0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
20 tayangan28 halaman
Tumor sel raksasa pada tulang absent merupakan tumor jinak yang umumnya terjadi pada usia 20-40 tahun dan lokasi yang paling sering adalah femur distal, tibia proksimal, radius distal, dan sakrum. Diagnosis didasarkan pada pemeriksaan radiologi seperti sinar-X, CT scan, dan MRI serta biopsi, sedangkan penatalaksanaannya meliputi bedah dan radioterapi.
Tumor sel raksasa pada tulang absent merupakan tumor jinak yang umumnya terjadi pada usia 20-40 tahun dan lokasi yang paling sering adalah femur distal, tibia proksimal, radius distal, dan sakrum. Diagnosis didasarkan pada pemeriksaan radiologi seperti sinar-X, CT scan, dan MRI serta biopsi, sedangkan penatalaksanaannya meliputi bedah dan radioterapi.
Tumor sel raksasa pada tulang absent merupakan tumor jinak yang umumnya terjadi pada usia 20-40 tahun dan lokasi yang paling sering adalah femur distal, tibia proksimal, radius distal, dan sakrum. Diagnosis didasarkan pada pemeriksaan radiologi seperti sinar-X, CT scan, dan MRI serta biopsi, sedangkan penatalaksanaannya meliputi bedah dan radioterapi.
NIM 131611133083 A2-2016 DEFINISI Giant Cell Tumor atau oesteoclastoma adalah tumor yang relatif jarang,ditandai dengan adanya sel giant multinuklear . Jenis tumor ini biasanya dianggapsebagai tumor jinak. GCT, yang paling sering terjadi pada epiphysis tulang panjang,merupakan tumor jinak yang meluas kaya akan sel raksasa osteoklastik. Seringterjadi pada usia 20 sampai 40 tahun. Dalam klasifikasi tumor jaringan lunak dantulang yang diajukan oleh World Health Organization tahun 2002, GCT jaringanlunak saat ini diklasifikasikan dalam kelompok tersendiri. ETIOLOGI Asal dari jenis sel ini masih tidak diketahui, tapi ini diduga berasal dari sel mesenchymal stromal primitif. Figur mitotic konvensional dibatasi oleh sel mononuklir. Jika bentuk atypia ditemukan, sering jugadisertai dengan penyakit sekunder berbahaya sarcomatous. Perubahan sekunder mungkin ada seperti deposit osteoid, foci dari fibrosis EPIDEMIOLOGI Tumor ini mewakili sekitar 20% dari tumor jinak tulang primer. Kebanyakandijumpai pada usia 20-40 tahun jarang ditemukan pada anak- anak. Insiden diAmerika Serikat dan Eropa, GCT mewakili sekitar 5% dari seluruh tumor primer tulang dan 21% dari semua tumor jinak tulang. Di cina, GCT ditemukan 20%merupakan tumor tulang primer. Wanita lebih sering menderita GCT dibandingkandengan laki-laki embilan puluh persen dari GCT menunjukkan lokasi epiphyseal yang khas. Tumor sering meluas ke tulang subkondral artikuler atau bahkan berbatasan dengan kartilago. Sendi dan atau kapsulnya jarang diserang. Dalam kasus yang jarang terjadi di mana GCT terjadi pada pasien yang belum matang secara skelet, lesi kemungkinan ditemukan dalam metafisis (6,7). Lokasi yang paling umum, dalam urutan menurun, adalah femur distal, tibia proksimal, radius distal, dan sakrum (8). Lima puluh persen GCT muncul di sekitar wilayah lutut. Situs lain yang sering termasuk kepala fibula, femur proksimal, dan humerus proksimal. GCT pelvis jarang terjadi (9,10). Multicentricity atau kejadian sinkron GCT di situs yang berbeda diketahui terjadi, tetapi sangat jarang (2,11-13). MANIFESTASI KLINIS Nyeri adalah gejala utama yang berkaitan dengan ketidakcukupan mekanik yang dihasilkan dari kerusakan tulang. Massa jaringan lunak atau benjolan kadang- kadang dapat dilihat dan hasil dari kehancuran kortikal dan perkembangan tumor di luar tulang. GCT sering ditemukan di dekat sendi sehingga rentang gerak terbatas adalah umum, efusi sendi dan sinovitis juga mungkin. Saat diagnosis, sekitar 12% pasien dengan GCT datang dengan fraktur patologis (13- 17). Presentasi dengan fraktur patologis diperkirakan menunjukkan penyakit yang lebih agresif dengan risiko lebih tinggi dari kekambuhan lokal dan penyebaran metastasis (1,17,18). PATOLOGI rossly, GCT tulang tampak kecoklatan dan biasanya padat; Namun, beberapa tumor mungkin memiliki komponen cystic hemoragik. Penampilan histologis yang khas adalah bahwa sel-sel raksasa yang melimpah dengan latar belakang sel spindle jinak. Inti sel-sel spindel identik dengan yang ditemukan dalam sel raksasa. Meskipun tingkat kecurigaan yang tinggi untuk GCT tulang, biopsi yang direncanakan untuk mengkonfirmasi diagnosis secara histologis, diperlukan (1,20). KLASIFIKASI GCT diklasifikasikan oleh Enneking dan kemudian oleh Campanacci berdasarkan penampilan radiografi. Mereka menggambarkan tiga tahap yang berkorelasi dengan agresivitas lokal tumor dan risiko kekambuhan lokal, Tahap I - laten, Tahap II - aktif, Tahap III - agresif. Campaanacci berusaha untuk menilai lesi berdasarkan penampilan radiologis. Semua tumor, baik primer dan berulang, dinilai secara radiografi, menggunakan penunjukan Grade I, Grade II, Grade II dengan fraktur, dan Grade III. Grade - I tumor memiliki batas tepi tulang matang yang terpinggirkan dengan baik, dan korteksnya utuh atau sedikit menipis tetapi tidak mengalami deformasi. Tumor Grade-II memiliki margin yang relatif terdefinisi dengan baik tetapi tidak ada tepi radiopak; gabungan korteks dan tepi tulang reaktif agak tipis dan agak melebar tetapi masih ada. Lesi kelas II dengan fraktur dinilai secara terpisah. Grade - III menunjukkan tumor dengan batas fuzzy, menunjukkan pertumbuhan yang cepat dan mungkin permeatif; tumor membengkak ke jaringan lunak, tetapi massa jaringan lunak tidak mengikuti kontur tulang dan tidak dibatasi oleh cangkang jelas dari tulang reaktif. PATOFISIOLOGI Giant cell tumor pada tulang terjadi secara spontan. Mereka tidak diketahuiapakah terkait dengan trauma, faktor lingkungan, atau diet. Pada kasus-kasus yang jarang, mereka mungkin berhubungan dengan hiperparatiroidisme. pertama yaitu adanya perubahan siklin, dimana siklin memainkan peran penting dalam mengatur perjalanan membagi sel melalui pos pemeriksaan pentingdalam siklus sel. Karena perubahan dari beberapa siklin, terutama siklin D1, telahterlibat dalam perkembangan neoplasma, para peneliti memeriksa 32 kasus GCT pada tulang panjang untuk amplifikasi gen siklin D1 dan overekspresi protei nmenggunakan diferensial polymerase chain reaction dan imunohistokimia, masing-masing Kedua, adanya evaluasi Immunohistokimia yang terkait dengan ekspresimicrophtalmia yang merupakan faktor transkripsi dalam lesi giat cell.Microphtalmia terkait dengan faktor transkripsi (Mitf), anggota subfamili heliks-loop-helix faktor transkripsi, biasanya dinyatakan dalam oesteoklas mononuklear dan multinuklear, terlibat dalam differensiasi terminal oesteoklas. D isfungsiaktivitas oesteoklas yang menghasilkan ekspresi Mitf yang abnormal sertatelah terlibat oesteoporosis. Sejumlah sel giant lainnya dari berbagai jenis termasuk oesteoklas seperti sel-sel giant terlihat dalam berbagai tumor, secara tradisional dianggap berasal monosit, terlihat dalam berbagai tulang dan lesi extraosseus Ketiga adalah sel stroma. Sel stroma Fibroblastlike, yang selalu hadir sebagai komponen dari tumor sel raksasa pada tulang (GCT), dapat diamati dikeduasampel in vivo dan kultur. Meskipun mereka diasumsikan untuk memicu proseskanker di GCT, histogenesis sel stroma GCT adalah kurang diketahui. Hal inidiketahui bahwa sel batang mesenchymal (MSC) dapat berkembang ke oesteoblas.Bukti telah disajikan bahwa sel-sel stroma GCT juga dapat mengembangkan untuk oesteoblas. Sebuah koneksi antara MSC dan sel stroma GCT dicari dengan menggunakan 2 pendekatan laboratorium yang berbeda PEMERIKSAAN PENUNJANG PEMERIKSAAN RADIOLOGI Pemeriksaan radiologi merupakan salah satu pemeriksaan yang pentingdalam mene gakkan diagnosis pada GCT. Gambaran Radiologi yang biasadidapatkan pada GCT adalah : - Tampak daerah radiolusen pada ujung tulang dengan batas yang tidak tegas. - - Ada zona transisi antara tulang normal dan patologik, biasanya kurang dari 1 cm. - - Lesi biasanya ekstentrik, bersifat ekspansif sehingga korteks menjadi tipis CT SCAN Pemeriksaan CT-scan meningkatkan deteksi adanya fraktur kortikal yangmenipis, patologis, reaksi periosteal, menetukan lokasi secara akurat, massa softtissue. CT juga membantu mengkonfirmasi adanya mineralisasi di GCT, meskipun pembentukan kalus yang berhubungan dengan penyembuhan fraktur patologis dapatdilihat. MRI Pemeriksaan MRI ini dapat membantu menentukan tingkat destruksi tumor,serta dapat diindikasi bila tumor telah mengikis korteks dan memungkinka n penentuan apakah ada struktur neurovaskular yang terlibat, dan juga membantumengevaluasi penetrasi di subkondrial PENATALAKSANAAN 1. TERAPI BEDAH Terapi yang disarankan untuk GCT jaringan lunak adalah dengan elakukan eksisi luas sampai tepi sayatan bebas tumor. Rekurensi lokal pada GCT jaringan lunak sekitar 12% dan kemungkinan metastasis sangat kecil. Rekurensi pada umumnya ditemukan pada kasus tepi sayatan tidak bebas tumor. Oleh karena pada pasien ini telah dilakukan eksisi dengan tepi sayatan bebas tumor makadiharapkan rekurensi ataupun kemungkinan metastasis pada pasi en ini dapatdihindari. 2. TERAPI NON BEDAH Terapi radiasi merupakan pilihan pengobatan non operasi yang telahterbukti efektif. Namun, hal ini dapat mengakibatkan pembentukan kanker padasebanyak 15% dari pasien yang menerimanya. Oleh karena itu, terapi radiasidigunakan hanya dalam kasus-kasus yang paling sulit dimana operasi tidak dapatdilakukan dengan aman atau efektif. PATHWAY GCT ASUHAN KEPERAWATAN DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Nyeri kronis b.d infiltrasi tumor domai n 12: mkenyamanan, kelas 1 kenyamanan fisik 2. Gangguan citra tubuh b.d perubahan fungsi tubuh domain 6: persepsi diri, kelas 3: citra tubuh NO NANDA NOC NIC 1 Nyeri kronis b.d 1. Manajemen diri 1. Peningkatan koping infiltrasi tumor penyakit kronik - Berikan penilaian domai n 12: - Memantau tanda dan mengenai pemahaman mkenyamanan gejala penyakit pasien terhadap proses kelas 1 - Mengikuti tindakan penyakit kenyamanan fisik pencegahan yang - Dukung pasien untuk direkomendasikan mengidentifikasi - Menggunakan kekuatan dan strategi untuk bebas kemampuan diri dari gejala 2. Pemberian analgesik - Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan keparahan nyeri sebelum mengobati pasien - Cek adanya alergi obat NO NANDA NOC NIC
2 Gangguan 1. Pemulihan 1. Perawatan luka:
citra tubuh b.d pembedahan: - Berikan rawatan insisi perubahan penyembuhan pada luka, yang fungsi tubuh - Pelaksanaan perawatan diperlukan Domain 6: luka yang diresepkan - Pertahankan teknik persepsi diri, - Penyesuaian terhadap balutan sterilketika Kelas 3: citra perubahan tubuh melakukan perawatan tubuh karena luka pembedahanpelaksana - Ganti balutan sesuai an aktivitas perawatan dengan jumlah eksudat diri dan drainase NO IMPLEMENTASI EVALUASI
1. - Memberikan penilaian - Pasien paham dengan penyakit
mengenai pemahaman pasien yang diderita terhadap proses penyakit - Pasien dapat mengidentifikasi - Mendukung pasien untuk kemampuan diri dengan baik mengidentifikasi kekuatan - Nyeri semakin menurun dan kemampuan diri - Tidak ada alergi obat - Menentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan keparahan nyeri sebelum mengobati pasien - Mengecek adanya alergi obat NO IMPLEMENTASI EVALUASI
2 - Memberikan rawatan insisi pada - Luka pasien tertutup dengan
luka, yang diperlukan pembalut steril - Mempertahankan teknik balutan - Luka sembuh dan mengering sterilketika melakukan perawatan luka - Mengganti balutan sesuai dengan jumlah eksudat dan drainase DAFTAR PUSTAKA Anshul Sobti, D.N.B, Pranshu Agrawal, MS, Sanjay Agarwala, MS, and Manish Agarwal, MS. 2016. Giant Cell Tumor of Bone-An Overview. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4733230/ LAMPIRAN
Pembedahan Skoliosis Lengkap Buku Panduan bagi Para Pasien: Melihat Secara Mendalam dan Tak Memihak ke dalam Apa yang Diharapkan Sebelum dan Selama Pembedahan Skoliosis