Anda di halaman 1dari 6

‫َالَّس اَل ُم َع َلْيُك ْم َو َر ْح َم ُة ِهللا َو َبَر َكاُتُه‬

(Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh)

‫ َو َبْعُد‬. ‫ َس ِّيِد َنا َو َنِبِّيَنا ُمَح َّمٍد َو َع َلى آِلِه َو َص ْح ِبِه َأْج َم ِع ْيَن‬، ‫َاْلَح ْم ُد ِهلل َر ِّب اْلَع اَلِم ْيَن َو الَّص اَل ُة َو الَّس اَل ُم َع َلى َأْش َرِف اَأْلْنِبَياِء َو اْلُم ْر َسِلْيَن‬

(Alhamdulillahi rabbil ‘aalamiin, wash-sholaatu was-salaamu ‘ala asyrofil ambiya-i wal-mursalin,


sayyidinaa wa nabiyyinaa muhammadin, wa ‘alaa aalihi wa shohbihi ajma’in, wa ba’du)

Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam, semoga shalawat dan salam tercurahkan kepada Nabi dan
Rasul yang paling mulia, yaitu tuan kita dan nabi kita Muhammad shallallaahu 'alaihi wasallam, beserta
keluarga beliau, dan juga sahabat beliau seluruhnya.

Para hadirin yang semoga dirahmati oleh Allah…

pertama-tama saya hendak berwasiat untuk diri saya sendiri dan juga untuk para hadirin yang hadir di
majelis yang mulia ini, yaitu hendaknya kita bertakwa kepada Allah ta'ala dengan sebenar-benarnya
takwa, sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah ta'ala di dalam Al-Quran :

‫ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنوا اَّتُقوا َهّٰللا َح َّق ُتٰق ىِتٖه َو اَل َتُم ْو ُتَّن ِااَّل َو َاْنُتْم ُّم ْس ِلُم ْو َن‬

Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya
dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim.

[QS. Ali Imran ayat 102]

Para hadirin yang semoga dimuliakan oleh Allah… salah satu diantara takdir yang pasti dirasakan oleh
seluruh makhluk hidup adalah kematian. Terdapat dalil di dalam Al-Quran di mana Allah ta'ala berfirman
:
‫ُك ُّل َنْفٍس َذ ۤا ِٕىَقُة اْلَم ْو ِت‬

Setiap yang bernyawa akan merasakan mati.

[QS. Ali Imran ayat 185]

Pada ayat tersebut sesungguhnya kita mengetahui bahwa masing-masing dari kita pasti akan merasakan
kematian. Suka ataupun tidak, mau ataupun tidak, takdir itu pasti akan kita jumpai.

Meskipun kita berusaha untuk menghindari kematian dengan berbagai upaya sekalipun, maka
sesungguhnya kita tidak akan pernah sanggup menghindarinya. Di manapun kita bersembunyi untuk
menghindarinya pasti kita akan didatangi oleh kematian itu jika waktunya telah tiba

Namun anehnya, para hadirin, betapa banyak diantara kita yang lalai dari takdir yang satu ini. Bahkan
terkadang seolah-olah kita merasa akan hidup selamanya. Kita terlalu sering fokus mengejar cita-cita
dunia sampai lupa ada kematian yang dapat memutus cita-cita tersebut.

Para hadirin yang semoga dirahmati oleh Allah… ketahuilah bahwa tidak ada satupun di antara manusia
yang mengetahui kapan datangnya kematian masing-masing dari mereka. Sebagian ada yang mati di
usia senja, sebagian lagi di usia yang cukup muda, bahkan tidak sedikit yang mati sesaat setelah
dilahirkan oleh ibunya.

Sebelum kita dilahirkan, Allah subhanahu wata'ala telah menentukan kematian masing-masing dari kita.
Bisa saja beberapa saat setelah ini akan ada di antara kita yang dijemput kematiannya. Atau mungkin
bisa saja besok, lusa ataupun bulan depan akan ada di antara kita yang dijemput kematiannya. Yang
jelas kematian itu pasti datang dan kita tidak akan pernah mengetahui kapan datangnya

Dunia ini ibarat tempat dan waktu kita untuk bercocok tanam, sedangkan akhirat adalah tempat dan
waktu di mana kita akan memanen apa yang kita tanam. Apabila semasa di dunia kita menanam
kebaikan, meskipun kebaikan itu hanya sebesar biji zarrah, maka sungguh kita akan melihat hasil
panennya setelah kematian. Sebaliknya, apabila kita menanam keburukan di dunia, meskipun keburukan
itu hanya sebesar biji zarrah, kita juga akan melihat hasil panennya setelah kematian.
Disebutkan sebuah dalil di dalam Al-Quran di mana Allah subhanahu wata'ala berfirman :

‫ࣖ َفَم ْن َّيْع َم ْل ِم ْثَقاَل َذ َّر ٍة َخ ْيًرا َّيَر ۚٗه َوَم ْن َّيْع َم ْل ِم ْثَقاَل َذ َّر ٍة َش ًّر ا َّيَرٗه‬

Siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah, dia akan melihat (balasan)-nya. Siapa yang
mengerjakan kejahatan seberat zarah, dia akan melihat (balasan)-nya.

[QS. Al-Zalzalah ayat 7-8]

Para hadirin yang semoga dirahmati oleh Allah…

pernahkah Anda mendengar sebuah nasehat yang berbunyi “Janganlah engkau bermalas-malasan, dan
berusahalah sekuat tenagamu selagi muda demi masa depan!”? Nasehat tersebut tentu sudah tidak
asing lagi ditelinga kita. Meskipun nasehat itu disampaikan dengan kalimat yang bermacam-macam,
tetapi pada intinya adalah sama.

Para hadirin yang semoga dirahmati oleh Allah… betapa banyak orang yang tertipu hingga rela
menghabiskan waktunya demi masa depan yang sesaat. Sangking sibuknya, sampai-sampai masa depan
setelah kematiannya tidak pernah ia pikirkan dan ia persiapkan. Di dalam Al-Quran, Allah subhanahu
wata'ala berfirman :

‫َوَم ا اْلَح ٰي وُة الُّد ْنَيٓا ِااَّل َم َتاُع اْلُغ ُرْو ِر‬

Kehidupan dunia (bagi orang-orang yang lengah) hanyalah kesenangan yang memperdaya.

[QS. Al-Hadid ayat 20]

Apa yang dimaksud dengan "kesenangan yang memperdaya" pada ayat yang barusan saya bacakan?
Yang dimaksud dengan "kesenangan yang memperdaya" dalam ayat tersebut adalah memperdaya
orang-orang yang mencintainya.
Para hadirin yang semoga dirahmati oleh Allah… sebenarnya saya membawakan ceramah tentang
kematian beserta dalilnya ini bukanlah untuk menakut-nakuti Anda. Telah saya tekankan sebelumnya
bahwa kita tidak perlu takut akan datangnya kematian. Karena kematian itu sudah pasti akan kita alami.

Bukan pula saya membawakan ceramah ini untuk membuat hilang semangat para hadirin dalam bekerja
untuk memperoleh harta dunia. Bukan. Justru kita tetap membutuhkan harta dunia agar bisa beramal
mempersiapkan bekal menghadapi hari setelah kematian.

Akan tetapi, maksud saya disini membawakan ceramah tentang kematian beserta dalilnya adalah agar
kita menyadari bahwa hidup di dunia itu hanyalah sesaat. Jangan sampai hidup yang sesaat ini kita
gunakan sepenuhnya untuk memikirkan dunia saja. Sangking sibuknya memikirkan dunia dan sibuk
berbangga-banggaan dengan pencapaian dunia, tiba-tiba kematian itu datang tanpa kita sadari.

Bukankah Allah ta'ala telah mengingatkan kepada kita bahwa sibuk memperbanyak harta itu dapat
membuat kita lalai? Bahkan kita hafal dengan firman Allah yang berbunyi :

‫َاْلٰه ىُك ُم الَّتَكاُثُۙر َح ّٰت ى ُز ْر ُتُم اْلَم َقاِبَۗر‬

Berbangga-bangga dalam memperbanyak (dunia) telah melalaikanmu sampai kamu masuk ke dalam
kubur.

[QS. At-Takatsur ayat 1-2]

Kita tidak tahu kapan kita mati, dan yang jelas mati pasti akan menjemput kita semua. Oleh karena itu
mindset yang harus kita tanamkan adalah bahwa kehidupan dunia ini adalah tempat kita bercocok
tanam untuk mempersiapkan kehidupan setelah kematian.

Jangan sampai sangking sibuknya dengan dunia, kita sampai melupakan kewajiban kita kepada Allah.
Lupa shalat, lupa bersedekah, lupa zakat, lupa berzikir, lupa membaca Al-Quran, lupa berbakti kepada
kedua orang tua, serta lupa mengerjakan kewajiban-kewajiban yang lainnya.
apapun yang kita usahakan dan kita amalkan hendaknya dilakukan dalam rangka mendapatkan balasan
di akhirat.

Kita melaksanakan shalat untuk akhirat.

Kita bersedekah juga untuk akhirat.

Kita bekerja mencari nafkah untuk akhirat.

Kita berbisnis juga untuk akhirat.

Artinya semua yang diperintahkan oleh Allah dan semua yang dihalalkan oleh Allah adalah kita niatkan
untuk memperoleh keuntungan di akhirat.

Ingatlah bahwa dunia ini sementara sedangkan kehidupan setelah kematian adalah kehidupan yang
kekal dan abadi. Janganlah kita menjadikan kedudukan dunia ini di atas kedudukan akhirat. Allah ta'ala
berfirman :

‫َبْل ُتْؤ ِثُرْو َن اْلَح ٰي وَة الُّد ْنَيۖا َو اٰاْل ِخ َر ُة َخ ْيٌر َّو َاْبٰق ۗى‬

Adapun kamu (orang-orang kafir) mengutamakan kehidupan dunia, padahal kehidupan akhirat itu lebih
baik dan lebih kekal.

[QS. Al-A’la ayat 16-17]

Para hadirin yang semoga dirahmati oleh Allah…

demikianlah ceramah tentang kematian beserta dalilnya ini saya sampaikan. Semoga dengan
disampaikannya ceramah tentang kematian beserta dalilnya ini dapat mengingatkan kita akan pastinya
kematian dan kehidupan setelah kematian.
Oleh karena itu, marilah kita bersemangat dan berlomba-lomba mempersiapkan bekal untuk kehidupan
setelah kematian sesuai potensi kita masing-masing

Yang memiliki potensi di bidang ilmu, gunakan ilmunya untuk meraih akhirat!

Yang memeliki potensi di bidang fisik, gunakan fisiknya untuk meraih akhirat!

Dan yang memiliki potensi di bidang harta, gunakan hartanya untuk meraih akhirat!

Kurang lebihnya saya selaku penceramah mohon maaf yang sebesar-besarnya. Akhir kata…

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Anda mungkin juga menyukai