1
semakin termotivasi untuk menjadi lebih baik dan lebih
memperbaiki kualitas novel kami selanjutnya.
2
DAFTAR ISI
PENGANTAR ......................................................................... 1
BAB 1 Aku ............................................................................... 4
BAB 2 Jatuh Hati .................................................................. 15
BAB 3 Belum Gagal .............................................................. 28
BAB 4 Tak Menyangka.......................................................... 41
BAB 5 Ambigu ....................................................................... 55
BAB 6 Mereka Datang........................................................... 68
BAB 7 Selamat Tinggal ......................................................... 79
3
Bab 1
Aku
Kau membuatku mengerti arti dari afeksi
4
“Allahuakbar…Allahuakbar”.
5
dan sangat laris. Dalam satu hari, banyak pelanggan yang datang
ke toko mereka mencapai ribuan. Hingga pada suatu saat usaha
keluarga van Jacob gulung tikar.
6
diberangkatkan, hanya tiga di antaranya yang berhasil
mengalahkan kesulitan perjalanan karena kurangnya pengalaman
untuk pelayaran jauh. Keluarga van Jacob selamat dan
memulai penjelajahan samudra yang dilakukan bangsa Belanda
menuju timur menempuh rute Belanda - Pantai Barat Afrika -
Tanjung Harapan - Samudra Hindia - Selat Sunda – Banten.
Sesampainya di Banten, banyak masalah yang mereka hadapi
dengan warga setempat. Belanda diusir, mereka kemudian
mencari tempat yang bisa mereka tinggali. Hingga mereka
menemukan Djogjakarta.
7
Karena itu, tak ada orang yang tak salut melihat kepiawaian
ibunya dalam mengurus dan membesarkan Marry Goddard.
Dari kecil, Marry sudah sangat biasa jika ada orang yang
mengatakan bahwa dirinya cantik, tetapi dia tidak sombong dan
tetap rendah hati. Ia malah terkadang malu dan tak tahu harus
berkata apa selain terima kasih jika orang-orang menyebut
dirinya cantik. Sebenarnya, sudah banyak lelaki Belanda hilir
mudik datang ke rumahnya mencoba untuk melamarnya, tetapi
belum ada seorang pun lelaki yang sesuai dengan keinginan
hatinya.
8
Marry Goddard bukan tipe wanita yang mudah jatuh
cinta, tapi dia tak pula berani menolak para lelaki terang-terangan.
Seolah mendapat harapan, para lelaki ini tak henti melakukan
pendekatan. Mereka bukan orang sembarangan, kebanyakan
adalah orang-orang Belanda yang punya kedudukan di Hindia
Belanda.Ketika Marry sudah mulai merasa risih, dia biasanya
mendatangi pria-pria itu, lalu mengungkapkan seribu alasan
tentang penolakannya.
~ SEMINGGU KEMUDIAN ~
9
kepada Marry si putri cantik nan menawan itu. Nicholas
mengajak ia berkenalan, mereka berbincang-bincang dengan
waktu yang tidak singkat. Ayah dan Ibu Marry sangat senang
melihat putrinya yang keasikan dengan Nicholas. Mereka merasa
ada kemajuan dalam diri putrinya saat itu.
10
pas untuk menanyakan tentang hal tersebut pada Marry, pikir
Nicholas dalam hatinya.
11
“Jangan menangis, Sayang. Kau tak mau terlihat sedih di
hadapan semua orang, kan?” Marry bertanya sambal tersenyum.
12
matanya berwarna biru, hidungnya bagai dipahat. Wajahnya
terlihat sangat cemerlang, sangat mirip dengan ayahnya,
Nicholas. Siapapun yang melihat selalu berpendapat bahwa Fritz
adalah anak yang paling tampan yang pernah mereka lihat.
Banyak orang merasakan hangatnya sukacita atas kelahiran buah
hati Nicholas van Jacob dan Marry van Jacob, termasuk para
inlander sekalipun.
13
Hidup sudah ada dalam genggam, mereka semua hidup
dalam damai di atas puncak kebahagiaan yang selalu mereka
impikan.
14
Bab 2
Jatuh hati
“Ia berdiri dengan kedua tangan terikat
Dan kedua kaki yang terpancang ke tanah
Kala mereka mulai bertegur sapa
Ia tak tahu caranya beranjak
Mata mereka bagai simpul yang tak juga terurai
Bertukar harapan yang berderai-derai
Kisah yang memaksa untuk dimulai”
“Aku jatuh hati padamu pada pandangan pertama”
15
Matahari mulai bangun dari redupnya cahaya,
memadamkan embun di dedaunan, menghangatkan tubuh dari
hawa dingin, dan membakar semangat baru di hari yang baru.
Sinar matahari pagi menembus jendela kamar fritz.
“Bangun, Fritz!”
"Hari ini adalah hari penting sekali, karena hari ini hari
pertamamu sekolah bukan?"
16
Setelah sarapan selesai, Fritz mengambil tas sekolahnya
yang sudah siap di dekat pintu. Ia memberikan pelukan hangat
pada ibunya sebelum berangkat. Fritz memulai perjalanannya ke
sekolah dengan sepeda, melalui jalan-jalan yang berliku di kota
Jogja. Saat Fritz melintasi jalan-jalan kota, ia melihat bangunan-
bangunan tua dengan arsitektur kolonial Belanda yang megah.
Bangunan-bangunan tersebut menjulang tinggi dengan balkon-
balkon indah yang menghadap ke jalan. Beberapa di antaranya
sudah mulai terlihat usang dan dibiarkan tak terawat, sementara
yang lain masih terlihat megah.
17
embun pagi yang menari di atas daun, segar dan memikat.
Rambutnya jatuh berombak seperti sungai yang mengalir tenang,
dan sorot matanya bagai bintang yang bersinar di langit malam.
Senyumnya menghiasi wajahnya seperti sinar matahari pertama
yang memancar, menghangatkan hati siapapun yang melihatnya.
Fritz merasa seolah-olah waktu berhenti sejenak, dan dunianya
hanya berputar di sekitar Gadis cantik itu. Dia merasa getaran
dalam hatinya, seperti melodi yang harmonis di dalam benaknya.
18
Saat itu, di antara gemuruh tank-tank besar dan kekacauan
sekitar, Fritz merasa seolah-olah dunia mereka berdua hanyalah
mereka berdua. Tatapan mereka saling terkunci, dan walaupun
tidak ada kata yang terucap, ada pemahaman yang dalam di antara
mereka. Mungkin itu adalah karena mereka berdua sedang
menghadapi situasi yang mengancam nyawa, atau mungkin itu
adalah keajaiban romantis yang tak terduga.
19
dengan perempuan itu lagi suatu hari nanti, tetapi untuk saat ini,
dia harus fokus pada perjalanannya ke sekolah baru.
20
Fritz terus mencari-cari ruangan kelasnya dengan mata
yang semakin gelisah, semakin bingung karena tampaknya dia
tidak dapat menemukan petunjuk yang benar. Hatinya mulai
berdebar-debar karena dia tidak ingin terlambat untuk kelas
pertamanya di Hollandsch-Inlandsche School (HIS). Dalam
langkahnya yang ragu, dia berjalan melewati siswa-siswa yang
sibuk dengan kegiatan mereka. Fritz mencari petunjuk yang dapat
membantunya menemukan ruang kelasnya, tetapi dia merasa
semakin kebingungan. Dia tidak tahu harus bertanya kepada
siapa, dan tatapan cemasnya mulai mencari-cari sesuatu yang bisa
membantunya.
21
bahwa pertemuan ini mungkin tidak hanya kebetulan. Fritz
mencoba tersenyum lembut pada gadis itu, mencoba mengatasi
perasaan kebingungannya.
22
Fritz tersenyum lembut, dan masih terpesona oleh kecantikan
Anom. Ia menjawab dengan suara yang hangat,
23
mungkin sulit. Dia melihat betapa pintar dan tekun Anom dalam
menjawab pertanyaan-pertanyaan guru.
24
Anom yang masih fokus pada bukunya, mengangguk dengan
lembut, "Tentu, Fritz. Ada yang ingin kamu tanyakan?"
25
Teman Fritz tampaknya semakin penasaran,
26
tentang percakapan mereka, tawa mereka, dan rasa hangat yang
selalu dia rasakan ketika bersama Anom.
27
Bab 3
Belum gagal
Cerita ini masih jauh dari akhir. Jadi, jangan khawatir jika
segala sesuatunya berjalan dengan sangat lambat.
28
Matahari yang perlahan mulai terbit dari Timur menelisik
ke sela-sela jendela kamar seorang pemuda yang masih setia
bergelung di kamarnya dengan selimut tebalnya. Dengan nuansa
kamar putih gading yang sangat khas dengan tambahan furniture-
furniture jadul serta kasur yang cukup besar membuat siapapun
yang berada di dalamnya pasti merasa tenang dan nyaman.
29
karena tawa dari bi marni yang sangat renyah Fritz tersenyum
Kembali lebih lebar dari senyuman sebelumnya. Friz pun segera
menyelesaikan sarapannya dan pergi ke taman belakang
rumahnya menuju Gudang untuk mengambil sepeda jadulnya,
dia pun mulai mengayuh sepedanya menuju sekolahnya
melewati banyak orang-orang yang berlalu-lalang dengan
senyuman tipis khasnya yang menyapa orang-orang
disekitarnya.
30
Betapa terkejutnya Fritz ternyata gadis itu
adalah gadis yang ditolongnya kemarin karena tertabrak tank,
Fritz tersenyum kecil. Dengan rambut Panjang hitam legam
yang di kepang dengan pita merah serta pipinya juga yang
sedikit merona menambah kesan manis gadis ini, tentu saja
dengan manik mata berwarna hazel khas orang Indonesia
membuat orang-orang yang menatapnya terhanyut ke dalam
manik mata indah itu.
“hei kita baru saja masuk semalam Anom wajar saja aku
lupa letak kelas kita bukan?”, tanya Fritz dengan sedikit
kekasihnya.
“iya Anom iya aku memang pria pikun, jadi bisakah kau
membantuku mencari kelas kita?”, tanya Fritz.
31
Mereka berdua pun berjalan bersama menuju kelasnya
dengan diselingi obrolan-obrolan kecil.
“iya Fritz iya kamu tidak salah”, jawab gadis itu dengan
senyuman manisnya.
32
membantu tidak perlu mengharapkan imbalan”, kata gadis itu
dengan sedikit lesu.
33
“Mungkin kita bisa semakin dekat dengan sering bertemu
Fritz.”, Akhir Anom.
34
bertatap beberapa detik saja, keduanya pun saling melepaskan
tatapannya .
35
“Baiklah kalian belum terlalu mengenal bukan? Tolong
Anom pergi ambil buku seni di perpustakaan dan Fritz bantulah
Anom untuk membawa buku itu supaya kalian sedikit lebih
dekat”, kata Guru itu dengan tersenyum.
36
“Aku sangat-sangat benar meminta maaf kepadamu telah
membuatmu risih, membuang waktumu. Bagaimana caraku
agar aku dapat menebus kesalahanku Fritz?”, Kata Fritz dengan
perasaannya yang amat-amat merasa bersalah.
37
“Hei Anom bisakah aku Mengantarmu?”, Kata Fritz.
38
“Anom aku sudah sangat lelah untuk mengajakmu pulang
Bersama, sudah berbagai cara kulakukan agar aku bisa pulang
bersamamu, tetapi kenapa kau selalu saja menolakku? Aku
benar-benar sangat lelah jadi aku mohon tolonglah ayo pulang
bersamaku.”, Mohon Fritz kepada Anom.
39
kalau dia membuntuti Anom saja, jika Anom tidak dapat
memberi tahu apa alasannya biarkanlah Fritz yang mencari tau
semuanya sendiri. Fritz pun mulai menyusun strategi dimana di
hari selanjutnya dia akan membuntuti Anom sepulang sekolah
besok.
40
Bab 4
Tak menyangka
41
Semakin bertambahnya waktu, Fritz semakin ingin
tahu tentang siapa Amon sebenarnya, dia mulai mencari banyak
informasi tentang Anom, dia berusaha mendekati Anom lewat
banyak cara, namun ternyata Fritz tidak mendapatkan balasan
atas rasa ingin tahunya dari pribadi yang kian menghantui
pikirannya saat itu. Fritz merasa gundah,usahanya untuk
mendekati Anom selalu saja gagal, dia sempat berpikir hendak
menyerah dan berusaha menghilangkan niatnya yang hendak
mendekati Anom. Suatu ketika Fritz mendapati Anom yang
sedang berjalan bersama seorang pribumi yang sangat dia
kenal,namanya Alia, Alia adalah anak seorang jongos yang sudah
lama bekerja di rumah Fritz.
42
Anom memang merupakan gadis yang memiliki hati yang
baik, dia selalu berusaha untuk membantu teman teman
pribuminya memahami apa yang dipahaminya. Anom merupakan
gadis yang memiliki pemikiran yang cerdas sehingga dia selalu
mudah untuk memahami yang diajarkan padanya, selain itu, dia
memiliki ketertarikan dan kebiasaan membaca buku. Bahkan
bukan hanya buku dia juga sangat tertarik membaca Koran
sehingga dia juga tahu banyak peristiwa yang kerap kali terjadi
masa itu.
43
yang membuat rasa kangennya kian melonjak, perlahan beberapa
bulir air mata membasahi wajah tampannya yang membuat wajah
Fritz terlihat penuh dengan kegundahan. Tak lama menyadari
ruang kelas yang semakin riuh, Fritz perlahan mengusap air
matanya.
44
kalian,pertanyaan” tentang bagaimana kabar
kalian sekarang? Apa yang kalian lakukan
sekarang? Kapan rindu ini terbalas? menjadi
kecambuk tersendiri dalam pikiranku. Rasanya
sudah begitu lama aku bertumbuh disini, tanpa
peluk dan perhatian dari kalian.Bahkan tulisan
yang sampai padaku sama sekali tak mampu
mengurangi rasa rinduku.
45
“baik bu.”, kata Fritz sambil menggelengkan kepala
pertanda dia menyetujui bahwa dia akan datang menemui guru
tersebut.
Jam istirahat tiba, selang guru yang tak lama berlalu Fritz
mengikuti guru tersebut dari belakang. Di Kantor Fritz ditanya
“Kamu kenapa Fritz? Tidak biasanya kamu seperti itu, soal yang
ibu berikan pun tak mampu kau jawab.”
“Pikiran saya hanya lagi terfokus pada hal lain bu” jawab
Fritz.
46
Gugur sudah kegundahan Fritz, pikirannya telah dialihkan
oleh sesosok perempuan yang mampu mengalihkan pikirannya
hanya karena Anom lewat dari hadapan matanya. Setelah pulang
sekolah Fritz mendapati Anom yang sedang duduk di
taman,dibawah pohon yang rindang, Fritz memandangi Anom
dari kejauhan dan berpikir apakah dia harus mendatangi Anom
atau harus pergi sesegera mungkin tanpa harus menyapanya.
Namun keputusan Fritz kali itu adalah menemui dan mendekati
Anom kali itu.
47
dengan menikmati udara segar di taman ini sambil membaca
buku.”, balas Anom.
“Maaf Fritz aku tahu kamu siapa dan kamu tidak tahu aku
siapa, perbedaan diantara kita sangat jauh dan aku yakin disaat
kau tahu tentang siapa aku sebenarnya kamu akan menghilang
dan memilih menjauhiku, lagi pula bagaimana mungkin kau bisa
menyukai wanita sepertiku dengan tulus sedangkan engkau
adalah seorang Netherland yang mendiami,menguasai dan
menjajah tanah airku”, jawab Anom yang sontak membuat Fitz
terkejut dengan perkataan Anom yang sangat di luar nalarnya.
48
sekolah,dia berlari kesana kesini dan nihil, dia tidak menemukan
Anom disana. Fritz mengurungkan niatnya dan berharap besok
hari mungkin dia akan bertemu Anom disekolah.
49
Setelah pulang sekolah Anom kembali meminjamkan
buku pada perpustakaan sekolah dan membawanya pulang, di
perjalanan pulang dia singgah pada satu taman di daerahnya yang
memang selalu menjadi tempat kesukaannya untuk
menghabiskan buku yang telah dipinjam dari perpus sekolah. Dia
duduk pada pohon rindang yang dibawahnya terdapat rerumputan
yang indah, dia mengeluarkan buku dari tas kecilnya. Tujuannya
kali ini berbeda dengan hari hari sebelumnya, hari ini tujuan
utamanya adalah menunggu seseorang yang belum sempat
menghabiskan pembicaraannya tadi pagi. Selang beberapa menit
Anom membaca buku, Fritz tiba dan seperti biasa Fritz langsung
duduk tanpa kata mempersilahkan dari Anom. “Anom ijinkan aku
melanjutkan perkataanku.”, pinta Fritz.
50
bukankah perasaan itu tidak dapat kita kontrol? Memang apa
salahnya jika aku mencintaimu Anom? Bukankah cinta yang
kuberikan padamu itu tulus? Apa salahku Anom? Katakan
padaku, apa salahku Anom? Apakah menjadi seorang Belanda ini
adalah salahku? Hingga kau harus menjaga jarak dariku. Apakah
salah hati ini Anom? hingga aku tak layak untuk menitipkan rasa
padamu”, tanya Fritz dengan panjang lebar sambal
mengernyitkan dahinya.
51
Bel pulang berbunyi menandakan sekolah hari itu telah
selesai, ramai menjadi ciri khas sekolah itu saat pulang sekolah.
Anom berjalan menuju gerbang, sesosok suara menghentikan
langkahnya,,,, yah siapa lagi kalau bukan dia…..yahhh dia Fritz.
Fritz dengan senyumannya yang menyungging menghampiri
sosok Anom. Mereka berdua berbincang sembari berjalan hendak
pulang. Kali itu Fritz memberanikan diri untuk menemani Anom
sampai ke rumahnya . Tak lama berjalan sebuah kompleks indah
warga Keraton menyapa pandangan mata dari kedua belah pihak.
Fritz terpesona dengan indahnya tatanan perumahan daerah istana
Keraton tersebut.
52
dari HIS, aku yang mengizinkannya datang kesini. Pengawal
tersebut menurunkan senjatanya memenuhi permintaan dari sang
putri. Fritz sontak menghembuskan nafas pertanda lega,
pikirannya tenang setelah senjata tersebut perlahan tak lagi
berada di hadapannya. Rasa terkejut itu membuat Fritz langsung
keluar dari gerbang istana dan berlari pulang tanpa mengatakan
satu katapun kepada Anom. Fritz merasa takut, otaknya masih
saja bertanya tanya apa yang terjadi sebenarnya, dia masih
bingung dan masih tidak percaya dengan apa yang telah
dilihatnya.
53
sama sekali tidak curiga hanya mematung menyaksikan perilaku
pegawai istana tersebut. Fritz tiba tiba di sekab pengawal dan
dibawa menuju raja Sultan Hamengkubuwono IX, peristiwa itu
sampai ke telinga Anom yang membuat Anom segera berlari ke
ruang raja dan menyaksikan Fritz berdiri tepat di depan raja.
Anom menyaksikan Fritz yang sedang ditanya oleh sang ayah
seperti orang yang sedang di introgasi. Sultan Hamengkubuwono
IX melontarkan pertanyaan pada Fritz “Apakah tujuanmu datang
kesini? Siapa kamu dan mengapa kamu ada disini? Apakah kamu
ingin menyelidiki sesuatu di istana?”, bentak raja kearah Fritz .
54
Bab 5
55
Fritz semakin sering pergi ke keraton untuk menjumpai
Anom, alasan awalnya adalah untuk belajar tata krama Jawa.
Setelah Fritz mengerti tata krama Jawa, setelah itu Fritz meminta
Anom untuk mengajarinya bahasa Jawa. Awalnya Fritz
kesusahan mengucapkan bahasa Jawa karena logatnya sangat
kebarat-baratan. Anom tertawa terbahak bahak ketika mengajari
Fritz. Dalam seminggu Fritz mampu menguasai semua tata krama
dan bahasa jawa, mulai dari bahasa Jawa kasar hingga halus.
Anom pun semakin menyukai Fritz karena Fritz mampu
mempelajari sesuatu dengan cepat dan tekad dia yang sangat
tinggi dalam mempelajari sesuatu. Keesokan harinya saat di
sekolah, Fritz berbicara kepada Anom bahwa Fritz ingin kerumah
Anom sepulang sekolah. Anom memperbolehkan Fritz. Sepulang
sekolah Fritz dan Anom berjalan menuju rumah Anom.
56
dengan Anom di dapur. Fritz mendengar bahwa Ibu Anom
menyukai kedatangan Fritz, tetapi tanggung jawab Anom
menjadi terganggu, dan Ibu Anom tidak ingin Anom dimarahi
Ayahnya karena ia tidak melaksanakan tanggung jawabnya.
57
sangat sedih mendengar permintaan tersebut. Karena ia tahu
bahwa mungkin ia tidak akan bertemu lagi dengan Anom.
58
setiap huruf yang ditekan akan mengirimkan huruf yang acak dan
sangat tidak teratur. Mesin tersebut memiliki
158.962.555.217826.360.000 kombinasi, kode tersebut
dianggap sangat mustahil untuk dipecahkan. Oleh karena itu
pihak sekutu mengumpulkan pemecah kode terbaik termasuk
Fritz, serta pakar matematika terbaik. Dan Fritz menjadi satu tim
dengan ahli matematika bernama Alan Turing.
59
rahasia enigma. Walaupun begitu Fritz sangat senang karena
dapat bekerja dengan orang sejenius itu.
60
Keesokan harinya Fritz mengunjungi rumah Anom dan
seperti biasa Fritz membantu Anom dalam pekerjaannya. Setelah
itu seperti biasa Fritz dan Anom berbincang bincang di taman
Kraton sambil bermesraan, hal itu dilihat Ayah Anom. Ayah
Anom marah melihat Anom tetapi ia menyimpan amarah tersebut
di dalam hatinya. Senja pun tiba, pulanglah Anom kerumahnya.
Anom pun makan malam bersama keluarganya dan setelah
makan malam, mulailah Ayahnya berbicara kepada Anom,
“Dia berbeda dengan pria lain, Ayah, dia itu orang yang sangat
tulus dan ia sangat tangguh dalam berjuang untuk memperoleh
sesuatu.” jawab Anom.
61
menyadarkan Ayah bahwa ia tidak seburuk yang Ayah pikirkan.",
Jawab Anom
62
harus kembali untuk mengantarkan surat yang harus disampaikan
kepada Fritz.
63
sendiri. Aku punya perasaan hal itu akan terjadi. Karena beberapa
kali mimpiku menjadi kenyataan.", jawab Fritz.
64
susah menjelaskannya dengan rumus. Tapi seperti itu intinya.
Setelah penemuan kesetaraan massa dan energi, para orang
ilmuwan berkumpul untuk memikirkan bagaimana caranya
memecah inti Atom, setelah mendapat teknik bagaimana cara
memecah inti Atom, mereka memutuskan menggunakan
uranium, atom uranium yang intinya paling mudah dipecah. Kira
kira seperti itu penjelasannya.", jawab Fritz
65
sanksi, karena membiarkan gerbang kosong tanpa penjagaan.",
jawab Anom.
66
untuk pergi menemui Fritz. Anom Pun bersiap siap untuk
menemui Fritz.
67
Bab 6
Mereka datang
Bila bersamamu semua akan terasa lebih mudah
68
Matahari terbenam di ufuk barat, menggantikan langit
biru cerah dengan warna-warni kemerahan yang memukau.
Angin lembut mengusap wajah-wajah orang-orang yang
berkumpul di pinggiran pelabuhan. Peristiwa besar yang telah
lama dinanti-nantikan akan segera terjadi - kedatangan tentara
Jepang ke tanah air Indonesia.
69
kemenangan yang penuh dengan harapan. Pada saat itu, pulau-
pulau Indonesia yang berjajar di antara Samudra Hindia dan Laut
Jawa menyaksikan peristiwa yang akan mengubah nasib mereka.
70
menghindari berita bahwa Belanda kalah di setiap lini
peperangan.
71
Para penjaga Jepang yang kejam berdiri dengan senapan
bayi mereka yang siap ditembakkan. Mereka berdiri dengan sikap
dingin dan tanpa belas kasihan. Sebuah eksekusi massa akan
segera dimulai. Seorang perwira Jepang berdiri di depan barisan
tawanan dan mulai memberikan perintah dengan suara keras.
Tawanan-tawanan, yang tidak memiliki pilihan selain tunduk
pada perintah ini, merasakan detak jantung mereka semakin
cepat.
72
simfoni kematian yang menakutkan. Ketika semua tawanan
sudah tak bernyawa, penjaga Jepang tetap tenang dan tanpa
ekspresi. Mereka memerintahkan pekerjaan berikutnya,
memerintahkan untuk membersihkan mayat-mayat tawanan dan
menguburkannya dalam sebuah liang kubur yang sederhana.
Tidak ada air mata, tidak ada penyesalan, hanya dinginnya
kenyataan kekejaman perang.
73
harus Bersama dengan Fritz si pemuda Belanda itu pun mulai
menghalalkan berbagai cara untuk membuat Anom dan Fritz
berpisah tapi apalah daya keduanya sudah saling mencintai. Ayah
Anom yang telah mendengar kabar bahwa Jepang yang telah
menawan para orang Belanda pun mengambil kesempatan ini,
Ayah Anom pun mulai merencanakan semuanya , dia diam-diam
menjumpai para tentara Jepang semua dilakukannya tanpa
sepengetahuan putrinya tentunya.
74
“Aku akan segera pergi, kalau nanti putriku dan istriku
mencariku beritahu mereka bahwa aku pergi untuk mencari udara
segar”, Kata ayah Anom.
“Baik Tuan”, pekerja itu pun segera pergi dari sana walau
dia penasaran apa yang sebenarnya akan dilakukan oleh tuannya
ini tidak biasanya dia pergi dengan sepedanya.
75
“Dengar dengan baik tuan, ada seorang Belanda yang
telah lulus dan keluar dari tahanan tuan, dia dengan beraninya
berkeliaran dengan bebasnya di tanah yang telah
menjadi kepunyaan kami dan tentunya kepunyaan kalian juga.
Bukankah kita adalah saudara tua? Yang tentunya harus saling
membantu satu sama lain. Massa kalian dengan
mudahnya membiarkan dia berkeliaran dengan bebasnya di
negri ini, bukankah itu akan membahayakan posisi kalian?
bukankah akan lebih mudah baginya melaporkan segala sesuatu
yang terjadi kepada pihak musuh. Bukankah hal tersebut akan
sangat mengancam ketenangan kita? Dengar tuan, sudah
seharusnya kita saling membantu mengamankan negri ini”,kata
Ayah Anom.
76
“Ide yang bagus tuan, kami setuju akan ide anda”,kata
Tentara Jepang
77
tersebut dengan mudahnya, namun tak sedikit pun mereka
menaruh kecurigaan akan hal yang menjanggalkan itu.
78
Bab 7
berjumpa lagi
Apa kau tau apa yang lebih menyakitkan dari cinta? Kau
tidak akan pernah tau karena “tak ada” ialah jawabannya.
79
Dadaku sesak ingin mati. Aku berlari dari kenyataan yang
begitu menyakitkan. Aku menuruti hatiku dibandingkan akal
sehatku. Aku tak mengingat lagi kapan pertama kali aku pernah
menginjakkan kaki di dunia. Hatiku terbakar bagai bunga yang
tersibak lahar ketika gunung berapi memutuskan untuk
meledakkan dirinya. Kendati dunia masih memilikimu sebagai
bunga petangnya, namun aku merasa bahwa jurang kehampaan
ku sudah didepan mata. Apa benar kita masih akan bersama?
80
belantara rumput hijau yang sangat asri disitu. “Akan lebih baik
jika kita percepat tapakan kaki kita Fritz. Sedari tadi tak kunjung
henti firasat burukku mengikuti Langkah kita”, ujar Anom
sembari menarik tangan Fritz.
81
akan terjadi kedepannya. Itulah mengapa ia bisa mengetahui
bahwasannya ada jebakan yang sudah tersedia di depannya.
“Mereka sengaja mengarahkan kita ke arah sini sejak awal. Aku
memiliki sedikit firasat karena sejak dikota, beberapa tentara
Jepang ditempatkan di titik tertentu, tapi mereka hanya membuat
gertakan agar arah perjalanan kita mengarah ke tempat ini. Kukira
itu hanyalah sebuah kebetulan. Namun sekarang ku tau itu
memanglah siasat.”, kata Fritz dengan muka pucat setengah mati.
82
yang selalu berpikiran optimis menjawabnya dengan tatapan sinis
dan segera menarik tangan Anom menuju suatu tumpukan semak-
semak yang cukup lebat. Fritz melihat sejenak ke atas semak-
semak untuk memastikan keadaan sekitar. Ia tak melihat
pemandangan lain selain pepohonan yang tinggi dan rindang serta
burung -burung yang berpindah-pindah pohon untuk memberi
makan anak-anaknya. Ia juga tak mendengar suara aneh apapun
di hutan itu selain suara kicauan burung dan suara angin yang
yang berkali-kali menyenggolkan badan tak berwujudnya ke
pepohonan disitu. Dengan hati-hati juga ia berani menyimpulkan
bahwa mereka sudah aman.
83
Mereka pun terdiam sejenak. Hanya suara terpaan angin
dan air mengalir yang terdengar dari kejauhan. Saking heningnya,
mereka bisa saling mendengar detak jantung dan darah mengalir
pada nadi mereka satu sama lain. Mereka menjadi canggung. Jika
dewi Aphrodite melihat secara langsung apa yang terjadi di hutan
itu, maka ia akan menghujankan ramuan indahnya yang tak lain
berisikan perasaan-perasaan hangat di dalamnya.
84
ketika mereka saling canggung satu sama lain. Ia takut bahwa
para serdadu akan mengetahui jejak mereka setelah melihat
gelang yang ia sangkutkan. Namun ia sadar bahwa mereka telah
berjalan sejauh empat kilometer dari tempat sebelumnya. Fritz
berpikir bahwa aman saja dan mereka tidak akan terlacak karena
sudah cukup jauh dari tempat persembunyian awal mereka. Ia tak
menyadari bahwa sebagian serdadu diarahkan ke arah timur dan
arah barat. Mereka adalah orang-orang yang cukup cepat dan
fleksibel dalam melacak keberadaan.
85
semak-semak yang bergerak di dekatnya. Ketika ia menghampiri
semak-semak itu, ternyata hanyalah seekor babi hutan yang baru
melahirkan. Para tentara yang mulai mempercayai perkataan
komandannya itu pun langsung turun karena merasa bahwa
insting mereka telah gagal.
86
selamat sendiri di dalam parit, agar ketika ia menyerahkan diri
mereka hanya menembaki dirinya dan bukan Anom.
87
“Hei Fritz, dimana kau menaruh botol anggurnya? Itu
adalah salah satu koleksiku yang paling hebat.”, ujar ayah Fritz.
“Tunggu sebentar ayah, botol ini terlihat begitu keren dan sudah
lama sekali.”, balas Fritz sembari memegangi botol yang dibuat
pada tahun 1890 tersebut.
88
merangkulnya begitu menemuinya, namun ia berusaha untuk
menahan kekesalannya itu.
89
melarikan diri dan memilih untuk tetap tinggal di loteng tersebut
hingga fajar tiba.
90
untuk mencarinya ketika fajar. Fritz pun bangkit dengan
menyeret badannya ke sebuah ranting pohon dan berusaha berdiri
dengan menarik badannya ke pohon tersebut. Ia yang sudah
sempoyongan mencoba berlari walau berkali-kali terjatuh.
Kepalanya sudah berlumuran darah karena terjatuh suatu ia
berlari dari tembakan tadi. Ia berusaha pergi ke parit tempat ia
menyembunyikan Anom.
91
tentara Jepang tidak akan menembaknya karena Fritz lah sasaran
yang sebenarnya.
92
Penulis
Sari Mariati Simbolon
@sarismbln
S
Tabitha Hasiani Hutagalung
@delightful_bii
@sabrina_rnla
93
Blessi T. A. O. Harianja
@blessi_hrj
@sahala_leonhard
@rajaa.noel
@justintob20_
94