Anda di halaman 1dari 3

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Mari kita awali ceramah pada hari ini dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Allah
SWT dan tidak lupa juga memberikan salawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW
beserta keluarganya dan seluruh pengikutnya. Pada kesempatan kali ini, saya akan
menyampaikan kultum singkat tentang tujuan hidup manusia.

Terkadang, manusia terlena dengan gemerlap keindahan dunia. Terbuai oleh kesenangan
hidup. Bahkan, lupa dengan siapa yang menciptakan itu semua. Diberikan kenikmatan yang
melimpah, tetapi malah banyak yang berpaling dari Allah SWT yang memberikan
kenikmatan.

Allah SWT menciptakan dunia dengan isinya, yang mana Allah menciptakan manusia untuk
memakmurkan kehidupan dunia, demi kemaslahatan-kemaslahatan yang ada dalam
kehidupan dunia. Namun Allah SWT mengingatkan dalam Al-Quran tentang hakikat dunia.
Allah berfirman “Tidaklah kehidupan dunia, kecuali kesenangan yang menipu” (QS. Al-
Hadid: 20).

Dunia sangatlah menipu. Namun, tentunya bagi seorang mukmin, ketika ia melihat dunia
ternyata kesenangan menipu, dunia fana, bahkan Al-Quran dan Hadis tidak pernah memuji
dunia, tak pernah sekalipun dalam Al-Quran Allah Subhanahu wa Ta’ala memuji dunia.
Rasulullah SAW pun juga tak pernah memuji dunia. Allah berfirman dalam Al-Quran
memberikan pemisalan tentang kehidupan dunia. Allah berfirman “Ketahuilah, kehidupan
dunia itu hanyalah permainan dan senda gurau, demikian pula perhiasan, berbangga-
bangga dengan banyaknya harta, berlomba-lomba memperbanyak anak dan keturunan,
perumpamaannya seperti air hujan yang turun lalu kemudian tanaman-tanaman itu membuat
kagum para petani, tapi kemudian tak lama tanaman itu menjadi kuning,lalu kemudian
tanaman itu menjadi hancur“. (QS. Al-Hadid: 20).

Maka seorang mukmin sadar bahwa dunia memang bukan tempatnya dia beristirahat, bukan.
Namun, tempat ia bercocok tanam. Sebab, ia tahu bahwa setelah ia hidup di dunia ia akan
menuju sebuah kehidupan yang lebih panjang. Seorang mukmin kemudian berpikir, buat apa
ia mengejar dunia kemudian ia menggadaikan akhirat? Buat apa ia mengejar sesuatu yang
fana kemudian ia merusak akhiratnya yang akan terus-menerus? Orang-orang yang mengejar
dan merasa tentram di dunia merupakan orang-orang yang merugi.

Sekian kultum mengenai tujuan hidup manusia yang saya sampaikan pada hari ini. Semoga
dapat bermanfaat dan bisa dipetik pelajaran bagi kita semua.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Artikel ini telah tayang di Idntimes.com dengan judul "3 Ceramah Singkat tentang
Kehidupan, Penuh Makna dan Menyentuh".

Klik untuk baca: https://www.idntimes.com/life/education/seo-intern/contoh-ceramah-


singkat-tentang-kehidupan.
Selain itu, kegilaan terhadap harta kekayaan merupakan jebakan yang nyata. Allah SWT
berfirman bahwa harta menimbulkan sifat buruk bagi manusia serta membentuk watak yang
dimurkai oleh Allah. “Sungguh manusia itu cenderung melampaui batas. Ketika melihat
dirinya merasa kaya” (QS. Al-Alaq[96] : 7)

Perasaan memiliki segalanya membuat manusia lalai dan membuat manusia jauh dari Allah
SWT. Tidak hanya itu, manusia dapat saling membunuh, saling jegal-menjegal dan
menghalalkan segala cara, membuat kerusakan di muka bumi. Itulah watak pecinta dunia.

Oleh karena itu, carilah harta yang halal dan tunaikan haknya. Semoga Allah Subhanahu wa
Ta’ala menjadikan kita sebagai orang yang memanfaatkan dunia pada tempatnya sesuai
dengan arahan Allah SWT pada Surat Al Qashash ayat 77 yang berbunyi “Dan carilah pada
apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah
kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi” (QS. Al-Qashash: 77)

Sekian kultum mengenai cinta pada dunia dan enggan bertemu dengan kematian yang saya
sampaikan pada hari ini. Semoga dapat bermanfaat dan bisa dipetik pelajaran bagi kita
semua.

Artikel ini telah tayang di Idntimes.com dengan judul "3 Ceramah Singkat tentang
Kehidupan, Penuh Makna dan Menyentuh".

Klik untuk baca: https://www.idntimes.com/life/education/seo-intern/contoh-ceramah-


singkat-tentang-kehidupan.
Perjalanan kematian merupakan perjalanan yang pasti dilalui oleh semua makhluk hidup. Hal
ini sesuai dengan Surat Al Ankabut ayat 57 yang berbunyi “Setiap yang bernyawa akan
merasakan mati. Kemudian hanya kepada Kami kamu dikembalikan” (QS. Al-Ankabut:57).

Perjalanan itu merupakan perjalanan yang tidak memungkinkan bagi penempuh untuk
kembali. Oleh karena itu, kita semua harus bersiap selagi menunggu giliran untuk merasakan
perjalanan tersebut. Hal ini dilakukan agar tidak ada penyesalan dan berharap ingin kembali.
Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Mu’minun yang berbunyi “Hingga apabila datang
kematian kepada seorang dari mereka, dia berkata, “Ya Rabbku kembalikanlah aku (ke
dunia). (QS. Al-Mu’minun:99).

Manusia yang telah mati ingin kembali ke dunia untuk beribadah kepada Allah SWT. Mereka
ingin mengulang waktu dan diberikan kesempatan untuk berbuat saleh dan bertakwa kepada
Allah. Hal ini sebab, saat di dunia dahulu diberikan kesempatan oleh Allah SWT, ia berbuat
lalai, lengah, kufur, dan yang pada akhirnya tinggal penyesalan.

Oleh karena itu, mari kita persiapkan bekal untuk menempuh perjalanan itu. Semoga rahmat
Allah SWT menyertai setiap langkah kita. Semoga Allah membimbing kita kepada jalan yang
lurus, meneguhkan kita di atasnya, memberikan kita husnul khotimah serta keteguhan dalam
kehidupan dunia maupun setelah mati. Aamiiin.

Artikel ini telah tayang di Idntimes.com dengan judul "3 Ceramah Singkat tentang
Kehidupan, Penuh Makna dan Menyentuh".

Klik untuk baca: https://www.idntimes.com/life/education/seo-intern/contoh-ceramah-


singkat-tentang-kehidupan.

Anda mungkin juga menyukai