DAFTAR ISI
ii
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sejak jaman dahulu, minyak cengkeh digunakan sebagai analgesik alami
pada penderita sakit gigi. Kandungan senyawa aktif dalam cengkeh yang
memiliki manfaat kesehatan adalah minyak atsiri, eugenol, asam oleanolat,
asam galotanat, fenilin, karyofilin, resin, dan gom. Kandungan utama dalam
minyak cengkeh yang memberikan manfaat terhadap penyembuhan infeksi
gigi adalah eugenol ( 78-98 % ). Zat tersebut dihasilkan dari kelenjar minyak
yang terdapat pada peKuman yang dapat ditemukan pada infeksi. (Rasy V.
30 , 2013).
Kuman yang dapat ditemukan pada infeksi rongga mulut bermacam
mikroorganisme, yaitu bakteri aerob dan anaerob. Salah satu daerah yang
menjadi tempat berkembang bakteri anaerob adalah rongga mulut, oleh sebab
itu hampir semua infeksi pada gigi disebabkan oleh bakteri anaerob. Jenis
yang banyak ditemukan adalah streptococcus, staphylococcus dan treponema
denticola, tetapi lisis juga bisa terjadi tanprmukaan badan bunga cengkeh.
(Dewi, Indah K, Effendy R, Rukmo M, 2006)
Minyak atsiri dari bunga cengkeh (Syzygium aromaticum) mempunyai
sifat kimiawi dan efek farmakologis yaitu, berfungsi sebagai anastetik,
antimikrobial, antiseptik, dan stimulansia. Minyak atsiri diperoleh dengan cara
penyulingan. Hasil penyulingan bunga cengkeh berupa minyak atsiri yang
memiliki dua komponen utama yaitu, eugenol (80-90%) dan kariofilen (10-
20%). Eugenol memiliki struktur kimia yang spesifik. Pada industri farmasi,
eugenol digunakan sebagai obat analgesik gigi dan turunan eugenol dipakai
sebagai obat penyakit paru-paru, kolera, tipus dan penenang saraf. Dalam
industri makanan dan minuman eugenol dipakai sebagai pengawet dan
pengharum. Disamping itu,eugenol dapat pula dibuat menjadi vanillin yang
banyak digunakan sebagai pengharum dan cita rasa. (Sheikh MA, Kiyani A,
Mehdi A, Muhsaf Q, 2010)
Selama ini pencegahan halitosis (bau mulut) hanya dicegah dengan
menggosok gigi secara rutin setiap hari dan penggunaan obat kumur sebagai
salah satu alternatif yang digunakan untuk menghilangkan plak dan bau mulut.
Obat kumur merupakan larutan atau cairan yang digunakan untuk membilas
rongga mulut dengan sejumlah tujuan antara lain untuk menyingkirkan bakteri
perusak, bekerja sebagai penciut, untuk menghilangkan bau tak sedap,
mempunyai efek terapi dan menghilangkan infeksi atau mencegah karies gigi.
Pada umumnya obat kumur mengandung 5-25% alkohol. Alkohol dimasukkan
dalam obat kumur untuk beberapa kegunaan, antara lain sebagai antiseptik,
menstabilkan ramuan-ramuan aktif dalam obat kumur, memperpanjang masa
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Minyak Cengkeh
Minyak cengkeh merupakan salah satu jenis minyak atsiri yang
dapat diperoleh dari bunga, tangkai atau gagang bunga dan daun cengkeh.
Kandungan minyak atsiri bunga cengkeh mencapai 21,3% dengan kadar
eugenol antara 78-95%, dari tangkai atau gagang bunga mencapai 6% dengan
kadar eugenol antara 89-95%, dan dari daun cengkeh mencapai 2-3% dengan
kadar eugenol antara 80-85%. Kandungan terbesar minyak cengkeh adalah
eugenol, yang bermanfaat dalam pembuatan vanilin, eugenil metil eter,
eugenil asetat, dll. Ektraksi dengan pelarut adalah salah satu metode yang
digunakan untuk ekstraksi minyak atsiri bunga cengkeh. Pelarut yang
digunakan dalam proses ekstraksi adalah n-heksana dan benzena. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui rendemen yang diperoleh dengan
menggunakan pelarut n-heksana dan benzene serta mengetahui komponen-
komponen minyak cengkeh yang terambil dengan pelarut n-heksana dan
benzena. Tahapan penelitian diawali dengan mengeringkan bunga cengkeh
dengan dijemur di bawah sinar matahari selama 1 minggu. Setelah itu, bu-nga
cengkeh kering ditumbuk sampai halus. Bunga cengkeh diekstraksi
menggunakan soxhlet dengan 100 mL pelarut pada suhu didihnya selama 15
siklus (+ 80 menit). (Kastianti, N, 2008)
2.4. Antibakteri
Antibakteri adalah zat yang dapat mengganggu pertumbuhan atau
bahkan mematikan bakteri dengan cara mengganggu metabolisme mikrob
yang merugikan. Mikroorganisme dapat menyebabkan bahaya karena
kemampuan menginfeksi dan menimbulkan penyakit serta merusak bahan
pangan. Antibakteri termasuk kedalam anti mikroba yang digunakan untuk
menghambat pertumbuhan bakteri. Antibakteri hanya dapat digunakan jika
mempunyai sifat tosik selektif, artinya dapat membunuh bakteri yang
menyebabkan penyakit tetapi tidak beracun bagi penderitanya. (Jawetz, 2001)