CHI-SQUARE
Disusun oleh :
Anisa Zulfitri
(P032013411006)
Dosen Pengajar :
Dasar dari uji kai kuadrat (chi square) adalah membandingkan frekuensi yang diamati
dengan frekuensi yang diharapkan. Misalnya, sebuah uang logam yang memiliki dua
permukaan, yaitu M dan B, dilambungkan seratus kali. Setelah pelambungan serratus kali,
kita amati yang keluar permukaan B sebanyak 60 kali. Kalua uang logam tersebut seimbang,
tentu permukaan B diharapkan keluar sebanyak 50 kali. Maka, dapat kita lihat perbedaan
antara frekuensi yang diamati (Observed = O) yakni 60 kali dan yang diharapkan (Expected
= E) yakni 5 kali. Jadi, ada perbedaan antara pengamatan dengan yang diharapkan (O – E),
apakah perbedaan itu cukup berarti (bermakna) atau hanya karena factor variasi sampel.
Tampak bahwa deviasi baru ini lebih berarti secara statistic. Untuk persoalan pelambungan
mata uang diatas dapat dilihat bahwa jumlah deviasi kuadrat proporsional adalah 4.
Pertanyaan berikutnya ialah apakah harga yang telah dihitung = 4 memiliki kemungkinan
besar untuk terjadi secara kebetulan ataukah merupakan peristiwa yang jarang terjadi,
misalnya kemungkinannya lebih kecil daripada 5%. Untuk menjawab pertanyaan ini
diperlukan distribusi kuantitas χ² (chi square = kai kuadrat), yakni probabilitas untuk statistik:
( O−E ) ²
χ² = ∑
E
para ahli statistic telah membuktikan bahwa kuantitas ini mempunyai kemencengan positif.
Dengan menghitung luas daerah di luar harga 4 pada distribusi Kai kuadrat, dapat ditentukan
harga “p” serta keputusan untuk menolak hipotesis nol atau gagal menolak hipotesis nol. Kai
kuadrat tergantung pada derajat bebas (degree of freedom = df). Derajat bebas adalah
banyaknya kategori dikurangi satu. Seperti contoh, kategorinya ada dua (permukaan M dan
B), maka derajat bebas adalah 2-1 = 1 . kalua yang dilambungkan adalah dadu, kategorinya
ada enam, derajat bebasnya 6-1 = 5. Kalau di dalam suatu kontigensi tabel ada beberapa baris
dan kolom, derajat bebasnya adalah baris dikurangi satu dikali kolom dikurangi satu. Dengan
rumus:
df = (b-1) (k-1)
untuk setiap distribusi luas 5% terkanan (paling kanan) adalah daerah yang diarsir. Semakin
besar derajat bebas, semakin besar pula harga kritis yang diperlukan untuk menolak hipotesis
nol. Secara intuisi, hal ini tampaknya benar karena derajat bebas sebanding dengan jumlah
kategori yang independent/saling bebas. Dapat diharapkan bahwa semakin banyaknya
kategori, akan semakin besar pula harga kai kuadrat kritis.
Dari contoh soal tadi, apakah mata uang logam yang dilambungkan tadi seimbang? Jumlah χ²
- nya adalah 4, untuk df 1 harga ini terletak dalam daerah kritis 5%, karena itu Ho ditolak.
Kesimpulannya adalah mata uang tersebut tidak seimbang. Suatu hal yang perlu diperhatikan
adalah bahwa tidak seperti uji lain, uji kai kuadrat selalu merupakan uji satu sisi.
Penerapan lain dari uji ini adalah uji perbedaan antara dua proporsi, untuk
mempelajari apakah proporsi sukses dalam kelompok perlakuan berbeda secara
bermakna dengan proporsi sukses dalam kelompok control.
CONTIGENCY TABLE
Tabel ini terdiri dari beberapa kolom dan baris membentuk sel-sel yang digunakan untuk
memaparkan sekaligus frekuensi distribusi beberapa data dari variable hasil penelitian. Tabel
ini dapat berupa 2 x 2 tabel, 3 x 2 tabel, dan seterusnya serta digunakan untuk menentukan
degree of freedom (df) dari nilai x kuadrat dalam tabel.
frekuensi observasi berasal langsung dari hasil observasi, sedangkan frekuensi harapan
merupakan frekuensi yang dibuat secara teoretis oleh peneliti untuk keperluan suatu
hipotesis. Dalam hal ini, dapat membuat suatu hipotesis null bahwa tidak ada perbedaan yang
bermakna antara frekuensi observasi dan frekuensi harapan. Kalaupun ada, kita akan menolak
hipotesis null atau teori yang ada.
BATASAN-BATASAN UNTUK TES X KUADRAT
1. Pada contingency table 2 x 2, nilai frekuensi harapan atau expected frequencies tidak
boleh kurang dari nilai 5.
2. Pada contingency table yang besar, nilai frekuensi harapan atau expected frequencies
tidak boleh kurang dari nilai 1 atau tidak boleh lebih dari 20% dari sel mempunyai
nilai frekuensi harapan atau expected frequencies kurang dari nilai 5.
3. Tes x kuadrat dengan nilai frekuensi harapan kurang dari nilai 5 pada contingency
table 2 x 2 dapat dikoreksi dengan menggunakan rumus Yates “Correction for
Continuity” seperti pada formula berikut :
[ ( o−e )2−0,5]
x² = ∑
e
untuk tes x kuadrat dengan menggunakan dua variable independent pada contingency
table 2 x 2, dapat dilakukan secara langsung tanpa perlu menghitung lagi frekuensi
harapan dengan menggunakan formula berikut :
A B A+B
C D C+D
A+C B+D N
N ( AD−BC) ²
x² =
( A +B )( C + D ) ( A+ C ) ( B+ D)