Anda di halaman 1dari 7

BAB III

STUDI KASUS STOMATITIS


Pasien laki-laki pensiunan pengacara berusia 64 tahun mengeluh terdapat sariawan
pada gusi kiri bawah sejak satu minggu sebelumnya. Pasien mengonsumsi cataflam
dan mengoleskan obat tradisional cair untuk mengurangi nyerinya. Setelah dioleskan,
pasien merasa kembeng (mati rasa), tapi dua hari kemudian, nyeri mulai terasa lagi
dan belum mereda. Pasien jarang sekali sariawan, terakhir kali mengalami sariawan
sekitar 1 tahun yang lalu. Saat ini sariawan terasa cukup nyeri (VAS 6/10).
Pemeriksaan ekstra oral normal. Pemeriksaan intra oral tampak ulkus soliter
berukuran 1x1,5 cm yang dalam pada lipatan mukosa bukal sinistra regio 34- 35,
berbentuk oval, dilapisi pseudomembran cekat berwarna putih kekuningan, berbatas
jelas, tepi ireguler, tanpa indurasi, daerah sekitar kemerahan dan nyeri. Berdasarkan
anamnesis dan pemeriksaan klinis, diagnosis kerja kasus ini adalah stomatitis aftosa
disertai infeksi sekunder, dan diagnosis bandingnya adalah ulkus infeksi bakteri.
EBP (EVIDENCE BASED NURSING)
1. PENGARUH KUMUR EKSTRAK SIWAK DALAM MENCEGAH TERJADINYA
STOMATITIS PADA PASIEN YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI SMC RS
TELOGOREJO

Berkumur dengan larutan ekstrak siwak pada penelitian ini bekerja sesuai
dengan fungsinya sehingga berhasil mencegah terjadinya stomatitis. Hal ini
didukung oleh mutiq, 2011 bahwa siwak mengandung lebih dari 25 zat alami
yang dibutuhkan untuk memelihara dan mengilapkan gigi yaitu zat-zat yang
berfungsi membersihkan, menyucikan, dan menahan. Selain itu juga mencegah
pendarahan, kerusakan, dan membunuh kuman. Kandungan lain siwak adalah
asam tanic yang berfungsi sebagai anti busuk di samping dapat membersihkan
gigi juga dapat untuk anti pendarahan, dan juga seratserat siwak yang
mengandung sodium bicarbonate yaitu bahan utama membuat pasta gigi dan
bahan yang direkomendasikan oleh asosiasi dokter gigi amerika, serta
mengandung bahan yang mencegah kerapuhan gigi yang terdiri atas serat
selulosa, sebagian volatile oil dan resin aromatik, dan kayu siwak juga
mengandung trimetilamin, salvadorin, klorida, fluoride dengan kadar yang
banyak, silika sulfur, vitamin c, sterol. Kandungan fluoridenya terkenal dengan
manfaat yang besar.
2. Use Of Green Tea As Stomatitis Therapy

Berkumur seduhan teh hijau sebanyak 50 ml 3x sehari, lama berkumur


selama 2 menit, mampu mempercepat penyembuhan sariawan. Kandungan teh
hijau yaitu adalah katekin (tannin) adalah senyawa dominan dari polifenol teh
hijau dan terdiri dari epicatechin (EC), epicatechin gallat (ECG), epigallocatechin
(EGC), epigallocatechin gallat (EGCG), catechin dan gallocatechin (GC). Katekin
adalah senyawa yang larut dalam air, tidak berwarna dan memberikan rasa pahit
dan astrigensi (Jamal, 2010). Tanin memiliki kemampuan menganggu
metabolisme dan permeabilitas bakteri, akibatnya sel tidak dapat melakukan
aktivitas hidup sehingga pertumbuhan bakteri akan terhambat bahkan mati
(Paramita dan Wahyudi, 2011). Kadar tanin dipengaruhi oleh kehalusan serbuk
dan kepekatan warna.(Fajrina, 2016) Teh hijau dapat mengobati sariawan
dikarenakan kandungan epigallocatechingallate (ECGC) yang dapat mencegah
penyakit gusi dan dapat melakukan peningkatan regenerasi dan penyembuhan.
Selain itu teh hijau juga mengandung tannin yang bersifat antioksidan dan
antibakteri yang dapat menyembuhkan sariawan.
3. PENGARUH ALOE VERA PADA PENYEMBUHAN STOMATITIS AFTOSA
REKUREN MINOR

Pengolesan gel lidah buaya ( Aloe vera ) dilakukan 3 kali dalam


sehari sampai stomatitis sembuh.Mekanisme penyembuhan Stomatitis
Afthous Rekuren ( SAR ) Minor menggunakan Aloe vera dimulai pada
stadium ulseratif. Kandungan lignin dan polisakarida pada gel Aloe vera
dapat mempercepat peresapan gel Aloe vera tersebut kedalam mukosa,
sekaligus sebagai media pembawa zat nutrisi yang diperlukan oleh mukosa.
Bersamaan dengan itu, enzim yang terdapat dalam Aloe vera seperti
glukomannan dan acemannan bekerja sama dengan enzim oksidase, amilase,
katalase, lipase dan protease akan membantu memecahkan jaringan mukosa
yang nyeri akibat kerusakan tertentu dan membantu memecah bakteri
sehingga dapat menstimulasi pertumbuhan dan perbaikan mukosa kulit serta
menghilangkan sel – sel yang telah mati dari mukosa ( Furnawanthi 2006 ).
Enzim brandykinase dalam Aloe vera dapat memecah bradykinin yang
merupakan penyebab rasa nyeri di mukosa sehingga rasa nyeri pada mukosa
tersebut dapat hilang, enzim Brandykinase juga melawan aksi infiltrasi
terutama oleh sel neutrofil, limfosit, sel plasma. Selain itu magnesium laktat
menghambat produksi dari histamin dengan memblokade enzim histidine
dekarboksilase. Gel Aloe vera mengandung natural salisilat dan beberapa
substansi yang dapat menghambat produksi mediator keradangan seperti
seperti bradykinin dan thromboksan. Asam krisophanat, seristanol, ester asam
sinamat dalam Aloe vera bersifat antiseptik. Setelah 5 hari regenerasi epitel
yang mulai menutupi ulkus serta berkurangnya rasa nyeri yang ditimbulkan
( Wynn 2005 ).
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Stomatitis adalah radang yang terjadi pada mukosa mulut, biasanya
berupa bercak putih kekuningan. Bercak itu dapat berupa bercak tunggal
maupun berkelompok. Sariawan dapat menyerang selaput lendir pipi bagian
dalam, bibir bagian dalam, lidah, gusi, serta langit-langit dalam rongga mulut.
Meskipun tidak tergolong berbahaya, namun sariawan sangat mengganggu.
Penyebab yang berasal dari keadaan dalam mulut seperti : Kebersihan mulut
yang kurang, Letak susunan gigi/ kawat gigi, Makanan /minuman yang panas
dan pedas, Rokok, Pasta gigi yang tidak cocok, Lipstik, Infeksi jamur
B. Saran
Sebaiknya kita dapat melakukan hidup sehat dengan menjaga
kebersihan mulut, banyak konsumsi buah buahan, hindari stress, juga hindari
rokok. Serta hindari makanan dan obat obatan yang dapat menyebabkan
reaksi alergi pada rongga mulut.
DAFTAR PUSTAKA

Arsad, Syamson MM. “Analisis Xerostomia Terhadap Kesehatan Gigi dan Mulut
Terkait Kualitas Hidup Pada Lansia Di Desa Mattombong Kecamatan Mattiro Sempe
Kabupaten Pinrang”. Media Kesehatan Gigi. Vol.18. No.1 (2019) ; Sidrap

Arsyad. “Pengaruh Xerostomia Terhadap Kesehatan Gigi Dan Mulut Terkait Kualitas
Hidup Pada Usila Di Desa Bapangi Kabupaten Sidrap”. Media Kesehatan Gigi. Vol.
16 No. 2 (2017) ; Sidrap

Anda mungkin juga menyukai