Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MANAJEMEN DATA PERTEMUAN 15

tentang

“Mengoperasikan Program SPSS Data Kategorik dan Data

Kategorik(Chi Square Test)”

OLEH :

DWI RAHAYU (183110210)

KELAS II.B

DOSEN PEMBIMBING

Herwati , SKM. M , Biomed

Prodi D-III Keperawatan Padang


Poltekkes Kemenkes RI Padang
2020
Visi dan Misi Poltekkes Kemenkes RI Padang

VISI :

Menghasilkan Perawat Pelaksana Yang Unggul Dalam Keperawatan Kardiovask

ular Pada Tahun 2020

MISI :

1. Menyelenggarakan Pendidikan Vokasi yang bermutu dibidang keperawata

n terutama keperaweatan kardiovaskular

2. Menyelenggarakan penelitian terhadap permasalahan local dan global terut

ama di bidang kardiovaskular

3. Berpartisipasi aktif dalam peningkatan status kesehatan masyarakat melal

ui kegiatan pengabdian masyarakat sesuai dengan tuntuttan dan kebutuha

n terutama dalam bidang kardiovaskular


ANALISIS BIVARIAT HUBUINGAN
VARIABEL KATEGORIK DENGAN KATEGORIK

UJI BEDA PROPORSI (X2 : CHIAQUARE)

PENDAHULUAN

Dalam penerapan praktis, kita ingin menguji apakah ada hubungan antara
dua variabel kategorik atau kita ingin menguji apakah ada perbedaan proporsi
pada populasi. Jika perbedaan porposi itu beksist dapat kita katakan bahwa adanya
keterkaitan atau hubungan antara dua variabel kategorik tersebut.

Misalnya kita ingin menguji apakah proporsi hipertensi pada populasi


perokok lebih tinggi dari proporsi hipertensi pada populasi bukan perokk.
Pengamatan dilakukan terhadap tekanan darahnya (yang setelah diukur
dikategorian menjadi normotensi dan hipertensi). Apabila pengamatan diatas
disusun didalam satu tabel, maka tabel tersebut dinamakan abel kontigensi(tabel
silang). Dari data tersebut dapat dilakukan uji statitik untuk melihat ada tidaknya
asosiasi antara dua sifat/varibel tadi(kebiasaan merokk dan hipertensi)

Uji statistik untuk melihat hubungan antara dua variabel yang


dikategorikan sering digunakan uji “chi-square). Secara spesifik uji chi square
dapat digunakan untuk menenukan/menguji :

1. Ada tidaknya hubungan/asosiasi antatara 2 variabel(test of


independency)
2. Apakah suatu kelompok homogen dengan sub kelompok lain(test of
homogenity)
3. Apakah ada kesesuaian antara pengamtan dengan parameter tertentu
yang dispesifikasikan

Secara umum tidak ada asumsi yang harus untuk uji X 2. Karena distribusi
X2 ini termasuk free-distribution. Hanya saja, jumlah pengamatan tidak
boleh terlalu sedikit, frekuensi harapan (expexted frequency) tidak boleh
kurang dari satu dan frkuensi harapan yang kurang dari lima tidak boleh
lebih dari 20%. Jika asumsi ini tidak terpenuhi maka harus dilakukan
pengelompokkan ulang sampai hanyya menjadi dua kelompok saja(tabel
2x2) pada tabel 2x2 gunakan fisher exact test yang merupakan nilai p-
sebenarnya, yang secara otomatis sudah ada di output SPSS

KONSEP UJI SQUARE

Dasar dari uji kuadrat adalah membandingkan frekuensi yang diamati


dngan frekuensi yang diharapkan. Misalnya sebuah uang logam
dilambangkan seratus kali, kemuudian diamati permukaan uang yang
muncul yaitu A (angka) sebanyak 55 kali dan B(gambar) sebanyak 45 kali.
Kalau uang logam tersebut seimbang tentu permukaan A dan B diharapkan
muncul sama banyak yaitu 50 kali. Hal ini berarti tidak ada perbedaan
antara frekuensi yang diharapkan (Expected) yakni 50 kali dengan
frekuensi yang diamati (observed = O ) yakni55 kali. Jadi jika tidak ada
perbedaan anatara pengamatan dngan yang diharapkan (o-e) seandainya
terjadi perbedaan, apakah perbedaan itu cukup berarti atau hanya karena
faktor kebetulan saja. Hasil percobaan melambungkan mata uang tadi
disajikan seperti tabel dibawah ini

Tabel 1.1

Hasil pelambungan 100 kali sebuah mata uang

1 2 3 4 5

O E O-E (O-E)2 (O-E)2/E


A (Angka) 45 50 -5 25 0.5
B (Huruf) 55 50 -5 25 0.5
Total 100 100 0 200 X2= 1.0

Perhitungan nilai X2 dilakukan dengan rumus berikut, dan dari tabel tersebut dapat
dilihat bahwa nilai X2 adalah 1.0
X2 = (O-E)2

Pertanyaa berikut ialah apakah nilai X2 yang telah dihitung= 1.0 memiliki
kemungkinan besar untuk terjadi secara kebebtulan, misalnya kemungkinan kecil
5%. Untuk menjawab pertanyaan ini, perlu diketahui distribusi keantitas X 2 yakni
distribusi probabilitas untuk statistik.

Para ahli statistik telah membuktikan, bahwa distribusi ini mempunyai


kemencengan positif, dengan minhgitung luas daerah diluar harga 1.0 pada
disttribusi X2 , dapat dittenukan nilai –p(p-value) serta keputusan untuk menerima
atau menolak hipotesis dengan membandingkan nilai . Ternyata setelah dihitung
nilai –p adlah 0.15 artinya terjadi kesalahan 15% jika kita menyatakan “55
berbeda dengan 50” , sehingga ketia lebih memilih untuk menyatakan “tidak
adanya perbedaan antara 55 dengan 50”

APLIKASI CHISWUARE PADA TABEL SILANG 2X2

Cara yang paling sering digunakan untuk menampilkan hubungan antara dua
katagori adalah dengan menggunakan tabel silang(crosstabs). Dalam contoh ini,
kita akan menguji apakah hubungan antara pekerjaan dengan asi eksklusif. Agar
memudahkan dalam penyajian datanya, kta akan membuat tabel silang antara
pekerjan dan asi eksklusif drai file latihan

1. Buka file latihan.sav


2. Dari menu utama pilihlah : AnnalyzeDescriptip statisticcrosstabs
3. Pilih variabel pekerjaan, kemudian klik tanda > untuk memasukkan ke
kotak row(s)
4. Pilih variabel Asi_eksklusif, kemudian klik tanda > untuk memasukkan
ke kotak colom(s)

4. Pada menu statistic pilih chi square dan risk dengan klik kotak disamping
hingga muncul tanda “ “. Jika anda klik sekali lagi, maka tanda “ “ akan
hilang . kemudian klik continue

5. Klik menu cells , kemudian aktifkan observed pada menu count dan
aktifkan rows pada menu percentages hingga muncul tanda “ “ . kemudian
klik continue
6. Klik OK untuk menjalnkan prosedur

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa ada 19 orang (33$\%) ibu
yang bekerja menyusui secra eksklusif, sedangkan ibu yang tidak bekerja
38orang(60,3%) menyusui secara eksklusif. Artinya proporsi menyusui
secara eksklusif pada ibu tidak bekerja lebih besar dari proporsi menyusui
secara eksklusif pada ibu yang bekerja.

Walaupun secara proporsional terlihat ada hubungan antara


pekerjaan dan asi eksklusif yang terlihat dari proporsi menyusui secara
eksklusif lebih besar daripada ibu tidak bekerja daripada ibu yang bekerja,
namn untuk menguji apakah hubungna tersebut bermakna secara statistik,
maka kita harus melakukan uji chi-square dengan melihat hasil output
berikut :

Output SPSS menampilkan semua nilai chi-square dari berbagai macam


uji, seperti Pearson Chi-Square, Continuity Correction, atau Fisher’s Excat test.
Masing-masing uji tersebut dilengkapi dengan p-value untuk test 2-sisi/

Untuk memilih nilai X2 atau p-value yang paling sesuai, kita harus
berpedoman pada asumsi-asumsi yang terkait dengan uji X2 . Antara lain :

1. Bila pada 2x2 dijumpai nilai Expected kurang dari 5 , maka yang
digunakan adalah “Fisher Exact test”
2. Bila tabel 2x2, dan tidak ada nilai E < 5 , maka uji yang dipakai
sebaiknya “continuity correction
3. Bila tabelnya lebih dari 2x2 , misalnya 3x2,3x3 dsb maka digunakan
uji “Pearson Chi Square”
4. Uji “Likelihood Ratio” dan Linear-by-linear assciation” biasanya
digunakn untuk keperluan lebih spesifik , misalnya analisis statistik
stratifikasi pada bidang epidemiologi juga untuk mengetahui hubungan
linear dua variabel kategorik,sehingga dua ienis uji ini digunakan
Pada hasil diatas nilai OR terdapat pada baris Odds Ratio yaitu 3,040 (95% CI:
1,440-6,416). Sedangkan nilai RR terlihat dari baris For Cohort Yaitu bearnya
1,680(95% CI:1,77-2,397). Pada data ini berasal dari penelitian Cross Sectinal
maka kita dapat menginterpretasikan nilai QR=3.040 sebagai berikut : Ibu yang
tidak bekerja mempunyai peluang 3,040 kai untuk menyusui efektif dibandingkan
ibu yang tidak bekerja . Pada erintah crosstabe nilai OR akan keluar bila tabel
silang 2x2 , bila tabel silang lebih dari 2x2 , misalnya 3x2,3 x 2 dan sebagianya,
maka nilai OR dapat diperoleh denagn analisis regresi logistik dengan cra
membuat “Dummy variabel”

INTERPRETASI ATAU PENYAJIAN CHI-SQUARE PADA TABEL


SILANG 2X2

Jenis Menyusui total OR P-value


pekerjaa Tdk menyusui eksklusif
n n % n % N %
Bekerja 38 66,7 19 33,3 57 100 3,04 0,006

Tidak 25 39,7 38 60,3 63 100 1,44-


Bekerja 6,41

Jumlah 63 52,5 57 47,5 120 100

Hasil analisis hubungan antara status pekerjan dengan prilaku menyusui


eksklusif diperoleh bahwa ada sebanyak 19(33,3%) ibu yang bekerja menyusui asi
secara eksklusif, sedangkan diantara ibu yanh tidak bekrja ada 38(60,3%) yang
menyusui secara eksklusif. Hasil uji statitsik diperoleh nilai P=0,003 maka dapat
disimpulkan ada perbedaan prporsi kejadian menyusui eksklusif antara ibu bekerja
dengan ibu bekerja. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR=3,04 artinya ibu
tidak bekerja mempunyai peluang 3,04 kali untuk menusui eksklusif dibanding
ibu yang bekerja

APLIKASI CHI-SQUARE PADA TABEL SILANG  2X3

Pada contoh ini, kita akan menguji apakah ada perbedaan proporsi asi
eksklusif pada populasi dengan tingkat pendidikan yang berbeda-beda
(SD,SDMP,SMA, dan PT) kita akan membuat tabel silang antara pendidikan
dengan Asi eksklusif.

Tabel silang tersebut memperlihaatkan bahwa dari 32 ibu berpendidikan


SD ada 5 orang(15,6%) menyusui secara ekslusif, dari 20 ibu yang berpendidikan
SMP 4 orang (20%) yang menyusui secara eksklusif, dari ibu yang berpendidikan
SMA ada 26 orang (75,7%) yang menyusui secara eksklusif dan dari 31 ibu yang
berpendidikan PT ada 20 orang (64,5%) yang menyusui seara eksklusif. Artinya
semakin tinggi tingkat pendidikan ibu akan semakin besar proporsi menyusui
secara eksklusif. Walalupun secara proprsional terliat ada hubungan antara
pendidikan dengan asi eksklusif yang mana ibu berpendidikan cenderung
menyusui secara eksklusif, namun untuk menguji apakah hubungan tersebut
bermakna secara statistik, maka kita lakukan uji chi-square dengan melihat hasil
output
REGRESI LOGISTIK SEDERHANA

Untuk mendapatkan nilai OR dan CI pada tabel 4x4 ada dua cara yang dapat
dilakukan,yaitu:

1. Harus dibuat dummy variabel tabel terlebih dahulu kemudian baru


dilakukan crosstab
2. Lakukan regresi logistik sederhana

Pada contoh ini,kita akan membandingkan risiki kejadian menyusui secara


eksklusif pada populasi dengan tingkat pendiidkan yang berbeda. Sebagai
kelompok pembanding kita tetapkan SD . Sebelum melakukan analisis kita
lakukan terlebih dahulu ttransformasi data karena sebagai pembanding adalah SD
kita jadikan SD dengan kode tinggi .

Lakukan transformasi data dengan SPSS sebagai berikut :

1. Pada recode diferent variabels, variabel pendidikan change ktpendidikan


2. Klik old and new values
3. Ganti nilai lama dengan nilai baru

Regresi logistic sederhana,lakukan peintah analisis dengan SPSS 16.0 sebagai


berikut :

1. File latihan,sav yang sudah transformasi data, sehingga data tampak pada
di data editor
2. Dari menu utama pilihla analyzeDescription Regresion  Binary
Logistic
3. Pilih variabel asi eksklusif , kemudian masukkan kedependen
4. Pilih variabek ktpendidikan,kemudian masukkkan ke kotak covariats
5. Pada menu categoral pilih variabel ktpendidikan dan klik tanda < untuk
memasukkan ke kotak categogorical covariates
6. Pastikan reference categori adaalh last
7. Klik continue jika sudah selesai , SPSS akan kemabli ke menu utama
8. Klik option kemudian aktifkan CI for exp(B)
9. Klik continue jika sudah selesai
10. Klik OK untuk menjalankan prosedur
INTERPRETASI ATAU PENYAJIAN CHI-SQUARE ADA TABEL
SILANG  2X3

Tabel...
Distribusi Responden Menurut Jenis Pekerjaan
Dan Perilaku Menyusui

Pend Menyusui Total OR P


Tdk eksklusif eksklusif value
n % n % n %
SD 27 84,4 5 15,6 32 100 1,0
SMP 16 80,0 4 20,0 20 100 1,35
SMA 9 24,3 28 75,7 37 100 16,6
PT 1 35,5 20 64,5 31 100 9,81
Jumla 63 52,5 57 47,5 120 100
h

Hubungan antara pendidikan dengan asi eskklusif terlihat bahwa


semakin tinggi pendidikan maka ibu akan semakin besar kemungkinan
untuk menyusui secara eksklusifv. Dari 32 ibu-ibu berpendidikan SD
sebanyak 5 orang (15,6%) menyusui secara eksklusif. Dari 20 ibu-ibu
berpendidikan SMP sebanayak 4 orang (20,0%) menyusui secara
eksklusif , dari 37 orang ibu berpendidikan SMA sebanayk 28
oarng(75,7%) yang menyusui secara eksklusif dan dari 31 ibu-ibu yang
berpendidikan PT sebanayk 20orang(64,5%) yang menyusui secra
eksklusif .
Hasil uji statitik diperoleh nilai p=0,000 maka dapat disimpulkan
ada perbedaan proporsi kejadan menyusui secara eksklusif antara
pendidikan ibu PT,SMA,SMP,SD (ada hubungan yang signifikan antara
pendidikan dengan prilaku menyusui)
Dari nilai OR dapat disimpulkan bahwa ibu yang berpendidikan PT
mempunyai kecenderungan untuk menyusui secara eksklusif sebesar 9,81
kali lebih besar dibandingkan ibu yang berpendidikan SD (p-value=0,000).
Sedangkan ibu yang berpendidikan SMA mempunyai kecenderungan
untuk menyusui eksklusif sebesar 16,8 kali lebih besar dibandingkan
dengan ibu yang berpendidikan SD (p-value=0,000).

Anda mungkin juga menyukai