Anda di halaman 1dari 3

AUTOBIOGRAFI

Assalamualaikum Warahmatullahi wabarakatuh. Perkenalkan nama saya Eksotika Karaeng Te’ne, saya lahir di Yogyakarta pada hari Kamis 30 November 2006. Saya anak tunggal
dari pasangan suami istri yang alhamdulillah berbahagia, Ayah saya bernama Sahrul Aksa, S.Sos yang lahir di Makassar 31 Oktober 1971, beliau adalah buah hati dsri pasangan H.
Batollah Kr. Nahang dan Hj. Subaeda, S.Pd . Beliau dulunya pernah bekerja sebagai dosen di STPMD APMD kemudian berhenti lalu bekerja kembali lagi sebagai konsultan di IBU
Fondation pada 2020 hingga 2022. Bunda saya bernama Rofiko Rahayu Kabalmay, S.Psi yang lahir di Tual pada tanggal 11 Oktober 1976, beliau adalah buah hati dari pasangan H.
Said Kabalmay dengan Hj. Ainiah Ohoimas. Beliau pernah menjabat sebagai Komisioner di Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Tual pada tahun 2013, kemudian bekerja sebagai
Tenaga Ahli P3MD Kota Tual hingga sekarang, usia Ayah dan Bunda saya terpaut 5 tahun. Mereka bisa berkenalan karena Bunda saya diminta oleh temannya yang saya panggil
dengan panggilan “Ibu Rafi” untuk menghubungi Ayah saya guna membantu keperluan tugasnya, setelah tugas Bunda saya dibantu Oleh Ayah saya, mereka pun mulai merasa
nyaman dan merasa se-frekuensi dan mereka pun memutuskan untuk terus menjalin komunikasi kurang lebih 3 bulan sampai akhirnya memutuskan untuk menikah pada 05 Mei 2006,
tetapi sebelum mereka menikah, mereka tidak pernah sekalipun bertemu face to face. Mereka pertama kali melihat wajah satu sama lain pada saat sesudah prosesi ijab kabul, disitulah
Bundasaya baru mengetahui bagaimana bentuk wajah Ayah saya . Saya sebagai anak satu satunya dari kedua orang tua saya merasa sangat bersyukur dan beruntung memiliki Ayah
yang selalu mendukung penuh segala pilihan saya, Ayah yang menjadi panutan paling besar di hidup saya, menjadi tempat saya mengadu, Ayah yang selalu bisa diandalkan, dan
selalu membimbing saya. Saya juga bangga memiliki Bunda yang menjadi sosok panutan bagi banyak orang termasuk saya sendiri. Bunda juga selalu mendukung penuh pilihan saya,
Bunda pun selalu memperhatikan kesehatan mental saya dengan selalu menjaga komunikasi dengan saya. Semasa dalam kandungan Bunda saya mengalami morning sick yang cukup
parah, jalan 3 bulan kehamilan terjadi gempa bumi di Jogja yang hampir menelan nyawa saya dan Bunda saya. Setelah mengalami banyak kejadian Bunda saya melahirkan saya pada
30 November tepatnya di puskesmas Sleman Yogyakarta pada pukul 03.00. Saat saya berumur 40 hari Ayah dan Bunda saya mengadakan syukuran Aqiqah untuk saya. Tetapi tak
lama dari itu saya sering sakit sakitan dan kemudian membuat Nenek dari Ayah saya menyarankan untuk menambahkan nama saya dari Eksotika menjadi Eksotika Karaeng Te’ne
dalam akta kelahiran saya. Semasa kecil saya diasuh oleh seorang Mbah yang saya panggil Mbah Uti. Mbah Uti mulai merawat saya semenjak saya berumur 1 tahun, Mbah Uti tidak
tinggal bersama saya, Mbah Uti datang ke rumah yang saya tinggali pada kurang lebih pukul enam pagi setiap hari. Kemudian Mbah Uti bertugas untuk membangunkan dan
memandikan saya sembari Ayah dan Bunda saya membuat makanan untuk kita semua. Semasa dirawat oleh Mbah Uti, banyak pengalaman yang saya dapat, seperti jatuh beruda dari
sepeda di depan rumah saya yang sehingga mengharuskan saya untuk diurut. Tetapi akibat dari kejadian itu tangan saya menjadi agak pendek sebelah dan membuat tangan saya tidak
dapat menyentuh bahu dan merasa tidak nyaman saat sujud. Mbah Uti biasanya membawa saya kerumahnya saat Ayah dan Bunda saya pergi bekerja. Mbah Uti biasanya memasakkan
saya sayur kesukaan saya, yaitu sayur nangka muda yang biasanya disebut sayur gori. Mbah Uti selalu memperhatikan pola dan porsi makanan saya, mbah Uti pun senantiasa
memyuap saya karena saya lebih suka disuap. Mbah Uti memiliki cucu, cucunya lah yang menjadi teman kecil saya dan selalu menghabiskan waktu bersama. Teman kecil saya ini
bernama lengkap Lathifatun Syaadah atau yang biasa saya panggil Ifah. Saya bisa dibilang bertumbuh kembang bersama Ifah dan selalu bermain bersama-sama, seperti bermain
masak masakan, naik sepeda di sore hari, dan lain lain. Saat berumur 2 tahun Ayah saya seringa mengajak saya untuk jalan jalan setiap pagi ke sawah kemudian Ayah saya sering
memotret saya dengan kamera kesayangan nya. Setelah berfoto-foto ria, Ayah selalu membawa saya untuk menemaninya kulineran di dekat sawah. Saat saya memasuki umur 3 tahun,
Bunda saya kembali mengandung anak kedua, namun sayang sekali saat usia kandungan Bunda saya mencapai 3 bulan, Bunda saya mengalami keguguran akibat kecapean saat
bekerja yang mengharuskan Bunda untuk melakukan kuret. Saya merasa sangat sedih pada saat itu, karena saya sangat senang dengan kabar akan kehadiran adik saya. Semasa
sebelum Bunda hamil pun saya sudah sangat berkeinginan untuk menjadi seorang Kakak, yang kemudian membuat Bunda dan Ayah saya memanggil saya Kakak dan itu menjadi
panggilan saya sampai sekarang. Tak lama Bunda pun berkeinginan untuk mendaftarkan saya pada Taman Kanak-Kanak (TK) Aisyiah Bustanul Athfal (ABA) Sambisari, pada
awalnya pihak TK (Taman Kanak-Kanak) meragukan kemampuan saya dan menyarankan Bunda saya untuk mendaftarkan saya kembali tahun depan karena umur saya dianggap
belum cukup. Tetapi saat saya mulai mengoceh dan menyebut nama nama dan perbedaan hewan yang ada pada dinding ruangan tersebut, pihak sekolah pun yakin dan menerima saya
untuk menjadi murid dari TK Aisyiah Bustanul Athfal Sambisari. Semasa Taman Kanak-Kanak saya tidak terlalu banyak memiliki teman karena kepribadian saya yang pemalu dan
susah untuk menjalin komunikasi. Namun lama kelamaan saya mulai memiliki beberapa teman, seperti Tika dan Putra. Mereka berdua merupakan tetangga saya ketika saya masih di
rumah kontrakan saya yang lama. Kita bertiga dapat berteman dengan baik dan cukup akur. Saat naik ke nol besar salah satu teman saya yang bernama Malika mengalami kecelakaan
akibat bermain bersama-sama dengan kami di Taman bermain TK Aisyiah Bustanul Athfal, tepatnya saat bermain perosotan kami pun pergi bersama sama untuk menjenguknya. Saat
pertengahan nol besar Bunda saya pun pindah dari Yogyakarta ke Kota Tual karena alasan pekerjaan. Setelah Bunda pindah, saya sempat terkena penyakit Demam Tifoid atau lebih
dikenal dengan Tipes atau Tifus akibat kelemahan yang membuat saya diwajibkan untuk rawat inap di Puskesmas Kalasan selama kurang lebih tiga minggu. Saya pernah mengikut
lomba baca puisi tingkat Kabupaten pada saat itu, dan alhamdulillah berhasil meraih juara umum 1. Kemudian saya juga pernah mengikuti lomba menari, saya menampilkan Tari Lilin
dengan teman-teman Taman Kanak-Kanak saya. Saat hampir waktu kelulusan Taman Kanak-Kanak, saya tiba-tiba pindah mengikuti Bunda saya untuk pindah ke Kota Tual dan
mengharuskan saya untuk pindah ke Taman Kanak-Kanak (TK) Hang Tuah Kota Tual dan melanjutkan TK saya. Saat bersekolah di Taman Kanak-Kanak Hang Tuah Kota Tual, saya
berkesempatan untuk berkeliling dan naik pesawat tempur di Bandara TNI Angkatan Udara Kabupaten Maluku Tenggara, saya juga mendapatkan kepercayaan untuk menampilkan
Tari tradisional Maluku yaitu Tari Sawat di depan Ibu Dandim pada saat itu dan alhamdulillah saya mendapat banyak pujian. Setelah menyelesaikan masa Taman Kanak-Kanak saya
di TK Hang Tuah, saya kembali lagi ke Yogyakarta karena satu dan lain hal. Saya pun ingin melanjutkan studi saya ke jenjang Sekolah Dasar (SD) tetapi tidak bisa mendaftar karena
salah satu persyaratan, yaitu persyaratan harus berumur 7 tahun untuk melanjutkan SD, sementara saya masih berumur 6 tahun. Hal ini mengharuskan saya untuk kembali bersekolah
di Taman Kanak-Kanak Aisyiah Bustanul Athfal Sambisari lagi selama satu tahun. Saya pun mau tak mau kembali mengulangi masa nol besar saya selama satu tahun yang
diakibatkan oleh persyaratan tadi. Setelah kembali menyelesaikan masa Taman Kanak-Kanak saya di TK Aisyiah Bustanul Athfal selama satu tahun, saya kembali pindah mengikuti
Bunda saya di Kota Tual, Maluku dan melanjutkan studi saya ke jenjang Sekolah Dasar (SD). Saat saya pindah ke Kota Tual, Maluku Tenggara saya dikenakan dengan sepupu sepupu
dari Bunda saya. Sepupu sepupu saya bernama Ummu Kaltsum Kabalmay, Muh. Hidayatul Ilmi, Fathimah Syauqi Gitanurani, dan Hening Asih Muntazirah. Namun, dari sepupu
sepupu saya tadi, ada sepupu dua kali saya yang sangat dekat dengan saya. Dia bernama Safiyah Maulidah Fadirubun yang biasa saya panggil Aida. Aida adalah sosok teman
sekaligus kakak bagi saya, Aida selalu bisa membuat saya ingin menjadi lebih baik. Saya pun memasuki Sekolah Dasar yang sama dengan Aida, kami menjadi siswi dari Sekolah
Dasar (SD) Negeri 4 Kota Tual yang beralamat di Un. Saya dan Aida juga sekelas, yaitu kelas 1 A. Namun, saya tidak bertahan lama bersekolah di SD Negeri 4 Kota Tual, karena
saya tidak dapat berbaur dengan teman teman saya dengan baik, saya juga sempat dikucilkan dari lingkungan teman-teman SD saya, karena saya adalah siswi pindahan dari
Yogyakarta. Mereka menganggap saya berbeda dengan mereka karena cara bicara saya yang dominan logat Jawa atau bisa dibilang medhok. Saya pun dipindahkan oleh Bunda saya
Ke Sekolah Dasar (SD) Al-Hilaal 1 Kota Tual. Saat hari pertama masuk SD Al-Hilaal, saya langsung bertemu dengan Kepala SD Al-Hilaal 1 Kota Tual. Saya diminta untuk
mengerjakan tes yang dibuat sendiri oleh beliau, tes nya antara lain seperti tes membaca, menulis, dan berhitung. Setelah saya menjalani tes tersebut beliau pun merasa yakin bahwa
saya langsung naik ke kelas dua. Hal ini menyebabkan saya loncat kelas dan hanya menjalani kelas satu selama satu bulan, yaitu pada saat saya masih bersekolah di SD Negeri 4 Kota
Tual. Saat hari pertama saya masuk sekolah saya kesulitan mendapatkan teman, karena masih takut dengan kejadian yang terjadi pada saat bersekolah di SD Negeri 4 Kota Tual. Dan
ketakutan saya benar terjadi, saya menjadi korban bullying teman-teman kelas saya. Saya mendapat tindakan bullying berupa kata kata seperti “anak vampir” karena kedua gigi saya
yang gingsul sehingga terlihat seperti gigi vampir, lalu julukan “pepaya matang” karena semasa SD saya mudah menangis atau bisa dibilang emosional. Saya juga pernah dikunci di
kamar mandi siswa sebagai bentuk pelampiasan kekesalan mereka terhadap saya. Tindakan bullying ini terjadi selama hampir 6 tahun atau selama masa saya sekolah di SD Al-Hilaal
1 Kota Tual. Tindakan ini juga bukan hanya dilakukan oleh siswa dan siswi, tetapi juga oleh oknum guru yang menjadi wali kelas saya pada waktu itu. Namun, dari tindakan tindakan
tersebut tidak membuat saya patah semangat, saya bisa dibilang siswi yang aktif. Saya aktif dalam kegiatan kegiatan yang dilaksanakan oleh pihak SD Al-Hilaal 1 Kota Tual, saya
juga aktif dalam kegiatan perlombaan perlombaan, seperti lomba cerdas cermat tingkat Kabupaten/Kota, saya juga mengikuti lomba menari yaitu Tari tradisional Maluku (Sawat)
yang dari sinilah saya sadar saya memiliki bakat dalam bidang seni tari, karena pada saat latihan sampai pelaksanaan lombanya, saya mendapat banyak pujian karena gerakan saya
yang menurut mereka terlihat halus namun tegas. Selama saya bersekolah di SD Al-Hilaal 1 Kota Tual, saya juga aktif dengan menjadi pengurus kelas dari kelas 2 sampai kelas 6.
Adapun beberapa prestasi yang saya raih di dalam kelas yaitu seperti mendapatkan peringkat 1 di kelas pada saat kelas 3 sampai kelas 5 dan mendapat peringkat 2 pada saat kelas 5
sampai kelas 6, saya pun mendapat juara dua umum pada saat pelaksanaan Ujian Nasional (UN) Ujian Sekolah (US). Selama Bersekolah di SD Al-Hilaal 1 Kota Tual, saya
mendapatkan beberapa teman, antara lain Anggun Citra Lestari, Naila Azahri Taufik, Animal Tamher, Devitri Hatta Azzhabi, Anisa Safitri dan Suci Ramadhani. Setelah bersekolah
selama 5 tahun di SD Al-Hilaal 1 Kota Tual, saya pun lulus dan melanjutkan studi saya ke SMP Negeri 1 Kota Tual. Saya melakukan proses pendaftaran untuk menjadi siswi SMA
Negeri 1 Kota Tual bersama dengan sepupu saya yang sempat saya sebutkan tadi, Aida. Kami berdua tidak sendiri, kami berdua ditemani oleh sepupu jauh saya Bilqis Mihati
Rahawarin yang biasa saya panggil Bilqisn dan teman kelas Aida yang bernama Lidya Glorya Bentley Kastanya atau biasa dipanggil Loly. Kami berempat pun menjalankan proses
pendaftaran SMP Negeri 1 Kota Tual dengan lancar. Selang beberapa hari kami pun menjalani kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah atau MPLS yang dilaksanakan selama
tiga hari, selama tiga hari itu kami mendapat banyak ilmu dan pengalaman baru. Pada hari kedua pelaksanaan MPLS saya diminta untuk maju di dipan teman teman dan diminta untuk
unjuk bakat. Saya memilih untuk menyanyikan lagu dari Bangtan Seonyeondan atau BTS dsri album You Never Walk Alone yang berjudul Spring Day. Ketika saya menyanyi,
momen itu diabadikan oleh guru saya yang bernama Ibu Hasna Kabalmay dan diupload ke Chanel YouTube nya. Beruntungnya saya, Aida, Bilqis dan Loly tergabung dalam kelas
yang sama, begitu juga dengan sepupu saya yang lain lagi, yang bernama Kayla Rayya Salsabila Fadirubun. Menurut saya, masa masa SMP adalah masa masa yang paling berkesan
dalam hidup saya, karena pada masa ini lah saya belajar artinya teman sejati, kasih sayang dan rasa cinta. Pada masa SMP saya juga bertemu dengan “cinta pertama” saya, yang
kemudian kita memutuskan untuk berpacaran. Setelah kurang lebih satu tahun berpacaran, saya pun putus dengan pacar saya karena satu dan lain hal. Hal ini menyebabkan saya
menjadi patah hati, dan ini juga adalah patah hati cinta pertama saya. Meskipun banyak orang orang yang menganggap ini hanyalah cinta monyet, namun bagi saya ini merupakan
salah satu pengalaman terbaik dalam hidup saya. Saya mendapatkan pengalaman, mendapat kasih sayang, belajar memahami, belajar menurunkan ego dan masih banyak lagi. Selama
masa SMP saya juga banyak meraih prestasi, seperti lomba menari tingkat Kabupaten/Kota, lomba cerdas cermat se-Kota Tual dan berhasil meraih harapan 1. Saya juga berkontribusi
dalam Organisasi Intra Sekolah (OSIS) SMP Negeri 1 Kota Tual dengan menjadi wakil sekretaris. Selama persiapan menjadi wakil sekretaris OSIS SMP Negeri 1 Kota Tual saya
mendapat banyak pengalaman dan pelajaran, seperti tentang bagaimana caranya bertukar pikiran, berdiskusi dengan baik, menghargai pendapat orang lain dan masih banyak lagi.
Selama masa SMP juga saya menjadi orang yang lebih gampang berteman dan berbaur dengan orang orang baru berkat teman-teman tercipta saya, tanpa mereka saya mungkin akan
kesusahan sampai sekarang. Saya bersyukur memiliki teman-teman yang dapat diajak bekerja sama, senang senang bersama, bersedih bersama dan pengertian. Selama SMP saya
sering pergi ke kantin bersama Aida, Kayla, Loly dan Bilqis. Kami dulu memiliki “geng” yang bernama Girls Rempong yang beranggotakan 5 orang, diantaranya Saya, Aida, Kayla,
Loly, dan Bilqis. Saya juga mempunyai sebuah circle yang cukup besar dan diberi nama Uno Family, beranggotakan kurang lebih 30 orang. Selama masa SMP saya juga belajar cara
menghargai waktu apalagi waktu bersama orang yang kita sayangi dan cintai. Sewaktu kelas 8 semester satu virus Corona 19 pun muncul dan membuat kita diharuskan untuk belajar
dari rumah dengan berbagai platform Pendidikan seperti Ruangguru, Quipper, Zoom dan Google Meet. Selama pandemi Covid-19 saya pada awalnya merasa sangat takut untuk
keluar dan menjadi parno bila tidak mencuci tangan setelah beraktivitas di luar ruangan. Saya juga mengalami kesusahan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan pandemi Covid-19,
saya harus belajar otodidak lebih banyak, dan hanya belajar di rumah. Hal ini membuat saya merasa kesusahan dan mulai merasa malas serta bosan, beruntungnya saya memiliki Ayah
dan Bunda yang siap sedih membantu tugas tugas saya dan mendengarkan keluh kesah saya selama mengahadapi pandemi Covid-19. Pada masa pandemi Covid-19 ini juga saya dan
Ayah saya memulai pola hidup sehat dengan melakukan diet dan juga melakukan berbagai jenis olahraga seperti zumba, hiit cardio dan angkat beban. Ayah saya juga biasanya
membuat jamu raikannya untuk diminum kami seleluarga, kamu tersebut terbuat dari campuran jahe, batang serai, jeruk nipis, dan gula merah. Bahan bahan tersebut direbua dengan
air secukupnya dan dinikmati selagi hangat. Setelah meminum jam racikan Ayah saya, biasanya saya sarapan dengan telur rebus dua biji, kemudian dilanjutkan dengan bertemu di
lantai 3 rumah saya selama kurang lebih lima belas menit dan kemudian saya memulai sesi olahraga saya dengan melakukan pemanasan, zumba selama sepuluh menit dan hiit cardio
tiga puluh menit. Setelah olahraga saya pun mandi lalu bergegas mengerjakan tugas tugas sekolah saya. Tibalah masa kenaikan kelas, kami pun sudah diperbolehkan belajar tatap
muka, tetapi masih dibatasi. Dari sini lah mulai terlihat perubahan fisik dari teman-teman saya, terlebih lagi teman laki laki. Mereka terlihat lebih tinggi dan suara mereka semakin
berat. Pada masa masa ini lah juga kami mulai mempersiapkan diri untuk mengikuti Ujian Sekolah Berbasis Komputes atau (USBK). Disinilah saya menyadari bahwa saya ingin
melanjutkan tingkat SMA di luar kota, karena ingin menambah pengalaman. Setelah pelaksanaan Ujian Sekolah Berbasis Komputer selesai, tibalah masa pengumuman kelulusan dan
alhamdulillah nama saya termasuk dalam sepuluh besar. Saya pun mulai mempersiapkan diri lagi untuk pindah ke Bantaeng dengan tujuan untuk melanjutkan SMA dan lebih
mendekatkan diri saya kepada keluarga dari pihak Ayah saya. Karena selama ini saya tidak terlalu dekat dengan keluarga keluarga dari pihak.Ayah saya, jadi saya pun memutuskan
untuk sebaiknya pindah ke Bantaeng saja. Setelah semua persiapan selesai, tiba pula hari sebelum keberangkatan saya. Hari itu adalah hari yang.mengharukan bagi saya. Karena saya
akan meninggalkan Ayah, Bunda, keluarga dan teman-teman saya. Sehari sebelum keberamgkatan saya sempat berkumpul kumpul bersama teman-teman saya sebagai bentuk
perpisahan kami. Temannya saya juga menginap di rumah saya agar bisa mengantar saya ke bandara di subuh esok harinya. Hari keberangkatan pun tiba, berat rasanya meninggalkan
orang orang terkasih saya. Saya berangkat dari bandara Karel Satsuitubun Langgur menuju ke Bandara Pattimura Ambon sekitar satu setengah jam dengan pesawat Wings Air.
Kemudian saya transit di bandara Pattimura selama kurang lebih lima jam. Saya pun melanjutkan perjalanan ke Makassar dengan pesawat Lion Air. Setibanya saya di Makassar saya
dijemput oleh sepupu saya yang saya panggil Kak Bayu, kami pun menuju ke bantaeng dengan menggunakan mobil selama tiga jam. Sesampainya saya di Bantaeng saya langsung
disuguhkan makanan dan diajak jalan jalan keliling Kota dengan teman SMA Ayah saya yang saya panggil Tante Muli. Tak dirasa waktu pengumpulan berkas pendaftaran siswa pun
tiba. Pagi harinya saya bersiap siap kemudian saya diantarkan oleh adik dari Kak Bayu yaitu Kak Keke ke SMA Negeri 1 Bantaeng menggunakan motor. Hari pengumuman pun tiba,
alhamdulillah saya diterima menjadi siswi SMA Negeri 1 Bantaeng, saya pun mengikuti kegiatan MPLS. Wlaupun saya rasa kegiatan MPLS nya sangat singkat, saya mendapat
banyak ilmu dari materi materi yang disampaikan. Tahun ajaran dimulai, saya mendapat bagian kelas 10 IPS 3. Pada hari pertama pembelajaran, saya terlambat masuk kelas karena
terlalu malu untuk masuk dan bertanya dimana kelas saya berasa. Hari Hari berikutnya pun berlalu, saya semakin merasa surah untuk beradaptasi dengan lingkungan baru saya. Saya
mengalama stres berat yang mengakibatkan penurunan berat badan saya secara dratis. Beruntungnya saya mendapat dua orang teman bernama Nurul Mustika dan Tri Handayani yang
alhamdulillah obrolan kami nyambung . Sering berjalannya waktu, teman di kelas saya bertambah banyak, saya mulai mengenal Fina Dwi Adelia, Husnul Khatimah, Sarmila dan
Aulia Rahmah. Kami semua selalu pergi ke kantin bersama-sama. Saya dan teman-teman saya biasanya akan memberi mie Sedaap cup apabila cuaca mendung di kantin Ihu Lukman,
tapi jika cupcakes sedikit tarik kami biasanya lebih memilih untuk memberi gorengan saja di kantin Inu Rini. Setelah memberi makanan, kami biasanya pergi ke kantin Inu Lawini
untuk memberi snacks manis sebagai makanan penutup kita nantinya. Saya biasanya akan memilih Chocolatos atau Biskuat dengan tasa coklat, lalu akan saya minum dengan Teg
Pucuk Harum. Selama SMA saya pernah berkontribusi dalam beberapa Ekstrakulikuler (ekskul), seperti Sanggar Seni Abu Abu (SSAA), dan English Club (EC). Berawal dari ajakan
teman saya untuk masuk Sanggar Seni Abu Abu, saya pun tertarik untuk mencoba bergabung. Kami menjalani proses pendiksaran yang kemudian saya bisa lolos dan saya memasuki
devisi tari. Saya juga pernah menjadi bendahata panitia pelaksanaan perekrutan anggota baru SSAA 2022, yang dimana kegiatan tersebut membuat saya belajar lebih banyak hal lagi.
Sementara itu, Saya juga mengikuti kegiatan pendiksaran English Club dan kemudian saya termasuk dalam devisi Debate, saya juga pernah berkontribusi dalam kepanitiaan
pelaksanaan perekrutan anggota baru English Club, saya berperan sebagai koordinator seksi acara. Selama bersekolah di SMA Negeri 1 Bantaeng, saya juga sudah meraih beberapa
prestasi, antara lain yaitu mewakili Cabang Dinas (Cabdis) V dalam lomba debat Bahasa Inggris se-Sulsel yang dilaksanakan di Makassar. Saya merasa bersyukur karena
dipasangkan dengan Putri Azzahra Aulia Wael dan Kak Nur Aliyah Alfita dalam lomba ini, dan memiliki Pak Abdul Hamid sebagai pembina kami. Putri dan Kak Fita selalu
mendukung dan meyakinkan saya bahwa saya itu bisa dan saya mampu untuk mengikuti lomba ini, mereka juga tidak kenal lelah semasa persiapan lomba debat Bahasa Inggris kami.
Pak Hamid sebagai pembina, tidak ads habisnya untuk selalu mendukung dan membantu kami untuk berpikir out of the box, Pak Hamid juga tidak pernah lupa untuk meyakinkan
kami bahwa kami bertiga adalah yang baik dari yang terbaik. Selama pelaksanaan lomba, alhamdulillah semuanya berjalan dengan lancar sampai akhirnya kami menyadari bahwa
kami sebenarnya dicurangi. Ada kekeliruan dalam cara depan juri menghitung nilai, kami pun tidak tinggal diam. Kami langsung menuntut penjelasan dan permohonan maaf pihak
panitia pelaksanaan lomba tersebut, karena kami merasa sangat dirugikan. Setelah menerima permintaan maaf dari pihak panitia pelaksana lomba, kami bertiga pun mencoba untuk
ikhlas dan menerima kejadian yang telah terjadi. Selain itu, Saya juga berkesempatan untuk mengikuti Olimpiade Sains Nasional atau OSN tingkat Kabupaten di bidang Kebumian,
dan alhamdulillah lolos ketahap OSN-P atau Olimpiade Sains Nasional Tingkat Provinsi. Selama masa persiapan OSN Kebumian saya dibimbing oleh guru mata pelajaran geografi
saya, yaitu Pak Abbas. Beliau mengadaoan pertemuan dengan kami selama dua kali seminggu. Pembawaan beliau dalam meberikan materi sangatlah santai namun di satu sisi juga
sangat ringkas dan padat yang membuat saya lebih ceoat mengerti dengan materi yang beliau berikan. Saya sangat bersyukur karena berkat beliau lah saya dapat lolos ke OSN tingkat
Provinsi. Selang beberapa waktu OSIS SMA Negeri 1 Bantaeng mengadakan kegiatan rutin mereka yaitu Smansa Cup Vol.6, di event ini saya dipercaya untuk bergabung dalam team
work bagian Media dan Publikasi. Di dalam kegiatan ini saya bertugas untuk membuat caption se-kreatif dan se-menarik mungkin untuk postingan yang akan diupload ke akun
Instagram Smansa Cup Vol.6. Saya juga bertugas di bagian dokumentasi dan bagian documents untuk Instagram Story akun Smansa Cup Vol.6. Selama kegiatan Smansa Cup
berlangsung, akun Instagram Smansa Cup Vol.6 sempat hilang dan tidak bisa dikembalikan. Hal ini sempat membuat kami segenap Tim Media dan Publikasi sangat kaget dan merasa
down akibat itu. Kami pun memutuskan untuk terus meng-update kegiatan kegiatan Smansa Cup Vol.6 melalui akun Instagram MPK OSIS SMA Negeri 1 Bantaeng. Selama masa
menjadi Tim Media dan Publikasi Smansa Cup Vol.6 saya mendapat banyak pelajaran, seperti bagaimana cara mengatur waktu, bagaimana caranya untuk selalu siap sedia dan masih
banyak lagi. Dari kegiatan Smansa Cup Vol.6 ini lah, saya mulai diajak untuk bergabung dengan Organisasi Intra Sekolah atau OSIS SMA Negeri 1 Bantaeng. Saya pun mulai
meyakinkan diri saya untuk menerima ajakan tersebut, meskipun awalnya saya sedikit merasa ragu akan diri saya. Saya ingin bergabung ke dalam OSIS karena saya ingin mencoba
untuk kembali berorganisasi setelah dulu sempat berhenti saat SMP. Saya pun mulai mengikuti Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa atau LDK-S yang dilaksanakan Pada hari minggu
30 Oktober lalu. Rangkaian kegiatan ini dimulai pada p ukul Tujuh pagi, dengan ketentuan Siswa siswi yang mengikuti kegiatan LDK-S harus menggunakan baju olahraga sekolah,
dengan jilbab hitam bagi yang Perempuan dan menggunakan kaos kaki hitam panjang. Kegiatan dimulai dengan senam pagi bersama selama kurang lebih 15 menit kemudian
dilanjutkan dengan pembagian kelompok dan pembuatan yel-yel. Saya tergabung dalam kelompok karrini yang beranggotakan 7 orang. Kami pun berusaha membuat yel-yel se-kreatif
mungkin. Lalu dilanjutkan dengan sambutan sekaligus membuat acara oleh Pak Abdul Rahman selalu pembina OSIS SMA Negeri 1 Bantaeng. Tidak sampai disitu saja, kami juga
kemudian diberikan materi tentang Surat Menyurat oleh beliau di Musholla SMA Negeri 1 Bantaeng. Tidak sampai disitu saja kami juga diberikan materi oleh Pak Kamaruddin
tentang Persidangan dan kemudian materi saru Kakak Kakak OSIS SMA Nigeria 1 Bantaeng tentang Pembuatan Proposal. Dipenghujung acara, kami diberikan materi kepemimpinan
yang sangat berkesan dan manarik oleh Kepala Sekolah kami yaitu Pak Wahid Hidayat. Saya tidak dapat melupakan materi tersebut karena cara pembawaan beliau yang sangat unik
dan berkesan, beliau sering berinteraksi dengan kami selalu audiences dab beliau juga memberikan materi dengan alat bantu berupa gelas. Selesai kegiatan LDK-S saya makin yakin
dengan diri saya untuk mendaftarkan diri saya dan ingin mengikuti kegiatan LDKO atau yang dikenal dengan Kemah Kawah Kepemimpinan (KKK) 2022. Saya pun memulai proses
pendaftaran dan mulai melaksanakan persyaratan persyaratan dab berkas verkas yang harus saya lengkapi dan ditandatangani, salah satunya yaitu membuat Autobiografi ini.

Anda mungkin juga menyukai