Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ISLAM SEBAGAI WAY OF LIFE


BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Islam sebagai Al-Din Allah SWT merupakan manhaj albayat atau way of life,
acuan dan kerangka tata nilai kehidupan. Oleh karena itu, ketika komunitas muslim
berfungsi sebagai sebuah komunitas yang ditegakkan di atas sendi-sendi moral iman,
Islam dan takwa serta dapat direalisasikan dan dipahami secara utuh dan padu
merupakan suatu komunitas yang tidak ekslusif karena bertindak sebagai “al-umma
al-wasatan yaitu sebagai teladan di tengah arus kehidupan yang serba kompleks,
penuh dengan dinamika perubahan, tantangan dan pilihan-pilihan yang terkadang
sangat dilematis (Munir, 2009: 3).

Keberadaan dari ekspresi ibadah umat Islam tentunya tidak bisa dipisahkan
dengan keberadaan bangunan masjid yang didirikan atas dasar takwa. Karena masjid
adalah rumah Allah SWT yang berfungsi sebagai tempat kegiatan terutama shalat
lima waktu maupun shalat yang lainnya. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat
At-Taubah ayat 108:

‫ا َتُقْم ِفْي ِه َاَب ًد ۗا َلَم ْس ِج ٌد ُاِّس َس َع َلى‬


‫الَّتْق ٰو ى ِم ْن َاَّو ِل َي ْو ٍم َاَح ُّق َاْن َتُق ْو َم ِفْي ِۗه ِفْي ِه‬
‫ِر َج اٌل ُّيِح ُّبْو َن َاْن َّيَتَطَّهُرْو ۗا َو ُهّٰللا‬
‫ُيِح ُّب اْلُم َّطِّهِرْيَن‬

Artinya: “Janganlah kamu bersembahyang dalam mesjid itu selama-lamanya.


sesungguh- nya mesjid yang didirikan atas dasar taqwa (mesjid Quba), sejak hari
pertama adalah lebih patut kamu sholat di dalamnya. di dalamnya mesjid itu ada
orang-orang yang ingin membersihkan diri. dan Sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang bersih”.

Dewasa ini umat Islam terus menerus mengupayakan pembangunan masjid,


baik di kota besar, kota kecil maupun di pelosok-pelosok desa. Bahkan hampir di
lingkungan perkantoran, di kampus, di lingkungan kegiatan perekonomian, baik
dikantor pemerintahan maupun di kantor swasta berdiri dengan megah masjid-masjid
dengan berbagai bentuk dan gaya arsitektur (Rukmana, 2002: 1)

Masjid merupakan tempat ibadah bagi umat Islam dan merupakan salah satu
alat bantu yang efektif untuk menyampaikan pesan dakwah pada mad’u melalui
kegiatan sosial yang berbasis masjid. Pada sebagian orang masjid dipandang sebagai
tempat ibadah dan berkesan terpisah dari segala kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara.

Padahal kedua hal tadi sangatlah berkaitan erat dan berbanding lurus antara
ibadah dengan pembentukan kehidupan bermasyarakat (Sarwono, 2001: 11).
Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat At-Taubah ayat 17

‫َم ا َك اَن‬
‫ٰۤل‬ ‫ٰٓل‬
‫ِلْلُم ْش ِر ِكْيَن َاْن َّيْع ُم ُرْو ا َم ٰس ِج َد ِهّٰللا ٰش ِهِد ْيَن َع ى َاْنُفِس ِهْم ِب اْلُك ْفِۗر ُاو ِٕى َك َح ِبَطْت َاْع َم اُلُهْۚم َو ِفى‬
‫الَّناِر ُهْم ٰخ ِلُد ْو ن‬

Artinya: “Tidaklah pantas orang-orang musyrik itu memakmurkan masjid-


masjid Allah, sedang mereka mengakui bahwa mereka sendiri kafir. Itulah
orangorang yang sia-sia pekerjaannya, dan mereka kekal di dalam neraka”.

Menyadari sepenuhnya peran masjid sebagai tempat ibadah dan pusat


kegiatan umat, tujuan pendiriannya pun harus ditetapkan secara jelas dan benar-benar
disadari sejak awal. Karena itu, keberadaan sebuah masjid tidak akan sia-sia. Agar
jelas bahwa masjid dibangun atas dasar takwa dan iman kepada Allah SWT dengan
peranan sebagai pusat pembinaan jamaah dan umat Islam disegala bidang kehidupan
(Gazalba, 1994: 127).

Islam adalah agama dakwah artinya agama yang selalu mendorong


pemeluknya untuk senantiasa aktif melakukan kegiatan dakwah (Amin, 1997: 8).
Maju mundurnya umat Islam sangat bergantung dan berkaitan erat dengan kegiatan
dakwah yang dilakukannya (Hafifuddin, 1998: 76), karena itu Al qur’an dalam
menyebut kegiatan dakwah dengan Ahsanu Qaula. Dengan kata lain dakwah
menempati posisi yang tinggi dan mulia dalam kemajuan agama Islam, tidak dapat
dibayangkan apabila kegiatan dakwah mengalami kelumpuhan yang disebabkan oleh
berbagai faktor terlebih pada era globalisasi saat ini, dimana berbagai informasi
masuk begitu cepat dan instan yang tidak dapat dibendung lagi. Umat Islam dapat
memilah dan menyaring informasi tersebut sehingga tidak bertentangan dengan nilai-
nilai Islam (Munir, 2009: 4-5).

Maka dari itu diperlukannya Organisasi untuk menyaring mana yang baik dan
mana yang tidak baik agar kita tidak terjerumus kedalam hal-hal yang tidak baik.
Sedangkan organisasi merupakan wadah kerjasama sejumlah manusia yang terikat
dengan hubungan formal dalam rangkaian hierarki peran yang sangat menentukan
dalam usaha pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapakan. Pengorganisasian
merupakan langkah pertama kearah pelaksanaan rencana yang telah tersusun
sebelumnya. Dengan demikian suatu hal yang logis pula apabila pengorganisasian
dalam sebuah kegiatan akan menghasilkan sebuah organisasi yang dapat digerakkan
sebagai suatu kesatuan yang kuat (Munir dan Wahyu Iilahi, 2006: 117)

Pengorganisasian dakwah dapat dirumuskan sebagai rangkaian aktivitias


menyusun suatu kerangka yang menjadi wadah bagi segenap kegiatan usaha dakwah
dengan jalan membagi dan mengelompokkan pekerjaan yang harus dilaksanakan
serta menetapkan dan menyusun jalinan hubungan kerja diantara satuan-satuan
organisasi atau petugasnya. Agar masjid bisa berguna dengan baik dan bermanfaat
bagi orang banyak maka diperlukan adanya organisasi yang bisa mengelola sebuah
manajemen (Rosyad, 1977: 77).

Peran manajemen adalah untuk menjaga agar usaha pencapaian usaha tersebut
dapat berlangsung secara berdaya guna (efectif) dan berhasil guna (efecient).
Tercapainya suatu organisasi tidak lepas dari peran suatu manajemen. Tanpa
manajemen yang baik suatu organisasi tidak akan berjalan dan tidak dapat
menghasilkan hasil memuaskan. Dengan menerapkan prinsip-prinsip manajemen dan
sumber daya yang dimiliki, maka tujuan organisasi memungkinkan untuk dapat
dicapai dengan baik (Siswanto, 2005: 103).

Letak masjid agung demak sangatlah dekat dengan pendopo kabupaten dan
makam kadilangu (makam sunan kalijaga) akan tetapi di setiap kegiatannya tidak
pernah ada campur tangan dari kabupaten ataupun dari pihak kadilangu, kecuali pada
hari-hari tertentu seperti acara tahunan grebeg besar yang dilaksanakan setiap satu
tahun sekali. Malam sebelum digelar brebeg besar maka akan ada acara seperti tumpeng
sanga yang diadakan didalam masjid agung demak setelah acara selesai baru dilanjut dari
pihak kabupaten dan paginya baru diserahkan ke pihak makam sunan kalijaga akan tetapi
pengurus atau panitia tidak digabung menjadi satu tetap terpisah-pisah karena semua tadi
memiliki manajemen keorganisasi sendiri-sendiri.

Keorganisaian Masjid agung demak tidak pernah menyangkut pautkan dengan


pihak kabupaten ataupun dari pihak makam sunan kalijaga. Organisasi Masjid agung
demak berdiri sendiri tanpa campur tangan dari pihak manapun.

Pokok permasalahan yang dihadapi masjid agung demak yang paling utama
adalah tentang manajemen untuk mengelola tempat ziarah yang setiap tahunnya
orang-orang yang berkunjung didemak selalu meningkat, ini yang menjadikan
tanggung jawab besar bagi para pengurus ta’mir masjid agung untuk bisa
memperbaiki masalah manajemennya agar bisa mengimbangi kegiatan yang di
lakukan oleh masjid. sedangkan untuk fasilitas yang dimiliki masjid agung demak
cukup memadahi, didalam masjid agung demak telah memiliki perpustakaan, tempat
ziarah, museum dan tempat ibadah yang didalamnya berfungsi sebagai peningkatan
kualitas masyarakat khususnya dibidang kerohanian.

Letak Masjid Agung Demak sendiri sangatlah strategis dan mudah dijangkau
oleh masyarakat sekitar karena letaknya ada di tengah-tengah kota Demak.
dibelakang Masjid Agung Demak terdapat makam Raja pada zaman walisongo yaitu
Raden Fatah, selain itu, banyak lagi makam-makam orang penting yang ada di zaman
kerajaan majapahit, dan setiap harinya banyak sekali para peziarah dari luar daerah
yang berdatangan untuk berziarah ataupun sekedar jalan-jalan untuk melihat
peninggalanpeninggalan bersejarah walisongo yang ada di Demak. Selain, sebagai
Masjid disini juga ada museum pertama kali yang ada di Demak yang didalamnya ada
peninggalan-peninggalan walisongo ataupun peninggalan-peninggalan kerajaan
majapahit yang ada di Demak.

Berdasarkan uraian tersebut maka penulis tertarik untuk mengadakan


penelitinan skripsi yang berjudul “Manajemen Pengorganisasian di Masjid Agung
Demak dalam peningkatan dakwah Islam”.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu Islam,tujuan, dan fungsinya?

2. Sumber ajaran Islam

3. Bagaimana ruang lingkup ajaran Islam?

4. Bagaimana karakteristik ajaran Islam

C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui apa itu islam, tujuan, dan fungsinya

2. Untuk mengetahui sumber ajaran islam

3. Untuk mengetahui bagaimana ruang lingkup ajaran islam

4. Untuk mengetahui bagaimana karakteristik ajaran islam


BAB II

TINJAUAN TEORI

A. PENGERTIAN ISLAM MENURUT BAHASA

A. Berasal dari ‘salm’ (‫ )سالم‬yang berarti damai.

Dalam al-Qur’an Allah SWT berirman (QS 8:6)

B. Berasal dari kata ‘aslama’ ( ‫)َأْس َلَم‬yang berarti menyerah.

Allah berfirman dalam Al-Qur’an ( QS 4:125)

B. Berasal dari kata ‘istaslama–mustaslimun’ ( ‫)َبْل ُهُم اْلَيْو َم ُم ْس َتْسِلُم وَن‬

Penyerahan total kepada Allah. Dalam al-Qur’an Allah SWT berirman

(QS 37 : 26)

1. PENGERTIAN ISLAM MENURUT ISTILAH

Adapun dari segi istilah, ( ditinjau dari sisi subyek manusia terhadap dinul
Islam), Islam adalah ‘ketundukan seorang hamba kepada wahyu Ilahi yang
diturunkan kepada para nabi dan rasul khususnya Muhammad SAW guna dijadikan
pedoman hidup dan juga sebagai hukum/ aturan Allah SWT yang dapat membimbing
umat manusia ke jalan yang lulur, menuju ke kebahagiaan dunia dan akhirat’.

Definisi tersebut memuat beberapa poin penting yang dilandasi dan didasari
oleh ayat-ayat Al-Qura’n. Diantara poin-poinnya adalah:

 Islam sebagai wahyu ilahi

Mengenai hal ini, Allah berfirman (QS. 53 : 3-4)

 Diturunkan kepada nabi dan rasul (khususnya Rasullulah SAW)

Membenarkan hal ini, firman Allah SWT (QS . 3 :84)

 Sebagai pedoman hidup

Allah berfirman (QS . 45 : 20)


Definisi tersebut memuat beberapa poin penting yang dilandasi dan didasari oleh
ayat-ayat Al-Qura’n. Diantara poin-poinnya adalah:

 Islam sebagai wahyu ilahi

Mengenai hal ini, Allah berfirman (QS. 53 : 3-4)

 Diturunkan kepada nabi dan rasul (khususnya Rasullulah SAW)

Membenarkan hal ini, firman Allah SWT (QS . 3 :84)

 Sebagai pedoman hidup

Allah berfirman (QS . 45 : 20)

 Mencakup hukum-hukum Allah dalam Al-Qur’an dan sunnah


Rasullulah SAW

Allah berfirman (QS. 5: 49-50)

 Membimbing manusia ke jalan yang lurus

Allah berfirman (QS . 6 : 153)

 Menuju kebahagian dunia dan akhirat

Allah berfirman (QS . 16 : 97)

Beberapa hal terkait dengan pengertian Islam:

A. Aspek kebahasaan

Islam berasal dari Bahasa Arab Aslama-Yuslimu-Islaman yang

secara kebahasaan berarti ‘menyelamatkan’. Kata Islam lebih spesifik

lagi di dapat dari bahasa Aslama, yang bermakna “untuk

menerima, menyerah atau tunduk”

dan pengertia yang lebih jauh kepada Allah.


B. Aspek kemanusiaan

Dengan demikian, Islam berarti penerimaan dari dan penyerahan

diri kepada Allah, dan penganutnya harus menunjukkan

ini dengan menyembahnya, menuruti perintahnya dan

menghindari politheisme. Perkataan ini memberikan beberapa

maksud dari Al-Qur’an (QS. Al Maidah [2]:4)

C. Aspek kepercayaan

Kepercayaan dasar Islam dapat ditemukan pada dua kalimat shahadatin

“ daua kalimat persaksian “ yaitu “ Asyhadu an-laa ilaah illahllaah,

wa asyhadu anna muhammadan rasuulullah” yang berarti “ saya

bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah. Esensinya adalah

prinsip keesaan Allah dan pengakuan terhadap ke Nabiaan Muhammad.

Tujuan Islam

Tujuan Islam adalah untuk mewujudkan kemaslahatan dan menghindarkan


kerusakan dan bahaya dari seorang baik dulu, sekarang dan zaman yang akan datang.
Sehingga akan tercapailah kebahagiaan yang hakiki di mana pun berada, membentuk
pribadi yang kamil di samping juga membentuk masyarakat yang ideal, yang menitik
beratkan pembentukan moral dan kerohanian sebuah masyarakat dan tidak lupa turut
membangunkan nilai ketamadunan.

Fungsi Islam

 Sebagai pembimbing dalam hidup membentuk suatu kepribadian yang


harmonis agar segala unsur pokok kehidupan terdiri dari pengalaman yang
menentramkan jiwa agar mampu menghadapi masalah dengan tenang.
 Penolong dalam kesukaran karena orang yang tidak beragama cenderung
mengatasi masalah hidup dengan pesimis, berbrda dengan orang yang
beragama yang menghadapi dengan optimis & percaya bahwa Allah tidak
akan memberi cobaan melebihi kekuatannya.

 Penentram batin orang beriman tidak akan merasa gelisah karena dia tau jika
semua hal yang dia miliki merupakan titipan Allah, berbeda dengan yang
tidak beriman dengan yang selalu merasa gelisah akan apa yang ia miliki.

 Pengendali moral dalam Islam di ajarkan untuk menghormati rang lain, tetapi
tidak diperintah untuk minta dihormati. Selain itu banyak pelajaran moral lain
seperti berpakaian, berperilaku, bertutut kata dsb.

B. Sumber Ajaran Islam

1. AlQuran
Al Quran adalah kalam Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad
SAW. Tulisannya berbahasa Arab dengan perantaraan Malaikat Jibril. Al
Quran sebagai kalam Allah SWT dapat dibuktikan dengan ketidaksanggupan
atau kelemahan yang dimiliki oleh manusia untuk membuatnya sebagai
tandingan, walaupun manusia itu adalah orang pintar. Dalam surat Al Isra ayat
88, Allah berfirman:

‫ْأ‬ ‫ٰا‬ ‫ْأ‬ ‫ٰٓل‬


‫ُقْل َّلِٕىِن اْج َتَم َعِت اِاْل ْنُس َو اْلِج ُّن َع ى َاْن َّي ُتْو ا ِبِم ْثِل ٰهَذ ا اْلُقْر ِن اَل َي ُتْو َن ِبِم ْثِلٖه َو َلْو َك اَن َبْعُضُهْم ِلَبْع ٍض‬
‫ًرا‬ ‫َظِه ْي‬

Katakanlah, "Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat


yang serupa (dengan) Al-Qur'an ini, mereka tidak akan dapat membuat yang
serupa dengannya, sekalipun mereka saling membantu satu sama lain."

2. Hadits
Seluruh umat Islam telah sepakat dan berpendapat serta mengakui

bahwa sabda, perbuatan dan persetujuan Rasulullah Muhammad SAW

tersebut adalah sumber hukum Islam yang kedua sesudah Al Quran.

Banyak ayat-ayat di dalam Al Quran yang memerintahkan untuk


mentaati Rasulullah SAW seperti firman Allah SWT dalam Q.S Ali Imran ayat
32:

‫ُقْل َاِط ْيُعوا َهّٰللا َو الَّرُسْو َل ۚ َفِاْن َتَو َّلْو ا َفِاَّن َهّٰللا اَل ُيِح ُّب اْلٰك ِفِر ْيَن‬
٣٢ –

Katakanlah (Muhammad), "Taatilah Allah dan Rasul. Jika kamu berpaling, ketahuilah
bahwa Allah tidak menyukai orang-orang kafir."Al Hadits sebagai sumber hukum
yang kedua berfungsi sebagai penguat, sebagai pemberi keterangan, sebagai
pentakhshis keumuman, dan membuat hukum baru yang ketentuannya tidak ada di
dalam Al Quran. Hukum-hukum yang ditetapkan oleh Rasulullah Muhammad SAW
ada kalanya atas petunjuk (ilham) dari Allah SWT, dan adakalanya berasal dari
ijtihad.

3 Ijma
Imam Syafi'i memandang ijma sebagai sumber hukum setelah Al Quran dan
sunah Rasul. Dalam moraref atau portal akademik Kementerian Agama
bertajuk Pandangan Imam Syafi'i tentang Ijma sebagai Sumber Penetapan
Hukum Islam dan Relevansinya dengan perkembangan Hukum Islam Dewasa
Ini karya Sitty Fauzia Tunai, Ijma' adalah salah satu metode dalam
menetapkan hukum atas segala permasalahan yang tidak didapatkan di dalam
Al-Quran dan Sunnah. Sumber hukum Islam ini melihat berbagai masalah
yang timbul di era globalisasi dan teknologi modern. Jumhur ulama ushul fiqh
yang lain seperti Abu Zahra dan Wahab Khallaf, merumuskan ijma dengan
kesepakatan atau konsensus para mujtahid dari umat Muhammad pada suatu
masa setelah wafatnya Rasulullah SAW terhadap suatu hukum syara'
mengenai suatu kasus atau peristiwa.
Ijma dapat dibagi menjadi dua bentuk yaitu ijma sharih dan ijma sukuti. Ijma
sharih atau lafzhi adalah kesepakatan para mujtahid baik melalui pendapat
maupun perbuatan terhadap hukum masalah tertentu. Ijma sharih ini juga
sangat langka terjadi, bahkan jangankan yang dilakukan dalam suatu majelis,
pertemuan tidak dalam forum pun sulit dilakukan. Bentuk ijma yang kedua
dalah ijma sukuti yaitu kesepakatan ulama melalui cara seorang mujtahid atau
lebih mengemukakan pendapatanya tentang hukum satu masalah dalam masa
tertentu kemudian pendapat itu tersebar luas serta diketahui orang banyak.
Tidak ada seorangpun di antara mujtahid lain yang menggungkapkan
perbedaan pendapat atau menyanggah pendapat itu setelah meneliti pendapat
itu.
4. Qiyas
Sumber hukum Islam selanjutnya yakni qiyas (analogi). Qiyas adalah bentuk
sistematis dan yang telah berkembang fari ra'yu yang memainkan peran yang
amat penting. Sebelumnya dalam kerangka teori hukum Islam Al- Syafi'i,
qiyas menduduki tempat terakhir karena ia memandang qiyas lebih lemah dari
pada ijma.

Macam-Macam Hukum Islam

A. Wajib. Wajib adalah sesuatu perbuatan yang jika dikerjakan akan mendapatkan
pahala dan jika ditinggalkan akan diberi siksa.

B. Sunnah. Sunnah ialah sesuatu perbuatan yang dituntut agama untuk dikerjakan
tetapi tuntutannya tidak sampai ke tingkatan wajib atau sederhananya perbuatan
yang jika yang dikerjakan akan mendapatkan pahala dan jika ditinggalkan tidak
akan mendapatkan mendapatkan siksaan atau hukuman.

C. Haram. Haram ialah sesuatu perbuatan yang jika dikerjakan pasti akan
mendapatkan siksaan dan jika ditinggalkan akan mendapatkan pahala

D. Makruh. Makruh adalah suatu perbuatan yang dirasakan jika meninggalkannya


itu lebih baik dari pada mengerjakannya.

E. Mubah. Mubah adalah suatu perbuatan yang diperbolehkan oleh agama antara
mengerjakannya atau meninggalkannya.

Tujuan Sistem Hukum Islam

 Pemeliharaan atas keturunan


 Pemeliharaan atas akal
 Pemeliharaan atas kemuliaan
 Pemeliharaan atas jiwa
 Pemeliharaan atas harta
 Pemeliharaan atas agama

C. RUANG LINGKUP AJARAN ISLAM ( Tuhan, manusia, alam, penciptaan


dan keselamatan)
1. Aqidah secara istialah aqidah berarti keyakinan keagamaan yang dianut oleh
seseorang dan menjadi landasan segala bentuk aktivitas, sikap, pandangan dan
pegangan hidupnya.
2. Syanan Syari’ah adalah sistem hukum yang didasari Al-Qur’an, As-Sunnah,
Ijtihad.
3. Akhlak secara istilah akhlaq berarti tingakah laku yang lahir dari manusia
dengan sengaja, tidak dibuat-buat dan telah menjadi kebiasaan.

Secara garis besar ruang lingkup Agama Islam mencakup:

1. Hubungan manusia dengan pencipta-Nya (Allah SWT)


‘Dan aku tidak menciptakan jin melainkan supaya mereka menyembah-Ku’
(QS.Az-Zariat : 56).
2. Hubungan manusia dengan manusia
‘Dan tolonng menlonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa
dan takwa tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan ‘(QS. Al-
Maklah : 2).
3. Hubungan manusia dengan makhluk lain lingkungannya
‘Tidaklah kamu perhatikan, sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk
(kepentingan) mu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi dan
menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin’ (QS.Luqman : 20).

D. KARAKTERISTIK AJARAN ISLAM

1. Robiniyyah
Bahawa Islam merupakan agama yang bersumber dari Allah SWT bukan dari
manusia, sedangkan Nabi Muhammad SAW tidak membuat agama ini, beliau
hanya menyampaikannya. Karena, kapasitasnya sebagai Nabi beliau berbicara
berdasarkan wahyu yang diturunkan kepadanya.
2. Insanya
Islam merupakan agama yang diturunkan untuk manusia, karena itu Islam
merupakan satu-satunya agama yang cocok dengan fitrah manusia.
3. Al-Waqiyyah
Realistis, ini menunjukan bahwa Islam merupakan agama yang dapat
diamalkan oleh manusia, meskipun latar belakang mereka berbeda. Islam
sendiri tidak bertentangan dengan realitas perkembangan zaman.
4. Al-Wasathiyah
Di dunia ini ada orang yang hanya menekankan pada persoalan-persoalan
tertentu, misalnya kebih menekankan materi darp pada rohani, ataupun
mengutamakan aspek logika dari pada perasaan. Maksudnya, ummatan
wasathan adalah umat yang seimbang dalam beramal, baik yang menyangkut
pemenuhan terhadap kebutuhan jasmani dan akal pikiran maupun kebutuhan
rohani.
5. Al-Wudhuh
Konsepnya yang jelas. Kejelasan konsep membuat umatnya tidak bingung
dalam memahami dan mengamalkan ajaran Islam.
6. Al-Jamu Bainah Ats-Tsabat wa Al-Murunah
Ajaran Islam yang permanen dan fleksibel. Permanen maksudnya tidak bisa
diganggu gugat. Misalnya, sholat 5 waktu yang harus di kerjakan, tapi dalam
melaksanakannya ada ketentuan yang bisa fleksibel, bila seorang muslim sakit
dia bisa sholat dengan duduk atau baring. Namun dalam pelaksanaannya
bukan berarti kebenaran Islam tidak mutlak, tetapi yang fleksibel adalah
pelaksanaannya.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
 Islam adalah agama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai
Nabi dan Rasul terakhir untuk menjadi pedoman hidup seluruh manusia
hingga akhir zaman.
 Pengertian Islam menurut istilah. (Ditinjau dari sisi subyek manusia terhadap
dinul Islam), Islam adalah ‘ketundukan seorang hamba kepada wahyu Ilahi
yang diturunkan kepada para Nabi dan Rasul khususnya Muhammad SAW
guna dijadikan pedoman hidup dan juga sebagai hukum/aturan Allah SWT
yang dapat membimbing umat manusia ke jalan yang lurus, menuju ke
kebahagiaan dunia dan akhirat.
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Zakki, Ekonomi dalam Perspektif Islam (Bandung:Pustaka Setia, 2002),


hlm.16.

Chairuman Pasaribu dan Surawardi K.Lubis, Hukum Perjanjian Dalam Islam,


(Jakarta,

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, halm. 491.

Al Imam Abul Fida Ismail, Ibnu Kastir Juz IV, Penerjemah Bahrun Abu Bakar
(Bandung:

Sinar Baru Algesindo, 2009), hlm. 711.

Imam Hafidz Abi Dawud Sulaiman, Sunan Abu Dawud Juz III, Penerjemah Syaikh

Muhammad Nashiruddin Al Albani (Jakarta: Pustaka Azzam, 2009), hlm. 464.

Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syari’ah wacana Ulama dan Cendekiawan, cet.1

(Jakarta, Tazkia Instiute, 1999), hlm. 156.

Wawancara dengan Bapak Muhammad Farhani sebagai pemilik Tom’s Garage


tanggal 20 Januari 2016 di Nusukan, Surakarta.

Anda mungkin juga menyukai