petugas yang
terlatih
Apakah petugas tertib
menggunakan APD
2 8.1.3. Apakah penyerahan
8.1.4 hasil lab sesuai dengan
ketentuan yang berlaku
Apakah pelaporan hasil
lab yang kritis
dilakukan sesuai
dengan prosedur yang
ditetapkan
3 8.1.5 Apakah penyimpanan
reagensia memenuhi
ketentuan yang
ditetapkan
Apakah semua
reagensia diberi label
: :
:
:
Kegiatan (diisi sesuai
No Ya Tidak Tidak berlaku
kegiatan dalam SOP)
Total
Tingkat Kepatuhan Jumlah Ya dibagi dengan jumlah (Ya+Tidak) x
(Compliance Rate) 100 %
Contoh lain instrumen audit UKM KIA
Rekomendasi
No Kriteria audit Daftar Pertanyaan Fakta Lapangan Temuan Audit
Audit
Bagaimana capaian kepatuhan
Capaian
cuci tangan di ruang rawat
SASARAN
Mengapa indikator tersebut tidak
KESELAMATAN
1 tercapai
PASIEN:
Adakah upaya yang dilakukan
Kepatuhan cuci
untuk mengupayakan pencapaian
tangan
indikator tersebut
Bagaimana capaian kepatuhan
Capaian sasaran
identifikasi pasien pada
keselamatan
2 pelayanan obat rawat jalan
pasien: identifikasi
Jika tidak tercapai,mengapa?
pasien
Upaya apa yang sudah dilakukan
Lampiran 7: Form Pemantauan Tindak Lanjut Audit Internal
CONTOH FORM PEMANTAUAN TINDAK LANJUT AUDIT INTERNAL
Status tindak lanjut per tanggal:……………………………….
Uraian Analisis
Target waktu Waktu
Ketidak ketidak Rencana tindak Penanggung Status
penyelesaian Pelaksanaan
No Sesuaian/ sesuaian/ lanjut jawab penyelesaian
tindak lanjut
Masalah masalah