Anda di halaman 1dari 26

LABIOPALATOSCHIZIS

OLEH KELOMPOK 7, KELAS A3 2020


ANGGOTA

VONY WILYA ANGGI REGINA


ALFANES / BUDIMAN /
2011311030 2011312001

LIDYA PUTRI
2011312034
Konsep
Patofisiologi
Labioskisis dan palatoskisis adalah kelainan
konginetal berupa adanya kelainan bentuk pada
struktur wajah. Labioskisis dikenal juga dengan
bibir sumbing (cleft lip) sedangkan palatoskisis
disebut dengan langit-langit mulut sumbing (cleft
palate). Bibir sumbing dan langit-langit sumbing
terjadi di sekitar 1 atau 2 dari setiap 1.000 bayi
yang lahir di Amerika Serikat setiap tahun. Hal ini
menjadikannya salah satu cacat lahir yang paling
umum terjadi.
Sebuah sumbing bisa berada di satu sisi mulut (clefting unilateral)
atau pada kedua sisi mulut (clefting bilateral). Kebanyakan celah
masuk ke dalam salah satu dari tiga kategori:
a. hanya bibir sumbing yang paling umum di anak laki-laki,
b. hanya langit-langit mulut sumbing (yang paling umum pada anak
perempuan), serta
c. bibir sumbing dan langit-langit mulut sumbing bersama sama
(lebih sering terjadi pada anak laki-laki).
Biasanya, bibir sumbing ditemukan saat bayi lahir meskipun
beberapa bisa didiagnosis pada saat kehamilan dengan USG.
Sebuah sumbing lebih sulit untuk terlihat hingga mulut anak
diperiksa dengan hati-hati setelah lahir.
ETIOLOGI

Penyebab cacat di bagian wajah pada sebagian besar bayi tidak diketahui.
Dokter tidak selalu tahu mengapa bayi memiliki bibir sumbing atau celah langit-
langit, tetapi banyak sumbing dianggap sebagai kombinasi genetik (diturunkan)
dan faktor lingkungan (seperti obat-obatan tertentu atau kekurangan vitamin).
Ibu dan ayah dapat memberikan pengaruh pada gen yang menyebabkan langit-
langit sumbing atau bibir sumbing.
Wanita yang merokok, menggunakan narkoba, atau minum alkohol selama
kehamilan juga meningkatkan risiko bayi mereka untuk cacat lahir. Penelitian
telah menunjukkan bahwa ibu yang mengkonsumsi minuman (minum empat
atau lebih minuman dalam waktu singkat) selama minggu-minggu pertama
kehamilan memiliki risiko lebih tinggi memiliki bayi dengan cacat lahir wajah
seperti bibir sumbing atau celah langit-langit.
festivalPPTtemp lat e http ://www.1p p t.co m/jier i/

Bibir sumbing dan celah langit-langit


bisa mempengaruhi banyak tindakan
dari mulut dan wajah. Anak yang lahir
dengan bibir sumbing atau celah langit-
langit mungkin memiliki masalah yang
berhubungan dengan :
A. Gangguan makan,
B. Gangguan pendengaran,
C. Masalah gigi, dan,
D. gangguan bicara.
Anatomi dan
Fisiologi

A. Anatomi Normal
1. Bibir 2. Langit-Langit (Palatum)
B. Embriologi

Perkembangan wajah dimulai dari akhir minggu keempat, prominensia fasialis terdiri dari mesenkim yang diturunkan dari saraf dan dibentuk oleh sepasang
pharyngeal arches muncul. Prominensia maksilaris dapat dibedakan di lateral dengan stomodeum dan di caudal dengan prominensia mandibular. Prominensia
frontonasalis dibentuk oleh proliferasi mesenkim ventral ke vesikel otak, merupakan batas atas stomodeum, seperti tampak pada gambar 2.3 (Sadler, 2012).

2 4

1
Embriologi langit-langit
Embriologi wajah A Gambaran embrio 5
minggu B Gambaran embrio 6 minggu
3

Embriologi perkembangan wajah


usia 4 minggu

Embriologi bibir A Gambaran embrio 7 minggu. Prominensia maksilaris sudah


menyatu dengan prominensia nasalis medialis B Gambaran embrio 10 minggu
C. Sumbing
Orofacial

Sumbing orofacial merupakan kelainan kongenital yang sering terjadi. Kelainan ini dapat menyebabkan penampilan wajah yang tidak normal
dan kesulitan saat berbicara (Sadler, 2012). Seperti tampak pada gambar, klasifikasi utama sumbing orofacial yaitu sumbing langit-langit (SL)
dan sumbing bibir dengan atau tanpa sumbing langit-langit (SB/SBL) (Angulo-Castro, et al., 2017).
KETERANGAN :
Sumbing orofacial
(a)Sumbing bibir unilateral
(b)Sumbing bibir bilateral
(c)Sumbing Bibir dan Langit Langit
unilateral
(d)Sumbing bibir dan langit-langit
bilateral
(e)Sumbing langit-langit
festivalPPTtemp lat e http ://www.1p p t.co m/jier i/

Klasifikasi

Bibir sumbing ada beberapa tingkatan juga istilahnya berdasarkan organ yang terlibat
diantaranya: celah di bibir (labioskizis), celah di gusi (gnatoskizis), celah di langit (palatoskizis).
Celah dapat terjadi lebih dari satu organ misalnya: terjadi di bibir dan langit-langit
(labiopalatoskizis).
Bibir sumbing dikatagorikan berdasarkan lengkap/tidaknya celah terbentuk. Tingkat kelainan
bibir sumbing bervariasi, mulai dari yang ringan hingga yang berat. Beberapa jenis bibir sumbing
yang diketahui adalah :
•Unilateral Incomplete. Jika celah sumbing terjadi hanya disalah satu bibir dan tidak memanjang
hingga ke hidung.
•Unilateral Complete. Jika celah sumbing yang terjadi hanya disalah satu bibir dan memanjang
hingga ke hidung.
•Bilateral Complete. Jika celah sumbing terjadi di kedua sisi bibir dan memanjang hingga ke
hidung.
festivalPPTtemp lat e http ://www.1p p t.co m/jier i/

Penatalaksanaan

Prosedur pengobatan untuk penderita bibir sumbing adalah dilakukannya operasi pembedahan di rumah sakit
menggunakan anestesi umum ketika seorang anak berusia 3 sampai 6 bulan. Jika bibir sumbing lebar, prosedur
khusus seperti adhesi bibir atau perangkat plat pencetakan mungkin membantu membawa bagian-bagian bibir
lebih dekat bersama-sama sebelum bibir sepenuhnya diperbaiki. Perbaikan bibir sumbing biasanya meninggalkan
bekas luka kecil di bibir bawah hidung.
Pada umur 9-12 bulan, langit-langit sumbing biasanya dapat diperbaiki. Ahli bedah plastik menghubungkan otot
otot langit-langit lunak dan mengatur ulang jaringan untuk menutup celah tersebut. Operasi ini memerlukan
anestesi umum dan perawatan d rumah sakit dalam jangka pendek untuk pemulihan. Tujuan dari operasi tersebut
adalah menciptakan langit-langit yang bekerja dengan baik untuk berbicara. Beberapa anak-anak, akan terus
terdengar berbicara melalui hidung setelah perbaikan sumbing dan beberapa mungkin mengembangkan suara
sengau.
Operasi untuk langit-langit sumbing lebih mungkin diperlukan ketika anak tumbuh dewasa dan perubahan struktur
wajah mereka-hal ini mencakup operasi seperti pharyngoplasty, yang membantu meningkatkan kemampuan
berbicara, atau cangkok tulang alveolar, yang membantu memberikan stabilitas untuk gigi permanen. Cangkok
tulang menutup kesenjangan dalam tulang atau gusi dekat gigi depan dan biasanya dilakukan ketika anak-anak
berusia antara 6 dan 10 tahun.
Asuhan
keperawatan

c. Perencanaan
a. Pengkajian

d. Implementasi
.
b. Diagnosis Keperawatan
e. evaluasi
.
Asuhan
keperawatan
a. Pengkajian
1. Identitas klien: Meliputi nama, alamat, umur
2. Keluhan utama Pasien dengan bibir sumbing mengeluh kesulitan dalam menelan(menyusu) sehingga asupan nutrisi kurang
dari kebutuhan
3. Riwayat Kesehatan:
1. Riwayat Kesehatan Dahulu :
- Mengkaji riwayat kehamilan ibu, apakah ibu pernah mengalami trauma pada kehamilan Trimester
- bagaimana pemenuhan nutrisi ibu saat hamil, kecukupan asam folat, obat obat yang pernah dikonsumsi
. oleh ibu dan
apakah ibu pernah stress saat hamil.
2. Riwayat Kesehatan Sekarang : Mengkaji berat panjang bayi saat lahir.pola pertumbuhan, pertambahan penurunan
berat badan, riwayat otitis media dan infeksi saluran pernafasan atas,
3. Riwayat Kesehatan Keluarga : Riwayat kehamilan, riwayat keturunan.
.
Asuhan
keperawatan

4 .Pemeriksaan Fisik.
- Inspeksi kecacatan pada saat lahir untuk mengidentifikasikarakteristik sumbing.
- Kaji asupan cairan dan nutrisi bayi.
- Kaji kemampuan hisap, menelan bernafas.
- Kaji tanda-tanda infeksi.
- Palpasi dengan menggunakan jari.
- Kaji tingkat nyeri pada bayi. .
5. Pengkajian Keluarga.
- Observasi infeksi bayi dan keluarga.
- Kaji harga diri/ mekanisme kuping dari anak/ orangtua
- Kaji reaksi orangtua terhadap operasi yang akan dilakukan
.
- Kaji kesiapan orangtua terhadap pemulangan dankesanggupan mengatur perawatan di rumah.
- Kaji tingkat pengetahuan keluarga
Asuhan
keperawatan
Pemeriksaan Penunjang

pemeriksaan Hasil Normal

leukosit 11.000 mg/dl 9000 – 12000/ mm3

eritrosit 3500 mg/dl 4,7-6,1 juta


.
trombosit 270.000 mg/dl 200.000 -400.000 mg/dl

Hb 16 gr/dl 12-24 gr/dl

Ht 30 33-38
.
Kalium 4,8 mEq 3,6-5,8 mEq

Natrium 138 mEq 134-150 mEq


b. Diagnosis Keperawatan
Data Etiologi Masalah Keperawatan
DO: Labiopalatoschizis
Terdapat celah pada bibir dan langit –
langit mulut, Sususnan mulut berbeda
Tampak sulit menyusu Perubahan nutrisi kurang dari
DS: - Fungsi mulut terganggu kebutuhan tubuh atau tidak efektif
dalam menyusi ASI berhubungan
Kesulitan melakukan gerakan menghisap dengan ketidakmampuan bayi
menelan atau kesu karan
Sulit menete mengonsumsi makanan sekunder
karena ke cacatan dan pembedahan.
Intake nutrisi (ASI) kurang

Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan atau tidak efektif dalam meneteki ASI
DO: Labiopalatoschizis
Terdapat celah pada bibir dan langit –
langit mulut Sususunan mulut berbeda Risiko aspirasi berhubungan dengan
DS: ketidakmampuan mengeluarkan
Tidak ada pemisah antara mulut dan hidung sekresi sekuder palatoskisis.

Resti Aspirasi
DO: Labiopalatoschizis
Luka bekas operasi
DS: Perlunya tindakan bedah korektif Risiko infeksi berhubungan dengan
kecacatan (sebelum operasi) dan
Post operasi atau insisi pembedahan.

Resiko Infeksi
DO: Labiopalatoschizis
Anak terlahir dengan kondisi terdapat
celah pada bibir dan langit – langit Sususnan mulut berbeda
mulut dan tampak sulit menyusu
DS: Fungsi mulut terganggu
Kurangnya pengetahuan keluarga
Ibu bingung bagaimana cara menyusui
berhubungan dengan teknik
anaknya dan berkata tidak tahu apa yang Kesulitan melakukan gerakan menghisap
pemberian makan dan perawatan di
harus dilakukan setelah anak dibawa
rumah.
pulang ke rumah. Sulit menete

Ibu bingung cara menyusui anak

Kurang Pengetahuan
Asuhan
keperawatan
b. Intervensi dan rasiona
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh atau tidak efektif dalam menyusi ASI berhubungan
dengan ketidakmampuan bayi menelan atau kesu karan mengonsumsi makanan sekunder karena ke
cacatan dan pembedahan.

Tujuan: Setelah mendapatkan tindakan keperawatan diharapkan perubahan nutrisi dapat teratasi
Kriteria Hasil:
tidak pucat .
turgor kulit membaik
kulit lembab, perut tidak kembung
bayi menunjukan penambahan berat badan yang tepat.

.
Intervensi Rasional

1. Bantu ibu dalam menyusui, bila ini adalah keinginan ibu. Posisikan dan 1. Membantu ibu dalam memberikan Asi dan posisi puting yang stabil
stabilkan puting susu dengan baik di dalam rongga mulut. membentuk kerja lidah dalam pemerasan susu.
2. Bantu menstimulasi refleks ejeksi Asi secara manual / dengan pompa payudara 2. Karena pengisapan di perlukan untuk menstimulasi susu yang pada
sebelum menyusui awalnya mungkin tidak ada
3. Gunakan alat makan khusus, bila menggunakan alat tanpa puting. (dot, spuit 3. Membantu kesulitan makan bayi, mempermudah menelan da mencegah
asepto) letakan formula di belakang lidah aspirasi
4. Melatih ibu untuk memberikan Asi yang baik bagi bayinya 4. Mempermudah dalam pemberian Asi
5. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kebersihan, apabila di pulangkan 5. Untuk mencegah terjadinya mikroorganisme yang masuk
6. kolborasi dengan ahli gizi. 6. mendapatkan nutrisi yang seimbang
Asuhan
keperawatan
b. Intervensi dan rasiona
2. Resiko tinggi terjadi aspirasi berhubungan dengan ketidakmampuan mengeluarkan sekresi sekunder
dari Palatoskisis.

Tujuan: Setelah mendapatkan tindakan keperawatan di harapkan tidak terjadi aspirasi


Kriteria Hasil:
Kepatenan jalan nafas
Kepatenan saluran cerna .

.
Intervensi Rasional

1. Atur posisi kepala dengan mengangkat kepala waktu a. Agar minuman atau makanan yang masuk tidak masuk ke saluran hidungdan anak
minum atau makan dan gunakan dot yang panjang. tidak tersedak.
2. Gunakan palatum buatan (bila perlu) b. Agar memudahkan anak untuk menete ASI.
3. Lakukan penepukan punggung setelah pemberian makanan c. Agar anak tidak tersedak.
4. Monitor status pernafasan selama pemberian makan seperti d. Memantau status pernapasan selama makan agar terlihat kemampuan makan bayi.
prequensi nafas, irama, serta tanda-tanda adanya aspirasi.
Thanks you!
Any Questions ???
Daftar Pustaka

Dra.Ni Ketut Mendri,S.Kep., Ns.M.Sc. Agus Sarwo Prayogi


,S.Kep,Ns,M.H.Kes. (n.d.). asuhan keperawatan pada
anak sakit dan bayi resiko tinggi. yokyakarta:
PT.Pustaka Baru.

Anda mungkin juga menyukai