Anda di halaman 1dari 11

QS.

al-Isra’ (17) : 36

Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya
kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai
setinggi gunung.

http://e-quran.dekrizky.info/al-isra.html

…………………………..

4. Terjemahan Surah al-Jumu’ah Ayat 9-10

9.Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum’at, Maka
bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. yang demikian
itu lebih baik bagimu jika kamu Mengetahui.

10.Apabila Telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah
karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.

Maksudnya: apabila imam Telah naik mimbar dan muazzin Telah azan di hari Jum’at,
Maka kaum muslimin wajib bersegera memenuhi panggilan muazzin itu dan
meninggalakan semua pekerjaannya. (Imam Jalaluddin al-mahalli dan Imam Jalaluddin
AL-Suyuthi, 2006:2456)

5. Isi Kandungan Surah al-Jumu’ah ayat 9-10

Maksudnya, apabila imam naik maimbar dan muazzin telah azan di hari jumu’at, maka
kaum muslimin wajib bersegera memenuhi panggilan muazzin itu dan meninggalkan
semua pekerjaannya.

Tafsirnya, seruan Allah terhadap orang-orang beriman atau umat Islam yang telah
memenuhi syarat-syarat sebagai mukallaf untuk untuk melaksanakan sholat jumu’at umat
Islam diwajibkan untuk meninggalkan segala pekerjaannya, seperti menuntut ilmu dan
jual beli. Umat islam yang memenuhi sruan Allah tersebut tentu akan memperoleh
banyak hikmah.

Umat Islam yang telah selesai menunaikan sholat diperintahkan Allah untuk berusaha
atau bekerja agar memperoleh karunia-Nya, seperti ilmu pengetahuan, harta benda,
kesehatan dan lain-lain. Dimana pun dan kapanpun kaum muslimin berada serta apapun
yang mereka kerjakan, mereka dituntut oleh agamanya agar selalu mengingat Allah.
Mengacu kepada QS al-Jumuah 9-10 umat Islam diperintahkan oleh agamanya agar
senantiasa berdisiplin dalam menunaikan ibadah wajib seperti sholat, dan selalu giat
berusaha atau bekerja sesuai dengan nilai-nilai Islam seperti bekerja keras dan belajar
secara sungguh-sungguh. (Syamsuri, 2004: 25)
Selain berisikan perintah melaksanakan sholat jumu’at juga memerintahkan setiap umat
Islam untuk berusaha atau bekerja mencari rezeki sebagai karunia Allah SWT. Ayat ini
memerintahkan manusia untuk melakukan keseimbangan antara kehidupan di dunia dan
mempersiapakan untuk kehidupan di akhirat kelak. Caranya, selain selalu melaksanakan
ibadah ritual, juga giat bekerja memenuhi kebutuhan hidup. (Bachrul Ilmy, 2006: 15)

6. Hadits tentang Etos Kerja

Artinya: Dari Anas ra. Ia berkata, Rosulullah SAW. Bersabda : “wahai Allah aku
berlindung kepada-Mu dari sifat lemah, malas, dan penakut. Dan aku berlindung kepada
Mu dari siksa kubur, ujian hidup dan ujian mati. “(HR. Muslim)

7. Penjelasan Hadits Tentang etos kerja.

Etos kerja ialah suatu sikap jiwa seseorang untuk melaksanakan suatu pekerjaan dengan
perhatian yang penuh. Maka pekerjaaan itu akan terlaksana dengan sempurna walaupun
banyak kendala yang harus diatasi, baik karena motivasi kebutuhan atau karena tanggung
jawab yang tinggi. (http://Ikhsan. Wordpres.com/etos-kerja11/12/09)

Secara tektual hadits di atas hanya merupakan doa yang pernah diucapkan Rosululah
Saw. Dan dianjurkan agar selalu diucapkan oleh umatnya, yaitu doa agar dijauhkan dari
sifat lemah, malas dan pengecut serta dijuahkan dari siksa kubur, ujian hidup dan ujian
setelah mati. Namun kalau kita simak secara seksama makna hadits tadi, maka maksud
dari hadits tersebut adalah, bila kita selalu meminta dijauhkan dari sikap dan hal-hal yang
tidak diinginkan di atas bukan berarti kita pasrah begitu saja. Akan tetapi seharusnya
dengan meminta dijauhkan dari sifat lemah, berarti kita hurus berupaya untuk menjadi
orang yang kuat, baik rohani maupun jasmani. Dengan meminta dijauhkan dari sifat
malas berarti kita harus berupaya menjadi orang yang rajin bekerja untuk memenuhi
kebutuhan hidup sehingga tercapai kesejahtaraan di dunia dan akhirat. Dan dengan
meminta dijauhkan dari sifat penakut berarti kita harus berupaya untuk menjadi orang
yang berani dalam menjalani hidup ini, karena kita yakin bahwa Allah selalu menolong
hamba yang aberada di jalan Nya. (Moh. Matsa, 2004: 118-119)

C. ANALISIS

Dari uraian materi di atas mengandung beberapa unsur, yang mengandung prinsip yaitu
poin 1ayat tentang etos kerja. Poin 3 yaitu terjemahan QS. Al-jumuah 9-10 dan poin 5
yaitu hadits tentang etos kerja. Yang mengandung prinsip terdapat pada poin 7 yaitu
pengertian etos kerja. Sedangkan unsur fakta, yaitu zaman Rosulullah apapun yang
terjadi pada saat beliau akan melaksanakan sholat jumuat maka beliau tetap focus, tidak
menunda apalagi meninggalkan. Unsur nilai, yaitu setelah mempelajari materi ini siswa
dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Bahwa sholat jumu’at sangatlah penting
untuk kehidupan dunia dan akhirat. dan terhindar dari sifat lemah dan malas. Unsur yang
terakhir yaitu keterampilan, setelah mempelajari materi ini maka siswa dapat membaca
QS. Al-jumuah dengan benar.
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Khaliq Saman, http://web.ipd.ac.id/kajianIslam .Etos.com/18/10/2009

http://Suharyadisumhudi.blogspot .etos-kerja.com.18/10/2009

http://Ikhsan. Wordpres.com/etos-kerja.com.

Ilmy, Bachrul. 2006. Pendidikan Agama Islam: Bandung. Grafindo

Imam Jalaluddin Al-Mahalli dan Imam Jalaluddin AL-Suyuthi. 2006. Tafsir Jalalain:
Bandung. Sinar Baru Al Gensindo

Matsa, Moh.2004. Al-Qur’an Hadits. Semarang: PT Karya Toha Putra

Syamsuri. 2004. Pendidikan Agama Islam untuk SMA XII. Jakarta: Erlangga

http://spupe07.wordpress.com/2010/01/09/qs-al-jumu%E2%80%99ah-9-10-tentang-etos-
kerja/

…………………..

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.

(QS. 9:119) ::Terjemahan:: ::TAFSIR:: ::Asbabun Nuzul::.....[English] ::Translation:: ::TAFSIR:: ::Ibn Kathir::

http://c.1asphost.com/sibin/Alquran_surah.asp?pageno=6&SuratKe=9

………………119}.

“Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama
orang-orang yang benar.” (QS. At-Taubah [9]: 119).

Bangsa dan Negara kita sekarang ini sangat membutuhkan para pemimpin, para pegawai
dan anggota masyarakat yang memiliki kejujuran yang tangguh, disamping
profesionalitas yang tinggi, untuk bisa membawa bangsa ini keluar dari krisis yang sangat
kompleks dan berat.

Kesalehan sosial, yang dibangun melalui ibadah-ibadah yang disyariatkan, antara lain
peduli, empati dan simpati, serta bersedia menolong orang lain yang sedang mendapatkan
kesulitan, seperti yang terjadi sekarang ini. Disamping banyaknya orang miskin yang
membutuhkan pertolongan, juga banyak orang yang menderita karena mendapatkan
musibah, seperti gempa bumi di beberapa daerah di Jawa Barat dan Sumatera Barat, yang
telah mengakibatkan korban harta dan jiwa yang cukup banyak.

Rasulullah SAW menyatakan dalam sebuah hadits, bahwa Allah SWT akan menolong
hamba-Nya selama hamba itu mau menolong sesamanya. Barangsiapa yang memudahkan
urusan orang yang sedang mendapatkan kesulitan, maka Allah SWT akan memudahkan
urusannya di dunia dan di akhirat nanti.

َ َ‫ ق‬s: ...‫في عَوْ ِن أَ ِخ ْي ِه‬


ِ‫ال َرسُوْ ُل هللا‬ ِ ‫في عَوْ ِن ْال َع ْب ِد َما َكانَ ْال َع ْب ُد‬
ِ ُ‫ َوهللا‬،‫في ال ُّد ْنيَا َواألَ ِخ َر ِة‬
ِ ُ‫َم ْن يَ َّس َر َعلَى ُم ْع ِس ٍر يَ َّس َرهُ هللا‬
}‫{رواه ابن ماجه‬.

“Rasulullah Saw. bersabda: “Barangsiapa yang memudahkan urusan orang yang


mengalami kesulitan, maka Allah akan memudahkan urusannya di dunia dan di akhirat.
Allah akan menolong hamba-Nya selama hamba tersebut mau menolong sesama
saudaranya ...”. (HR. Ibnu Majjah).

Mari kita jadikan semangat beribadah ini, untuk penguatan kesalehan individual dan
kesalehan sosial, agar kehidupan kita menjadi lebih baik dan lebih bermakna dalam
pandangan Allah SWT maupun dalam pandangan manusia.

.. http://www.lazyaumil.org/?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=212

…………………………………..

Melatih
Berpikir Kritis
Written by Prof. Dr. H. Mudjia Rahardjo, M.Si   
Saturday, 20 March 2010 00:00
Zaman ini berkembang demikian cepat, bahkan jauh lebih cepat dari perkiraan para ahli.
Prediksi para ahli perancang masa depan sering meleset, karena dimensi permasalahan
yang dihadapi manusia saat ini demikian kompeks.  Satu peristiwa sering bertautan
dengan peristiwa lainnya, sehingga  tidak ada peristiwa yang berupa a single event. Untuk
menyelesaikannya diperlukan berbagai pendekatan. Sebut saja, misalnya, peristiwa
keagamaan hampir selalu terkait dengan masalah politik, sosial, budaya, dan bahkan
ekonomi.

Karena pesatnya perkembangan, ada sebagian orang yang sanggup mengikutinya, ada
sebagian lain yang gagal. Bagi yang sanggup, perkembangan pesat dianggap sebagai
peluang yang bisa dimanfaatkan untuk memacu diri. Umumnya kelompok ini adalah
orang-orang yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan hidup yang memadai. Bagi yang
tidak sanggup, zaman ini dianggap sebagai petaka, karena tidak memberikan peluang
kepadanya, bahkan menyingkirkannya. Umumnya, kelompok ini diisi orang-orang yang
tidak memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang cukup.

Selain itu, zaman ini pula disebut sebagai zaman kompetisi atau persaingan. Implikasinya
orang lain dianggap sebagai kompetitor dalam meraih cita-cita. Teman akrab ada kalanya
bisa menjadi pesaing beratnya. Karena masing-masing saling berkompetisi, wajar jika
kemudian ada pihak yang menang dan ada pula yang kalah.

Dalam keadaan demikian, menjadi orang pintar saja belum cukup. Agar mampu
menghadapi persaingan ke depan, dibutuhkan orang yang mampu berpikir kritis. Banyak
orang mengatakan bahwa salah satu ciri orang pintar adalah mampu berpikir kritis.
Pengertian berpikir kritis ialah berpikir dengan konsep yang matang dan mempertanyakan
segala sesuatu yang dianggap tidak tepat dengan cara yang baik. Bertanya dengan baik
akan memperoleh jawaban yang baik, setidaknya respons yang baik. Dia tidak bersikap
apatis terhadap sesuatu yang tidak beres. Karena seringnya bertanya atas hal-hal yang
tidak normal, bagi sebagian orang kritis disebut sebagai orang rewel (bahasa Jawa). Sikap
kritis tidak sama dengan rewel. Jika sikap kritis menanyakan hal-hal yang tidak normal
dan bermaksud memperbaikinya, maka rewel adalah asal bertanya dan ada unsur
‘mengganggu’.

Persoalannya, apakah berpikir kritis dapat dilatih? Menurut para ahli, melatih berpikir
kritis dapat dilakukan dengan cara mempertanyakan apa yang dilihat dan didengar.
Setelah itu, dilanjutkan dengan bertanya mengapa dan bagaimana tentang hal tersebut.
Intinya, jangan langsung menerima mentah-mentah informasi yang masuk. Dari mana pun
datangnya, informasi yang diperoleh harus dicerna dengan baik dan cermat sebelum
akhirnya disimpulkan. Karena itu,  berlatih berpikir kritis artinya juga berperilaku hati-
hati dan tidak grusa-grusu dalam menyikapi permasalahan.

Pernahkan kita merasa tidak nyaman jika melihat sesuatu tidak berjalan dengan baik di
sekolah, keluarga, atau lingkungan tempat kerja? Jika itu terjadi, ini kesempatan kita
melatih berpikir kritis. Caranya, seperti diungkap di muka, dengan menanyakan
bagaimana dan mengapa hal itu terjadi dengan diikuti suatu tindakan yang kreatif.

Membiasakan diri selalu memperbaiki diri --- karena merasa masih memiliki banyak
kekurangan --- , disiplin, dan konsentrasi ketika mengerjakan sesuatu pekerjaan
merupakan tanda seseorang memiliki pikiran kritis. Dan, inilah pintu menuju kesuksesan.
Sebaliknya, jika seseorang telah merasa sudah pintar dan akhirnya malas belajar sehingga
tidak mau memperbaiki diri, saat itu pula dia akan tertinggal jauh dari orang lain dan
tertelan oleh perubahan zaman.

Ada pandangan lain untuk meningkatkan sikap kritis. Menurut penelitian para ahli
neurolinguistik, cabang ilmu yang mengkaji bahasa dan fungsi saraf, otak manusia bisa
dilatih fungsi-fungsinya, termasuk untuk melahirkan sikap kritis. Menurut mereka, otak
manusia dibagi dua, yakni otak kiri yang memproduksi bahasa verbal, imitatif dan
repetitif, dan otak kanan yang memperoduksi pikiran yang bersifat  imajinatif,
komprehensif, dan kontemplatif. Muncul dugaan bahwa orang-orang agung para pembuat
sejarah besar adalah orang yang memiliki otak kanan yang aktif.

Berangkat dari temuan para ahli tersebut, maka dalam bahasa agama (Islam), cara untuk
meningkatkan fungsi otak kanan ialah melalui sholat yang khusu’ dan dzikir  mengingat
Allah, sehingga otak  bisa lepas dari beban-beban duniawi yang tidak produktif. Saat
demikian, otak bisa tumbuh cerdas dan bisa berpikir kritis. Lebih dari sekadar cerdas,
sholat yang khusu’ dan selalu berdzikir untuk mengingat Allah akan mengantarkan kita
menjadi manusia agung di sisiNya. Selamat mencoba !

http://mudjiarahardjo.com/artikel/169-melatih-berpikir-kritis.html

………………………………….

Membangun Budaya Berpikir Kritis Dengan Membaca


Pendahuluan

Ahmad Heryawan, Gubernur Jawa Barat dalam sambutan yang diberikannya dalam buku
Perpustakaan Sebagai Jantung Sekolah karya Suherman, M.Si. menyatakan bahwa “
Perpustakaan merupakan cermin sebuah organisasi, merupakan indikator kemajuan
sebuah bangsa, dan gambaran citra seorang individu. Untuk melihat performa atau
budaya kerja sebuah bangsa, organisasi, atau individu, lihatlah bagaimana perlakuannya
terhadap perpustakaan”.

Wajah sebuah bangsa dapat dilihat dari wajah perpustakaannya dan kemajuan sebuah
bangsa dapat dilihat dari minat bacanya. Baik secara langsung maupun tidak langsung,
kebiasaan membaca menjadi salah satu indikator kualitas sekolah, bahkan secara nasional
sangat menentukan tinggi rendahnya indeks pembangunan manusia atau Human
Development Index (HDI), dan tinggi rendahnya HDI menentukan kualitas bangsa
(Suherman, 2009). Salah satu indikasi kemajuan peradaban suatu bangsa ialah seberapa
besar minat baca masyarakatnya. Tidak ada satu pun negara maju di dunia ini yang
masyarakatnya tidak gemar membaca (Kheng Sun, 2009).

Di negara-negara maju seperti Inggris dan Jepang misalnya, budaya membaca sangat
terpelihara sehingga bisa berkembang dengan baik. Hal ini bisa dilihat dari jumlah buku
baru yang diterbitkan setiap tahunnya. Selalu meningkat dan tersedianya perpustakaan-
perpustakaan yang berkualitas tinggi yang terdapat dimana-mana untuk melayani
kebutuhan bacaan masyarakat (Kheng Sun, 2009).

Bila kita melihat ke masa-masa awal bagaimana terbentuknya perpustakaan, maka kita
akan menelusurinya dalam beberapa rentang waktu. Dimulai dari periode Sebelum
Masehi, dimana para ahli telah menemukan bahwa kebudayaan perpustakaan telah
dirintis pada jaman kejayaan Arab oleh orang-orang Arab yang pada jaman itu telah
memiliki peradaban yang sangat tinggi.

Di Eropa sendiri, ide tentang perpustakaan telah dirintis oleh bangsa Sumeria yang
dengan kemajuan berpikirnya telah menghasilkan  karya-karya sosial, politik, filsafat,
dan sastra, baik berupa hymne, persembahyangan, upacara keagamaan, legenda suci
maupun bentuk-bentuk magis lainnya. Periode kedua yaitu sesudah Masehi, dimana pada
abad  3, agama Kristen telah mempengaruhi kerajaan Romawi dan dengan sendirinya
mempengaruhi perkembangan perpustakaan. Periode berikutnya yaitu periode abad
pertengahan, dimana selain berfungsi dalam menyebarkan agama Kristen, perpustakaan
juga diarahkan untuk kepentingan-kepentingan politik dan kebudayaan, dan menjadi
sumber informasi tentang Eropa Barat dan Eropa Timur. Pada masa ini perpustakaan juga
mulai berkembang di mesjid-mesjid untuk memelihara dan mengembangkan ajaran
Islam. Seiring dengan berkembangnya universitas-universitas di Arab, perpustakaan-
perpustakaan universitas mulai berkembang. Pada masa ini pulalah muncul era
Renaissance yang ditandai dengan perkembangan produksi buku dengan kualitas
penjilidan dan kualitas kertas yang semakin baik. Buku-buku tentang kebudayaan, buku
teks untuk pendidikan, dan buku-buku fiksi makin banyak diterbitkan (Nurhadi, 1983).

Pada periode abad 17, perpustakaan tidak lagi hanya dirasakan sebagai tempat untuk
melestarikan pengetahuan, tetapi juga untuk mengembangkan ilmu pengetahuan itu
sendiri, seperti yang dilakukan oleh para tokoh seperti Galileo, Keppler, Francis Bacon,
dan Rene Descartes. Era ini juga ditandai dengan lahirnya perpustakaan nasional di
beberapa Negara di Eropa, serta lahirnya katalog perpustakaan dari The Bibliotheque du
Roi (The French Royal Library) yang disusun oleh Nicolas Rigault di bawah pengawasan
Colbert (Nurhadi, 1983).

Abad 18 dan 19 mencatat hal-hal penting seperti munculnya revolusi industri pada tahun
1789 yang mengakibatkan terjadinya perubahan tata pemerintahan dan sistem sosial di
Perancis. Terjadi perubahan status, perpustakaan-perpustakaan gereja yang semula hanya
untuk pemuka agama menjadi perpustakaan umum untuk kepentingan masyarakat luas.
Perpustakaan milik perseorangan dilebur menjadi satu dan kemudian menjadi
perpustakaan nasional dengan nama La Bibliotheque Nationale di Perancis. Hal-hal lain
yang perlu mendapat perhatian adalah meningkatnya kebiasaan membaca di kalangan
warga Eropa dan menjadi membudaya, diikuti dengan berkembangnya sarana penunjang
yang membantu menumbuhsuburkan perpustakaan secara tidak langsung. Majalah, surat
kabar, pamflet mulai terbit dan menjadi koleksi-koleksi baru di perpustakaan. Pengaruh
perkembangan perpustakaan meluas ke Asia dan benua ketiga, sehingga pada akhir abad
19, perpustakaan ada di hampir seluruh dunia (Nurhadi, 1983).

Memasuki abad 20, ada dua hal penting yang berpengaruh, yaitu ledakan informasi dan
teknologi. Ledakan informasi telah menimbulkan banyak masalah dalam perkembangan
perpustakaan, sedangkan kemajuan teknologi telah banyak mempengaruhi layanan
perpustakaan dalam perkembangannya. Dibutuhkan kemampuan tambahan untuk
mengelola koleksi-koleksi baru nonbuku. Istilah perpustakaan telah berkembang menjadi
pusat informasi atau dalam istilah lain basis data. Konsekwensinya adalah adanya
tuntutan bagi pustakawan untuk selalu mengikuti perkembangan informasi. Pertemuan-
pertemuan profesional dalam bidang perpustakaan menjadi kebutuhan penting sebagai
media komunikasi dan media untuk memecahkan masalah dalam hal layanan informasi
(Nurhadi, 1983).
Perpustakaan dapat diterjemahkan sebagai suatu unit kerja yang berupa tempat
mengumpulkan, menyimpan, dan memelihara koleksi bahan pustaka yang dikelola dan
diatur secara sistematis dengan cara tertentu, untuk digunakan secara kontinyu oleh
pemakainya sebagai sumber informasi (Nurhadi, 1983).

Latar Belakang Masalah

Situasi saat ini di Indonesia tentang budaya membaca, khususnya budaya membaca di
perpustakaan sangatlah memprihatinkan. Kita ketinggalan banyak bila dibandingkan
dengan negara-negara maju. Di lingkungan sekolah atau universitas, siswa atau
mahasiswa yang rajin ke perpustakaan dianggap kutu buku, kurang pergaulan, dianggap
sok pintar atau sok rajin.

Budaya membaca dan berpikir kritis di lingkungan akademis sangat menurun. Situasi ini
diperparah dengan rendahnya kualitas orang-orang terpelajar untuk memahami bacaan-
bacaan ilmiah, akibatnya civitas akademika tidak mampu berpikir secara holistik dan
kritis dalam menghadapi dan memecahkan permasalahan-permasalahan riil yang dialami
masyarakat. Jika kualitas orang terpelajar dalam membaca sangat rendah, apalagi
masyarakat yang tidak mengenyam pendidikan tinggi?

Mengapa masyarakat acuh tak acuh terhadap eksistensi perpustakaan? Budaya


kapitalistik, hedonis, konsumtif telah menggerogoti kapasitas intelektual masyarakat
untuk berpikir kritis melalui kegiatan membaca (apalagi membaca di perpustakaan!).
Perpustakaan dianggpa sebagai sesuatu yang kuno, yang tidak mampu mengikuti
perkembangan jaman dan tuntutan konsumen yang ingin serba cepat, praktis, dan mudah.
“Citra perpustakaan sebagai gudang buku masih melekat pada sebagian masyarakat kita,
ditambah dengan kesan pustakawannya yang berperan hanya sebagai penjaga buku dan
diperparah dengan tidak adanya program-program yang cerdas dan inovatif untuk
menumbuhkan minat baca siswa.”  ujar Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan
(Suherman, 2009). Biasanya perpustakaan di Indonesia hanya terkesan sekadar ada
dengan pelayanan yang sering kurang memuaskan. Tidak heran jika para pengunjungnya
tampak kurang bergairah menikmati membaca buku bacaan, sehingga sebagian besar
hanya membaca koran (Kheng Sun, 2009). Citra perpustakaan sebagai jendela informasi
bagi siapa saja rupanya masih belum membumi dan populis di kalangan masyarakat
awam, khususnya masyarakat kelas bawah.

Pemerintah dalam upayanya memperbaiki pendidikan di Indonesia lebih mengutamakan


peningkatan penggunaan teknologi informasi dan fasilitas-fasilitas pembelajaran modern
lainnya, menetapkan standar penilaian yang tinggi dalam UAN, tetapi melupakan esensi
terpenting bagi siswa, yaitu kemampuan membaca dan berpikir kritis. Seperti yang
dikatakan Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan, “Hakikat pendidikan adalah
membaca”.

Jika perpustakaan tidak berdampak positif kepada civitas akademika, yang notabene
kehidupannya berhubungan erat dengan buku, maka akan lebih sulit lagi bagi
perpustakaan untuk memiliki dampak positif bagi masyarakat luas (terutama yang tidak
terdidik). Dan rasanya akan semakin sulit lagi bagi sebuah masyarakat suatu bangsa yang
sedang berkembang untuk memiliki budaya membaca

http://perpustakaan.teratama.com/membangun-budaya-berpikir-kritis-dengan-
membaca.html

…………………………………….

MANFAAT BERPIKIR KRITIS
Maret 10, 2010

kuliahfilsafat LOGIKA berpikir, berpikir kritis, LOGIKA, logis, manfaat berpikir kritis
Tinggalkan komentar

 
 
2 Votes

Setelah mempelajari standar-standar berpikir kritis, coba pikirkan sejenak, apa


manfaat berpikir kritis? Apakah dalam hidupnya manusia membutuhkan pemikiran
kritis? Untuk menjawab pertayaan ini, beberapa area bisa dieksplorasi lebih mendalam.

Berpikir Kritis di Kelas

Kamu sebenarnya sudah mulai berpikir kritis di kelas ketika kamu berdiskusi kelompok
dan mengkritik reportase temanmu. Tentu sebagai mahasiswa kamu seharusnya selalu
bersikap kritis di kelas.  Dunia perguruan tinggi tentu berbeda dengan keadaan ketika
kamu masih di SLTA. Berpikir kritis telah menjadi bagian yang mengkonstitusikan jati
diri mahasiswa.

Sebenarnya kuliah pemikiran kritis ini bisa membantu meningkatkan keterampilan


berpikir kamu. Diharapkan keterampilan dan kemampuan berpikir kritis dan logis bisa
meningkatkan performa kamu di kelas. Kalau sebelumnya kamu adalah mahasiswa yang
mendengar dan menerima begitu saja apa yang dikatakan dosen atau teman-temanmu,
maka sekaranglah saatnya kamu berani berpikir dan mempertanyakan argumentasi dosen
atau teman. Dengan kemampuan berpikir kritis, kamu seharusnya bisa:

1.      Memahami argumentasi-argumentasi dan keyakinan-keyakinan dosen dan teman-


temanmu.

2.      Mengevaluasi dan menilai argumentasi dan keyakinan tersebut secara kritis.

3.      Membangun dan mempertahankan argument-argumen Anda yang sudah Anda


bangun secara meyakinkan.
Tentu sebagai mahasiswa kamu harus mempelajari dan menguasai bidang ilmu tertentu.
Apakah kuliah berpikir kritis bisa membantu kamu menguasai bidang keilmuan tersebut?
Tentu saja bisa. Memang kuliah logika atau berpikir kritis tidak akan membuat mata
kuliah lain menjadi lebih mudah dipahami. Meskipun demikian, kamu akan menyadari
betapa pemikiran kritis membantu kamu mempelajari mata kuliah lain dengan perspektif
yang lebih terfokus. Berpikir kritis akan memudahkan kamu memahami mata kuliah lain
secara lebih mendalam persis ketika kamu memiliki sikap untuk tidak percaya begitu saja
pada apa yang dipaparkan, kamu berusaha mencari informasi secara lebih mendalam dan
lengkap, kamu mengevaluasi konsistensi logis dari pemikiran-pemikiran yang disajikan,
dan sebagainya.

Selain itu, keterampilan berpikir kritis yang kamu miliki akan membantu kamu
mengevaluasi secara kritis apa yang sudah kamu pelajari di kelas. Sekali lagi berpikir
kritis akan mendorong kamu untuk selalu melihat segala sesuatu dari banyak perspektif
dan dari perspektif yang jauh lebih luas. Pemikiran kritis juga memampukan kamu
membangun argumentasi atau penikiran sendiri mengenai suatu topik, pemikiran atau
pendapat. Misalnya, setelah mempelajari sikap paternalistik dokter dalam menangani
pasien atau sikap represif polisi menghalau para demonstran di istana negara, kamu bisa
menulis atau mengajukan argumentasi-argumentasimu mengenai peristiwa tersebut.

Berpikir Kritis di Tempat Kerja

Apakah berpikir kritis juga bermanfaat di tempat kerja? Di mana pun juga kamu bekerja
dan apa saja profesi atau keahlianmu, berpikir kritis tetap diperlukan. Jika kamu sebagai
seorang pimpinan, kamu dituntut untuk memberi instruksi yang jelas, tidak ambigu, dan
tidak membingungkan. Dalam berbagai rapat, kamu diharapkan mampu
memformulasikan persoalan secara jelas dan runtut. Kamu menilai kinerja karyawan
bukan berdasarkan kriteria senang atau tidak senang atau prasangka-prasangka etnis,
jender, agama, dan sebagainya, tetapi semata-mata berdasarkan keahlian. Kamu juga
memiliki sikap terbuka terhadap kritik dan mau memperbaiki diri.

Demikian pula karyawan biasa. Supaya bisa dimengerti teman atau atasan, kamu harus
memiliki sikap kritis. Indikator-indikator berpikir kritis di atas dapat menjadi check list
sejauh mana kamu sudah bisa disebut orang yang kritis. Di tempat kerja, kamu akan sulit
dipahami jika cara berkomunikasimu mengandung bias, prasangka, sterotip, dan
sebagainya. Seluruh laporan kerja kamu juga akan mudah dimengerti jika dikerjakan
secara jelas, logis, mengandung alur berpikir tertentu, dan sebagainya.

Berpikir Kritis dalam Kehidupan Sehari-hari

Berpikir kritis juga sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Pertama, berpikir
kritis memampukan kita menghindari pengambilan keputusan yang terburu atau gegabah
yang akan merugikan diri sendiri. Misalnya, ketika kita memutuskan untuk membeli
sesuatu, membangun hubungan perkawinan dengan seseorang, pindah kerja, membangun
bisnis, dan sebagainya.
Kedua, berpikir kritis tentu meminkan peran penting dalam kehidupan bernegara yang
demokratis. Sistem politik yang demokratis menjamin kebebasan konstitusional kepada
warga negara untuk menyatakan pikiran dan pendapatnya, baik secara lisan maupun
tulisan. Bentuknya bisa berupa aksi protes dan demonstrasi, jajak pendapat, tulisan di
Koran, pamflet, spanduk, dan sebagainya. Semuanya ini mengandaikan keterampilan
berpikir kritis.

Ketiga, kuliah pemikiran kritis atau logika juga memiliki tujuan pada dirinya sendiri,
yakni membuat seseorang menjadi matang secara intelektual. Jika manusia pada
umumnya bersikap dogmatis, menerima dan percaya begitu saja pada apa yang
dibicarakan atau dikatakan orang, kamu yang mempelajari pemikiran kritis akan
memiliki sikap yang berbeda dengan kebanyakan orang tersebut. Kamu akan
mempertanyakan segala sesuatu dan berusaha menemukan jawaban yang paling
memuaskan keinginan tahu Anda.

http://kuliahfilsafat.wordpress.com/2010/03/10/manfaat-berpikir-kritis/

………………………………………….

Anda mungkin juga menyukai