Anda di halaman 1dari 16

Referat

Neoplasma musculoskeletal pada Pediatrik

Oleh
Riki Indra Kusuma

Pembimbing
Prof. Dr. Darmadji Ismono., Sp.B., Sp.OT (K)

Universitas Padjadjaran
Divisi Orthopaedic And Traumatologi
Rumah Sakit Hasan Sadikin
Bandung
2018
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar belakang

Tumor, tumor like lesion, dan kista dikelompokkan dala satu kelompok secara terpisah
karena gejala klinis dan terapinya sama dan klasifikasi definitf dari tumor masih
berkembang. Kelainan yang bersifat jinak sering ditemukan , kelainan primer yang bersifat
ganas jarang ditemukan , mereka sering menyerupai antara satu dengan yang lain, sehingga
keptusan terapi yang tepat sangat penting , dan membutuhkan banyak pengetahuan. 1

Osteosarcoma, ewing sarcoma dan Rhabdomyosarcoma merupakan keganasan yang sering


ditemui baik pada orang dewasa dan anak-anak. Saat ini banyak pasien yang dapat
disembuhkan. Banyak faktor yang meningkatkan hasil pada pasien tersebut selama
beberapa dekade. Multidisiplin tersebut termasuk onkologi, radiasi onkologi, bedah,
patologi anatomi , dan radiologi, serta pasien yang digunakan dalam Clinical trial.
Pengertian yang benar mengenai mekanisme molekul dari penyakit tersebut menghasilka
penanganan terapi dengan target secara molekul sebagai bahan dalam standar agn
kemoterapi., sehingga diharapkan dapat memberikan hasil yang lebih baik di waktu yang
akan datang. Selanjutnya, teknik dan peralatan ortopedi yang baru sama halnya dengan
teknologi terbaru dari radiasi omkkologi memberikan janji pengobatan lebih baik terhadap
tumor primer dan memmberikan pengaruh efek samping yang lebih sedikit. Neskipun
dengan perkembangan ini pasien harus menjalani follow up selama hidupnya untuk
kemoterapi yang intensif dan terapi radioterapi. Kita mengulang diagnosis, prognosis dan
staging, terapi multidisiplin , arah yang baru dalam terapi, dan komplikasi dalam jangka
panjang dalam pengobatan tumor tersbut.

Osteosarkoma, Ewing Sarkoma/ primitive neuroectodermal tumor dan


Rhabdomyosarkoma merupakan tumor muskuloskeletal yang sering pada anak dan
dewasa.2

Pada orthopedi pediatrik pengobatan tumor yang jinak, memiliki hasil akhir yang baik,
namun memiliki komplikasi yang serius . Seorang onkologi yang memiliki keahlian yang
spesifik dapat memberikan terapi yang terbaik. Peningkatan angka harapan hidup
disebabkan karena peningkatan kemajuan onkologi orthopedc dan perkembangan peralatan
bedah dan terapi adjuvan. 3

BAB II

1. Epidemiologi

Osteosarkoma merupakan tumor ganas pada anak dan remaja dengan insiden 4.4 perjuta.
Puncak insisden pada dekade kehidupan yang kedua , dan sedikit terjadi pada dewasa.
Ewing sarcoma merupakan tumor ganas kedua yang serig terjadi, dngan insiden 2.9 juta
dan juga sering terjadi pada jaringan lunak. Tumor tulang sering dengan gejala nyeri dan
bengkak pada tulang dan sendi. Gejala sering terlihat pada orang dewasa yang sedang
mengalami kecelakaan saat sedang olah raga. Nyeri dimalam hari, gejala sistemik berupa
demam, penurunan berat badan atau kegagalan hilangnya gejal dalam beberapa minggu
setelah pengobatan secara konservatif harus membuat klinisi lebih serius mencari etiologi
dan memberikan pemeriksaan lebih lanjut.

Rhabdomyosarcoma (RMS) merupakan merupakan setengah dari saarkoma yang terjadi


pada jaringan lunak pada anak dengan insiden kasus 4.5 per juta pada anak dan dewasa
pertahun. Karena RMS dapat terjadi pada bagian manapun, gejala klinisnya tergantung
pada area sumbernya. Contoh: RMS pada orbita tampak sebagai proptosis, RMS pada
kandung kemih dan prostat tampak sebagai retensio urn, RMS pada extremitas tampak
sebagai massa yang nyeri, RMS pada vagina tampak sebagai perdarahan vagina terutama
pada wanita prepuberitas.

2. Klasifikasi

Sebagian klasifikasi terhadap tumor tulang berdasarkan jaringan dominan pada berbagai
lesi (tabel 9). Mengetahui asal dari sel tumor tersebu bersasal dapat membantu dalam
mementukan diagnosis dan rencana terapi. Beberapa kesalahan yang sering dilakukan
dalam penanganan pasien ini:

a. Jaringan yang pervasif tidak diperlukan pada jaringan asal.


b. Tidak dibutuhkan hubungan diantara kategori yang satu denga yang lain
c. Tidak selalu terdapat hubungan antara jinak dan ganaspada jariingan yang sama
d. Lesi ganaas yang serig pada metastasis tulang disebut tumor tulang 1

Tumor jinak dapat diklasifikasikan sebagai: laten, aktif, atau agresif.


- Tumor latent jinak (stage 1) merupakan tumor intracapsular, biasanya asimptomatik
dan tidak pernah metastase
- Tumor aktif yang jinak ( stage 2) : juga berupa tumor yang intrakapsular dan jarang
bermetastase namun memliki pertumbuhan yang aktif dan sring simptomatik.
- Tumor jinak yang agresif (stage 3) biasanya menembus kapsul dan menyebar
kekompartemen terdekat. Jarang tumor tersebut bermetastase.

Enneking memiliki klasifikasi sarkoma dari tulang dan jaringan lunak ke bebrapa stage
tergantung gambaran histologisnya, lokasi tumor terhadap kompartemen, dan adanya
metastase.
- Pada low grade tumor memiliki bentuk sel dengan batas yang jelas, gambaran
mitotic yang sedikit, sedikit atau tanpa adanya gambaran sel atypic, nekrosis yang
sedikit, dan tanpa invasi vaskular.
- Pada high grade tumor: biasanya memilliki gambaran mitosis yang sering, memiliki
sel atypic, nekrosis dan matriks yang sedikit dan memiliki invasi vaskular.

3. Gejala klinis
a. Anamnesis
Biasanya pasien memiliki gejala yang lama, sehingga membuat pasien menjadi
terlambat dalam mendapat pengobatan, pasien akan merasakan asimptom sampai
dapat terlihat kelainan pada X ray. Hal ini terlihat pada lesi jinak, tumor ini sering
pada anak anal namun jarang pada usia diatas 30 tahum, lesi ini dapat mengalami
pemulihan secara spontan. Tumor gansa, banyak yang memiliki gejala tida terlihat
karena mereka memiliki pertumbuhan yang lambat dan bila tumor berada pda
daerah yang tidak luas untuk pertumbuhan yang luas (seperti rongga pelvis). Usia
dapat sebagai tanda . banyak lesi yang jinak terjadi pada anak anakdan dewasa muda
demikian juga pada tmor ganas, seperti Ewing tumor dan Osteosacrcoma tumor.
Chondrosarcoma dan fibrosarcoma sering terjadi pda orang dewasa ( usia empat
puluh samapai lima puluh), myeloma sering merupakan tumor tulag primer, dan
jarang pada usia enampuluhan . pada pasien dengan usia ktujuh puluhan , tumor
tulang yang bermetastasis lebih sering sebagai tumor tulang yang bermetastase
dibanding sebagai tumor primer. 1
Pada anak dengan fraktr patologis tanpa gejala pendahulu sering memiliki lesi jinak
yang secara bertaha melemah melemahkan bagian cortex sehingga menyebabkan
fatiq fraktur melalui lesi kistik.
Secara kontras pada lesi masa yan secara gradual membesar yang diikuti dengan
nyeri terutama pada malam hari , dapat dicurigai sebagai keganasan yang primer.
Tumor jaringan lunak biasanya nyeri tidak nyeri dan datang pada dokter dengan
keluhan muncul benjolan. 3
Nyeri
Nyeri merupakan keluhan yang paling sering dan memnmebrikan informasi yang
sedikit mengenai tumor yang diderita pasien tersebut, meskipun nyeri yang
dirasakan berkelanjutan dan tidak reda reda merupakan gejala yang berkelanjutan.
Hal ini dapt disebabkan oleh perluasan yang secara cepat dan pelenturan jaringan
sekitar tumor tersebut, perdarahan pada ini tumor, atau degenerasi tumornya atau
fraktur pathologi incipient. Meskipun pada tumor tulang yang kecil, namun
memiliki kemungkinan menyebabkan rasa yang sangat nyeri bila tumor tersebut di
selubungi kapsul di dalam tulang ( conto : osteoid osteoma).
Pembengkakan
Pembengkakan atau penampakan benjolan dapat menjadi tnda alarm pda pasien .
namun biasanya pasien akan berusaha mencari pengobatan saat sien mulai
merasakan nyeri yang muncul pada benjolan tersebut.
Riwayat trauma
Riwayat trauma seblumnya tidak dapat diacuhkan sebagai sesuatu yang tidak
memiliki efek yang signifikan. Apakah trauma dapat menyebabkan perubahan
patologis , sampai saat ini belum ada jawabannya.
Gejala neurologis
Gejala neurologis (parasthesia dan numbnes) dapat disebabkan oleh tekanan atau
penegangan dari saraf tepi. Disfungsi yang progresif lebih sering disebabkan oleh
sifat invasif dan agresif dari tumor.
Fraktur pathologis
Fraktur pathologis dapat merupakan salah satu gejala klinis. Hal ini daat dicurigai
bila fraktur tersebut disebabkan oleh kecelakaan yang ringan, pada orang yang
sudah tua, yang sering menderita fraktur pada corticocancellous junctin , fraktur
terjadi pada mid shaft harus dicurigai sebagai pathological fraktur.
b. Pemeriksaan fisik
- Apakah terdapat benjolan
- Darimana benjolan tersebut berasal
- Apakah diskret atau menyebar
- Apakah lembut atau keras atau pulsatil
- Apakah nyeri
- Pembengkakan terkadang menyebar dan kulit sekitar hangat dan inflamasi,
dapat sulit dibedakan dengan tumor dengan infeksi atau hematoma. Jika tumor
dekat dengan persendian bisa terjadi efusi atau keterbatasan dalam pergerakan
sendi.
- Lesi spinal baik lesi jinak atau ganas , dapat menyebabkan spasme otot,
punggung tegang atau kaku dan nyeri skoliosis.
- Pemeriksaan akan difokuskan pada gejala namun harus juga termasuk pada area
drainase limfatik dan jarang pada pelvis, abdomen dan tulang belakang. 1

Pada pemeriksaan fisik harus diperiks : ukuran, konsstensi dan mobilitas dan nyeri
atau tidak.

1. Ukuran
- Pertumbuhan yang cepat biasanya merupakan kelainan keganasan. Sangat
penting menentukan perbandingan ukuran massa tersebut dengan pemerikaan
fisik.
2. Konsisten
- Apakah massa ersebut kistik , bony, atau keras. Massa yang kistik harus
diperiksa dengan transluminasi biasana bersifat jinak .
- Massa yang keras dan yang besar biasanya merupakan suatau keganasan .
biasanya akan menginvasi jaringan terdekat . dan biasanya terjadi peningkatan
suhu.
3. Mobilitas
- Massa yang fix biasanya terfiksasi dengan tulang atau intraosesus. Tumor
tulang biasanya tidak dipengaruhi oleh kontraksi otot. Tumor yang di
intramuskular biasanyan mobile ketika otot relax dan terfiksir bila otot
berkontrasi.
4. Nyeri
- Rasa nyeri erupakan suatu proses yang aktif dan merupakan hasil respon
inflamasi.
- Abses atau infeksi biasanya sangat nyeri merupakan tanda inflamasi, seperti
eritea, edema , limphangitis dan adenpathy
- Pada nyeri yang sedang, biasanya merupakan proses neoplasma yang aktif
- Pada kadaan tidak nyeri merupakan lesi yang diam.
- Satu hal yang harus diantisipasi adalah bahwa tumor ganas memiliki
pertumbuhan yang cepat dan jaringan akan menjadi nekrosis dapat menyerupai
gambaran dari infeksi sistemik. Ketika pertumbuhan tumor ganas bersifat cepat
di bagian subcutan, dapat menyebabkan pembuluh darah berdilatasi dan
menyerupai gambaran infeksi, meningkatkan panas dan turgor kulit sehingga
dapat menjadi salah antara thromboplebitis atau proses infeksi
5. Range of motion: biasanya terbatas karena spasme otot dan pengaruh mekanik
6. Tumor vaskuler:
- dicurigai bila ada peningkatan atau keadaan menetap dari penekanan
meneyebabkan ukuran yang berkurang.
- Jika ukurannya meningkat dengan menggunakan torniket
- Atau bila teraba thril atau pulsasi
7. Invasi terhadap syaraf dapat meneybabkan gejala neurologi sperti rasatertsusk,
paesthesia, hypoesthesia atau kelwmahan otot. Disfungsi neurologi jarang ada,
muncul bia pada bagian syaraf tidak dapat bergerak bebas, seprti : sciatic notch
dan neural foramina.3
c. Pemeriksaan penumjang
Pemeriksaan awal radiologi harus dievaluasi secara sistematis
- Melihat karakteristik tumor tersebut
- Reaksi tumor terhadap lingkungan sekitar
- Lokasi dari lesi
- Kemungkinan tempat lesi lain
a. Posisi anatomis dari lesi
Bila pada ephypiseal terlihat gambaran usen maka kemungkinan
chondroblastoma , infeksi atau granulasi eosinophilic
Ephyphiseal tumor setelah pertumbuhan ujung tulang tertutup biasanya
merupakan giant cell tumor
Bila pada bagian methapysis biasanya tumor jinak, unicameral tumor,
osteoid osteoma dan osteosarcoma.
Lesi pada bagian diafisis biasanaya pada: fibrous dysplasia, ewing sarcoma
dan adamanantinoma

b. Karakteristik lesi
- Lesi pada tulang dapat radiolusen , curiga kerusakan kistik, dapat berupa
gambaran densitas jaringan lunak, bony atau gambaran calcifik. Bebrapa lesi
seperti fibrous dysplasia mengubah struktur dari tulang, sehingga bagian
korteks tidak dapat dibedakan dan bagian tulang yng trabekular digantikan
dengan gambaran ground glass appearance. Masa jaringan lunak yang dekat
dengan lesi tulang dicurigai sebagai bentuk keganasan.
- Reaksi terhadap lingkungan sekitar: lesi pada tulang biasanya jelasa
memperlihatkan adanya reaksi terhadap jaringan sekitarnya. Lesi jinak seperti
unicameral bone cyst memperlihatkan batas yang jelas antara rongga kistik
dengan tulang disekitarnya. Korts menjadi menips dan melebar sehingga
mengalami pembesaran secar bertahap sehingga menyebabkan fenomena
tekanan. Lesi yang iritatif seerti osteoid osteoma menghasilkan respon yang luar
biasa terhadap pembentukan tulang dan penebalan bagian korteks pada area
sekitarnya. Eosinophilic grnuloma dapat menghasikan gambaran lesi punched
out dengan atau tanpa adanya reaksi dari host. Malignansi bianya memiliki
gambaran dengan tanpa batas yang jelas antara tumor dan jaringan sekitarnya.
Ketika tumor merusak bagian korteks tulang, meka akan mengangkat bagian
periosteum dan menghasilkan pembentukan tulang yang baru disepanjag
korteksnya. Pada bagian apeks dari elevasi tamak sebagai triangle dari
pembentukan tulang disebut codman triangle. Area pembentukan tulang tulamg
di perioestum disebut sunburst pattern. Reaksi periosteal tersebut
mengindikasikan proses yang agresive yang dapat terjadi pada lesi yang jinak,
infeksi dan keganasan. 3

X RAYS
X Ray polos merupakan foto yang sering dipakai. Sering ditemui kelainan yang
akan terlihat pada tulang, seperti penebalan pada bagian korteks tulang, benjolan
yang menyebar, kista atau kerusakan tulang yang sulit ditentukan batasnya.
Diperhatikan juga dimana letak posisi lesinya apakah di dyaphysis atau metaphysis?
Apakah lesinya solter atau muliple? Apakah bagian tepi dari lesi dapat terlihat
secara jelas atau tidak.
Penting untuk diingat bahwa lesi yang kistik tidak membutuhkan rongga tulang,
beberapa material radiolucent ( seperti fibroma atau chondroma) dapat terlihat
sebagai kista. Bila bagian tepi dari kista terlihat tajam dan mudah dilihat dengan
batas yang tegas, maka dapat dipastikan sebagai suatu tumor yang jinak. Namaun
bila tidak jelas dan berpencar, maka dapat diperkirakan sebagai massa yang ganas.
Kalsifikasi yang dengan gambaran stippled (titik-titik) yang berada dalam area kista
dapat dikarakteristikkan sebagai tumor kartilage.
Perhatikan dengan teliti pada bagian permukaan tulang: akan tampak gambaran
pembentukan periosteal yang baru tumbuh pada bagian jaringan unak dapat
dicurigai sebagai suatu perubahan yang mengarah pada suatu keganasan.
Perhatikan juga pada jaringan lnak: apakah pnampang otot mengalami kerusakan
oleh karena pebengkakan? Apakah terdapat kalsifikasi?
Berdasarkan semua informasi yang diatas, X ray jarang digunakan sendirian
sebagai diagnosis definitif. Dengan beberapa catatan pengecualian , yang
memperlihatkan tanda spesifik ( seperti Osteochondroma, nonossifying fibroma,
osteoid osteoma), penyidikan lebih lanjut dibutukan. Bia pemeriksaan imaging lain
dipersiapkan ( Bone scan, CT atau MRI), pemeriksaan tersebut harus dilakukan
sebelum dilakukan peemeriksaan biopsi, karena pemeriksaan biopsi akan merusak
penampakan dari tulang tersebut.
Scan Radionuklir
Skaning dengan menggunakan 99 m Tc- methyl diphosphonate (99m TcMDP)
memperlihatkan perubahan non sesifik yang reaktif pada bagian tulang. Hal ini
dapat membantu dalam penyembuhan tumor tulang yang kecil ( seperti osteoid
osteoma ) yang tidak tampak terlihat jelas pada pemeriksaan X Ray. Skintigrafi
pada bagian tulang juga berguna dalam memperlihatkan lsi yang terskip atau
deposit sekunder yang terjadi secara diam diam.
Computer Tomography
CT melebihi diagnosis yang dapat ditegakkan dengan X ray, CT lebih akrat
memperlihatkan gambaran perluasantumor di intraosseus dan extraosseus dan
hubungannya dengan jaringan sekitarnya. CT juga dapat memperlihatkan apakah
lsi ersebut dapat dicapai aau tidak, seperti lesi pada bagian pelvis dan tulamg
beakang dan merupakan salah satu cara yang dapat memperlihatkan apakah tumor
tersebut sudah menyebar pada bagian paru ataukah tidak.
Magnetic Resonance imaging
MRI menyediakan informasi lebih lanjut. Hal ini dapat digunakan dalam
memperlihatkan penyebaran tumor tersebut: 1.didalam tulang , 2. Pada sendi
terdekat, 3. Pada jaringan lunak. Pmbuluh darah dengan hubungannya tumor
dengan ruang perivascular dapat dengan mudah dilihat. MRI juga berguna dalam
menilai tumor jaringan lunak dan dan kerusakan pada kartilago.1
Gadolinium dapat meningkatkan imaging dan memperlihatkan bagian tumor yang
mengalami nekrosis. Dissusion weighted imaging dapat membantu menganalisa
tumor, dimana tumor yang engaami nekrotik memperlihatkan gambaran difusi
yang tinggi dari air proton. Scintigraph memperlihatkan gambaran pembentukan
tulang dan aliran darah dan memberikan gambaran lesi yang tidak spesifik. Lesi
jinak yang hot sperti: osteoid osteoma, osteoblastoma, dan aneurysmal bone cyst
dan fibrous dysplasia. Cold lesion seprti : eosinophilic granuloma, dan myeloma. 3
d. Laboratorium
Pemeriksaaan laboratorium sering digunaka dlam menyingkirakan penyebab lain,
seperti : kerusakan tulang karena infeksi dan kerusakan metabolik atau brown
tumor pada hyperparathyroidsm.
Anemia, peningkatan ESR dan peningkatan serum alkaali phosphatase merupakan
temuan nonspesifik, namun bila penyebab lain dapat disingkirkan, dapat membantu
dalam membedakan apakah tumor tulbiopsiag tersebut jinak atau ganas. Serum
elektrophoresis dapat memperlihatkan gambaran globulin yang abnormal dan dapat
meperlihatakan adanya Bone jones protein pada bagian urin pada pasien dengan
multiple myeloma. Pningkatan serum alkali phosphatas memperlihatkan
kemungkinan prostatic carcinoma.
e. Biopsy
Needle biopsy harus dilakukan oleh dokter yang merencanakan pembedahan atau
oleh radiologi yang sudah berpengalaman . Sering dilakukan dengan bantuan USG
atau dengan bantuan CT. Yang digunakan berupa jarum yang besar seperti
Jamshidi atau jarum Trucut. Sangat penting memastikan bahwa sampel yang
diambil sudah presentatif dan dapat dignakan untuk dapat digunakan sebagai
pemeriksaanhistopatologi sebagai penegakan diagnosis, pemotongan beku dapat
digunakan untuk mengkonfirmasi diagnosis. Bila dicurigai adanya infeksi, maka
diperlukan pemeriksaan mikrobiologi. Biopsi juga sangat dibutuhkan dalam
penetuan keputusan pembedahan.
Biopsi terbuka
Mrupkan salah satu cara untuk mendapatkan sampel yang baik , namun sangat dekat
dengan morbiditas yang signifikan. Biasanya dilakukan bila needle biopsy yang
dapat membuat resiko terkena struktur neurovaskular atau bila diagnosis belum dapt
ditegakkan dari pemeriksaan needle biopsy.
Bagian yang akan diperiksa ditentukan, sehingga dapat dimasukkan dalam bentuk
operasi. Dalam kemungkinan yang kecil, tumor akan diperlihatkan dan jaringan
yang terblokdi pindahkan , idealnya dalam area batas, termasuk jaringan yang
normal, psudokapsul dan jaringan yang abnormal. Jika tulang dipindahkan dan area
yang entah di tutup dengan bone wax atau semen methylmethacrrylate. Jika
torniket digunakan, harus dipastikan dilepaskan dan bahwa hemostasis pembuluh
darah sudah tercapai sebelum luka ditutup. Drain harus dihindari, sehingga
meminimalkan resiko kontaminasi dari tumor. Pemeriksaan histopatologi harus
ditangani dan spesimen harus dikirim dalam keadaan segar tidak difiksasi dan tidak
dalam keadaan rusak.
Pada tumor yang jinak, eksisi tumor dapat dilakukan (seluruh bagian lesi diangkat),
dengan kista yang dapat dioperasi, jaringan yang representatif dapat diambil dengan
kuret yang hati hati. Pada kasus yangg lainnya, konfirmasi histopatologi adalah
sangat penting. Biopsi jangan dianggap sebagai prosedur minor. Dapat terjadi
komplikasi seperti : perdarahan, kerusakan luka, infeksi dan fraktur patologis.
Pasien yang menjalani biopsi harus diberi info yang jelas apa yang akan dilakukan
didepan dimana akan dilakukan insisi atau flap kulit. Eror dan komplikasi akan
semakin sedikit bila tindakan dilakukan di center yang khusus. Peringatan , ketika
menangani pasien dengan tumor yang kemungkinan ganas, maka harus dilakukan
biopsi sesegera mungkin, sehingga dapat mengubah penampakan CT dan MRI.
Sangat penting menunda biosi sampai seesai dilakukan pemeriksaan imaging.
f. Diagnosis banding
Beberapa keadaan dapat menyerupai tumor, baik secara klinis atau secara radiologi
dan histopatologis sehingga sangat sulit dibedakan. Sehingga sangat penting untuk
tidak salah.
1. Hemtoma jaringan lunak
Hematoma yang besar, bekuan pada subperiostem aau jaringan lunak dapat
memiliki gejala benjolan yang sangat nyeri pada lengan dan eksteremias bagian
bawah. Terkadang pada x ray memperlihatkan permukaan tulang yang tidak
rata. Informasi yang penting adalah: geja dan onset yang cepat.
2. Myositis ossifican , meskipun jarang , meupaka bagian yang jarang. Sering
setelah pasien mengalami kecelakaan pasien memperlihatkan gejala
pembengkakan pada jaringan sendi, pada x ray memperlihatkan gambaran halus
(fluffy) pada jaringan lunak yang deka dengan tulang. Tidak seperti pada tumor
yang ganas, kondinya dapatberupa gejala tidak terlalu nyeri dan bagian tulang
baru terlihat dengan batas yang jelas.
3. Stress fracture
Beberapa kesalahan dapat menyebabkan kesalahan pada stress fractuer. Pasien
biasanya orang dewasa muda dengan nyeri yang dekat pada sendi, jika
dilakukan peeriksaan bipsi , maka kalus penyembuhan dapat terlihat pada
pemeriksaan histopatologi yang menyerupai osteosarkoma. jika kemungkinan
kesalahan tersebut dapat dihindari, maka kesalahan diagnosis dapat dihindari.
4. Cedera avulsi tendon
Pada anak anak dan orag dewasa terutama yang sering denganm olahraga yang
keras, sering terkena kerusakan avulsi pada area insersi tendon, terutama pada
area pinggul dan lutut. Contoh paling baik adalah stres pada tibial apophyseal
pada penyakit Osgood–Schlatter’s
5. Infeksi tulang
Osteomielitis sering menyebabkan terjadinya nyeri dan pembengkakan pada
area sekitar bersamaan dengan tumor primer, pasiennya sering pada anak
aataupun orang dewasa . pada X ray memperlihatkan area yang mengalami
destruksi pada bagian metaphysis dengan tulang baru pada bagian periosteum.
Gambaran sistemik pada asien yang sudah mendapatkan antibiotik, dapat
terlihat ringan. Jika bagian tersebut di eksplor , jaringan tersebut harus diperiksa
secara bakteriologi dan histologi.
6. Gout
Terutama gouty tophus menyebabkan rasa nyeri pada bagian ujung tulang dan
pada pemeriksaaan x ray terlihat sebagi bagian dengan batas yang tidak jelas.
Diagnosisnya mudah didapat, bila diperlukan dilakukan pemeriksaan biopsi
dari benjolan tersebut

7. Lesi tulang yang lain


Lesi tulang non neoplastik sdeperti kerusakan korteks yang fibrous, infark
meduler dan bone island sering salah didiagnosis sebagai tumor 1
g. Pengobatan
h. Jenis jenis tumor muskuloskeletal yang jinak pada anak
1. Simple Bone Cysts (Solitary Bone Cyst, Unicameral Bone Cyst)
2. Aneurysmal Bone Cyst
3. Fibrous Dysplasia
4. Osteofbrous Dysplasia of the Tibia and Fibula (Campanacci Disease)
5. Solitary Osteochondroma
6. Hereditary Multiple Exostoses
7. Solitary Enchondroma
8. Multiple Enchondromatosis (Ollier Disease) and Maffucci Syndrome
9. Chondroblastoma
10. Chondromyxoid Fibroma
11. Osteoid Osteoma
12. Osteoblastoma
13. Langerhans Cell Histiocytosis (Histiocytosis X)
14. Nonossifying Fibroma and Fibrous Cortical Defect
15. Primary Synovial Chondromatosis
16. Pigmented Villonodular Synovitis and Giant Cell Tumor of the Tendon
Sheath
17. Dysplasia Epiphysealis Hemimelica (Trevor Disease)
i. Jenis jenis tumor tulang yang ganas pada anak.
1. Osteosarcoma
2. Ewing Sarcoma and Peripheral Primitive Neuroectodermal Tumor
3. Chondrosarcoma
3
4. Soft Tissue Sarcomas
DAFTAR PUSTAKA

1. Solomonet all, Appleys system of orthopaedics and fracture, edisi 9, halaman 187-
225

2. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3538469/

3. Hering, Tachdijan’s pediatric orthopedic, ediai 5 , page 1079-1127

Anda mungkin juga menyukai