Anda di halaman 1dari 6

RESUME

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN OSTEOPOROSIS

A. Pengertian Osteoporosis
Osteoporosis merupakan penyakit tulang yang ditandai dengan menurunya
massatulang (kepadatan tulang) secara keseluruhan akibat ketidakmampuan tubuh
dalammengatur kandungan mineral dalam tulang dan disertai dengan rusaknya arsitektur
yangakan mengakibatkan penurunan kekuatan tulang (pengeroposan tulang) (Kemenkes
RI, 2016).

B. Etiologi Osteoporosis
1. Wanita
2. Usia
3. Ras/Suku Ras
4. Keturunan Penderita Osteoporis
5. Gaya Hidup Kurang Baik
Salah satu contoh gaya hidup yang kurang baik antara lain, yaitu:
1. Konsumsi daging merah dan minuman bersoda,
2. Minuman berkafein dan beralkohol.
3. Malas Olahraga
4. Merokok..
5. Kurang Kalsium
6. Mengkonsumsi Obat

C. Patofisiologi
Osteoporosis Setelah menopause, kadar hormon estrogen semakin menipis dan
kemudian tidak diproduksi lagi. Akibatnya, osteoblas pun makin sedikit diproduksi.
Terjadilah ketidakseimbangan antara pembentukan tulang dan kerusakan tulang.
Osteoklas menjadi lebih dominan, kerusakan tulang tidak lagi bisa diimbangi dengan
pembentukan tulang. Untuk diketahui, osteoklas merusak tulang selama 3 minggu,
sedangkan pembentukan tulang 4 membutuhkan waktu 3 bulan. Dengan demikian,
seiring bertambahnya usia, tulang-tulang semakin keropos (dimulai saat memasuki
menopause) dan mudah diserang penyakit osteoporosis. Proses Osteoporosis sendiri di
akibatkan faktor faktor berikut yaitu genetik, gaya hidup, alkohol, penurunan produksi
hormon akibatnya produksi osteoblas semakin sedikit maka terjadi ketidakseimbangan
antara pembentukan tulang dan kerusakan tulang hal ini menyebabkan osteoklas menjadi
lebih dominan dan tidak lagi bisa diimbangi dengan kerusakan tulang mengakibatkan
penurunan masa tulang Apabila kerusakan tulang sendi lebih cepat dari kemampuannya
untuk memperbaiki diri, maka terjadi penipisan dan kehilangan pelumas sehingga kedua
tulang akan bersentuhan. Inilah yang menyebabkan rasa nyeri pada sendi. Setelah terjadi
kerusakan sendi maka tulang juga ikut berubah.

D. Manifestasi Klinis
Osteoporosis Gejala yang paling sering dan paling mencemaskan pada
osteoporosis adalah :
1. Nyeri dengan atau tanpa fraktur yang nyata.
2. Rasa sakit oleh karena adanya fraktur pada anggota gerak.
3. Nyeri timbul mendadak.
4. Sakit hebat dan terlokalisasi pada vertebra yg terserang. Bagian-bagian tubuh yang
sering fraktur adalah pergelangan tangan, panggul dan vertebra.
5. Nyeri berkurang pada saat istirahat di tempat tidur.
6. Nyeri ringan pada saat bangun tidur dan akan bertambah jika melakukan Aktivitas
atau karena suatu pergerakan yang salah.
7. Deformitas vertebra thorakalis menyebabkan penurunan tinggi badan

E. Klasifikasi Osteoporosis
Osteoporosis dibagi 2 kelompok, yaitu :
1. Osteoporosis primer yang terjadi bukan sebagai akibat penyakit yang lain,
yang dibedakan lagi atas :
a) Osteoporosis tipe I (pasca menopouse), yang kehilangan tulang terutama dibagian
trabekula.
b) Osteoporosis tipe II (senilis), terutama kehilangan Massa tulang daerah Korteks.
Osteoporosis idiopatik yang terjadi pada usia muda dengan penyebab yang tidak
diketahui
2. Osteoporosis sekunder yang terjadi akibat penyakit lain, antara lain hiperparatiroid,
gagal jantung kronis, arthritis rematoid dan lain-lain.

F. Komplikasi Osteoporosis
Osteoporosis mengakibatkan tulang secara progresif menjadi panas, rapuh dan
mudah patah. Osteoporosis sering mengakibatkan fraktur. Berbagai fraktur yang terjadi
akibat komplikasi dari osteoporosis antara lain ; fraktur vertebra, fraktur pinggul, fraktur
femur, fraktur pergelangan tangan, dan berbagai macam fraktur lainnya

G. Pemeriksaan Penunjang Osteoporosis


1. Pemeriksaan radiologik
2. Pemeriksaan densitas massa tulang (Densitometri)
3. Sonodensitometri
4. Magnetic Resonance Imaging (MRI)
5. Biopsi tulang dan Histomorfometri
6. Radiologis
7. CT-SCAN
8. Pemeriksaan Laboratorium

H. Penatalaksanaan Medis
1. Pengobatan
2. Estrogen
3. Bifosfonat
4. Latihan pembebanan (olahraga)

I. Pencegahan Osteoporosis
1. Mengurangi asupan protein hewani
2. Peningkatan konsumsi buah dan sayuran
3. Mengurangi asupan natrium
4. Pola makan rendah lemak
5. Moderasi dalam penggunaan kafein
6. Membatasi suplemen vitamin A
7. Kombinasi suplemen vitamin D dan kalsium

J. Asuhan keperawatan pada pasien osteoporosis


1. Pengkajian
a) Anamnese
1) Riwayat Kesehatan
2) Pola Aktivitas sehari-hari
b) Pemeriksaan Fisik
c) Pemeriksaan Penunjang
1) Radiologi
2) CT-Scan
2. Diagnosa Keperawatan
a) Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis (inflamasi)
b) Intolerasi Aktivitas b.d imobilitas
c) Resiko cedera b.d psikomotor

3. Intervensi Keperawatan
No Intervensi Kriteria Hasil
1 Manajemen Nyeri Setelah dilakukan tindakan
a. Observasi keperawatan selama 3x24 jam
1) Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, diharapkan rasa nyeri pada
kualitas dan intensitas nyeri pasien berkurang.
2) Identifikasi skala nyeri
3) Identifikasi faktor yang memperberat dan
memperingan nyeri
4) Monitor efek samping penggunaan analgetik

b. Terapeutik
1) Berikan teknik non farmakologis untuk
mengurangi nyeri (mis. Terapi musik, terapi pijat,
kompres hangat/ dingin, dsb)
2) Kontrol lingkungan yang mempercepat rasa nyeri
(mis. Suhu ruangan, pencahayaan, dan
kebisingan)
3) Fasilitasi istirahat dan tidur

c. Edukasi
1) Jelaskan penyebab, dan pemicu nyeri
2) Jelaskan strategi untuk meredakan nyeri
3) Anjurkan untuk memonitor nyeri secara mandiri
4) Anjurkan untuk menggunakan analgetik secara
tepat Ajarkan teknik non farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri

d. Kolaborasi
Kolaborasi dalam pemberian anlgetik, jika perlu
2 Manajemen Energi Setelah dilakukan tindakan
a. Observasi keperawatan selama 3x24 jam
1) Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang diharapkan pasien dapat
mengakibatkan kelelahan melakukan mobilitas fisik
2) Monitor kelelahan fisik dan emosional secara mandiri
3) Monitor pola dan jam tidur
4) Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama
melakukan aktivitas

b. Terapeutik
1) Sediakan lingkungan yang nyaman dan rendah
stimulus (mis. Cahaya, suara, kunjungan)
2) Lakukan latihan rentang gerak pasif atau aktif
3) Fasisilitasi duduk di sisi tempat tidur,jika tidak
dapat berpindah atau berjalan

c. Edukasi
1) Anjurkan untuk tirah baring
2) Anjurkan untuk melakukan aktivitas secara
bertahap

d. Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan makanan
3 Pencegahan Cedera Setelah dilakukan tindakan
a. Observasi keperawatan selama 3x24 jam
1) Identifikasi area lingkungan yang berpotensi diharapkan tidak ada terjadi
menyebabkan cedera cedera pada pasien sehinggan
2) Identifikasi obat yang berpotensi menyebabkan pasien mampu beraktivitas
cedera Terapeutik seperti sebelumnya.
3) Sediakan pencahayaan yang memadai
4) Sosialisasikan pada pasien atau keluarga dengan
lingkungan ruang rawat (mis.penggunaan telepon,
penerangan ruangan dan lokasi kamar mandi)
5) Sediakan pispot atau urinal untuk eliminasi
ditempat tidur, jika perlu
6) Pastikan roda tempat tidur atau kursi roda dalam
kondisi terkunci
7) Gunakan pengaman tempat tidur sesuai dengan
kebijakan fasilitas pelayanan kesehatan
8) Diskusikan mengenai latihan dan terapi fisik yang
diperlukan
9) Diskusikan mengenai alat bantu mobilitas yang
sesuai (mis. Tongkat atau alat bantu jalan lainnya)

b. Edukasi
1) Jelaskan alasan intervensi pencegahan jatuh ke
pasien dan keluarga
2) Anjurkan berganti posisi secara perlahan dan
duduk selama beberapa menit sebelum berdiri

4. Implementasi Keperawatan
Pelaksanaan tindakan keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi menuju
status kesehatan yang baik/optimal. Pelaksanaan tindakan merupakan realisasi dari
rencana keperawatan yang mencakup perawatan langsung atau tidak langsung.

5. Evaluasi Keperawatan
Perencanaan evaluasi memuat cerita hasil keberhasilan proses dan keberhasilan
tindakan keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan jalan membandingkan
antara proses dengan pedoman / rencana proses tersebut. Sedangkan 17 keberhasilan
tindakan dapat dilihat dengan antara tingkat kemandirian klien dalam kehidupan sehari
– hari dan tingkat kemajuan kesehatan klien dengan tujuan yang telah dirumuskan
sebelumnya

Anda mungkin juga menyukai