CI LAHAN CI INSTITUSI
A. Devinisi
Tumor umumnya didefinisikan sebagai organ tubuh yang tumbuh di luar kendali. Tumor
secara khusus adalah massa yang disebabkan oleh tumor. Sekelompok sel yang bereproduksi
secara tidak menentu disebut tumor. Sel normal menimbulkan sel neoplastik. Tumor coli adalah
benjolan di area leher atau benjolan di tubuh. Massa di leher yang disebabkan oleh tumor
disebut sebagai massa tubuh. Tumor leher dapat bersifat kongenital atau didapat, dan dapat
berkembang di dasar tengkorak, antara klavikula bawah dan rahang, atau di segitiga anterior
atau posterior leher (Moely, 2023)
B. Etiologi
Etiologi berikut berhubungan dengan tumor colli::
1) Hormon
Kelenjar tubuh menghasilkan hormon, yaitu bahan kimia yang mengontrol fungsi organ.
Penggunaan beberapa hormon secara berlebihan dapat meningkatkan kejadian kanker.
2) Gaya hidup
Pola makan yang buruk, merokok, dan minum alkohol hanyalah beberapa contoh pilihan
gaya hidup berbahaya yang dapat menyebabkan kanker.
3) Genetik
Meski tumor tidak ditentukan secara genetik, namun kecenderungan terjadinya tumor pada
kelompok orang tertentu cukup tinggi dan diketahui secara luas. Analisis korelasi
menunjukkan bahwa gen HLA (antigen leukosit manusia) mungkin bertanggung jawab
untuk mengaktifkan metabolisme onkogenik.
4) Kelainan kongenital
Cacat lahir adalah penyakit yang sudah ada sejak lahir. Benjolan ini terkadang berkembang
pada orang dewasa namun bisa juga berkembang saat lahir atau masa kanak-kanak. Benjolan
pada penyakit ini biasanya ditemukan di bawah dagu di tengah dan di sisi kiri atau kanan
leher atas. Ukuran tumor dapat berkisar dari beberapa milimeter hingga sebesar bola tenis.
Penurunan imunitasSistem kekebalan tubuh memburuk ketika terganggu, sehingga
meningkatkan risiko infeksi dan menunda pemulihan penyakit.
C. Manifestasi klinik
Tanda dan gejala tumor mempunyai tanda dan gejala seperti:
1. Adanya benjolan yang mudah digerakkan
2. Pertumbuhan amat lambat
3. Tidak memberikan keluhan
4. Paralisis fasial unilateral
D. PATOFISIOLOGI
Sel tumor ialah sel tubuh yang mengalami transformasi dan tumbuh secara autonom lepas
darikendali pertumbuhan sel normal sehingga sel ini berbeda dari sel normal dalam bentuk
danstrukturnya. Perbedaan sifat sel tumor tergantung dari besarnya penyimpangan dalam bentuk
danfungsinya, autonominya dalam pertumbuhan, kemampuan dalam berinfiltrasi dan
menyebabkan metastase.Pada umumnya tumor mulai tumbuh dari satu sel di suatu tempat
(unisentrik), tetapi kadangtumor berasal dari beberapa sel dalam satu organ (multisentrik) atau
dari beberapa organ(multiokuler) pada waktu bersamaan (sinkron) atau berbeda (metakron).
Selama pertumbuhan tumor masih terbatas pada organ tempat asalnya maka tumor dikatakan
mencapai tahap local, namum bila telah infiltrasi ke organ sekitarnya dikatakan mencapai
tahapvinvasive atau infiltratif .Sel tumor bersifat tumbuh terus sehingga makin lama makin
besar dan mendesak jaringan sekitarnya. Pada neoplasma sel tumbuh sambil menyusup dan
merembes ke jaringan sekitarnya dan dapat meninggalkan sel induk masuk ke pembuluh darah
atau pembuluh limfe, sehingga terjadi penyebaran hematogen dan limfatogen.
E. PENATALAKSAAN
a. Pembedahan
Pertama-tama dilakukan pemeriksaan klinis untuk menentukan apakah nodul tersebut supek
benigna atau maligna. Bila suspek maligna ditentukan pula apakah kasus tersebut operable
atau inoperable. Bila operable, operasi yang dilakukan adalah lobektomi sisi yang patologik,
atau lobektomi subtotal dengan resiko bila ganas ada kemungkinan sel- sel karsinoma yang
tertinggal. Tindakan yang biasa dilakukan adalah tiroidektomi total. Bila ada fasilitas
pemeriksaan dengan sediaan beku dan ada persangkaan keganasan, pemeriksaan prefarat
sediaan beku dilakukan dengan potongan- potongan kebeberapa arah. Bila hasilnya jinak,
lobektomi saja sudah cukup memadai. Bila ganas, lobus kontralateral diangkat seluruhnya
(tiroidektomi totalis). Dapat pula dilakukan near total tiroidektomi. Jika hasil pemeriksaan
kelenjar getah bening dicurigai adanya metastasis, dilakukan diseksi radikal kelenjar getah
bening pada sisi yang bersangkuta
b. Radiasi
Bila tumor sudah inoperable atau pasien menolak operasi lagi untuk lobus kontralateral,
maka dilakukan:
1) Radiasi interna dengan i131. Hanya tumor- tumor berdifferensiasi baik yang mempunyai
afinitas terhadap i131 terutama yang follicular. Radiasi interna dilakukan dengan syarat
jaringan tiroid afinitasnya lebih besar harus dihilangkan dulu dengan jalan operasi atau
ablasio dengan pemberian
F. PATWAYS
Tomur colli
Benjolan pembengkakan
Tindakan Operasi
nyeri
G. KOMLIKASI
a) Risiko perdarahan minimal, namun tindakan pencegahan dilakukan untuk memastikan
hemostasis dan drainase setelah operasi.
b) Masalah jika vena yang lebih besar (vena tiroid superior) adalah sumber emboli udara.
Bahaya ini dapat dikurangi dengan menggunakan anestesi canggih, pernapasan tekanan
positif intermiten, dan teknik bedah yang cermat. perbaikan kerusakan saraf laring, yang
mengakibatkan kelumpuhan laring parsial atau total bilateral.
c) Infeksi menyebar ke mediastinum.
d) Hiperkalsemia akibat pembesaran kelenjar paratiroid selama operasi.
H. PENCEGAHAN
apabila tumor colli disebabkan oleh genetik, maka tak ada cara yang dapat dilakukan untuk
mencegah penyakit ini. jika anda dan keluarga tidak memiliki riwayat tumor colli, maka cara
mencegah tumor colli adalah dengan menghindari faktor-faktor pemicunya yang terdiri dari:
a) hindari makan makanan yang mengandung bahan pengawet terlalu sering
b) konsumsi makanan bergizi
c) hindari paparan radiasi
d) olahraga teratur
e) istirahat yang cukup
b) Riwayat Kesehatan
Keluhan utama
Riwayat Kesehatan Sekaran
Riwayat Kesehatan dahulu
Riwayat Kesehatan keluarga
d) pemeriksaan fisik
keadaan umum dan Kesehatan
umum tanda-tanda vital
pemeriksaan fisik
data penunjang
program terapi
data focus
e) pengkajian status nyeri dilakukan dengan pendekatan
P (PROVOKATE)
Q (QUALITY)
R (REGION)
S (SKALA)
T (TIME)
f) Diagnose keperawatan
Diagnosa I :
Nyeri akut b.d agen pencedera fisik (prosedur operasi) d.d tampak meringis dan
bersikap protektif (mis, waspada, posisi menghindari nyeri)
Hasil :
Setelah dilakukan intervensi selama 1x 24 jam maka diharapakan tingkat nyeri
menurun , dengan kereteia hasil :
- Keluhan nyeri menurun
- Meringis Menurun
Intervensi :
Pemngaturan
posisi Observasi :
- Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
- Identifikasi skala nyeri
- Identifikasi respon nyeri non verbal
- Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
- Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
- Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
- Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
- Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
- Monitor efek samping penggunaan analgetik
Terapeutik:
- Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis. TENS,
hipnosis, akupresur, terapi musik, biofeedback¸terapi pijat, aromaterapi, teknik
imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi bermain)
- Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
- Fasilitasi istirahat dan tidur
- Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan
nyeri
Edukasi:
- Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
- Anjurkan menggunakan analgesik secara tepat
- Ajarkan teknik nonfarmaologis untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi:
- Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
Diagnosa II :
- Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan menelan makanan d.d otot menelan
menurun
Hasil :
- Setelah dilakukan intervensi selama 1x 24 jam maka diharapkan status nutrisi
membaik dengan kriteria hasil:
porsi makan yang dihabiskan meningkat
kekuatan otot menelan meningkst
intervensi :
Tindakan
Observasi:
- dentifikasi status nutrisi
- identifikasi alergi dan intoleransi makanan
- identifikasi makanan yang disukai
- identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient
- identifikasi perlunya menggunakan setelan nagogastrik
- monitor asupan makanan
- monitor berat badan
- monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Terapeotick
- lakukan orang hygiene sebelum makan Jika perlu
- fasilitasi menentukan pedoman diet ( Miss piramida makanan)
- berikan makanan tinggi serat untuk mencegah kontipasi
- berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
- berikan suplemen makanan, jika perlu
-hentikan pemberian makanan melalui selang nasogastric jika asupan oral dapat
ditolaransi
Edukasi:
- anjurkan posisi duduk , jika mampu
- ajarkan diet yang diprogramkan
kolaborasi
- kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis, Pereda nyeri antiperetik),
jika perlu
- kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrient
yang dibutuhkan, jika pelrlu
Diagnosa III
- Ganguan mobilitas fisik b.d nyeri d.d nyeri saat bergerak
Hasil ;
- Setelah dilakukan intervensi selama 1x 24 jam maka diharapakan mobilitas
fisik meningkat dengan kriteria hasil:
nyeri menurun
intervensi :
- Pencegahan konstipasi:
Observasi:
- identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
- identifikasi toleransi fisik melakukan ambulasi
- monitor frekuensi janting dan tekanan darah sebelum memulai ambulasi
- monitor kondisi umum selama melakukan ambulasi
Terapeutik:
- fasiltasi aktifitas ambulasi dengan alat bantu (mis, tongkat,kruk)
- fasiliytasi melakukan mobilitas fisik jika perlu
- libatkan keluarga untuk membantupasien dalam meningkatkan ambulasi
Edukasi:
- jelaskan tujuan dan prosedur ambulasi
- anjurkan melakukan ambulasi dini
- ajarkan ambulasi sederhana yang harus dilakukan (mis, berjalan dari tempat tidur
ke kursi roda, berjalan dari tempat tidur ke kamar mandi, berjalan sesuai toleransi)
J. IMPELEMENTASI
beberapa prosedur Tindakan keperawatan sesuai dengan intervensi yang telah di buat
sebelumnya
K. EVALUASI
evaluasi dilakukan dengan cara meneilai kemampuan dalam merespon tinfakan yang telah
diberikan oleh perawat dan menggunakan metode SOAP.
S : yaitu pertanyaan atau keluhan pasien
O: yaitu data yang di observasi oleh perawat atau keluarga
A: yaitu kesimpulan dari objektif dan subjektif
P: yaitu rencana Tindakan yang akan dilakukan berdasarkan analisis
Lampiran 1: Format Asuhan Keperawatan Dasar
FORMAT PENGKAJIAN
REKAMAN ASUHAN KEPERAWATAN PENGKAJIAN AWAL KEPERAWATAN
UMUM
DIRUANG RAWAT INAP MEDIKAL
BEDAH
A. IDENTITAS
Nama : An. A Ruang Rawat : mawar
Umur : 19 tahun No. Rekam Medik : 157195
Pendidikan : SMA Tgl/Jama Masuk : 31 januari 2024, 14.46
Pekerjaan : Pelajar wita
Suku : mandar Tgl/Jam Pengambilan Data : 1 februari ,
Agama : islam 10.00wita
Status perkawinan : belum Kawin Diagnosa Masuk : Tumor colli
Alamat : bulo Cara masuk : (🗸)Berjalan () Kursi Roda ( )
Sumber Informasi : Pasien dan keluarga Brankar
Pindahan Dari : IGD
B. RIWAYAT KESEHATAN
Keluhan :Benjolan di leher kanan berisi padat kenyal
Utama
: nyeri
Keluhan saat
ini P : nyeri post operasi pada leher kanan
Q : nyut-nyut seperti tertusuk pada post op saat bergerak
R : leher seblah kanan dan mengalami susah untuk bangun tampa bantuan
keluarga
S : 7/10
T : nyeri timbul setiap ada gerakan dengan durasi 5-10 menit baru menghilang
ELIMINASI OKSIGENIASI
NEOROSENSORIS KEAMANAN
Status Mental : Baik Alergi / sensitivitas : -
Kesadaran : ( ) mengantuk ( ) letargi ( ) Perubahan system imun sebelumnya : -
stupor Penyebab : -
( ) koma ( ) kooperatif ( ) menyerang ( ) Riwayat penyakit hubungan seksual
delusi (tanggal/tipe) : -
( ) halusinasi afek (gambarkan) : Perilaku resiko tinggi : - periksa : -
- Memori : saat ini : baik ( ) yang lalu : Transfuse darah/jumlah : - Kapan : -
baik Gambaran reaksi : -
- Kaca mata: Iya Riwayat cedera kecelakaan : -
- kontak lensa : Masalah punggung : -
- Alat bantu dengar : (🗸) tidak ( ) ya di : Pembesaran nodus : -
- Ukuran/reaksi pupil : mm ka/ki : isokor/an Kekuatan umum : -
isokor Cara berjalan : -
- Facial drop : (🗸 ) tidak ( ) kaku kuduk (
🗸) tidak ( ) ya
- Genggaman tangan/lepas : ka/ki : postur :
- Koordinasi :..............refleks patella ka/ki :
- Refleks tendom dalam bisep/trisep :
- Kernig sign : (🗸 ) tidak ( ) ya
- Babinsky : (🗸 ) tidak ( ) ya
- Chaddock : (🗸 ) tidak ( ) ya
- Brudinsky : (🗸 ) tidak ( ) ya
Masalah Keperawatan : Masalah Keperawatan :
( ) Gangguan perfusi jaringan cerebral ( )Resiko injury b/d penurunan absorpsi VitK
( ) Risti perluasan infeksi (sepsis/serangan infeksi
oportunistik baru).
SEKSUALITAS
- Aktif melakukan hubungan seksual : ( ) tidak () Pria
ya - Gangguan Prostat :
- Penggunaan kondom : - Sirkumsisi : () tidak () ya Vasektomi : ()
- Masalah-masalah/kesulitan seksual : Tidak ( ) Ya
- Perubahan terakhir dalam frekuensi /minat - Payudara/testis : -
Wanita Tanda ( Obyektif)
- Usia menarke : Pemeriksaan : -
- Thn, lamanya siklus : payudara/Penis/Testis : -
- Durasi : Kulit genetalia/Lest : -
- Periode menstruasi terakhir :
- Perdarahan antar periode
Masala Keperawatan : ( ) Perdarahan ( ) Gangguan citra tubuh
( ) Disfungsi seksualitas
( ) Gangguan pemenuhan kebutuhan seksualitas
F. DATA GENOGRAM
Keterang
an:
: Perempuan :Garis keturunan
Garmeninggal
:Laki-laki
:Garis perkawinan
: perempuan meninggal :Tinggal dalam satu rumah
:Laki-laki
:Pasien
G. DATA PEMERIKSAAN PENUNJANG (diagnostic &
laboratorium) Laboratorium : Jam :
DATA FOKUS
MASALAH
NO DATA ETIOLOGI
KEPERAWATAN
1 DS: Nyeri akut b.d agen
Pasien mengatakan nyeri pencedera fisik
pada luka post op pada (prosedur operasi) d.d
bagian leher kanan yang di tampak meringis dan
operasi bersikap protektif
Pasien mengatakan sulit (mis, waspada, posisi
menelan karna nyeri menghindari nyeri)
pasien mengatakan sulit defisit nutrisi b.d
untuk bangun tamba bantuan Agen pencedera ketidakmampuan
keluarga fisik menelan makanan d.d
(post operasi) otot menelan menurun
DO: Ganguan mobilitas
Pasien tampak menahan rasa fisik b.d nyeri d.d
sakit nyeri saat bergerak
P : Nyeri bertambah saat
bergerak
Q: Nyeri seperti tertusuk-
tusuk
R : Pada bagian leher kanan
yang di operasi
S : 7/10
T : timbul (5 menit)
Terpasang infus pada tangan
kiri dengan cairan RL 20
tts/menit
TTV
TD : 138/98 mmHg
N : 77 x/i
P : 20 x/i
S : 35, 4 ⁰C
DIAGNOSA KEPERAWATAN
TGL TGL
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
DITEMUKAN TERATASI
1 Nyeri akut b.d agen pencedera 01 02 2024 03 02 2024
fisik (prosedur operasi) d.d
tampak meringis dan bersikap
protektif (mis, waspada, posisi
menghindari nyeri)
defisit nutrisi b.d 01 02 2024 03 02 2024
ketidakmampuan menelan
makanan d.d otot menelan
menurun 01 02 2024 03 02 2024
Ganguan mobilitas fisik b.d
nyeri d.d nyeri saat bergerak
INTERVENSI KEPERAWATAN
Nama Pasien : An. A Dx. Medik : Tumor colli
Umur : 19 tahun Ruangan : perawatan mawar
Jenis Kelamin : Perempuan Tanggal : 31 01 2024
PERENCANAAN
N DIAGNOSA TUJUAN &
O KEPERAWATAN KRITERIA INTERVENSI
HASIL
1. Nyeri akut b.d agen Setelah Pemngaturan posisi
pencedera fisik dilakukan Observasi :
(prosedur operasi) intervensi Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
d.d tampak selama 1x 24 frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
meringis dan jam maka Identifikasi skala nyeri
bersikap protektif diharapakan Identifikasi respon nyeri non verbal
(mis, waspada, tingkat Identifikasi faktor yang memperberat dan
posisi menghindari nyeri memperingan nyeri
nyeri) menurun , Identifikasi pengetahuan dan keyakinan
dengan kereteia tentang nyeri
hasil :
Keluhan nyeri Identifikasi pengaruh budaya terhadap
menurun respon nyeri
Meringis Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas
Menurun hidup
Monitor keberhasilan terapi komplementer
yang sudah diberikan
Monitor efek samping penggunaan
analgetik
Terapeutik:
Berikan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri (mis. TENS,
hipnosis, akupresur, terapi musik,
biofeedback¸terapi pijat, aromaterapi, teknik
imajinasi terbimbing, kompres
hangat/dingin, terapi bermain)
Kontrol lingkungan yang memperberat rasa
nyeri (mis. suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
Fasilitasi istirahat dan tidur
Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri
dalam pemilihan strategi meredakan nyeri
Edukasi:
Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu
nyeri
Jelaskan strategi meredakan nyeri
Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
Anjurkan menggunakan analgesik secara
tepat
Ajarkan teknik nonfarmaologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi:
Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
kolaborasi
kolaborasi pemberian medikasi sebelum
makan (mis, Pereda nyeri antiperetik), jika
perlu
kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis nutrient
yang dibutuhkan, jika pelrlu
No. Jam
Identifikasi Implementasi Evaluasi
Diagnosa
1. 14.00 1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, S : Pasien mengatakan nyeri
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri pada leher sebelah kanan
Hasil: Pasien mengatakan merasa nyeri pada berkurang
leher sebelah kanan O: pasien sudah tidak terlalu
2. Mengidentifikasi skala mengeluh sakit
nyeri Hasil: skala nyeri 7 A: masalah sedikit teratasi
3. Mengajarkan teknik nonfarmakologi untuk P: lanjut intervensi
mengurangi nyeri
Hasil : terapi musik dan teknik relaksasi napas
dalam
4. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
Hasil : pemberian obat santagesik
2. 16.35 1. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient S: pasien mengatakan sudah
Hasil : berikan makanan sedikit-sedikit tapi bisa menghabiskan porsi
sering makannanya dan nyeri
2.kolaborasi pemberian medikasi sebelum berkurang
makan hasil : berikan Pereda nyeri antipereti O: pasien sudah tidak terlalu
kesakitan
A: masalah teratasi
P: lanjutkan intervensi
3. 16.45 1. Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik
lainnya S: pasien mengatakan sudah
Hasil : pasien mengatakan nyeri pada leher saat bisa Latihan duduk sendiri
bergerak O: pasien sudah bangun
2. Ajarkan ambulasi sederhana yang harus sendiri untuk duduk
dilakukan : A: masalah teratasi
Hasil : berjalan dari tempat tidur ke kamar P: lanjut intervensi
mandi, berjalan sesuai toleransi
DARTAR PUSTAKA
https://www.studocu.com/id/document/politeknik-kesehatan-kemenkes-semarang/medikal-
bedah/laporan-pendahuluan-nyeri-akut/34369589
https://id.scribd.com/document/365326068/LP-Tumor-Colli
https://id.scribd.com/document/479244706/01-Laporan-Pendahuluan-Ca-Colli