Anda di halaman 1dari 3

Geografis dan Demografi Cina Kuno

Geografis dan Demografi Cina Kuno

Letak Geografis

Wilayah Pegunungan Cina terbagi menjadi 2 yaitu Pegunungan Cina Utara dan
Pegunungan Cina Selatan. “Di dataran tinggi sebelah Utara mengalir sungai Hoang Ho,
yang berhulu di pegunungan Kwen Lun di Tibet dan bermara di laut Kuning . . . Di dataran
tinggi sebelah Selatan mengalir sungai Yang Tse , yang berhulu di pegunungan Kwen Lun
dan bermuara di Laut Cina timur. “Di hilir kedua sungai besar tersebut, terdapat dataran
rendah Cina yang subur. Kedua sungai besar itu merupakan urat nadi kehidupan bangsa
Cina
Hilir sungai Hwang Ho (sungai kuning) yang subur tersebut ditanami dengan
gandum. Padi di tanam di hilir sungai Yang Tse . Daerah subur di Cina terletak pada daerah
aliran sungai besar. Dataran rendah yang subur tersebut di antaranya di “China tengah yang
luasnya mencapai 300.000 km² dan dialiri oleh Sungai Kuning atau Huanghe.”
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa dataran rendah pada aliran sungai Hwang
Ho memiliki tanah yang subur, begitu juga dengan lembah sungai yang berada dihilirnya
(hilir sungai Hwang Ho dan Yang Tse). Sungai Hwang Ho memiliki panjang 5.464 km,
sungai ini merupakan sungai terpanjang kedua di Tiongkok setelah Sungai Panjang (Yang
Tse ). Sungai Kuning atau Hwang-Ho bersumber di daerah pegunungan Kwen-Lun di Tibet.
Setelah melalui daerah pengunungan Cina Utara, sungai panjang yang membawa lumpur
kuning itu membentuk dataran rendah Cina dan bermuara di Teluk Tsii-Li di Laut Kuning.
Sedang di dataran tinggi sebelah selatan mengalir Sungai Yang Tse Kiang yang berhulu di
Pegunungan Kwen-Lun (Tibet) dan bermuara di Laut Cina Timur.
Peradaban Lembah Sungai Kuning adalah peradaban bangsa Cina yang muncul di lembah
Sungai Kuning (Hwang Ho atau yang sekarang disebut Huang He). 
Sungai Hwang Ho disebut sebagai Sungai Kuning karena membawa lumpur  kuning 
sepanjang  alirannya.   Sungai  ini  bersumber dari Pegunungan Kwen-Lun  di  Tibet  dan 
mengalir  melalui  daerah  Pegunungan Cina Utara hingga membentuk dataran rendah  dan 
bermuara di Teluk Tsii-Li, Laut Kuning. Pada daerah lembah sungai yang subur inilah
kebudayaan bangsa Cina berawal. Dalam sejarah, daerah tersebut menyulitkan masyarakat
Cina kuno untuk melaksanakan aktivitas hidupnya karena terjadinya pembekuan es di musim
dingin dan ketika es  mulai mencair akan terjadi banjir serta air  bah. Berbagai kesulitan
dan tantangan tersebut mendorong bangsa Cina untuk berpikir dan mengatasinya dengan
pembangunan tanggul raksasa di sepanjang sungai tersebut.
B.     Sistem Sosial Kemasyarakatan
Secara social kemasyarakatan, terlihat pada dinasti Shang (yang nanti akan
dijelaskan kemudian), namun yang jelas bahwa ini bukanlah masyarakat egalitarian. Shang
menunjukkan kesenangan luar biasa pada hierarki dan peringkat yang akan menjadi salah
satu ciri khas peradaban Cina. Sebagai putra Di, sang raja berada di puncak pirmida feodal,
sendirian di kastanya. Peringkat selanjutnya adalah para pangeran kerajaan, penguasa
berbagai kota Shang, di bawah mereka adalah kepala keluarga-keluarga terhormat yang
memegang jabatan di istana, dan para bangsawan yang memperoleh pendapatan dari
wilayah pedesaan di luar dinding-dinding kota. Akhirnya, pada bagian dasar piramida feodal,
adalah rakyat biasa, kasta prajurit.
Kehidupan kota kaum terhormat Dinasti Shang nyaris sama sekali tidak punya kesamaan
dengan kehidupan komunitas petani yang menanami tanah itu. Kaum aristocrat
menganggap mereka hamper bukan manusia, namun seperti kaum barbar, petani juga
punya pengaruh yang terus bertahan pada budaya Cina. Para petani ini mengidentifikasi diri
dengan tanah, dan masyarakat mereka diatur oleh pembedaan antara musim dingin dan
musim panas. Pada musim semi, musim bekerja dimulai. Kaum lelaki bergerak ke luar desa
dan mendirikan pondok-pondok permanen di lading; selama musim bekerja mereka tidak
ada kontak dengan istri dan anak perempuan mereka, kecuali ketika kaum perempuan itu
membawakan makanan mereka. Setelah panen, tanah itu diistirahatkan dan para pria
kembali ke rumah. Mereka menutup tempat tinggal mereka dan terus berada di dalam
rumah selama musim dingin. Ini merupakan periode sabbatical, untuk bersitirahat dan
menyembuhkan diri, tetapi kaum wanita yang tidak punya banyak pekerjaan selama musim
panas, kini memulai musim bekerja mereka, seperti menenun, memintal, dan membuat
minuman anggur.
Pergantian ini mungkin telah berkontribusi pada konsep Yin dan Yang Cina. Yin adalah
aspek perempuan dari realitas. Seperti kaum perempuan petani, musimnya adalah musim
dingin, aktifitasnya bersifat ke dalam, dan dilakukan di dalam  tempat-tempat yang gelap dan
tertutup. Yang adalah aspek laki-laki, aktif pada musim panas dan siang hari, ia merupakan
kekuatan yag bersifat ke luar dan hasilnya berlimpah

RRC menguasai sebagian besar Asia bagian timur (dalam warna peach/krem muda)


sementara Republik Cina terdiri dari beberapa pulau-pulau berarsir kuning termasuk Taiwan.

RRC ialah negara terbesar ke-4 di dunia dan dan mencakup daratan yang luas. Di timur,
bersama dengan pantai Laut Kuning dan Laut Cina Timur, ditemukan luas dan padat yang
ditempati lapangan tanah baru; pesisir Laut Cina Selatan lebih bergunung-gunung dan Cina bagian
selatan didominasi daerah berbukit dan jajaran gunung yang lebih rendah. Di bagian tengah timur
ditemukan delta 2 sungai utama Cina, Huang He dan Chang Jiang. Sungai-sungai utama lainnya
ialah Xi Jiang, Mekong, Brahmaputra dan Amur.
Ke barat, jajaran gunung yang utama, khususnya Himalaya dengan titik tertinggi di Cina Gunung
Everest, dan ciri-ciri plato tinggi di antara bentang daratan yang lebih kering dari gurun seperti Takla-
Makan dan Gurun Gobi. Sebab kemarau panjang dan barangkali pertanian yang rendah
membuat badai debu telah menjadi biasa dalam musim semi di Cina. Menurut Badan Perlindungan
Lingkungan Cina, Gurun Gobi telah dikembangkan dan merupakan sumber utama badai debu yang
memengaruhi Cina dan bagian Asia Timur Laut lainnya seperti Korea dan Jepang. Pasir dari kawasan
utara telah dilaporkan sampai ke pantai barat Amerika Serikat. Pengurusan air sungai (seperti
penbuangan sisa tinja, pencemaran oleh kilang, dan ekstraksi air untuk irigasi dan minuman) dan
penyusutan tanah bukit telah mengakibatkan dampak buruk pada negara lain.

Demografi

Secara resmi RRC memandang dirinya sendiri sebagai bangsa multi-etnis dengan
56 etnisitas yang diakui. Mayoritas etnis Han menyusun hampir 93% populasi; bagaimanapun
merupakan mayoritas dalam hanya hampir setengah daerah Cina. Penduduk bangsa Han sendiri
heterogen, dan bisa dianggap sebagai kumpulan pelbagai etnik yang mengamalkan budaya dan
bercakap bahasa yang sama. Kebanyakan suku Han bertutur macam-macam bahasa Cina yang
diucapkan, yang bisa dilihat sebagai 1 bahasa atau keluarga bahasa. Subdivisi terbesar bahasa Cina
yang diucapkan ialah bahasa Mandarin, dengan lebih banyak pembicara daripada bahasa lainnya
di dunia. Versi standar Mandarin yang didasarkan pada dialek Beijing, dikenal sebagai Putonghua,
diajarkan di sekolah dan digunakan sebagai bahasa resmi di seluruh negara.

Revolusi Komunis di negara ini sejak tahun 1949 meninggalkan kesan yang besar yaitu


hampir 59% penduduknya (lebih kurang 767 juta orang) menjadi Ateis atau tidak percaya Tuhan.
Namun lebih kurang 33% dari mereka percaya kepada kepercayaan tradisi atau gabungan
kepercayaan Buddha dan Taoisme. Penganut agama terbesar di negara ini ialah Buddha
Mahayana yang berjumlah 100 juta orang. Di samping itu, Buddha Therawada dan Buddha Tibet juga
diamalkan oleh golongan minoritas etnis di perbatasan barat laut negara ini. Selain itu diperkirakan
terdapat 18 juta penduduk Islam (kebanyakan Sunni) dan 14 juta Kristen (4 juta Katolik dan 10
juta Protestan) di negara ini.

Negara ini telah lama mengalami masalah pertumbuhan penduduk. Dalam usaha


membatasi perkembangan populasinya, RRC telah mengambil kebijakan yang membatasi keluarga di
perkotaan (etnis minoritas seperti Tibet dikecualikan) menjadi 1 anak dan keluarga di pedalaman 2
anak saat yang pertama wanita. Karena lelaki dianggap lebih bernilai ekonomis di daerah pedesaan,
muncullah insiden tinggi mengenai aborsi selektif jenis kelamin dan penolakan anak di daerah
pedesaan buat memastikan bahwa anak kedua ialah lelaki. Dasar ini hanyalah untuk penduduk
mayoritas bangsa Han. Terdapat banyak rumah anak yatim untuk anak-anak terlantar ini, akan tetapi
hanya 2% saja yang dijadikan anak angkat oleh orang lain. Yang selebihnya pula besar di rumah anak
yatim itu. RRC telah mengintitusikan program pengambilan anak angkat internasional, di mana
penduduk negara lain datang untuk mengangkat mereka, tetapi program ini menampakkan hasil
yang tidak memuaskan.
Negara ini telah lama mengalami masalah pertumbuhan penduduk. Dalam usaha
membatasi perkembangan populasinya, RRC telah mengambil kebijakan yang membatasi keluarga di
perkotaan (etnis minoritas seperti Tibet dikecualikan) menjadi 1 anak dan keluarga di pedalaman 2
anak saat yang pertama wanita. Karena lelaki dianggap lebih bernilai ekonomis di daerah pedesaan,
muncullah insiden tinggi mengenai aborsi selektif jenis kelamin dan penolakan anak di daerah
pedesaan buat memastikan bahwa anak kedua ialah lelaki. Dasar ini hanyalah untuk penduduk
mayoritas bangsa Han. Terdapat banyak rumah anak yatim untuk anak-anak terlantar ini, akan tetapi
hanya 2% saja yang dijadikan anak angkat oleh orang lain. Yang selebihnya pula besar di rumah anak
yatim itu. RRC telah mengintitusikan program pengambilan anak angkat internasional, di mana
penduduk negara lain datang untuk mengangkat mereka, tetapi program ini menampakkan hasil
yang tidak memuaskan.

Tahun 2000 berlalu dengan perbandingan jenis kelamin pada umur lahir 117 lelaki: 100 perempuan
yang tinggi berbanding perbandingan biasa (106:100) tetapi bisa dibandingkan dengan sebagian
tempat seperti Kaukasus dan Korea Selatan. Walaupun perbandingan ini dikatakan ada
karena seksisme, baru-baru ini ia dikaitkan dengan penyakit hepatitis juga. Pemerintah RRC sedang
mencoba mengurangi masalah ini dengan menekankan harkat para wanita dan telah melangkah
sepanjang mencegah penyedia medis dari memperlihatkan pada para orang tua jenis kelamin bayi
yang diharapkan. Hasil perbandingan yang tidak seimbang ini mewujudkan 30-40 juta lelaki yang
tidak bisa menikah dengan wanita. Banyak dari lelaki ini yang mencari gadis idaman mereka di
negara lain atau di pusat-pusat pelacuran. Dalam beberapa kasus, gadis-gadis diculik dan dijual
sebagai isteri di perkampungan yang jauh.

Anda mungkin juga menyukai