Anda di halaman 1dari 20

1.

Kondisi Geografis dan Lingkungan Alam Cina Kuno

Letak Geografis

Wilayah Pegunungan Cina terbagi menjadi 2 yaitu Pegunungan Cina Utara dan
Pegunungan Cina Selatan. “Di dataran tinggi sebelah Utara mengalir sungai Hoang Ho,
yang berhulu di pegunungan Kwen Lun di Tibet dan bermara di laut Kuning . . . Di
dataran tinggi sebelah Selatan mengalir sungai Yang Tse , yang berhulu di
pegunungan Kwen Lun dan bermuara di Laut Cina timur. “Di hilir kedua sungai besar
tersebut, terdapat dataran rendah Cina yang subur. Kedua sungai besar itu merupakan
urat nadi kehidupan bangsa Cina
Hilir sungai Hwang Ho (sungai kuning) yang subur tersebut ditanami dengan
gandum. Padi di tanam di hilir sungai Yang Tse . Daerah subur di Cina terletak pada
daerah aliran sungai besar. Dataran rendah yang subur tersebut di antaranya di “China
tengah yang luasnya mencapai 300.000 km² dan dialiri oleh Sungai Kuning atau
Huanghe.”
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa dataran rendah pada aliran sungai
Hwang Ho memiliki tanah yang subur, begitu juga dengan lembah sungai yang berada
dihilirnya (hilir sungai Hwang Ho dan Yang Tse). Sungai Hwang Ho memiliki panjang
5.464 km, sungai ini merupakan sungai terpanjang kedua di Tiongkok setelah Sungai
Panjang (Yang Tse ). Sungai Kuning atau Hwang-Ho bersumber di daerah pegunungan
Kwen-Lun di Tibet. Setelah melalui daerah pengunungan Cina Utara, sungai panjang
yang membawa lumpur kuning itu membentuk dataran rendah Cina dan bermuara di
Teluk Tsii-Li di Laut Kuning. Sedang di dataran tinggi sebelah selatan mengalir Sungai
Yang Tse Kiang yang berhulu di Pegunungan Kwen-Lun (Tibet) dan bermuara di Laut
Cina Timur.

Peradaban Lembah Sungai Kuning adalah peradaban bangsa Cina yang muncul


di lembah Sungai Kuning (Hwang Ho atau yang sekarang disebut Huang He). 
Sungai Hwang Ho disebut sebagai Sungai Kuning karena membawa lumpur  kuning 
sepanjang  alirannya.   Sungai  ini  bersumber dari Pegunungan Kwen-Lun  di  Tibet 
dan  mengalir  melalui  daerah  Pegunungan Cina Utara hingga membentuk dataran
rendah  dan  bermuara di Teluk Tsii-Li, Laut Kuning. Pada daerah lembah sungai yang
subur inilah kebudayaan bangsa Cina berawal. Dalam sejarah, daerah
tersebut menyulitkan masyarakat Cina kuno untuk melaksanakan aktivitas hidupnya
karena terjadinya pembekuan es di musim dingin dan ketika es  mulai
mencair akan terjadi banjir serta air  bah. Berbagai kesulitan dan tantangan tersebut
mendorong bangsa Cina untuk berpikir dan mengatasinya dengan pembangunan
tanggul raksasa di sepanjang sungai tersebut.

B.     Sistem Sosial Kemasyarakatan


Secara social kemasyarakatan, terlihat pada dinasti Shang (yang nanti akan
dijelaskan kemudian), namun yang jelas bahwa ini bukanlah masyarakat egalitarian.
Shang menunjukkan kesenangan luar biasa pada hierarki dan peringkat yang akan
menjadi salah satu ciri khas peradaban Cina. Sebagai putra Di, sang raja berada di
puncak pirmida feodal, sendirian di kastanya. Peringkat selanjutnya adalah para
pangeran kerajaan, penguasa berbagai kota Shang, di bawah mereka adalah kepala
keluarga-keluarga terhormat yang memegang jabatan di istana, dan para bangsawan
yang memperoleh pendapatan dari wilayah pedesaan di luar dinding-dinding kota.
Akhirnya, pada bagian dasar piramida feodal, adalah rakyat biasa, kasta prajurit.
Kehidupan kota kaum terhormat Dinasti Shang nyaris sama sekali tidak punya
kesamaan dengan kehidupan komunitas petani yang menanami tanah itu. Kaum
aristocrat menganggap mereka hamper bukan manusia, namun seperti kaum barbar,
petani juga punya pengaruh yang terus bertahan pada budaya Cina. Para petani ini
mengidentifikasi diri dengan tanah, dan masyarakat mereka diatur oleh pembedaan
antara musim dingin dan musim panas. Pada musim semi, musim bekerja dimulai.
Kaum lelaki bergerak ke luar desa dan mendirikan pondok-pondok permanen di lading;
selama musim bekerja mereka tidak ada kontak dengan istri dan anak perempuan
mereka, kecuali ketika kaum perempuan itu membawakan makanan mereka. Setelah
panen, tanah itu diistirahatkan dan para pria kembali ke rumah. Mereka menutup
tempat tinggal mereka dan terus berada di dalam rumah selama musim dingin. Ini
merupakan periode sabbatical, untuk bersitirahat dan menyembuhkan diri, tetapi kaum
wanita yang tidak punya banyak pekerjaan selama musim panas, kini memulai musim
bekerja mereka, seperti menenun, memintal, dan membuat minuman anggur.
Pergantian ini mungkin telah berkontribusi pada konsep Yin dan Yang Cina. Yin
adalah aspek perempuan dari realitas. Seperti kaum perempuan petani, musimnya
adalah musim dingin, aktifitasnya bersifat ke dalam, dan dilakukan di dalam  tempat-
tempat yang gelap dan tertutup. Yang adalah aspek laki-laki, aktif pada musim panas
dan siang hari, ia merupakan kekuatan yag bersifat ke luar dan hasilnya berlimpah. 

RRC

Geografi

RRC menguasai sebagian besar Asia bagian timur (dalam warna peach/krem muda)


sementara Republik Cina terdiri dari beberapa pulau-pulau berarsir kuning
termasuk Taiwan.
RRC ialah negara terbesar ke-4 di dunia dan dan mencakup daratan yang luas.
Di timur, bersama dengan pantai Laut Kuning dan Laut Cina Timur, ditemukan luas dan
padat yang ditempati lapangan tanah baru; pesisir Laut Cina Selatan lebih bergunung-
gunung dan Cina bagian selatan didominasi daerah berbukit dan jajaran gunung yang
lebih rendah. Di bagian tengah timur ditemukan delta 2 sungai utama Cina, Huang
He dan Chang Jiang. Sungai-sungai utama lainnya ialah Xi
Jiang, Mekong, Brahmaputra dan Amur.
Ke barat, jajaran gunung yang utama, khususnya Himalaya dengan titik tertinggi
di Cina Gunung Everest, dan ciri-ciri plato tinggi di antara bentang daratan yang lebih
kering dari gurun seperti Takla-Makan dan Gurun Gobi. Sebab kemarau panjang dan
barangkali pertanian yang rendah membuat badai debu telah menjadi biasa dalam
musim semi di Cina. Menurut Badan Perlindungan Lingkungan Cina, Gurun Gobi telah
dikembangkan dan merupakan sumber utama badai debu yang memengaruhi Cina dan
bagian Asia Timur Laut lainnya seperti Korea dan Jepang. Pasir dari kawasan utara
telah dilaporkan sampai ke pantai barat Amerika Serikat. Pengurusan air sungai (seperti
penbuangan sisa tinja, pencemaran oleh kilang, dan ekstraksi air untuk irigasi dan
minuman) dan penyusutan tanah bukit telah mengakibatkan dampak buruk pada
negara lain.

Demografi
Secara resmi RRC memandang dirinya sendiri sebagai bangsa multi-etnis
dengan 56 etnisitas yang diakui. Mayoritas etnis Han menyusun hampir 93% populasi;
bagaimanapun merupakan mayoritas dalam hanya hampir setengah daerah Cina.
Penduduk bangsa Han sendiri heterogen, dan bisa dianggap sebagai kumpulan
pelbagai etnik yang mengamalkan budaya dan bercakap bahasa yang sama.
Kebanyakan suku Han bertutur macam-macam bahasa Cina yang diucapkan, yang bisa
dilihat sebagai 1 bahasa atau keluarga bahasa. Subdivisi terbesar bahasa Cina yang
diucapkan ialah bahasa Mandarin, dengan lebih banyak pembicara
daripada bahasa lainnya di dunia. Versi standar Mandarin yang didasarkan pada dialek
Beijing, dikenal sebagai Putonghua, diajarkan di sekolah dan digunakan sebagai
bahasa resmi di seluruh negara.
Revolusi Komunis di negara ini sejak tahun 1949 meninggalkan kesan yang
besar yaitu hampir 59% penduduknya (lebih kurang 767 juta orang) menjadi Ateis atau
tidak percaya Tuhan. Namun lebih kurang 33% dari mereka percaya kepada
kepercayaan tradisi atau gabungan kepercayaan Buddha dan Taoisme. Penganut
agama terbesar di negara ini ialah Buddha Mahayana yang berjumlah 100 juta orang.
Di samping itu, Buddha Therawada dan Buddha Tibet juga diamalkan oleh golongan
minoritas etnis di perbatasan barat laut negara ini. Selain itu diperkirakan terdapat 18
juta penduduk Islam (kebanyakan Sunni) dan 14 juta Kristen (4 juta Katolik dan 10
juta Protestan) di negara ini.
Negara ini telah lama mengalami masalah pertumbuhan penduduk. Dalam usaha
membatasi perkembangan populasinya, RRC telah mengambil kebijakan yang
membatasi keluarga di perkotaan (etnis minoritas seperti Tibet dikecualikan) menjadi 1
anak dan keluarga di pedalaman 2 anak saat yang pertama wanita. Karena lelaki
dianggap lebih bernilai ekonomis di daerah pedesaan, muncullah insiden tinggi
mengenai aborsi selektif jenis kelamin dan penolakan anak di daerah pedesaan buat
memastikan bahwa anak kedua ialah lelaki. Dasar ini hanyalah untuk penduduk
mayoritas bangsa Han. Terdapat banyak rumah anak yatim untuk anak-anak terlantar
ini, akan tetapi hanya 2% saja yang dijadikan anak angkat oleh orang lain. Yang
selebihnya pula besar di rumah anak yatim itu. RRC telah mengintitusikan program
pengambilan anak angkat internasional, di mana penduduk negara lain datang untuk
mengangkat mereka, tetapi program ini menampakkan hasil yang tidak memuaskan.
Tahun 2000 berlalu dengan perbandingan jenis kelamin pada umur lahir 117 lelaki: 100
perempuan yang tinggi berbanding perbandingan biasa (106:100) tetapi bisa
dibandingkan dengan sebagian tempat seperti Kaukasus dan Korea Selatan. Walaupun
perbandingan ini dikatakan ada karena seksisme, baru-baru ini ia dikaitkan dengan
penyakit hepatitis juga. Pemerintah RRC sedang mencoba mengurangi masalah ini
dengan menekankan harkat para wanita dan telah melangkah sepanjang mencegah
penyedia medis dari memperlihatkan pada para orang tua jenis kelamin bayi yang
diharapkan. Hasil perbandingan yang tidak seimbang ini mewujudkan 30-40 juta lelaki
yang tidak bisa menikah dengan wanita. Banyak dari lelaki ini yang mencari gadis
idaman mereka di negara lain atau di pusat-pusat pelacuran. Dalam beberapa kasus,
gadis-gadis diculik dan dijual sebagai isteri di perkampungan yang jauh.

2. Kondisi Sosial -Politik

Kehidupan Ekonomi dan Sosial


Tanah di peradaban Lembah Sungai Kuning atau Hoang Ho amat subur. Oleh karena
itu, seperti yang diungkapkan Yi-Fu Tuan dalam A Historical Geography of China
(2008), kehidupan ekonomi peradaban Cina Kuno bertumpu kepada sektor pertanian
atau agraris. Masyarakat Cina Kuno di Lembah Sungai Hoang Ho kala itu menanam
berbagai jenis tumbuhan pangan, seperti gandum, padi, teh, jagung, hingga kedelai.
Kegiatan ekonomi dalam peradaban Lembah Sungai Kuning terus berkembang. Ada
yang kemudian berburu dan meramu, seperti menangkap hewan buruan atau ikan,
kemudian mulai mengembangkan metode peternakan. Pada zaman pemerintahan
Dinasti Chou (1066 SM-221 SM) masyarakat Cina Kuno yang hidup di Lembah Sungai
Hoang Ho sudah mulai berdagang, bahkan ada yang menjadi penenun, pengrajin,
penebang kayu, buruh, dan lainnya. Kehidupan sosial masyarakat Cina Kuno di
Lembah Sungai Hoang Ho ini pada akhirnya diatur oleh sistem pemerintahan
feodalisme. Mulai terdapat pengelompokan sosial, dari kaum bangsawan hingga rakyat
biasa. Sistem feodal kemudian digantikan dengan sistem pemerintahan lainnya yakni
unitaris yang dijalankan di peradaban Lembah Sungai Kuning di Cina.

Sistem Pemerintahan
Terdapat 2 sistem pemerintahan dalam peradaban Lembah Sungai Kuning, yakni
feodalisme dan unitaris. Pada sistem pemerintahan feodalisme, kedudukan Kaisar
dianggap sakral sebagai utusan/anak Dewa Langit. Kedudukan kaisar pada masa
pemerintahan feodalisme hanya bertindak sebagai simbol dan tidak ikut campur dalam
urusan politik dan pemerintahan. Sebaliknya, sistem unitaris menempatkan kaisar
sebagai titik pusat yang mengatur masalah politik dan negara. Oleh karena itu, kaisar
punya hak dan kewajiban untuk menjalankan politik praktis serta menangani segala
urusan kenegaraan. Dalam catatan Susiati di buku Sejarah (2020:13), setidaknya ada
enam dinasti yang memerintah peradaban masyarakat Cina masa Lembah Sungai
Hoang Ho, di antaranya adalah Dinasti Shang, Chou, Chin, Han, Tang, dan Shung.

Dalam sistem ini kaisar berkuasa mutlak dalam memerintah. Kekuasaan negara
berpusat di tangan kaisar. Oleh karena itu, kaisar boleh ikut campur tangan dalam
segala urusan politik praktis.

Dinasti Peradaban Cina Kuno

Raja-Raja Dinasti Cina Kuno

Sejarah pemerintahan negeri Cina ditandai dengan pemerintahan dinasti yang


bergantian dan masing-masing dinasti memiliki ciri tersendiri. Dinasti-dinasti yang
pernah berkuasa pada zaman Cina Kuno antara lain sebagai berikut.

1. Dinasti Hsia

Dinasti Hsia merupakan dinasti pertama dan tertua dalam sejarah Cina. Dinasti ini
termasuk ke dalam zaman protosejarah Cina karena tidak meninggalkan bukti prasasti.

2. Dinasti Shang

Dinasti Shang merupakan dinasti di Cina yang mengawali pemerintahan Cina Kuno
yang berbentuk kerajaan. Pendiri dinasti ini adalah Kaisar Chengtang. Dalam
menjalankan pemerintahannya kaisar dibantu oleh para peramal yang ikut menentukan
segala kebijakan pemerintahan.

3. Dinasti Chou

Dinasti Chou didirikan oleh tiga serangkai, yaitu Raja Wu, Raja Wen, dan Pangeran
Chou. Pada zaman dinasti Chou muncul tokoh-tokoh filsafat ternama Cina seperti Lao
Tse, Kung Fu Tse, dan Meng Tse. Masa pemerintahan dinasti Chou berakhir setelah
dinasti Chin mengambil alih kekuasaan.
4. Dinasti Chin

Dinasti Chin

Dinasti Chin didirikan oleh pangeran yang bernama Shih Huang-Ti. Ia adalah kaisar
pertama yang berhasil mempersatukan seluruh wilayah Cina Kuno. Nama “Cina”
diambil dari nama dinasti tersebut. Dalam rangka menyatukan Cina, Shih Huang-Ti
mengganti sistem feodalisme dengan unitarisme.

Kerajaan kecil dihapus dan dijadikan semacan provinsi. Semua vasal ditarik ke ibu kota
Xian dan diganti dengan administrator yang langsung bertanggung jawab kepada
kaisar. Untuk semua wilayah kerajaan diberlakukan undang-undang yang sama.

Kaisar Shih Huang-Ti memerintah Cina dengan kekuatan tangan besi. Kaisah Shih
Huang-Ti menyingkirkan orang-orang yang tidak sepaham dengannya. Di samping itu,
kaisar juga melarang buku-buku dalam rangka melenyapkan kritik dan meneguhkan
kekuasannya. Sifat tangan besinya itu, juga tampak dalam pembangunan Tembok
Besar Cina untuk membendung serangan dari bangsa Barbar (bangsa Hsiung Nu).

Tembok Besar Cina (The Great Wall of China) memiliki panjang 6.000 km dan tinggi 16
meter.

Meskipun bertangan besi, Kaisar Shih Huang-Ti berjasa besar bagi peradaban Cina
Kuno. Jasa-jasa Kaisar Shih Huang-Ti di antaranya memperbarui dan memberlakukan
satu undang-undang untuk seluruh Cina, membakukan sistem ukuran dan tulisan, serta
menyamakan satu jenis mata uang (koin) sehingga berlaku di seluruh Cina.

Penerus berikutnya dair dinasti Chin tidak setangguh Shih Huang-Ti. Kelemahan
pemerintahan pusat saat itu menyulut pemberontakan dan kemelut politik. Masa
pemerintahan dinasti Chin berakhir setelah dinasti Han mengambil alih kekuasaan.

5. Dinasti Han

Dinasti Han didirikan oleh Liu-Bang setelah naik takhta bergelar Han Kao Tsu. Pusat
pemerintahan dinasti Ham adalah Chang-an. Mencapai masa kejayaan pada masa
pemerintahan Kaisar Han Wu Ti. Kerajaan Cina meliputi Asia Tengah, Korea,
Manchuria Selatan, Anam, dan Sinkiang. Pada masa ini dibangun jalan sutra, yaitu
jalan yang menghubungkan Cina dengan Asia Tengah, Kashmir, bahkan sampai ke
Asia barat bertemu dengan jalur Romawi.

Setelah Kaisar Han Wu Ti meninggal pada tahun 87 M, dinasti Han mengalami


kemunduran dan akhirnya runtuh pada tahun 221 M. Lebih dari tiga abad negeri Cina
terbagi menjadi kerajaan-kerajaan kecil. Pada abad ke-7 M Cina berhasil dipersatukan
kembali di bawah dinasti Tang.

6. Dinasti Tang

Dinasti Tang merupakan salah satu dinasti terpenting di negeri Cina. Dinasti Tang
didirikan oleh Li Shih Minh, yang terkenal dengan nama Kaisar Tang Tai Tsung. Ibu
kota dinasti Tang ini, kesenian dan kebudayaan berkembang pesat. Pada bidang syair
dan seni lukis terdapat seniman yang terkenal, seperti Li Tao Po, Tu Fu, dan Wang
Wei.

Tindakan Kaisar Tang Tai Sung yang menarik perhatian rakyatnya adalah sebagai
berikut.

 Dikeluarkannya undang-undang yang mengatur pembagian tanah.


 Membuat peraturan-peraturan pajak.
 Membagi kerajaan Cina menjadi sepuluh provinsi.

Pada abad ke-10 M, dinatsi Tang runtuh dan negeri Cina kembali mengalami
kekacauan. Kekacauan ini baru berhasil diatasi pada tahun 960 M untuk selanjutnya
berdiri dinasti Sung.

7. Dinasti Sung

Dinasti Sung Utara, pusat pemerintahannya berada di Chang-an. Sedangkan masa


Sung Selatan, pusat pemerintahannya di Nanking. Kaisar terbesar pada dinasti ini
adalah Sung Fen Tsung.

8. Dinasti Mongol (Yuan)

Dinati Mongol atau Yuan didirikan oleh Kubilai Khan yang berasal dari Mongolia. Oleh
karena itu, dinasti ini dianggap sebagai pemerintahan asing. Ibu kota pemerintahann
dinati Yuan berada di Peking.
9. Dinasti Ming

Dinasti Ming
Pada masa ini Cina diperintah oleh bangsa sendiri dengan ibu kota pemerintahan di
Nanking. Dinasti Ming ini merupakan pemerintahan nasional yang timbul sebagai raksi
atas pemerintahan asing Mongol. Pendiri dinasti Ming adalah Chu Yun Cheng yang
bergelar Ming Tai Tsu.

Kaisar yang terkenal pada dinasti Ming adalah Ming Cheng Tsu, yang lebih terkenal
dengan nama Yung Lo. Pada masa Yung Lo ini, ibu kota kerajaan dipindahkan dari
Nanking ke Peking. Yung Lo juga mengirimkan ekspedisi-ekspesidi ke seberang lautan
di bawah pimpinan Laksamana Cheng Ho.

10. Dinasti Manchu

Dinasti Manchu merupakan dinasti terakhir di Cina dan merupakan dinasti asing karena
berasal dari Manchuria (bangsa Manchuria berhasil meruntuhkan dinasti Ming). Dinasti
Manchu mencapai masa kejayaan pada masa pemerintahan Kaisar Kang Hsi dan
Kaisar Chien Lung. Pada tahun 1911 terjadi Revolusi Cina di bawah pimpinan Sun Yat
Sen yang berhasil menggulingkan kekuasaan Manchu, kemudian berdiri Republik Cina
dengan presidennya Sun Yat Sen,

3. Kehidupan Sosial dan Struktur Masyarakat


Tanah di peradaban Lembah Sungai Kuning atau Hoang Ho amat subur. Oleh karena itu,
seperti yang diungkapkan Yi-Fu Tuan dalam A Historical Geography of China (2008), kehidupan
ekonomi peradaban Cina Kuno bertumpu kepada sektor pertanian atau agraris. Masyarakat
Cina Kuno di Lembah Sungai Hoang Ho kala itu menanam berbagai jenis tumbuhan pangan,
seperti gandum, padi, teh, jagung, hingga kedelai. Kegiatan ekonomi dalam peradaban Lembah
Sungai Kuning terus berkembang. Ada yang kemudian berburu dan meramu, seperti
menangkap hewan buruan atau ikan, kemudian mulai mengembangkan metode peternakan.
Pada zaman pemerintahan Dinasti Chou (1066 SM-221 SM) masyarakat Cina Kuno yang hidup
di Lembah Sungai Hoang Ho sudah mulai berdagang, bahkan ada yang menjadi penenun,
pengrajin, penebang kayu, buruh, dan lainnya. Kehidupan sosial masyarakat Cina Kuno di
Lembah Sungai Hoang Ho ini pada akhirnya diatur oleh sistem pemerintahan feodalisme. Mulai
terdapat pengelompokan sosial, dari kaum bangsawan hingga rakyat biasa. Sistem feodal
kemudian digantikan dengan sistem pemerintahan lainnya yakni unitaris yang dijalankan di
peradaban Lembah Sungai Kuning di Cina.

4. Sistem Kepercayaan dan Religi

Sistem Kepercayaan

Selain menyembah dewa-dewi, masyarakat Cina Kuno juga menyembah roh para
leluhur. Menurut kepercayaan Cina Kuno, berbagai peristiwa yang terjadi di dunia ini
merupakan kehendak dari para dewa. Peristiwa-peristiwa itu mereka catat menjadi
suatu kumpulan berupa buku yang disebut syucing.

Anak laki-laki dalam masyarakat Cina Kuno mempunyai kedudukan istimewa. Hal itu
karena pemujaan terhadap roh para leluhur ini dilakukan dengan upacara tertentu.
Dewa-dewa yang dipuja oleh masyarakat Cina Kuno pada saat itu adalah Shang-Ti
(dewa langit sekaligus dewa tertinggi), Feng-Pa (dewa angin), Lei-Shih (dewa badai
yang digambarkan sebagai naga besar), dan Tai-Shan (dewa penguasa bukit suci).

Filsafat Cina Kuno

Kung Fu Tse
Masyarakat Cina Kuno memiliki kehidupan dan tradisi yang unik. Tradisi itu terlihat
dalam perilaku sehari-hari dan kegiatan keagamaan. Tokoh yang berjasa dalam
membangun tradisi itu adalah Kung Fu Tse, Lao Tse, dan Meng Tse. Ajaran filsafat
mereka menjadi landasan tradisi Cina kuno yang tetap berlaku dan dianut oleh
masyarakat Cina sampai sekarang.

Ajaran Kung Fu Tse dikenal sebagai konfusianisme. Pokok-pokok aharannya terletak


pada li, ren, dan i. Li adalah adat istiadat, ren adalah perikemanusiaan, dan i adalah
perikeadilan. Menurut Kung Fu Tse, apabila masyarakat memegang teguh li, ren, dan i,
masyarakat akan hidup tenteram dan sejahtera.

Ajaran Lao Tse dikenal sebagai taoisme, yang tertulis dalam buku Tai Te-Ching. Inti
ajaran taousme adalah sebagai berikut.
 Adanya semangat keadilan dan kesejahteraan bernama tao.
 Orang tidak boleh mengekang jalannya alam.
 Supaya orang mau menerima nasib, seperti suka, bahagia, dan sengsara.

5. Hasil – hasil Budaya dan Peradaban

Kebudayaan

Tembok Besar China

Kebudayaan pada masa peradaban Cina Kuno dibedakan menjadi 2,


yaitu seni sastra dan seni bangunan. Berikut masing-masing
penjelasan dan contohnya.

1. Seni Sastra

Pada zaman Cina Kuno, perkembangan seni sastra tidak dapat


dipisahkan dengan perkembangan tulisan. Pada awalnya huruf Cina
dibuat dengan sangat sederhana, yaitu satu lambang menunjukkan
satu pengertian.

Tulisan ini ditulis pada kulit-kulit atau bambu. Baru pada masa
kekuasaan dinasti HAn ditemukan kertas sehingga karya sastra
mengalami perkembangan yang sangat pesat di Cina. Szema Tzien
seorang pujangga pada zaman dinasti Han telah mengarang kitab
sejarah dari masa sejak zaman purba sampai dengan masa
pemerintahan Kaisar Han Wu Ti.

2. Seni Bangunan

 The Great Wall of China (Tembok Besar Cina),  adalah tembok


raksasa yang dibangun dalam waktu 18 abad. dan selesai pada
masa kekuasaan dinasti ming.
 Bangunan Kuil,  adalah bangunan suci tempat pemujaan para
dewa. Kuil di Cina adalah kuil dewa Beijingg. Kuil ini terbuat
dari batu pualam yang dikelilingi oleh tiga pelataran yang
indah dan di bagian tengah terdapat tangga yang terbuat dari
batu pualam pilihan dan atap bangunan dibuat berlapis tiga.
Menurut kepercayaan masyarakat Cina, tangga ini merupakan
tangga untuk roh-roh leluhur.
 Istana, istana kaisar atau raja Cina dibangun dengan sangat
megah dan indah dengan tujuan sebagai tanda penghormatan
terhadap kaisar atau raja. Rakyat Cina sangat menghormati
kaisar karena dipandang sebagai penjelmaan para dewa
sehingga kemegahan istana tidak jauh berbeda dengan
kemegahan kuil tempat pemujaan para dewa.

Peninggalan Peradaban Cina


Cina merupakan salah satu pusat peradaban dunia kuno yang
banyak memberikan sumbangan bagi kemajuan pengetahuan dan
teknologi. Berikut beberpa hasil kebudayaan Cina Kuno yang masih
digunakan hingga saat ini.

1. Kain sutra. Bangsa Cina merupakan penemu kain sutra.


2. Kertas. Bangsa Cina merupakan penemu kertas. Teknologi
kertas telah digunakan oleh masyarakat dunia untuk berbagai
keperluan.
3. Aksara Cina (Hanzi). Aksara Cina saat ini digunakan oleh
banyak negara dan bangsa dalam budaya tulis-menulis.
Negara yang mengadopsi aksara Cina antara lain Jepang
(Kanji), Korea (Hanja), dan Vietnam (Han Tu).
4. Filsafat Cina.  Beberapa ajaran filsafat Cina dari Lao Tse, Kong
Fu Tse, dan Meng Tse telah memengaruhi kehidupan
masyarakat dunia.
5. Kitab Seni Perang Sun Tze (The Art of War Sun Tzu). Kitab ini
sangat populer dalam bidang kemiliteran karena berisi
informasi tentang berbagai strategi perang.
6. Bubuk mesiu. Penemuan bubuk mesiu telah mengubah
teknologi persenjataan dunia.

Para leluhur bangsa Cina mewariskan peninggalan yang sangat berguna kepada
generasi penerus dan sangat mempunyai nilai yang prestisius dan berharga.

Peninggalan Berharga Pada Masa Dinasti Cina

Peninggalan bangsa Cina mempunyai nilai histori yang tinggi dimana


kebudayaan dan peradaban Cina tak lekang oleh waktu.

Nah peninggalan bangsa Cina yang berharga adalah sebagai berikut:

Kalender
Kalender bangsa Cina telah digunakan sejak zaman neolitikum dan berdirinya
dinasti Xia sekitar 2000 tahun yang lalu.

Peninggalan bangsa Cina tersebut yang berbentuk kalender pada awalnya


digunakan untuk menghitung masa bercocok tanam dan masa panen.
 

Namun perkembangan kalender tersebut telah mengalami kemajuan dengan


adanya penanggalan Shio untuk berdagang dan pengembangan bisnis di Cina.

Kalender Cina terkenal dengan kalender Imlek dimana penanggalam Cina juga
digunakan untuk astrologi dalam menentukan rasi bintang dan pelayaran.

Great Wall atau Tembok Besar Cina

Tembok besar Cina pertama di bangun pada awal pemerintahan dinasti Han
dimana pada saat itu untuk membendung serangan bangsa bar-bar dari Asia
Utara dan sebagai perlindungan disaat masa perang sedang berkecamuk di
negeri Cina zaman kuno dan diteruskan dinasti-dinasti selanjutnya.
 
Tembok besar Cina mengalami perkembangan pesat dan terbentang sampai
kurang lebih 5000 km saat masa dinasti Ming dan disempurnakan pada dinasti
Qing.

Istana

Istana merupakan tempat pemerintahan pada masa dinasti dan tempat raja serta
selir dan pejabat istana tinggal.

Guci

Guci Cina terkenal di seluruh dunia karena bahan keramik dan porselin telah
membuat peradaban Cina dikenal seluruh dunia.

Guci pertama ditemukan pada masa dinasti Han dimana pada awal mulanya
digunakan dari tembikar yang terbuat dari tanah lempung namun karena keramik
dan porselin ditemukan, maka tembikar yang dari lempung disulap menjadi Guci
keramik.

Filsuf

Filsafat di Cina sangat terkenal di dunia dimana 3 Filsuf terkenal lahir pada
zaman dinasti Chao yaitu:
1. Laozi
2. Kong Fu Zi
3. Mengzi

Laozi mengajarkan ajaran dengan nama Tao Te Ching (ajaran Tao), ajaran Tao
mengajarkan manusia untuk semangat dalam menapaki kehidupan dan
mengajarkan manusia menerima nasib hidup, menyelaraskan kehidupan (hidup
harmoni) dengan alam semesta dan kehidupan kekal abadi.

Kong Fu Zi mengajarkan ajaran dengan nama Kong Hu Chu, ajaran tersebut


mengajarkan seni berpikir dan sikap hidup yang harus dimiliki oleh seseorang
dan keluarga. Raja harus bijaksana dan arif kepada rakyatnya.

Mengzi merupakan murid dari Kong Fu Zi yang mengajarkan rakyat jelata yang


penting untuk kehidupan bangsa dan negara.

Seni Lukis

Seni lukis mengalami perkembangan yang sangat pesat pada awal masa dinasti
Han, dimana setiap karya lukis dan gambar di pajang di istana raja.

Karya lukis yang terkenal pada zaman itu yaitu melukis pada keramik dan seni
lukis keramik mengalami kemajuan pada masa dinasti Han, dimana lukisan
penyu dan lukisan guci mengalami kemajuan sangat pesat dan mengawali masa
menengah pada zaman dinasti dan kerajaan di Cina.
Kertas

Kertas pertama kali ditemukan di Cina ditemukan secara tidak sengaja pada
sebuah kain kering yang dipadatkan dengan adonan di dalam dan membentuk
selembar kertas tebal.

Kertas pertama ditemukan pada masa dinasti Han, terbuat dari campuran daun
nanas (herb), kulit kayu dan serat pohon, ditemukan oleh Cai Lun (Tsai Lun)
pada tahun 105 M.

Cai Lun lahir di daerah Guiyang, provinsi Hunan dengan nama lengkap adalah
Cai Jungzhon, sebenarnya pembuatan kertas oleh dia didapatkan secara tidak
sengaja saat dia membuat adonan dari campuran bahan-bahan diatas.

Pembuatan kertas pada zaman dinasti dulu yaitu campuran bahan-bahan


adonan pilihan dipadatakan dalam secarik kain dan setelah kering empatan
tersebut berbentuk lembaran kertas tebal dan mulai ditulis dengan tinta minyak
dan tercipta tulisan, pada zaman dahulu orang menggunakan bambu yang ditulis
sebagai kertas.

Kemudian eksperimen cai lun berkembang ke campuran serbuk gergaji, bubuk


kayu, kulit jagung, getah dan bahan lain sehingga tercipta kertas yang buram
namun tebal.

Mesin cetak ditemukan pada masa dinasti Tang.

Penemu mesin cetak pada masa dinasti Tang dimana penemuan tersebut untuk
mencetak kalender dan buku-buku sastra agar menjadi lebih rapi dan mudah
disimpan di perpustakaan mini dalam kerajaan
Kemudian kertas digunakan juga untuk membuat layang-layang, lukisan, karya
sastra, dll

Uang Kertas dan Cek

Mata uang kertas pertama di dunia ditemukan di Cina dikenalkan oleh dinasti
Tang sekitar tahun 650 Masehi sebagai alat tukar uang logam dan cek.

Sebab pada waktu itu membawa uang receh yang banyak beresiko terhadap
perampokan, sehingga dinasti Tang memberikan garansi berupa uang kertas
atau cek sebagai pengganti alat tukar uang receh.
Tinta

Tinta pertama ditemukan di Cina pada zaman dinasti Qin secara tidak sengaja
saat mencampur kerak lampu minyak (ublik) dengan lem sehingga menghasilkan
tulisan minyak atau terkenal dengan tinta minyak.

Kemudian tinta menyebar ke India dan disempurnakan di India dengan membuat


dari bahan pitch, tulang binatang dan campuran lainnya.

Kain Tenun Sutra

Bangsa Cina merupakan penemu kain sutra pertama di dunia yang terkenal
halus dan lembut dengan tenunan yang bermotif dan berharga mahal.
 
Kain sutra ditemukan pada zaman dinasti Qin pada mulanya kain sutra
ditemukan secara tidak sengaja oleh permaisuri kerajaan Leizu yang seringkali
melihat kepompong di pohon mulberry.

Tanpa sengaja permaisuri menjatuhkan kepompong ke dalam cangkir


tehkepunyaannya dan memperhatikan isi dalam teh tersebut berubah menjadi
helaian-helaian benang yang halus dan panjang.

Lalu sang permaisuri menyuruh para dayang dan selir kerajaan untuk mengambil
benang-benang dari kepompong ulat sutra dan disulam menjadi sebuah kain
tenunan yang halus dan lembut juga sangat kuat daripada kapas.

Pada waktu itu kebangkitan era kain sutra di Cina dan mengubah wajah Cina
menjadi negara penghasil sutra pertama dan berkualitas.

Hal tersebut mengawali zaman keemasan pakaian tenun dunia dan zaman
dibukanya jalan sutra pertama.

Anda mungkin juga menyukai