SELAMANYA
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Studi Kritis Analitis Hadits dan Ilmu
Hadits
Dosen Pengampu Dr. H. Ridwan. M.Ag.
Disusun oleh:
Isnaini Nur „Afiifah (201766010)
1 MPAI A
PASCASARJANA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PURWOKERTO
2020
Latar Belakang Masalah
Ada berbagai pendapat ketika kita berbicara tentang hadits populer yang
membahas tentang bekerja untuk dunia seakan hidup selamanya, baik dari kritik
sanad dan matannya, kredibilitasnya untuk dijadikan hujjah, hingga penafsiran
yang salah tentang hadits tersebut. Selanjutnya dalam makalah ini penulis
berusaha menjabarkan hal-hal yang berkaitan dengan hadits “Bekerja untuk dunia
1
Ali Mustafa Yaqub, Hadis-Hadis Bermasalah, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2003), h. 34.
seakan hidup selamanya”. Semoga penjabaran penulis mengenai hadits tersebut
dapat menambah khazanah keilmuan para pembaca maupun untuk penulis sendiri,
sekaligus dapat dijadikan bahan diskusi yang bermanfaat bagi kita semua.
ِِ ِ ِ َ َْاع َم ْل لِ ُدنْي
ت َغ ًدا َ ك َكأَن
ُ َّك َتَُْو َ َو ْاع َم ْل ِلخَرت،يش أبَ ًدا
ُ اك َكأنَّك تَع
Berikut merupakan penjelasan Gus Baha mengenai tafsir hadits atau lebih
tepatnya maqalah di atas terlepas dari kritik terhadap sanad dan matan haditsnya.
Mengenai penafsiran hadits tersebut, sepertinya tidak mungkin jika Nabi
menanamkan keduniaan seperti itu. Beramal untuk dunia maka seolah-olah seperti
hidup selamanya. Maksud dari beramal dunia seperti hidup selamanya yaitu
2
Muhammad Ishom, “Makna Hadits: Bekerjalah untuk duniamu seolah kau hidu
selamanya”, https://islam.nu.or.id/post/read/122105/makna-hadits--bekerjalah-untuk-duniamu-
seolah-kauhidup-selamanya-, diakes pada 21 Desember 2020.
contohnya jika kita punya urusan dunia, tenang saja besok masih hidup. Jadi tidak
tergesa-gesa selesai, karena besok masih hidup. Contoh lain, misalnya ada
seseorang yang ingin membeli mobil, maka tidak perlu tergesa-gesa membeli
mobil pada hari itu juga, karena berpikiran hari besok masih hidup. Sehingga
hidupnya tenang-tenang saja karena tidak merasa terburu-buru dengan urusan
duniawi.
Akan tetapi jika demi akhirat, berpikirlah seperti besok akan mati. Harus
menyegerakan, tidak perlu ditunda, atau harus sekarang karna besok sudah mati.
Misalnya seseorang terlintas ingin melaksanakan sholat tahajud, harus
dilaksanakan sekarang juga karna besok sudah mati. Ingin bersedekah, harus
sekarang karena besok sudah mati. Tapi kalau demi dunia, misalnya lupa juga
tidak apa-apa, besok masih hidup. Kesimpulannya, untuk urusan akhirat
sebaiknya kita segerakan seolah-olah besok kita akan mati, sedangkan untuk
urusan dunia tidak perlu terburu-buru karena masih ada hari esok, seolah kita akan
hidup selamanya. Jadi waktu kita tidak terbuang sia-sia hanya untuk mengejar
dunia.
Dalam kaitan ini ada pepatah Jawa yang sejalan dengan pemaknaan seperti
itu, yakni: “Ana dina ana upa (ada hari ada nasi).” Artinya selama masih ada
kehidupan, rejeki selalu tersedia setiap hari sehingga tidak perlu bekerja mencari
dunia secara “ngoyo” atau bekerja terlalu keras hingga lupa ibadah dan lupa waktu
untuk istirahat.
Takhrij
Ibnu Qutaibah meriwayatkan atsar di atas dalam gharib al-Hadis, dari Abu
Hatim As Sijistani, dari Al Ashma‟i, dari Hammad bin Salamah, dari Ubaidullah
bin „Aizar, dari Abdulah bin „Amr radhiyallahu „anhu.3
Skema Sanad
3
Abdullah bin Taslim Al-Buthoni, HADITS PALSU TENTANG BERAMAL UNTUK
DUNIA DAN AKHIRAT, https://almanhaj.or.id/5851-hadits-palsu-tentang-beramal-untuk-dunia-
dan-akhirat.html#_ftn3, diakses pada 21 Desember 2020.
dalam Ats-Tsiqat (karya Ibnu Hibban), telah mengkategorikan Ubaidullah bin Al
„Aizar sebagai Tabi‟at-Tabi‟in, yang hanya menjumpai para tabi‟in. 4
Hadits Mauquf
4
Abu Hurairah, Bekerjalah untuk Duniamu Seakan Kau Hidup Selamanya,
https://hamalatulquran.com/bekerjalah-untuk-duniamu-seakan-kau-hidup-selamanya/, diakses ada
21 Desember 2020.
5
Ali Mustafa Yaqub, Hadis-Hadis Bermasalah, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2003), h. 56.
Hadits mauquf dapat memiliki status sama dengan Hadits marfu’ apabila ia
berkaitan dengan turunnya al-Qur‟an, misalanya seorang menerangkan bahwa
ayat ini diturunkan dalam peristiwa ini, dan sebagainya, dan atau hal itu tidak
berkaitan dengan masalah ijtihadiyah. Masalah ijtihadiyah adalah hal-hal yang
merupakan pemikiran para sahabat sendiri, baik yang berkaitan dengan hukum
atau yang lain. Masalah yang tidak termasuk ijtihadiyah adalah masalah-masalah
yang berkaiatan dengan hal-hal ghaib (umur ghaibiyah), misalnya tentang surga,
neraka, dan lain-lain. 6
Hadits di atas tadi, atau tepatnya ungkapan „Abdullah bin „Amr, hanyalah
berkaitan dengan pemikiran beliau sendiri tentang masalah keduniaan. Karenanya,
ia tidak dapat memperoleh status sebagai Hadits marfu’, dan pada gilirannya
gugurlah ia sebagai hujjah (argumen).
Kualitas Hadits
Dari segi matan atau subsatansinya, ungkapan di atas juga perlu ditinjau
kembali. Sebab ungkapan tadi mengandung perintah agar kita mencari harta dunia
dengan luar biasa seperti kita akan hidup di dunia ini selama-lamanya. Hal ini
sangatlah berlawanan dengan ajaran Islam secara umum yang menghendaki agar
manusia bersikap zuhud dan agar selalu ingat mati serta tidak melamun untuk
6
Ali Mustafa Yaqub, Hadis-Hadis Bermasalah, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2003), h. 57.
hidup di dunia ini selama-lamanya. Dalam al-Qur‟an maupun Hadits-hadits shahih
tidak ada satupun perintah agar manusia mencari harta dunia. 7
َ اَّللُ إِلَْي
ك ۖ َوََل َّ َح َس َن ِ صيبك ِمن الدُّنْيا ۖ وأ
ْ َحس ْن َك َما أ
ْ َ َ َ َ َ َس ن
ِ اَّلل الدَّار ْاِل ِخرةَ ۖ وََل تَْن
َ َ َ َ َُّ آَت َك َ َوابْتَ ِغ فِ َيما
“Carilah dari apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu untuk kebahagiaan
negeri akhirat, dan janganlah kamu lupa bagianmu di dunia.”
Ayat ini yang pada mulanya merupakan ucapan umat Nabi Musa kepada
Qarun, justru menyuruh manusia untuk mencari bekal untuk kebahagiaan hidup di
akhirat, sementara untuk masalah dunia hanya dikatakan “dan janganlah kamu
lupa.” Banyak orang sekarang yang terbalik pemahamannya, sehingga ia sering
memberi nasihat, “Carilah dunia sebanyak-banyaknya, tetapi jangan lupa
kepentingan akhiratmu.”
“Dan apabila salat telah selesai dikerjakan, maka kamu menyebarlah di muka
bumi, dan carilah kemurahan Allah.”
7
Ali Mustafa Yaqub, Hadis-Hadis Bermasalah, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2003), h. 57.
manusia ternyata sudah menggebu-gebu dalam mencari dunia. Oleh karenanya,
ungkapan yang tidak otentik dari „Abdullah bin „Amr yang oleh kebanyakan
orang diklaim sebagai Hadits itu sesungguhnya sangat berlawanan dengan ajaran
Islam. 8
Pandangan hadits ini yang disampaikan oleh Farah Nuril Izza, Lc, M.A
salah satu putri dari pengasuh Pondok Pesantren Darussalam dan juga merupakan
dosen Tafsir Hadits di IAIN Purwokerto. Beliau berpendapat sebagai berikut:
Dalam melakukan kritik hadis, paling tidak ada 2 tahap yang harus kita
lakukan: pertama, melakukan kritik sanad untuk mengetahui validitas hadis
tersebut, mengetahui kutub mu'tabarah yang memuatnya serta mengetahui kualitas
hadis sehingga kita dapat mempertimbangkan apakah hadis itu nantinya dapat kita
jadikan sebagai argument dan dasar hukum atau tidak.
Kedua, setelah hadis itu kita ketahui dan diterima sebagai hujjah
(Sahih/Hasan. Adapun hadis dhaif statusnya debatable), langkah selanjutnya
adalah melakukan kritik matan (dalam rangka mengetahui maksud dari hadis baik
tekstual maupun kontekstual) dengan memperhatikan beberapa hal, diantaranya,
membandingkan dengan ayat al-Qur'an dan hadis lain yang memiliki kesamaan
tema, memperhatikan asbab wurud hadis, konteks sosio historis masyarakat
dimana hadis tersebut muncul, dll (lihat pembahasan Heremenutika hadis,
pemahaman hadis, bagaimana berinteraksi dengan hadis dll). Setelah ditelusuri
dalam beberapa sumber hadis, ... اعول لدًٍاكbukanlah hadis marfu' (tidak berasal
dari Rasulullah).
احتاف اخلرية
حدثنا أبو عبد الرمحن املقرىء ثنا أبو عمرو الصفار عن عبد هللا بن العيزار قال لقيت شيخا ابلرمل
من اْلعراب كبريا فقلت له لقيت أحدا من أصُاب رسول هللا صلى هللا عليه و سلم قال نعم
8
Ali Mustafa Yaqub, Hadis-Hadis Bermasalah, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2003), h. 58.
احرز: فقلت من فقال عبد هللا بن عمرو بن العاص فقلت له فما مسعته يقول قال مسعته يقول
لدنياك كأنك تعيش أبدا واعمل ِلخرتك كأنك َتوت غدا
َل يصح: قال اْللباين.))ً واعمل ِلخرتك كأنك َتوت غدا، ً((اعمل لدنياك كأنك تعيش أبدا
ًمرفوعا
السلسلة الضعيفة
( َل أصل له ) وإن اشتهر على. اعمل لدنياك كأنك تعيش أبدا واعمل ِلخرتك كأنك َتوت غدا
اْللسنة
Dalam tiga sumber disebutkan bahwa hadis tersebut tidak marfu', tidak
bersumber dari Rasulullah meski masyhur. Jadi bisa dianggap sebagai kata-kata
hikmah saja.
Penutup
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Al-Buthoni, Abdullah bin Taslim. “Hadits Palsu Tentang Beramal Untuk Dunia
beramal-untuk-dunia-dan-akhirat.html#_ftn3.
https://hamalatulquran.com/bekerjalah-untuk-duniamu-seakan-kau-
hidup-selamanya/.
Ishom, Muhammad. “Makna Hadits: Bekerjalah untuk duniamu seolah kau hidu
selamanya”. https://islam.nu.or.id/post/read/122105/makna-hadits--
bekerjalah-untuk-duniamu-seolah-kauhidup-selamanya-.