Anda di halaman 1dari 18

SPINA BIFIDA

Kelompok 8:
Adinda Tri Kurnia Putri (2011313001)
Figo Renzio Rizal (2011311003)
Marita Wahyuni (2011312025)
SPINA BIFIDA
01. 02. 03. 04.
Defenisi Etiologi Klasifikasi Manifestasi

05. 06. 07.


Patofisiologi Pem. Penunjang Penatalaksanaan medis

08. 09.
Komplikasi Askep
Defenisi
Spina bifida adalah defek pada penutupan kolumna
vertebralis dengan aatau tanpa tingkatan protusi jaringan
melalui celah tulang (Donna L, Wong,2003). Spina bifida
(sumbing tulang belakang) adalah suatu celah pada tulang
belakang (vertebra) yang terjadi karena bagian dari satu
atau beberapa vertebra gagal menutup atau gagal terbentuk
secara utuh.
Etiologi

Genetik Kekurangan asam Lingkungan


folat pada masa
kehamilan

Kekurangan vitamin dan


mineral
Klasifikasi

Spida bifida okulta Spida bifida aperta

Fontanella menonjol
Spina yang paling ringan, satu atau beberapa a). Meningokel: kantung berisi cairan cerebro-
vertebra tidak terbentuk secara normal, tulang belakang (cairan yang mengelilingi otak
gejala: dan sumsum tulang belakang) dan meninges,
• Lekukan rambut pada daerah sakral tidak ada keterlibatan saraf. b).
• Lekukan pada daerah sakrum Myelomeningokel: terdapat syaraf yang
mempersyarafi otot atau extremitas, maka
fungsinya dapat terganggu, kolon dan ginjal bisa
juga terpengaruh.
Manifestasi Klinis
Penonjolan seperti kantung di punggung tengah sampai bawah pada bayi baru
lahir.

Jika disinari, kantung tersebut tidak tembus cahaya.

Kelumpuhan / kelemahan pada pinggul, tungkai atau kaki.

Seberkas rambut pada daerah sakral (panggul bagian belakang).

Lekukan pada daerah sakrum


Patofisiologi (WOC)
Pemeriksaan penunjang
Saat Kehamilan

Tes darah USG


Triple Screen: spina bifida, Untuk melihat adanya spina bifida, dan
sindroma down dan kelainan juga amniosentesis setelah bayi lahir
bawaan lainnya
Pemeriksaan penunjang setelah lahir

Rontgen USG tulang belakang CT Scan/ MRI


Menunjukkan lokasi dan
Pada tulang belakang Melihat kelainan luasnya kelainan.
untuk menentukan luas pada korda spinalis
dan lokasi kelainan maupun vertebra.
Penatalaksanaan Medis

o Pembedahan mielomeningokel
o pembedahan pada lesi spinal dan pirau CSS
o Pencangkokan pada kulit diperlukan bila lesinya besar.
Obat – obat yang diberikan:
 Antibiotic digunakan sebagai profilaktik untuk mencegah infeksi saluran
kemih (seleksi tergantung hasil kultur dan sensitifitas).
 Antikolinergik digunakan untuk meningkatkan tonus kandung kemih.
 Pelunak feces dan laksatif digunakan untuk melatih usus dan pengeluaran
feces.
Komplikasi

Paralisis serebri osteoporosis

Retardasi mental Fraktur

Atrofi otot etc


Asuhan Keperawatan
Pengkajian
 Identitas Pasien  Pemeriksaan diagnostik
 Keluhan utama  Pengkajian psiko-sosial-spiritual
 Riwayat Penyakit Saat Ini
 Riwayat Penyakit Dahulu
 Pemeriksaan fisik
• BI (Breathing)
• B2 (Blood)
• B3 (Brain)
kesadaran, pemeriksaan fungsi serebri,
pemeriksaan saraf kranial, sistem motorik dan
sensorik
• B4 (Bladder) 
• B5 (Bowel)
• B6 (Bone)
Diagnosa Keperawatan

1. Risiko cedera berhubungan dengan lesi spinal.


2. Resiko Infeksi berhubungan trauma jaringan (insisi luka opersi)
3. Nyeri akut berhubungan dengan injuri fisik
4. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kendali otot
5. Inkontinensia urinarius refleks berhubungan dengan gangguan neurologis
6. Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan imobilisasi fisik.
7. Ansietas (ortu) berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakit
anak
Perencanaan Keperawatan
Diagnosa keperawatan Kriteria hasil Intervensi keperawatan
Dx 1: Risiko cedera Tujuan: setelah dilakukan 1. Rawat bayi dengan cermat. Rasional:
berhubungan dengan lesi tindakan keperawatan selama Untuk mencegah kerusakan pada kantung
spinal 3x24 jam diharapkan pasien meningeal atau sisi pembedahan.
tidak mengalmi cedera pada  
sisi lesi spinal. 2. Tempatkan bayi pada posisi telungkup
Kriteri Hasil: atau miring. Rasional: Untuk menghindarkan
1) Kantong meningeal tetap tegangan pada kantong meningeal atau sisi
utuh pembedahan.
 
3.Gunakan alat pelindung di sekitar kantong
misal: selimut plastic bedah. Rasional: Untuk
memberi lapisan pelindung agar tidak terjadi
iritasi serta infeksi.
 
4 Berikan materi edukasi yang berhubungan
dengan strategi dan tindakan untuk
mencegah cedera. Rasional: menambah
pengetahuan keluarga
Dx 2: Resiko Infeksi Tujuan : setelah dilakukan 1. Pantau tanda dan gejala infeksi (suhu
berhubungan dengan tindakan keperawatan selama tubuh, denyut jantung dan penampilan luka).
trauma jaringan (insisi 3 x 24 jam pasien akan Rasional: peningkatan suhu tubuh dan
bedah) terbebas dari tanda dan gejala denyut jantung mengindikasikan adanya
infeksi infeksi.
Kriteria Hasil : 2. Lakukan perawatan luka. Rasional:
1) Suhu normal 36.5-37.50 C mencegah terjadinyakomplikasi pada luka
2) leukosit dlm batas normal dan memfasilitasi penyembuhan luka.
(5700-18000, bayi) 3. Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah
melakukan tindakan keperawatan. Rasional:
mencegah terjadi infeksi nosokomial.
4. Monitor nilai leukosit. Rasional: nilai
leukosit merupakan indicator adanya
infeeksi.
5. Tingkatkan intake nutirsi. Rasional: Nutrisi
yang baik dapat meningkatkan imun.
6. Kolaborasi dalam pemberian antibiotik.
Rasional: mencegah terjadinya infeksi.
Dx 3: Nyeri akut Tujuan Setelah dilakukan 1. Kaji tingkat nyeri. Rasional: mengetahui
berhubungan dengan tindakan keperawatan selama tingkat nyeri dan kualitas nyeri.
agen cedera fisik (luka 3x 24 jam nyeri pasien  
insisi bedah) ditandai berkurang hingga hilang. 2. Observasi tanda vital. Rasional:
dengan: DO: ekspresi Kriteria hasil : mengetahui keadaan umum pasien1
wajah meringis, 1) Tanda-tanda vital dalam  
menangis batas normal 3. Ajak keluarga untuk hadir dekat klien
2) Klien tidak menangis 3) untuk memberikan rasa nyaman seperti
Klien tampak rilek dengan mengusap-usap klien. Rasional:
klien merasa lebih tengan bila dekat dengan
keluarganya.
 
4. Kolaborasi dengan dokter pemberian
analgesik dan antibiotik. Rasional: analgesik
dapat mengurangi nyeri dan antibiotik dapat
menghilangkan infeks
Dx4: hambatan Tujuan: setelah dilakukan 1. Kaji kemampuan mobilitas yang ada. Rasional:
mobilitas fisik tindakan keperawatan mengetahui tingkat kemampuan klien dalam mobilisasi.
berhubungan selama 3x24 jam klien 2.Ubah posisi klien setiap dua jam sekali. Rasional:
dengan penurunan akan memperlihatkan menurunkan risiko terjadinya trauma iskemia jringan.
kendali otot mobilitas Daerah yang terkena mengalami perburukan sirkulasi.
ditandai dengan Kriteria hasil: 3. Atur jadwal dan berikan pasien latihan ROM. Rasional:
keterbatasan Tidak mengalami mencegah komplikasi dari paralisis.
menggerakan gangguan pergerakan 4. Kolaborasi dengan ahli fisioterapi. Rasional:
ekstremitas bawah. sendi dan otot pada meningkatkan kemampuan
ekstremitas bawah dalam mobilisasi ekstremitas

Dx5: Inkontinensia Tujuan: setelah dilakukan 1.Kaji pola berkemih dan tingkat inkontinensia urin.
urinarius refleks tindakan keperawatan Rasional: sebagai data dasar untuk intervensi
berhubungan selama 3x24 jam selanjutnya
dengan gangguan diharapkan integritas kulit 2.Berikan perawatan pada kulit klien yang basah karena
neurologis dekat kelamin tetap baik urin (dilap dengan aitr hangat kemudian dilap kering dan
Kriteria hasil: diberi bedak). Rasional: perawatan yang baik dapat
1)Tidak mengalami mencegah iritasi
kerusakan kulit karena pada kulit klien.
selalu basah terkena 3.Ajarkan keluarga perawatan kulit klien. Rasional:agar
urine. keluarga dapat berpartisipasi dalam
perawatan klien.
4.Beri terapi antibakteri, sesuai program dokter.
Rasional: mencegah terjadinya infeksi
Dx 6: Risiko Tujuan: Setelah dilakukan 1. Monitor adanya kemerahan pada kulit. Rasional:
kerusakan tindakan keperawatan melihat adanaya tanda-tanda kerusakan integritas. 
integritas kulit selama 3x24 jam 2. Gunakan kasur penurun tekanan. Rasional:
berhubungan diharapkan kerusakan
mengurangi tekanan kulitjaringan. 
dengan imobilisasi integritas kulit tidak terjadi.
fisik Kriteria hasil: 3. Ubah posisi pasien setiap dua jam sekali. Rasional:
1. Pasien akan memiliki mengubah posisi dapat mengurangi lama penekanan
warna kulit normal. jaringan yg dapat menyebabkan dekubitus dan dapat
2. Tidak ada ulkus meningkatkan sirkulasi darah. 
dekubitus
4. Pertahankan tempat tidur bersih, kering dan bebas
kerutan. Rasional: mencegah ulkus dekubitus.
THANKS! 
DO YOU HAVE ANY QUESTIONS?

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, including icons by Flaticon and infographics
& images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai