A. Pengertian
1. Fibroadenoma adalah suatu tumor jinak yang merupakan pertumbuhan
yang meliputi kelenjar dan stroma jaringan ikat. (Doenges. M. et. all,
1993)
2. Fibroadenoma mammae adalah tumor jinak pada payudara yang
bersimpai jelas, berbatas jelas, soliter, berbentuk benjolan yang dapat
digerakkan. (Shirley E. Otto, 1994)
3. Fibroadenoma adalah penyakit wanita muda dengan frekuensi yang
paling tinggi pada wanita yang berumur 20 – 25 tahun. (Sarwono,
2005:485)
4. Fibroadenoma terdiri atas jaringan ikat fibrosa dan kelenjar,
fibroadenoma ini adalah tumor benigna yang paling lazim ditemukan
pada payudara wanita. (Hacker, 2001:487)
B. Penyebab Gangguan
1. Peningkatan aktivitas Estrogen yang absolut atau relatif.
2. Genetik: payudara
3. Faktor-faktor predisposisi:
a) Usia: < 30 tahun
b) Jenis kelamin
c) Geografi
d) Pekerjaan
e) Hereditas
f) Diet
g) Stress
h) Lesi prekanker
C. Gambar Anatomi
1
D. Tanda & Gejala
1. Secara makroskopik: tumor bersimpai, berwarna putih keabu-abuan,
pada penampang tampak jaringan ikat berwarna putih, kenyal
2. Ada bagian yang menonjol ke permukaan
3. Ada penekanan pada jaringan sekitar
4. Ada batas yang tegas
5. Bila diameter mencapai 10-15 cm muncul Fibroadenoma raksasa
(Giant Fibroadenoma)
6. Memiliki kapsul dan soliter
7. Benjolan dapat digerakkan
8. Pertumbuhannya lambat
9. Mudah diangkat dengan lokal surgery
10. Bila segera ditangani tidak menyebabkan kematian
E. Patofisiologi
Fibroadenoma merupakan tumor jinak payudara yang sering ditemukan
pada masa reproduksi yang disebabkan oleh beberapa kemungkinan, yaitu
akibat sensitivitas jaringan setempat yang berlebihan terhadap estrogen
sehingga kelainan ini sering digolongkan dalam mamary displasia.
F. Pemeriksaan Diagnostik
1. Biopsi
2. Pembedahan
3. Hormonal
4. PET (Positron Emision Tomografi)
5. Mammografi
6. Angiografi
7. MRI
8. CT Scan
9. Foto Rontgen (x-ray)
10. Blood Study
2
II. Konsep Dasar Keperawatan
A. Pengkajian
1. Sistem Integumen.
a) Perhatikan: nyeri, bengkak, flebitis, ulkus.
b) Inspeksi kemerahan & gatal, eritema.
c) Perhatikan pigmentasi kulit.
d) Kondisi gusi, gigi, mukosa & lidah.
2. Sistem Gastrointestinalis
a) Kaji frekwensi, mulai, durasi, berat ringannya mual & muntah
setelah pemberian kemotherapi.
b) Observasi perubahan keseimbangan cairan & elektrolit
c) Kaji diare & konstipasi
d) Kaji anoreksia
e) Kaji: jaundice, nyeri abdomen kuadran atas kanan
3. Sistem Hematopoetik.
a) Kaji Netropenia
Kaji tanda infeksi
Auskultasi paru
Perhatikan batuk produktif & nafas dispnoe
Kaji suhu
b) Kaji Trombositopenia: < 50.000/m3 – menengah, < 20.000/m3 –
berat
c) Kaji Anemia
Warna kulit, capilarry refill
Dispnoe, lemah, palpitasi, vertigo
4. Sistem Respiratorik & Kardiovaskular
a) Kaji terhadap fibrosis paru yang ditandai: Dispnoe, kering, batuk
non produktif – terutama bleomisin
b) Kaji tanda CHF
c) Lakukan pemeriksaan EKG
5. Sistem Neuromuskular
a) Perhatikan adanya perubahan aktifitas motorik
b) Perhatikan adanya parestesia
c) Evaluasi reflex
d) Kaji ataksia, lemah, menyeret kaki
e) Kaji gangguan pendengaran
f) Diskusikan ADL
6. Sistem genitourinary
a) Kaji frekwensi BAK
b) Perhatikan bau, warna, kekeruhan urine
c) Kaji : hematuria, oliguria, anuria
d) Monitor BUN, kreatinin
B. Rencana Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan kerusakan jaringan syaraf, suplay
vaskularisasi atau efek samping therapy atau tindakan.
HYD : nyeri dapat teratasi ditandai dengan:
a) Melaporkan rasa nyeri yang sudah teratasi (rasa nyeri berkurang)
b) Dapat mongontrol ADLs seminimal mungkin.
3
c) Dapat mendemontrasikan keterampilan relaksasi dan aktivitas
diversional sesuai situasi individu.
Intervensi :
1) Kaji riwayat nyeri seperti lokasi; frekwensi ; durasi dan
intensitas (skala 1 – 10) dan upaya untuk mengurangi nyeri.
R/ Beri analgetik sesuai indikasi dan dosis yang tepat.
2) Beri kenyamanan dengan mengatur posisi klien dan aktivitas
diversional.
R/ Informasi merupakan data dasar untuk evaluasi atau
efektifitas intervensi yang dilakukan.
3) Dorong penggunaan stress management seperti tehnik relaksasi,
visualisasi, komunikasi therapeutik melalui sentuhan.
R/ Pengalaman nyeri setiap individu bervariasi karena
mengganggu fisik dan psikologi.
4) Evaluasi/Kontrol berkurangnya rasa nyeri. Sesuaikan pemberian
medikasi sesuai kebutuhannya
R/ Menolong dan meningkatkan relaksasi dan refocus
5) Kembangkan rencana management penanganan sakit dengan
klien dan dokter
R/ Nyeri merupakan dampak atau komplikasi suatu tindakan
atau keadaan penyakit serta perbedaan respon individu.
4
6) Gunakan sentuhan perasaan selama melakukan interaksi
(pertahankan kontak mata).
R/ Grup support biasanya sangat bermanfaat bagi klien dengan
meningkatkan kontak dengan klien lain dengan masalah sama.
7) Refer klien pada kelompok program tertentu.
R/ Mungkin berguna untuk mempertahankan struktur psikososial.
5
sehingga dapat diserap dan menurunkan kecemasan, serta
dapat mengasimilasi informasi.
2) Jelaskan gambaran dan kaji persepsi klien tentang neoplasma
dan penanganannya. Kaitkan dengan pengalaman dari klien
yang sama.
R/ Miskonsepsi tentang neoplasma akan mengganggu terhadap
fakta-fakta dan proses penyembuhan. Meningkatkan
kemampuan untuk me-manage perawatan diri dan menghindari
potensial komplikasi, reaksi obat dsb.
3) Jelaskan dan tanya klien untuk komunikasi (umpan balik) dan
mengkoreksi konsepsi yang keliru tentang penyakit yang
dideritanya.
R/ Mencegah penambahan komplikasi, iritasi kulit dan
pencegahan reaksi selanjutnya.
4) Review medikasi secara khusus dan cara-cara penggunaan obat.
R/ Mencegah penambahan komplikasi, iritasi kulit dan
pencegahan reaksi selanjutnya.
5) Jelaskan cara perawatan kulit khususnya area incisi post
neoplasma.
R/ Meningkatkan kompetensi perawatan diri dan optimalisasi
tingkat ketergantungan menurun.
6) Dorong klien untuk menggunakan sumber / ahli guna
mengontrol status kesehatannya.
R/ Penambahan dan perubahan / transisi di rumah dengan
informasi yang akurat tentang hal-hal yang perlu dilakukan
setelah operasi.
7) Lakukan pre discharge planning sesuai indikasi.
R/ mengingatkan kembali hal-hal yang penting dilakukan di
rumah
6
DAFTAR PUSTAKA
Doenges. M. et. all, (1993), Nursing Care Plans Guidelines for Planning and
Documentating Patients Care, Edition 3, F.A. Davis Company,
Philadelphia.
Joyce & Esther, (1997), Medical Surgical Nursing : Clinical Management for
Continuity of Care, Edition 5, W.B. Saunders Company, Philadelphia.
Robbins & Kumar, (1992), Basic Pathology, Part I –II, Edition 4, W.B. Saunders
Company, Philadelphia.
Benson, Ralp C & Martin L.Pernol. 2009. Buku Saku Obstetri & Ginekologi.Edisi
9. Jakarta : EGC
Chyntia, Erlyn. 2009. Akhirnya Aku Sembuh Dari Kanker Payudara . Yogyakarta:
Maximus
Dixon, J.Michael & Robert C.F. Leonard.2002. Bimbingan Dokter pada Kelainan
Payudara . Jakarta: Dian Rakyat
Hacker, Neville F. & J. George Moore. 2001. Esensial Obstetri dan Ginekologi.
Edisi 2. Jakarta: Hipokrates
Hidayat, A.Aziz alimul. 2007. Metode Penelitian Kebidanan Dan Teknik Analisis
Data. Jakarta : Salemba Medika
Romauli, Suryati & Anna Vida V.2009. Kesehatan Reproduksi buat Mahasiswi
Kebidanan. Yogyakarta: Mulia Medika
Sarwono, Sarlito W. 2011. Psikologi Remaja .Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada