Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH TAFSIR HADIST TENTANG

KESEIMBANGAN HIDUP DUNIA & AKHIRAT

Dosen pengampu :
Drs. H. Moch. Khoirul Anwar, Spd. MAg

Disusun oleh:
Kelompok 10
1. Ahmad yoga alfian NIM 21081194086
2. Akhlis fatikhul islam NIM 21081194030
3. Ika nur aulia NIM 21081194042

PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM


FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR

AssalamualaikumWr.Wb
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillahi rabbil „alamin, segala puji bagi Allah Swt. atas segala limpahan karunia-Nya.
Hanya pada-Nya kita menyembah dan memohon pertolongan. Ya Allah, selalu tunjuki kami
jalan yang lurus, yaitu jalan orang-orang yang selalu Engkau beri nikmat dan anugerah. Bukan
jalan yang sesat ataupun jalan yang engkau murkai.
Salawat serta salam senantiasa saya haturkan kepada junjungan semesta alam, Nabi
Muhammad Saw. Semoga kita termasuk ke dalam golongn orang-orang yang mengikuti
jejaknya. Amin Allahumma Amin.
Makalah ini dibuat berdasarkan kepada panduan dan garis-garis besar program
pengajaran yang diberikan oleh Universitas Negeri Surabaya. Penulisan makalah yang berjudul
“Tafsir Hadist Tentang Keseimbangan Hidup di Dunia dan Akhirat” bertujuan untuk memenuhi
tugas mata kuliah Tafsir Hadist Ekonomi Islam.
Akhirul kalam, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Besar harapan kami untuk menerima kritik dan saran untuk penyempurnaan makalah dan
pelajaran ini. Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi berbagai pihak. Aamiin

Wasssalamualaikum Wr. Wb.


Surabaya, 19 Februari 2022

Ketua Kelompok
Ahmad Yoga Alfian
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keseimbangan hidup didunia dan akhirat itu sejatinya harus menjadi prinsip hidup seorang
muslim. Dalam menjalani kehidupan sehari-hari kita dianjurkan untuk berikhtiar, tawakkal, dan
bersabar. Mahluk yang Allah di ciptakan didunia ini berpasang-pasangan ada siang ada malam,ada
bumi ada langit, ada matahari ada bulan ada insan laki-laki ada insan perempuan supaya mereka
saling kenal mengenal, saling menyangi, mencintai, tolong menolong memberi,memberi manfaat
untuk mencari keridhoaan Allah Swt. agar keseimbangan kehidupanseorang insan tercapai, dunia
bahagia akhirat bahagia. diuraikan dalam hadist riwayat IbnuAsakir tentang keseimbangan hidup
didunia dan akhirat.
"Dari Anas ra, bahwasannya Rasulullah Saw. telah bersabda, "Bukanlah yang terbaik diantara
kamu orang yang meninggalkan urusan dunianya karena (mengejar) urusanakhiratnya, dan bukan pula
(orang yang terbaik) oarang yang menhinggalkan akhiratnyakarena mengejar urusan dunianya,
sehingga ia memperoleh kedua-duanya, karena dunia ituadalah (perantara) yang menyampaikan ke
akhirat, dan janganlah kamu menjadi bebanorang lain." Hadist tersebut di atas menjelaskan tentang
kehidupan manusia yang seharusnya,yaitu kehidupan yang berimbang, kehidupan dunia harus
diperhatikan disamping kehidupandi akhirat.
Islam tidak memandang baik terhadap orang yang hanya mengutamakan urusandunia saja,
tapi urusan akhirat dilupakan. Sebaliknya Islam juga tidak mengajarkan umatmanusia untuk
konsentrasi hanya pada urusan akhirat saja sehingga melupakan kehidupandunia.Dunia adalah sarana
yang akan mengantarkan ke akhirat. manusia hidup diduniamemerlukan harta benda untuk memenuhi
hajatnya, manusia perlu makan, munum, pakaian,tempat tinggal, berkeluarga dan sebagainya, semua
ini harus dicari dan diusahakan. Harta juga bisa digunakan untuk bekal beribadah kepada Allah Swt.,
karena dalam pelaksanaanibadah itu sendiri tidak lepas dari harta. Contohnya sholat memerlukan
penutup aurat(pakaian). ibadah haji perlu biaya yang cukup besar . dengan harta kita bisa membayar
zakat,sadaqah, berkurban, menolong fakir miskin dan sebagainya. Kehadiran kita di dunia ini jangan
sampai menjadi beban orang lain. Maksudnya janganlah memberatkan dan menyulitkan orang lain.
Dalam hubungan ini, umat Islam tidak boleh bermalas-malasan, apalagi malas bekerja untuk mencari
nafkah , sehingga mengharapkan belas kasihan orang lain untuk menutupi keperluan hidup sehari-
hari.
Dalam surat al-Qashash ayat 77, Allah mengingatkan :
Artinya; “ Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri
akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi danberbuat baiklah
(kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat
kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukaiorang- orang yang berbuat
kerusakan.”

1.2 Kehidupan Akhirat Adalah Tujuan


Allah SWT berfirman, " Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akherat ".Di sini terlihat dengan jelas bahwa yang harus kita kejar adalah
kebahagiaan hidup akhirat.Mengapa? Karena di sanalah kehidupan abadi. Tidak ada mati lagi setelah
itu. Karenanyadalam ayat yang lain Allah berfirman: " Dan sesungguhnya akhirat itulah kehidupan
yangsebenarnya " (QS. Al-Ankabut: 64).Lalu, apa arti kita hidup di dunia?... Dunia tempat kita
mempersiapkan diri untukakhirat. Sebagai tempat persiapan, dunia pasti akan kita tinggalkan. Ibarat
terminal, kitatransit di dalamnya sejenak, sampai waktu yang ditentukan, setelah itu kita tinggalkan
danmelanjutkan perjalanan lagi. Bila demikian tabiat dunia, mengapa kita terlalu banyak
menyitahidup untuk keperluan dunia? Diakui atau tidak, dari 24 jam jatah usia kita dalam sehari,
bisadikatakan hanya beberapa persen saja yang kita gunakan untuk persiapan akhirat. Selebihnya bisa
dipastikan terkuras habis oleh kegiatan yang berputar-putar dalam urusan dunia
Coba kita ingat nikmat Allah yang tak terhingga, setiap saat mengalir dalam tubuhkita. Tapi
mengapa kita lalaikan itu semua. Detakan jantung tidak pernah berhenti. Kedipanmata yang tak
terhitung berapa kali dalam sehari, selalu kita nikmati. Tapi kita sengaja atautidak selalu melupakan
hal itu. Kita sering mudah berterima kasih kepada seorang yang berjasa kepada kita, sementara
kepada Allah yang senantiasa memanja kita dengan nikmat-nikmatNya, kita sering kali memalingkan
ingatan. Akibatnya kita pasti akan lupa akhirat.Dari sini dunia akan selalu menghabiskan waktu kita.
Orang-orang bijak mengatakan bahwa dunia ini hanyalah keperluan, ibarat WC dankamar
mandi dalam sebuah rumah, ia dibangun semata sebagai keperluan. Karenanyasiapapun dari penghuni
rumah itu akan mendatangi WC atau kamar mandi jika perlu, setelahitu ditinggalkan. Maka sungguh
sangat aneh bila ada seorang yang diam di WC sepanjanghari, dan menjadikannya sebagai tujuan
utama dari dibangunnya rumah itu. Begitu jugasebenarnya sangat tidak wajar bila manusia sibuk
mengurus dunia sepanjang hari danmenjadikannya sebagai tujuan hidup. Sementara akhirat
dikesampingkan.Kemudian bagaimana mensinkronkan atau menjaga keseimbangan antara
kehidupandunia dan akhirat? Mari kita ikuti kategori ke dua sebagai sambungan penjelasan ayat di
atas.
1.3 Berusaha Memperbaiki Kehidupan Dunia
Allah SWT berfirman: ” Dan janganlah kamu melupakan kebahagiaanmu darikenikmatan
duniawi dan berbuat baiklah kepada orang lain sebagaimana Allah telahberbuat baik kepadamu ".Ayat
di atas dengan jelas bahwasannya Allah memerintahkan umat Islam untuk selalu berusaha menggapai
kebahagiaan akhirat, tetapi jangan melupakan kehidupan di dunia ini.Meskipun kebahagiaan dan
kenikmatan dunia bersifat sementara tetapi tetaplah penting danagar tidak dilupakan, sebab dunia
adalah ladangnya akhirat.
Masa depan termasuk kebahagiaan di akhirat kita, sangat bergantung pada apa
yangdiusahakan sekarang di dunia ini. Allah telah menciptakan dunia dan seisinya adalah
untukmanusia, sebagai sarana menuju akhirat. Allah juga telah menjadikan dunia sebagai tempatujian
bagi manusia, untuk mengetahui siapa yang paling baik amalnya, siapa yang paling baikhati dan
niatnya.Allah mengingatkan perlunya manusia untuk mengelola dan menggarap dunia inidengan
sebaik-baiknya, untuk kepentingan kehidupan manusia dan keturunannya. Pada saatyang sama Allah
juga menegaskan perlunya selalu berbuat baik kepada orang lain dan tidak berbuat kerusakan di muka
bumi. Allah mengingatkan: ” Tidakkah kalian perhatikanbahwa Allah telah menurunkan untuk kalian
apa-apa yang ada di langit dan di bumidan menyempurnakan untuk kalian nikmat-Nya lahir dan batin
” (QS. Luqman: 20).
Untuk mengelola dan menggarap dunia dengan sebaik-baiknya, maka manusia memerlukan
berbagai persiapan, sarana maupun prasarana yang memadai. Karena itu maka manusia perlu
menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, setidaknya keterampilan yangmencukupi dan
profesionalisme yang akan memudahkan dalam proses pengelolaan tersebut. Meskipun demikian,
karena adanya sunatullah, hukum sebab dan akibat, tidak semuamanusia pada posisi dan
kecenderungan yang sama. Karena itu manusia apa pun; pangkat,kedudukan dan status sosial
ekonominya tidak boleh menganggap remeh profesi apa pun,yang telah diusahakan manusia. Allah
sendiri sungguh tidak memandang penampakan duniawiah atau lahiriah manusia. Sebaliknya Allah
menghargai usaha apa pun, sekecil apa pun atau sehina apa pun menurut pandangan manusia,
sepanjang dilakukan secara profesional, baik, tidak merusak dan dilakukan semata-mata karena
Allah.Allah hanya memandang kemauan, kesungguhan dan tekad seorang hamba dalam
mengusahakan urusan dunianya secara benar. Allah SWT menegaskan bahwa:” Sesungguhnya Allah
tidak akan mengubah kedudukan suatu kaum, sehinggakaum itu mengubah kondisi, kedudukan yang
ada pada diri mereka sendiri (melaluikerja keras dan kesungguhannya ” (QS. Ar - Ro’d: 11). Allah
juga mengingatkan manusia karena watak yang seringkali serakah, egois /sifatananiyah dan
keakuannya, agar dalam mengelola dunia jangan sampai merugikan orang lainyang hanya akan
menimbulkan permusuhan dan pertumpahan darah (perang) antarsesamanya. Manusia seringkali
karena keserakahannya berambisi untuk memiliki kekayaandan harta benda, kekuasaan, pangkat dan
kehormatan dengan tidak memperhatikan ataumengabaikan hak-hak Allah, rasul-Nya dan hak-hak
manusia lain. Karena itu Allahmengingatkan bahwa selamanya manusia akan terhina dan merugi, jika
tidak memperbaikihubungannya dengan Allah (hablun minallah) dan dengan sesamanya-manusia
(hablunminannaas).Inilah landasan yang penting bagi terciptanya harmonisme kehidupan masyarakat.
Ia juga merupakan landasan penting dan prasyarat masyarakat yang bermartabat dan berperadaban
menuju terciptanya masyarakat madani yang damai, adil, dan makmur

Anda mungkin juga menyukai