Oleh :
DWIRAHAYU
(1 8 3 1 1 0 2 1 0)
III.B
2020
C. Materi
1. Pengertian rokok
2. Faktor Penyebab merokok
3. Zat-zat berbahaya rokok
4. Dampak merokok bagi kesehatan dan lingkungan
5. Cara mencegah merokok
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
E. Media
1. Leaflet
2. Timbal Balik
Menjelaskan :
Mendengarkan
1. Pengertian rokok
Menyimak
2 Inti 2. Zat berbahaya pada rokok
25 menit
Memperhatikan
3. Penyakit disebabkan rokok
4. Cara berhenti merokok Menelaah
Tanya jawab
Bertanya
Menyimpulkan
Menyimak
3 Penutup 15 menit Evaluasi
Menjawab salam
Mengucapkan salam
BAHAYA MEROKOK
PENDAHULUAN
Setiap batang rokok mengandung lebih dari 4000 jenis bahan kimia berbahaya bagi tubuh.
Empat ratus diantaranya bisa berefek racun, sedangkan 40 diantaranya bisa mengakibatkan
kanker. Ini adalah sebagaian dari contoh-contohnya :
a. Nikotin
Nikotin merupakan zat yang menyebabkan adiksi (ketagihan) dengan toleransi tinggi,
yaitu semakin lama dikonsumsi semakin bertambah. Gejala-gejala ketagihan juga
terjadi pada seseorang yang mulai berhenti merokok. Memang pada awalnya nikotin
dapat merangsang kerja otak, sehingga si perokok menjadi cerdas. Namun, apabila hal
ini terjadi secara terus-menerus, maka justru akan melemahkan kecerdasan otak itu
sendiri. Hal ini diakibatkan oleh nikotin yang memacu produksi hormon adrenalin.
Terpacunya produksi hormon ini akan menyebabkan denyut jantung lebih cepat dan
jantung bekerja lebih kuat. Jantung akan memerlukan lebih banyak oksigen dari
biasanya. Otomatis, risiko terjadinya serangan jantung koroner akan lebih tinggi.
b. Karbon monoksida (CO)
Gas berbahaya ini seharusnya hanya ada dalam pembuangan asap kendaraan. Namun,
dengan adanya sumbangan dari para perokok, gas yang juga dapat berikatan kuat
dengan haemoglobin darah ini menjadi lebih banyak di udara dan di dalam tubuh
manusia. Dengan adanya karbon monoksida (CO) yang berikatan dengan
haemoglobin darah, maka jantung seorang perokok yang memerlukan lebih banyak
oksigen ternyata mendapat oksigen lebih sedikit. Ini akan menyebabkan
bertambahnya risiko penyakit jantung dan paru-paru, serta penyakit saluran nafas.
Selain sesak nafas, batuk terus-menerus, stamina serta daya tahan tubuh si perokok
juga berangsur-angsur akan menurun. Terganggunya sistem peredaran darah normal,
yaitu dengan adanya gas karbon monoksida pada darah, juga akan mengakibatkan
rusaknya pembuluh darah sebagai distributor aliran darah. Akan terdapat endapan-
endapan lemak sehingga pembuluh darah akan tersumbat. Hal ini meningkatkan lagi
risiko terkena serangan jantung ataupun mati mendadak.
c. Tar
Tar biasanya digunakan untuk mengaspal jalan raya. Apabila terdapat pada tubuh
melalui menghisap rokok, maka secara berangsur-angsur dan pasti, akan
menyebabkan kanker. Beberapa contohnya adalah benzoa pyrene, nitrosamine, B-
naphthylamine, dan nikel.
d. DDT (Dikloro Difenil Trikloroetana)
DDT merupakan racun serangga, yang biasanya digunakan untuk membunuh
nyamuk, semut, atau kecoa.
e. Aseton
Aseton adalah zat yang digunakan untuk melunturkan cat. Bisa dibayangkan
bahayanya, apabila zat ini berada dalam tubuh kita.
f. Formaldehid
Formaldehid atau lebih sering kita kenal sebagai zat formalin, digunakan untuk
mengawetkan mayat.
g. Kadmium
Kadmium adalah bahan kimia yang biasanya terdapat pada accu atau aki kendaraan
bermotor.
h. Arsenik
Seperti DDT, arsenik merupakan bahan kimia yang sering digunakan untuk
membasmi seranga-serangga pengganggu. Biasanya kutu atau serangga sekelasnya
akan mempan bila diberantas dengan arsenik ini
i. Ammonia
Ammonia merupakan bahan aktif yang terdapat dalam pembersih lantai.
j. Polonium-210
Bahan ini merupakan salah satu zat radioaktif, yaitu zat yang mampu mengeluarkan
radiasi aktif, yang bisa menyebabkan perubahan struktur dan fungsi sel normal. Bahan
-bahan radioaktif juga bisa menyebabkan kanker.
k. Hidrogen sianida
Hidrogen sianida merupakan bahan yang digunakan sebagai racun dalam bentuk gas.
l. Vinil klorida
Zat ini biasanya digunakan sebagai bahan baku pembuatan plastik.
m. Naftalena
Seperti DDT dan arsenik, bahan ini terdapat pada obat-obat pembasmi serangga.
C. Jenis Rokok
Rokok dibedakan menjadi beberapa jenis. Pembedaan ini didasarkan atas bahan pembungkus
rokok, bahan baku atau isi rokok, proses pembuatan rokok, dan penggunaan filter pada rokok.
Jenis rokok juga dilihat dari kadar nikotin dan tar nya
Rokok putih: rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun tembakau yang diberi
saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
Rokok kretek: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau dan cengkih
yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
Rokok klembak: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau, cengkih,
dan kemenyan yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
1. Sigaret Kretek Mesin Full Flavor (SKM FF): rokok yang dalam proses pembuatannya
ditambahkan aroma rasa yang khas. Contoh: Gudang Garam International, Djarum
Super dan lain-lain.
2. Sigaret Kretek Mesin Light Mild (SKM LM): rokok mesin yang menggunakan
kandungan tar dan nikotin yang rendah. Rokok jenis ini jarang menggunakan aroma
yang khas. Contoh: A Mild, Clas Mild, Star Mild, U Mild, L.A. Lights, Surya Slims
dan lain-lain.
Rokok Filter (RF): rokok yang pada bagian pangkalnya terdapat gabus.
Rokok Non Filter (RNF): rokok yang pada bagian pangkalnya tidak terdapat gabus.
1. Bidis: Tembakau yang digulung dengan daun temburni kering dan diikat dengan
benang. Tar dan karbon monoksidanya lebih tinggi daripada rokok buatan pabrik.
Biasanya ditemukan di Asia Tenggara dan India.
2. Cigar: Dari fermentasi tembakau yang diasapi, digulung dengan daun tembakau.
Adaberbagai jenis yang berbeda di tiap negara. Yang terkenal dari Havana, Kuba.
3. Kretek: Campuran tembakau dengan cengkih atau aroma cengkih berefek mati rasa
dan sakit saluran pernapasan. Jenis ini paling berkembang dan banyak di Indonesia.
4. Tembakau langsung ke mulut atau tembakau kunyah juga biasa digunakan di
AsiaTenggara dan India. Bahkan 56 persen perempuan India menggunakan jenis
kunyah. Adalagi jenis yang diletakkan antara pipi dan gusi, dan tembakau kering yang
diisap dengan hidung atau mulut.
5. Shisha atau hubbly bubbly: Jenis tembakau dari buah-buahan atau rasa buah-buahan
yang disedot dengan pipa dari tabung. Biasanya digunakan di Afrika Utara, Timur
Tengah, dan beberapa tempat di Asia. Di Indonesia, shisha sedang menjamur seperti
dikafe-kafe.
1. Kanker paru-paru
Merokok dapat meningkatkan risiko kanker paru-paru secara signifikan. Bahkan,
kanker paru-paru merupakan penyebab kematian pertama sebagai bahaya merokok.
Pria perokok mengalami peningkatan risiko kanker paru-paru hingga 25 kali, dan
wanita meningkat hingga 25,7 kali.Paru-paru yang rusak, termasuk kanker,
merupakan efek yang sering diderita perokok. Tak hanya kanker paru-paru, perokok
juga berisiko mengalami peradangan pada saluran pernapasan, seperti bronkitis.
2. Penyakit jantung
Salah satu kebiasaan yang sangat berkontribusi terhadap penyakit jantung adalah
merokok. Masalah pada jantung tersebut termasuk aterosklerosis dan penyakit arteri
perifer. Aterosklerosis terjadi ketika adanya penumpukan plak di pembuluh darah.
Penumpukan plak ini menghambat jalannya aliran darah sehingga dapat berakibat
fatal. Sementara itu, penyakit arteri perifer terjadi ketika pembuluh nadi di kaki dan
lengan menyempit, yang juga mengganggu aliran darah.
3. Kolesterol tinggi
Merokok dapat menurunkan kadar kolesterol baik (HDL) di tubuh. Sebaliknya, kadar
kolesterol jahat (LDL) pun akan meningkat. Merokok pun meningkatkan kadar
kolesterol total dan trigliserida, yang sama artinya dengan menimbun lemak di tubuh.
4. Komplikasi diabetes
Penderita diabetes tipe 2 yang merokok cenderung mengalami komplikasi dari
penyakit tersebut. Pasalnya, merokok meningkatkan resistensi insulin. Selain itu,
risiko masalah lain juga bisa terjadi jika Anda masih merokok saat menderita
diabetes, seperti gangguan ginjal, masalah mata, dan serangan jantung
5. Gigi menguning dan keropos
Bahaya merokok bagi kesehatan jangka panjang lainnya adalah gigi yang menguning
dan terlihat kecokelatan. Tak hanya rusaknya warna gigi, bagian mulut ini juga rentan
keropos.
6. Keguguran
Merokok selama hamil dapat meningkatkan risiko keguguran. Sang bayi juga rentan
mengalami asma, infeksi telinga, gangguan pertumbuhan, kelainan fisik, dan sindrom
kematian mendadak pada bayi.
7. Berbagai jenis kanker
Tak hanya kanker paru-paru yang menjadi bahaya merokok bagi kesehatan. Berbagai
jenis kanker lain pun bisa terjadi di sekujur tubuh, termasuk kanker serviks bagi
perempuan, kanker tenggorokan, kanker kandung kemih, kanker mulut, kanker darah,
hingga kanker ginjal.
Selain itu, jika Anda perhatikan, jari perokok juga cenderung menguning. Hal tersebut
merupakan efek dari memegang rokok.
Sekarang ini kebanyakan perokok tahu bahwa merokok dapat menyebabkan beberapa
penyakit yang berbahaya. Namun mereka biasanya masa bodoh terhadap hal itu dan
menganggap merokok adalah urusan pribadi mereka, tetapi sebenarnya erokok bukan
merupakan urusan pribadi.
Asap tembakau bukan hanya berpengaruh pada perokok, tetapi juga mengotori udara
sekitar. Orang-orang yang tidak merokok yang kebetulan di sekitar orang yang merokok
terpaksa harus bersedia bernafas dan menghisap udara yang penuh dikotori oleh asap
rokoknya para perokok.
Disamping perokok dikenal juga orany yang bukan perokok, tetapi yang menghirup
udara yang tercemar asap rokok. Keadaan ini biasanya terjadi di ruang-ruang umum tertutup
seperti di bus, ruang kantor dan lain-lain. Seorang yang bukan perokok, tetapi yang ikut
mengkonsumsi rokok beserta zat-zat yang terkandung di dalamnya disebut perokok pasif.
Perlu diketahui bahwa asap yang dihasilkan rokok ditambah dengan udara luar,
mengandung zat kimia yang lebih tinggi daripada asap yang dihirup oleh perokok sendiri.
Yang lebih peka dan beresiko terhadap asap rokok yakniperokok pasif terutama bayi dan
anak-anak. Mereka dapat menderita asma dan penyakit paru-paru. Orang dengan kadar Hb
rendah dan orang yang sedang menderita penyakit kardiovaskuler.
Seperti yang diungkapkan oleh Leventhal & Clearly (dalam Cahyani, 1995) terdapat 4
tahap dalam perilaku merokok sehingga menjadi perokok yaitu:
4. Tahap maintenance of smoking. Tahap ini merokok sudah menjadi salah satu bagian dari
cara pengarturan diri (self regulating). Merokok dilakukan untuk memperoleh efek
fisiologis yang menyenangkan. Selain faktor perkembangan remaja dan kepuasan
psikologis, masih banyak faktor dari luar individu yang berpengaruh pada proses
pembentukan perilaku merokok. Pada dasarnya perilaku merokok adalah perilaku yang
dipelajari. Hal itu berarti ada fihak-fihak yang berpengaruh besar dalam proses
sosialisasi. Konsep sosialisasi pertama berkembang dari Sosiologi dan Psikologi Sosial
merupakan suatu proses tranmisi nilai-nilai, sistem belief, sikap, atau pun perilaku
perilaku dari generasi sebelumnya kepada generasi berikutnya (Durkin, 1995). Adapun
tujuan sosialisasi ini adalah agar generasi berikutnya mempunyai sistem nilai yang sesuai
dengan tuntutan norma yang diinginkan oleh kelompok, sehingga individu dapat diterima
dalam suatu kelompok. Dalam kaitannya dengan perilaku merokok, pada dasarnya
hampir tidak ada orang tua yang menginginkan.
Subjek yang mengkonsumsi rokok sama dengan atau lebih besar dari 4 batang per
hari lebih dari 68%. Hanya 15% subjek yang menyatakan tidak tentu dalam mengkonsumsi
rokok dengan alasan karena keterbatasan uang. Hasil ini semakin memperkuat pandangan
bahwa merokok bukan berkaitan dengan aspek rasional yaitu aspek negatif dari rokok, baik
dari sisi ekonomis maupun kesehatan, tetapi lebih berkaitan kepuasan emosional.Adapun
frekuensi konsumsi rokok disaji kan dalam tabel berikut ini.
Kepuasan psikologis merokok diperkuat oleh efek-efek setelah merokok, bahwa efek
negatif merokok hanya dirasakan sebesar 7,45%. Hal ini berarti subjek sudah terbiasa
merokok, sebab bagi pemula efek yang timbul adalah pusing, mual-mual, dan mulut pahit.
Stres 40,86
Kumpul Dengan Teman 27,96
Habis Makan 12.903
Dingin 7.259
Ada Uang Lebih 6.542
Mendengarkan Musik 1,075
Jauh Dari Orang Tua 1,075
Jalan - Jalan 1,075
Kondisi yang paling banyak perilaku merokok yaitu ketika subjek dalam tekanan
(stres) yaitu 40,86%; yang kedua ketika berkumpul dengan teman sebaya (27,96%).
Konsumsi rokok ketika stres merupakan upaya-upaya pengatasan masalah yang bersifat
emosional atau sebagai kompensatoris kecemasan yang dialihkan terhadap perilaku merokok.
Hal ini semakin mempertegas mengapa para perokok merasakan kenikmatan setelah
merokok. Perilaku merokok dipandang sebagai upaya penyeimbang dalam kondisi stres.
Dengan kata lain berdasarkan pandangan Laventhal & Cleary (dalam Cahyani, 1995) bahwa
kemungkinan besar subjek telah masuk ke tahap bukan saja dalam becoming a smoker tetapi
telah masuk ke dalam tahap maintenance of smoking. Merokok sudah menjadi salah satu
bagian dari cara pengaturan diri (selfregulating). Merokok dilakukan untuk memperoleh efek
fisiologis yang menyenangkan.
G. Cara - Cara Berhenti Merokok
H. Sumber Bacaan
I. Evaluasi
1. Cara : Lisan
2. Jenis : Pertanyaan Terbuka
3. Waktu : Setelah dilakukan penyuluhan
4. Soal :
PERTANYAAN ESSAY :