Anda di halaman 1dari 34

BIMBINGAN KEAGAMAAN PADA MAJELIS

TAKLIM WA TADZKIR AL-HUSNA DI DESA


BANJARBARU KECAMATAN DAHA SELATAN
KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

PROPOSAL SKRIPSI

Oleh:
WIRAYATNA
190104020295

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI


FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM
BANJARMASIN
2022M / 1443H
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................... i

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 5
D. Signifikan Penelitian ............................................................................ 5
E. Definisi Operasional............................................................................. 6
1. Bimbingan Keagamaan .................................................................. 6
2. Majelis Taklim ............................................................................... 7
3. Mejelis Taklim Wa Tadzkir Al-Husna ........................................... 7
F. Penelitian Terdahulu ............................................................................ 8
G. Sistematika Penulisan .......................................................................... 9

BAB II KAJIAN TEORI ............................................................................... 10

A. Pengertian Bimbingan .......................................................................... 10


B. Pengertian Agama ................................................................................ 12
C. Pengertian Bimbingan Keagamaan ...................................................... 13
D. Tujuan Bimbingan Keagamaan ............................................................ 14
E. Materi Bimbingan Keagamaan ............................................................ 14
F. Dasar-Dasar Bimbingan Keagamaan ................................................... 18
G. Bentuk-Bentuk Bimbingan Keagamaan ............................................... 29

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 22

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian........................................................... 22


B. Lokasi, Subjek, dan Objek Penelitian ................................................. 22
C. Data dan Sumber Data ......................................................................... 23
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 25
E. Pengolahan dan Analisis Data .............................................................. 27
F. Pengecekan Keabsahan Data................................................................28

DAFTAR PUSTAKA SEMENTARA .......................................................... 29

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... 31

i
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Islam merupakan agama Rahmatan Lil’alamin, yaitu agama yang

merupakan bentuk rahmat dan rasa kasih sayang Allah SWT kepada

seluruh alam semesta. Rahmat tersebut merupakan milik Allah SWT dan

diturunkan melalui Islam. Ajaran Islam Rahmatan Lil'alamin sebenarnya

bukan hal baru, basisnya sudah kuat di dalam Al-Qur'an dan Al-Hadits,

bahkan telah banyak diimplementasikan dalam sejarah Islam, baik pada

abad klasik maupun pada abad pertengahan. Secara etimologis, Islam

berarti "damai", sedangkan Rahmatan Lil'alamin berarti "kasih sayang

bagi semesta alam". Maka yang dimaksud dengan Islam Rahmatan

Lil'alamin adalah Islam yang hadirnya di tengah kehidupan masyarakat

mampu mewujudkan kasih dan sayang bagi manusia maupun alam.

Islam disebut juga agama dakwah. Artinya agama yang selalu

mendorong pemeluknya agar senantiasa aktif melakukan aktivitas dakwah.

Maju mundurnya umat Islam sangat bergantung juga berkaitan erat dengan

aktivitas dakwah yang dilakukannya, sebab itu Al-Qur’an menyebut

kegiatan dakwah dengan Ahsanu Qaul.

1
Dakwah menempati posisi yang tinggi juga mulia di dalam kemajuan

Islam. Tidak bisa dibayangkan Jika kegiatan dakwah mengalami

kelumpuhan yang ditimbulkan oleh aneka macam faktor terlebih pada era

globalisasi saat ini, di mana berbagai berita masuk begitu cepat serta instan

yang tidak dapat dibendung lagi. Umat Islam wajib bisa memilah serta

menyaring informasi tersebut yang mengakibatkan tidak bertentangan

dengan nilai-nilai Islam.1

Hukum berdakwah adalah wajib bagi setiap individu tanpa terkecuali,

dan hukum berdakwah diperkuat melalui dalil yang ada dalam Al-Qur’an

surah Ali Imran ayat 104:

ِ ‫َو ْنت َ ُك ٍْ ِ ّي ُْ ُك ْى ا ُ َّيةٌ ٌَّذْع ُْىٌَ اِنَى ْان َخٍ ِْز َوٌَأ ْ ُي ُز ْوٌَ ِب ْان ًَ ْع ُز ْو‬
ۗ ‫ف َو ٌَ ُْ َه ْىٌَ َع ٍِ ْان ًُ ُْك َِز‬

ٰۤ
ٌَ‫َواُونىِٕكَ ُه ُى ْان ًُ ْف ِه ُح ْى‬

Artinya : “ Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan ummat yang

menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah

dari yang munkar. Merekalah orang-orang yang beruntung”. (Q.S Ali

Imran : 104).

Secara kualitatif dakwah islam bertujuan untuk mempengaruhi serta

mentranformasikan perilaku bathin dan sikap rakyat masyarakat menuju

suatu tatanan keshalehan individu dan keshalehan sosial. Dakwah

menggunakan pesan-pesan keagamaan dan pesan-pesan sosialnya yang

merupakan ajakan dan seruan pada pencerahan untuk senantiasa

1
Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2013), hlm. 4.

2
mempunyai komitmen (istiqomah) pada jalan yang lurus. Dakwah ialah

ajakan yang dilakukan untuk membebaskan individu serta warga dari

pengaruh internal nilai-nilai syaithaniah serta kejahiliyahan menuju nilai-

nilai ketuhanan. Disamping itu dakwah juga bertujuan untuk

meningkatkan pemahaman keagamaan pada aneka macam aspek ajaran

nya agar dapat di aktualisasikan pada bersikap, berfikir, dan bertindak.2

Pengajian agama merupakan salah satu bentuk kegiatan dakwah,

karena di dalam pengajian itu sendiri tidak lepas dari usaha penyampaian

ajaran- ajaran Islam dalam rangka mengajak atau membina umat manusia

untuk senantiasa berada di jalan Islam, sehingga tercapai kedamaian dan

kebahagiaan di dunia dan diakhirat. Pengajian Agama menjadi sarana

dakwah islam yang paling efektif dalam pembinaan umat beragama islam.

Di pengajian agama inilah seseorang dapat menggali ilmu agama lebih

mendalam lagi. Karena pembelajarannya yang tidak terlepas dari usaha

penyampaian tentang agama Islam yang senantiasa untuk membina umat

Islam berada dijalan Allah SWT.

Pengajian agama atau majelis taklim merupakan pendidikan non-

formal dalam masyarakat beragama islam yang setiap harinya selalu

memiliki perkembangan dari adanya islam sampai era sekarang ini.

Majelis Taklim Wa Tadzkir Al-Husna merupakan salah satu Majelis

yang memberikan berbagai pengetahuan agama bagi masyarakat luas

2
J. Suyuthi Pulungan, Universalisme Islam, (Jakarta: MSA, 2002), hlm.66.

3
khususnya jamaah Majelis Taklim Wa Tadzkir Al-Husna di desa

Banjarbaru Kecamatan Daha Selatan Kabupaten Hulu Sungai Selatan.

Mejelis Taklim Wa Tadzkir Al-Husna adalah majelis taklim yang

didirikan oleh Habib Mahdi bin Luthfi bin Yahya yang memiliki jamaah

kisaran 150 jemaah laki-laki dan jamaah perempuan. Jamaah yang datang

tidak hanya berasal dari desa Banjarbaru Kecamatan Daha Selatan saja,

banyak juga jamaah yang datang dari luar Kecamatan Daha Selatan seperti

kecamatan Daha Utara dan Daha Barat. Adapun kegiatan di Majelis

Taklim Wa Tadzkir Al-Husna dimulai dengan sholat maghrib berjamaah

setelah sholat maghrib membaca maulid habsyi, sholat isya berjamaah dan

aqidatul awam setelah itu ceramah agama. Sebulan sekali juga diadakan

acara membaca manaqib Siti Khadijah di majelis Taklim Wa Tadzkir Al-

Husna. Pelaksanaan bimbingan keagamaan ini telah banyak memberikan

kontribusi bagi jamaah Majelis Taklim Al-Husna dan juga masyarakat

sekitar majelis dalam meningkatkan pengetahuan agamanya. Dari latar

belakang yang telah diuraikan peneliti, peneliti berkeinginan untuk

memperdalam pembahasan ini yang hasilnya dituangkan dalam sebuah

proposal skripsi dengan mengambil judul “BIMBINGAN

KEAGAMAAN PADA MAJELIS TAKLIM WA TADZKIR AL-

HUSNA DI DESA BANJARBARU KECAMATAN DAHA SELATAN

KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN”.

4
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar bealakang di atas, maka penulis membuat

rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana bentuk-bentuk bimbingan keagamaan pada Majelis Taklim

Wa Tadzkir Al-Husna didesa Banjarbaru Kecamatan Daha Selatan

Kabupaten Hulu Sungai Selatan?

2. Apa saja hambatan yang dihadapi dalam bimbingan keagamaan pada

Majelis Taklim Wa Tadzkir Al-Husna didesa Banjarbaru Kecamatan

Daha Selatan Kabupaten Hulu Sungai Selatan?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini

adalah :

1. Untuk Mengetahui bentuk-bentuk bimbingan keagamaan pada Majelis

Taklim Wa Tadzkir Al-Husna didesa Banjarbaru Kecamatan Daha

Selatan Kabupaten Hulu Sungai Selatan.

2. Untuk Mengetahui hambatan yang dihadapi dalam bimbingan

keagamaan pada Majelis Taklim Wa Tadzkir Al-Husna didesa

Banjarbaru Kecamatan Daha Selatan Kabupaten Hulu Sungai Selatan.

D. Signifikan Penelitian

Signifikan penelitian yang ingin diperoleh peneliti adalah :

1. Secara Teoritis

5
Memberikan gambaran tentang bagaimana bentuk dan hambatan

yang terjadi didalam bimbingan keagamaan yang diberikan di Majelis

Taklim Wa Tadzkir Al-Husna, agar dapat dijadikan bahan bacaan dan

memperbanyak khazanah perpustakaan juga sebagai bahan referensi untuk

menambah wawasan pengetahuan bagi para pembaca, khususnya penulis

sendiri.

2. Secara Praktis

a. Sebagai masukan untuk para da’i dan para tokoh agama dalam

melakukan dakwah agama islam.

b. Sebagai bahan informasi yang baru khususnya bagi peneliti sendiri yang

ingin meneliti masalah bagaimana bentuk dan hambatan dalam

bimbingan keagamaan pada Majelis Taklim Wa Tadzkir Al-Husna

didesa Banjarbaru Kecamatan Daha Selatan Kabupaten Hulu Sungai

Selatan.

E. Definisi Operasional

Untuk mempermudah dan memperjelas masalah yang akan diteliti,

maka penulis memberikan pembahasan sebagai berikut :

1. Bimbingan Keagamaan

Bimbingan keagamaan adalah proses pemberian bantuan kepada

seseorang dalam memahami nilai-nilai keagamaan sesuai dengan Al-

Qur’an dan As-Sunnah agar dapat menentukan pilihan dan jalan keluar

dalam permasalahan yang dihadapi agar dapat mencapai kebahagiaan di

dunia dan di akhirat.

6
Bimbingan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah seluruh

proses bimbingan keagamaan yang ada di Majelis Taklim Wa Tadzkir Al-

Husna berupa bantuan kepada masyarakat, baik jasmani dan rohani nya

berdasarkan ajaran agama islam. Serta pemberian bimbingan keagamaan

yang berupa nasehat individu dan juga kelompok yang bisa dijadikan

solusi dalam permasalahan kehidupan masyarakat desa Banjarbaru

Kecamatan Daha Selatan Kabupaten Hulu Sungai Selatan.

2. Majelis Taklim

Secara etimologis majelis taklim adalah tempat mengajar, tempat

mendidik, tempat melatih, tempat berlatih, dan tempat menuntut ilmu.

Sementara secara terminologis majelis taklim mengandung beberapa

pengertian yang berbeda-beda. Effendy Zarkasyi mengatakan, “Majelis

Taklim bagian dari model dakwah dewasa ini dan sebagai forum belajar

untuk mencapai suatu tingkat pengetahuan agama”.

Istilah majelis taklim yang tersusun dari dua akar kata tersebut

yaitu: majelis yang berarti tempat dan kata taklim yang berarti pengajaran.

Maka majelis taklim berarti tempat pengajaran atau pengajian bagi orang-

orang yang ingin mendalami ajaran-ajaran agama Islam.3

3
Helmawati, Pendidikan Nasional dan Optimalisasi Majelis Ta’lim Peran Aktif Majelis
Ta’lim Meningkatkan Mutu Pendidikan, (Jakarta :Rineka Cipta, 2013), hlm 76

7
3. Majelis Taklim Wa Tadzkir Al-Husna

Majelis Takim Wa Tadzkir Al-Husna adalah tempat belajar agama

Islam bagi masyarakat desa Kecamatan Daha Selatan Kabupaten Hulu

Sungai Selatan.

F. Penelitian Terdahulu

1. Skripsi yang ditulis oleh ULYA LINATUZZAHRO, Universitas Islam

Negeri Walisongo tahun 2019. Dengan judul “Bimbingan Agama Islam

di Majelis Ta’lim Al-Hidayah desa Mateseh Kec. Boja Kab. Kendal.”

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bertujuan untuk

mengetahui pelaksanaan bimbingan agama islam di majelis Al-Hidayah

dan untuk mengetahui bimbingan agama islam jamaah majelis ta’lim Al-

Hidayah di Desa Mateseh Kabupaten Kendal.

2. Skripsi yang ditulis oleh KHANAFI HARUN, UIN Sunan Kalijaga

tahun 2008. Dengan judul “Bimbingan Keagamaan Pada Aanak oleh

Majelis Taklim Al-Qur’an Nurussibyan di Desa Bligo Kec. Ngluar Kab.

Magelang.” Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif yang

mempunyai tujuan untuk mengetahui bimbingan keagamaan pada anak

oleh MTA Nurussibyan didesa Bligo.

3. Skripsi yang ditulis oleh SORAYA ASSEGAF, UIN Raden Intan

Lampung tahun 2019. Dengan judul “Bimbingan Keagamaan dalam

Pembinaan Moral Remaja pada Majelis Taklim Riyadhul Musthofa

Kampung Sawah Bandar Lampung.” Penelitian ini menggunakan jenis

penelitian lapangan (field research) yaitu suatu penelitian lapangan yang

8
dilakukan dalam kancah kehidupan yang sebenarnya yang mempunyai

tujuan untuk mengetahui pelaksanaan bimbingan keagamaan dalam

pembinaan moral remaja pada Majelis Taklim Riyadhul Musthfa

Kampung Sawah Bandar Lampung.

Dari beberapa skripsi yang membahas bimbingan

keagamaan ditemukan tentang bimbingan keagamaan pada Majelis

Taklim wa Tadzkir Al-Husna desa Banjarbaru Kecamatan Daha Selatan

Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Yang mana tentu sangat berbeda

penelitian tersebut dengan penelitian yang peneliti tulis dengan yang lain

meskipun sama membahas tentang bimbingan keagamaan.

G. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I meliputi: latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,

signifikan penelitian, definisi operasional, penelitian terdahulu dan

sistematika penulisan.

BAB II berisi kajian teori yang meliputi: hal-hal yang berkaitan dengan

permasalahan dalam penelitian ini.

BAB III berisi tentang metode penelitian yang meliputi: Jenis dan

pendekatan penelitian, lokasi, subjek, dan objek penelitian, data dan

sumber data, teknik pengumpulan data, pengolahan dan analisis data.

BAB IV berisi tentang laporan hasil penelitian yang meliputi: gambaran

singkat lokasi penelitian, penyajian data dan analisis data.

BAB V berisi tentang penutup yang meliputi: simpulan dan saran

9
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pengertian Bimbingan

Bimbingan adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam

mengarahkan dan mendidik anak-anak. Bimbingan disini sifatnya hanya

merupakan bantuan yang diberikan seorang pembimbing atau untuk

mencapai apa yang menjadi tujuan individu maupun kelompok. Secara

etimologis kata bimbingan merupakan terjemahan dari Bahasa inggris

“guidance”.kata “guidance” adalah kata dalam bentuk mashdar (kata

benda) yang berasal dari kata kerja “ to guide” artinya menunjukkan ,

membimbing atau menuntun orang lain ke jalan yang benar. Jadi kata

“guidance” berarti pemberian petunjuk: pemberian bimbingan atau tuntunan

kepada orang lain yang membutuhkan.4 Bimbingan berasal dari kata “

bimbing” yang artinya pimpin, asuh. Bimbingan dalam kamus bahasa

Indonesia berarti petunjuk (penjelasan) cara mengerjakan sesuatu, tuntutan,

pimpinan.

Menurut Dunsmoor & Miller, dalam Mc Daniel, 1969. Menyatakan

bimbingan sebagai suatu proses layanan yang ditujukan kepada individu-

individu untuk membantu mereka mencapai pengetahuan serta

4
Samsul Munir Amin, Bimbingan dan Konseling Islam (Jakarta: Amzah, 2010), hlm.3

10
keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan dalam membuat pilihan-

pilihan, rencana-rencana dan interpretasi yang diperlukan untuk

penyesuaian diri yang baik oleh suatu individu.5

Menurut Ngalim Purwanto (2003: 170) mengemukakan bimbingan

merupakan suatu bantuan yang diberikan kepada setiap individu dari

berbagai umur, untuk membantu dia dalam mengatur perjalanan hidupnya,

mengembangkan pendidikan/pandangan kehidupannya, membuat

keputusan-keputusan serta memikul beban kehidupannya sendiri.6

Sedangkan menurut Rochman, 2009. Memberikan pernyataan

bimbingan adalah jalan pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan

secara terus-menerus, agar individu itu mampu menekuni dirinya sendiri

sehingga ia mampu menghadapkan diri dan mampu bertindak wajar sesuai

dan dapat merasakan kebahagiaan hidupnya juga dapat memberikan

sumbangan yang berarti.7

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

bimbingan merupakan proses pemberian bantuan kepada seorang individu

maupun kelompok yang dilakukan secara terus-menerus untuk mengatasi

kesulitan-kesulitan permasalahan hidup yang dijalaninya untuk

5
Drs. Abu Bakar M. Luddin, M.Pd., Ph.D, Dasar-Dasar Konseling Tinjauan Teori dan
Praktik. (Bandung: Media Perintis, 2010), hlm 14

6
Suiranto, S.IP.,S.Pd.,M.Pd, Kompetensi Kepala Sekolah dalam Menyusun Program
Suvervisi, (Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia, 2018), hlm. 12

7
Soetjipto dan Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009).,hlm.62.

11
mengembangkan potensi dalam diri individu tersebut dengan melalui

berbagai macam metode, materi dan teknik dalam bimbingan untuk

mencapai tujuan kebahagiaan dalam kehidupannya.

B. Pengertian Agama

Secara Bahasa agama berasal dari Bahasa latin yaitu Religi atau

Relegere yang berarti mengumpulkan dan membaca. Sedangkan dalam

Bahasa arab adalah Al-din yang berarti undang-undang atau hukum. Selain

itu kata mempunyai arti menguasai, menundukkan, patuh, hutang, balasan

dan kebiasaan.8

Agama juga dapat diartikan sebagai ajaran, sistem yang mengatur tata

keimanan (kepercayaan) kepada Tuhan yag mahakuasa, tata keperibadatan,

dan tata kaidah yang berhubungan dengan manusia dan manusia serta

lingkungannya dengan kepercayaan itu.9

Menurut Zakiah Daradjat, agama adalah sesuatu yang mampu

dirasakan dengan hati, pikiran dan dilaksanakan tindakan serta membentuk

dalam sikap serta cara menjalani hidup pada umumnya.10

Dari penjelasan-penjelasan diatas penulis menyimpulkan bahwa

agama adalah kepercayaan dan ketaatan kepada Tuhan, yang mampu

8
Bambang Syamsul Arifin, Psikologi Agama, (Bandung: Pustaka Setia, 2008), hlm. 14.

9
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta:Terbitan Pusat
Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2008), hlm.17.

10
Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta:Bulan Bintang, 1993), hlm. 127.

12
dirasakan dan dijalani dengan hati sebagai bentuk cara menjalani kehidupan.

Seperti dalam Islam kita beriman kepada Allah percaya adanya Allah

melaksanakan ketaatan apa yang telah diperintahkan Allah dan menjauhi

apa yang dilarang untuk kehidupan yang bahagia.

C. Pengertian Bimbingan Keagamaan

Bimbingan keagamaan diartikan sebagai suatu perubahan yang

berproses terhadap daya rohaniyah yang menjadi penggerak mengarahkan

tingkah laku manusia dalam kehidupan sehari-hari yang terdiri dari

perasaan, pikiran, angan-angan untuk melakukan kepercayaan kepada

Tuhan dengan suatu anjuran dan kewajiban yang saling berhubungan

dengan agama.11

Bimbingan keagamaan dapat dikatakan juga sebagai proses atau

sistem kegiatan yang dilakukan melalui pengajaran-pengajaran agama yang

berupa pembinaan dan juga asuhan kepada anak agar nanti ia dapat

memahami, menghayati, mendalami dan mengamalkan pengajaran-

pengajaran Islam yang telah menjadi keyakinannya secara utuh, dan

menjadikan pengajaran Islam sebagai satu tujuan hidup untuk keselamatan

juga kesejahteraan hidup didunia dan diakhirat.

Dari penjelasan itu dapat disimpulkan bahwa bimbingan keagamaan

adalah suatu proses bantuan kepada seseorang, supaya kehidupan

beragamanya selaras dengan ketentuan Allah SWT, dan memberi bantuan

terhadap suatu individu yang mendapati kesulitan rohaniyah dilingkungan

11
Faqih Anur, Bimbingan Dan Konseling Dalam Islam, (Jogyakarta: UII Pres, 2001),
hlm 28.

13
hidupnya agar dapat membantu dalam mengatasi masalah kehidupannya

untuk berserah diri kepada Allah SWT untuk harapan mencapai

kebahagiaan didunia dan akhirat.

D. Tujuan Bimbingan Keagamaan

Bimbingan keagamaan memiliki tujuan yaitu untuk membantu

seseorang dalam mengambil dan menyusun suatu rencana dalam kehidupan.

Tujuan bimbingan keagamaan menurut Mohammad Surya:12

1. Agar individu memiliki kemampuan intelektual (pengetahuan) dalam

pekerjaan dan juga karir.

2. Agar memiliki kemampuan dalam memahami, mengelola,

mengendalikan, menghargai, dan mengarahkan.

3. Agar memiliki pengetahuan dan pengarahan

4. Agar mampu berinteraksi dengan orang lain

5. Agar mampu mengatasi masalah dalam kehidupan sehari-hari

6. Agar dapat memahami, menghayati, dan mengamalkan kaidah-kaidah

ajaran agama Islam yang berkaitan dengan pekerjaan dan juga karir.

E. Materi Bimbingan Keagamaan

1. Materi Ibadah

Secara umum ibadah memiliki arti segala sesuatu yang

dilakukan manusia atas dasar patuh tehadap sang pencipta sebagai

jalan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Ibadah menurut

12
Saiful Akhyar Lubis, Konseling Islam (Yogyakarta, Graha Ilmu, 2007), hlm 111.

14
bahasa diambil dari kata ta’abbud yang memiliki arti menundukkan

dan mematuhi dikatakan thoriqun mu’abbad yaitu : jalan yang

ditundukkan yang sering dilalui orang. Ibadah dalam Bahasa Arab

berasal dari kata abda’ yang artinya menghamba. Jadi, meyakini

bahwasanya dirinya hanyalah seorang hamba yang tidak memiliki

keberdayaan apapun dan ibadah adalah bentuk taat serta hormat

kepada Tuhan. Secara termonologi ibadah menurut Hasbi Al-

Shiddieqy adalah:

a). Menurut ulama Tauhid ibadah adalah “pengesaan Allah dan

pengagungan-Nya dengan segala kepatuhan dan kerendahan

diri kepada-Nya”.

b). Menurut ulama akhlak, ibadah adalah “Pengamalan segala

kepatuhan kepada Allah secara badaniyah, dengan

menegakkan syariah-Nya.” Menurut ulama Tasawuf, ibadah

adalah “perbuatan mukalaf yang berlawanan dengan hawa

nafsunya untuk mengagungkan Tuhan-Nya.

c). Menurut ulama Fikih ibadah adalah “Segala kepatuhan yang

dilakukan untuk mencapai ridha Allah, dengan mengharapkan

pahala-Nya di akhirat.”

d). Menurut jumhur ulama “Ibadah adalah nama yang mencakup

segala sesuatu yang disukai Allah dan diridhai Allah, baik

15
berupa perkataan maupun perbuatan, yang terang-terangan

ataupun yang secara diam-diam.”13

2. Materi Akhlak

Kata Akhlak berasal dari bahasa Arab, yaitu jama’ dari

khuluqun yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau

tabiat, tata krama, sopan santun, adab, dan tindakan. Kata akhlak

juga berasal dari kata khalaqa atau khalaqun artinya kejadian,

serta erat hubungannya dengan khaliq yang artinya menciptakan,

tindakan, atau perbuatan, sebagaimana terdapat kata al-khaliq

yang artinya pencipta dan makhluk yang artinya diciptakan.14

Akhlak umumnya disama artikan dengan budi pekerti,

kesusilaan, sopan santun dalam bahasa Indonesia, dan tidak

berbeda pula dengan arti kata moral, ethic dalam bahasa Inggris.

Manusia akan menjadi sempurna jika mempunyai akhlak yang

terpuji serta menjauhkan dari segala akhlak yang tercela.15

3. Materi Aqidah

13
H. E Hassan Saleh dkk, Kajian Fiqh Nabawi & Fiqh Kontemporer, (Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada, 2008), hlm 3-5.

14
Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009),
hlm.221.

15
Hamdani Hamid, Beni Ahmad Saebani, Pendidikan Karakter Islam, (Bandung: pustaka
setia, 2013), hlm. 43.

16
Aqidah adalah suatu dimensi keyakinan. Inti dari ajaran

aqidah yaitu terdapat pada rukun iman, menurut Ibnu Taimiyah,

aqidah adalah mewajibakan beriman atau percaya kepada Allah,

Malaikat-malaikat, kitab dan Rasul-Nya serta kebangkitan hidup

setelah mati dan beriman kepada qadar baik dan buruk.16

Aqidah mencakup ajaran-ajaran tentang keyakinan atau

keimanan kepada Allah, Malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-

Nya, Rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan takdir-Nya. Aspek aqidah

ini merupakan masalah fundamental dalam Islam, karena menjadi

dasar dalam Islam.

Iman kepada Allah merupakan kebutuhan yang sangat

mendasar bagi seseorang, Allah memerintahkan umat manusia

beriman kepadanya, sebagaimana firman Allah dalam surat an-

Nisa ayat 136.

ۗ ‫ِي اَ َْزَ َل ِي ٍْ قَ ْب ُم‬ ِ ‫س ْى ِن ٖه َو ْان ِكت‬


ْٰٓ ‫ب انَّذ‬ َ ‫ي َ ََّز َل‬
ُ ‫عهى َر‬ ِ ‫س ْى ِن ٖه َو ْان ِكت‬
ْ ‫ب انَّ ِذ‬ ‫ٌٰٓاٌَُّ َها انَّ ِذٌٍَْ ا َيُُ ْٰٓىا ا ِيُُ ْىا بِ ه‬
ُ ‫اّٰللِ َو َر‬

ٰۤ
‫ضه اًل ۢ بَ ِع ٍْذاا‬ َ ْ‫س ِه ٖه َو ْانٍَ ْى ِو ْاْل ِخ ِز فَقَذ‬
َ ‫ض َّم‬ ‫َو َي ٍْ ٌَّ ْكفُ ْز ِب ه‬
ُ ‫اّٰللِ َو َيه ِٕى َكتِ ٖه َو ُكت ُ ِب ٖه َو ُر‬

Artinya : Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman

kepada Allah dan Rasul-Nya (Muhammad) dan kepada Kitab (al-

Qur’an) yang diturunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang

diturunkan sebelumnya.

16
Al Mustafa Amin, Aqidah Islam Menurut Ibnu Taimiyah, (Bandung: PT al-Ma’arif,
1982), hlm, 7.

17
Ayat di atas menjelaskan bahwa jika kita ingkar kepada

Allah maka kita akan mengalami kesesatan yang nyata. Orang

yang sesat tidak akan merasakan kebahagian dalam hidup. Oleh

karena itu beriman kepada Allah, kepada malaikat-malaikat-Nya,

Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya sesungguhnya adalah untuk

kebaikan manusia.

F. Dasar-Dasar Bimbingan Keagamaan

Untuk tercapainya keberhasilan dalam proses bimbingan keagamaan

sesuai dengan tujuannya, maka diperlukan juga sebuah dasar atau landasan

untuk memperkuat dan memperteguh bimbingan keagamaan tersebut.

Dasar-dasar dari bimbingan keagamaan yaitu:

1. Bersumber dari Al-Qur’an

Dalam Al-Qur’an dijelaskan dalam surah An-Nahl ayat 125:

ٍُ ۗ ‫س‬ َ ‫سَُ ِة َو َجاد ِْن ُه ْى ِبانَّتِ ًْ ه‬


َ ْ‫ًِ اَح‬ َ ‫ظ ِة ْان َح‬
َ ‫س ِب ٍْ ِم َر ِبّكَ ِب ْان ِح ْك ًَ ِة َو ْان ًَ ْى ِع‬ ُ ْ‫اُد‬
َ ‫ع اِنى‬

ٌٍَْ‫سبِ ٍْ ِه ٖه َوه َُى ا َ ْعهَ ُى بِ ْان ًُ ْهت َ ِذ‬ َ ٍْ ًَ ِ‫ا ٌَِّ َربَّكَ ه َُى ا َ ْعهَ ُى ب‬
َ ٍْ ‫ض َّم َع‬

Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah

dan pengjajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan

cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih

mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.

Ayat ini menjelaskan Allah memerintahkan kepada umatnya

(manusia) untuk menyeru manusia kepada jalan Allah SWT, artinya

diwajibkan kepada sesama manusia untuk membimbing dan mengajak

18
sesama untuk selalu dalam jalan Allah ajaran agama islam agar

mendapat petunjuk dari Allah SWT. Dan sesungguhnya Allah telah

menciptakan manusia dalam keadaan tebaik, namun manusia juga

memiliki hawa nafsu yang menjerumuskan manusia ke dalam

kefasikan.

2. Bersumber dari Al-Hadits

Hadits Nabi Muhammad SAW memerintahkan untuk

menyampaikan kebaikan:

"Telah bercerita kepada kami Abu 'Ashim adl-Dlahhak bin Makhlad

telah mengabarkan kepada kami Al-Awza'iy telah bercerita kepada

kami Hasanah bin 'Athiyyah dari Abi Kabsyah dari Abdullah bin Amru

bahwa Nabi bersabda, "sampaikanlah dariku sekalipun suatu ayat dan

ceritakanlah (apa yang kalian dengar) dari Bani Israil dan itu tidak

apa (dosa). dan siapa yang berdusta atasku dengan sengaja maka

bersiap-siaplah menempati tempat duduknya di neraka" (H.R Bukhari:

3202).

Merujuk pada perintah Rasulullah dalam Hadits tersebut maka

demikian dilihat dari sudut pandang hukumnya, menyampaikan tentang

kebajikan, mengajarkan sesuatu yang baik yang bermanfaat kepada

sesama manusia atau membimbing kepada kebaikan adalah hukumnya

wajib. Karena pedoman hidup kita bersama adalah Agama.

G. Bentuk-Bentuk Bimbingan Keagamaan

19
1. Bentuk Metode Bimbingan dan Keagamaan Islam

Metode bimbingan dan keagamaan Islam ini akan diklasifikasikan

berdasarkan segi komunikasi tersebut.

Pengelompokkannya menjadi :

a. Metode Komunikasi Langsung atau disingkat metode langsung

Metode langsung (metode komunikasi langsung) adalah metode

dimana pembimbing melakukan komunikasi langsung (bertatap muka)

dengan orang yang dibimbingnya.

b. Metode Komunikasi tidak langsung atau metode tidak langsung

Metode tidak langsung (metode komunikasi tidak langsung)

adalah metode bimbingan yang dilakukan melalui media massa. Hal

ini dapat dilakukan secara individual maupun kelompok, bahkan

massal.

Bentuk-bentuk Bimbingan Keagamaan yang bernilai edukatif antara

lain:

a. Turut berusaha menyelesaikan problem-problem sosial yang timbul

dalam masyarakat.

b. Memberikan bimbingan keagamaan yang dirasa amat perlu dalam

kehidupan masyarakat modern.

c. Memperkokoh kehidupan beragama yang telah mulai goyah dalam

masyarakat modern.

20
d. Lembaga keagamaan tidak membahas masalah-masalah doktriner,

sehingga nilai doktriner hanya berlaku dalam internal agama.

e. Lembaga keagamaan hanya membahas soal-soal sosial, seperti

kenakalan remaja, soal aliran kepercayaan dan sebagainya.

21
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan yaitu jenis penelitian

yang mempelajari fenomena dalam lingkungannya yang alamiah. yang

bertujuan untuk mendapatkan gambaran secara mendalam mengenai

bentuk dan hambatan dalam bimbingan keagamaan pada majelis taklim wa

Tadzkir Al-Husna didesa Banjarbaru Kecamatan Daha Selatan Kabupaten

Hulu Sungai Selatan, dengan menggunakan penelitian pendekatan

kualiltatif.

Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang melalui pengumpulan

data dari latar alami bukan diperoleh dengan prosedur statistik atau bentuk

perhitungan.

Berdasarkan pengertian penelitian kualitatif diatas penelitia berusaha

menggambarkan secara mendalam mengenai bagaimana bentuk dan

hambatan bimbingan keagamaan didesa Banjarbaru Kecamatan Daha

Selatan Kabupaten Hulu Sungai Selatan, melalui kegiatan bimbingan

keagamaan yang dilaksanakan di desa Banjarbaru Kecamatan Daha

Selatan Kabupaten Hulu Sungai Selatan tersebut.

B. Lokasi, Subjek, dan Objek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

22
Lokasi penelitian ini betempat di desa Banjarbaru Kecamatan

Daha Selatan Kabupaten Hulu Sungai Selatan.

2. Subjek Penelitian

Subjek yang diteliti adalah pengasuh, para ustadz, dan jamaah

majelis taklim wa Tadzkir Al-Husna didesa Banjarbaru Kecamatan

Daha Selatan Kabupaten Hulu Sungai Selatan.

3. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah bagaimana bentuk-bentuk

bimbingan keagamaan pada Majelis Taklim wa Tadzkir Al-Husna di

desa Banjarbaru Kecamatan Daha Selatan Kabupaten Hulu Sungai

Selatan dan apa saja hambatan-hambatan dalam bimbingan

keagamaan pada Majelis Taklim wa Tadzkir Al-Husna di desa

Banjarbaru Kecamatan Daha Selatan Kabupaten Hulu Sungai

Selatan.

C. Data dan Sumber Data

1. Data

Data merupakan sekumpulan fakta-fakta tentang kejadian bisa

berupa kategori baik, buruk, senang, tidak senang, tinggi maupun

rendah yang bisa dijadikan sebagai informasi.17

Sumber data yang didapatkan dalam penelitian ini tebagi

menjadi dua bagian, yaitu:

17
Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), hlm.
191.

23
a. Data Primer, Data primer adalah data yang diperoleh langsung

dari lapangan.18

Data primer dalam penelitian ini adalah data yang

diperoleh dari pengumpulan secara langsung melalui

observasi maupun wawancara secara mendalam dengan

informan dilingkungan Majelis Taklim wa Tadzkir Al-Husna.

Data primer dalam penelitian ini adalah: Bentuk dan

hambatan dalam Bimbingan Keagamaan pada Majelis Taklim

wa Tadzkir Al-Husna didesa Banjarbaru Kecamatan Daha

Selatan Kabupaten Hulu Sungai Selatan

b. Data Sekunder, Data sekunder adalah data yang dikumpulkan


19
oleh orang lain, bukan peneliti itu sendiri. dengan

mengambil dari berbagai sumber tambahan ataupun

pelengkap untuk penelitian berupa data-data dan foto kegiatan

di Majelis Taklim wa Tadzkir Al-Husna.

2. Sumber Data

Sumber data adalah subjek dimana data itu dapat didapat.

Adapun sumber data yang dimaksud adalah:

1) Responden adalah orang yang dapat memberikan respon dan

informasi tentang data penelitian. Responden ini pengasuh, para

ustadz, dan jamaah yang mengikuti dan hadir pada bimbingan

18
Lexy J. Meleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001),
hlm 258.

19
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2009), hlm 400.

24
keagamaan di Majelis Taklim wa Tadzkir Al-Husna didesa

Banjarbaru Kecamatan Daha Selatan Kabupaten Hulu Sungai

Selatan.

2) Informan adalah orang-orang yang dapat memberikan informasi.

informasi yang dimaksud disini adalah data yang langsung

didapatkan dari masyarakat yang hadir di Majelis Taklim wa

Tadzkir Al-Husna didesa Banjarbaru Kecamatan Daha Selatan

Kabupaten Hulu Sungai Selatan.

D. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan bentuk pendekatan yang dipakai adalah penelitian

kualitatif dan sumber data penelitian, maka teknik yang dipakai dalam

pengumpulan data ini adalah:

a. Wawancara

Wawancara merupakan pembuktian tehadap informasi atau

keterangan yang didapat. Teknik wawancara yag dipakai dalam

penelitian kualitatif ini adalah wawacara mendalam. Wawancara

mendalam adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan

penelitian dengan metode tanya jawab dengan bertatap muka antara

yang mewawancara dengan orang yang diwawancarai.

Metode ini digunakan untuk mendapat keterangan ataupun

informasi secara langsung dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan

kepada responden yang berkenaan dengan masalah yang diteliti, yaitu

pelaksaan bimbingan keagamaan pada Majelis Taklim wa Tadzkir Al-

25
Husna didesa Banjarbaru Kecamatan Daha Selatan Kabupaten Hulu

Sungai Selatan. Menggunakan jenis wawancara terpimpin, dimana

yang mewawancarai membawa sederet pertanyaan dengan lengkap

dan teperinci.20

b. Observasi

Observasi adalah teknik yang menggunakan pengamatan

secara teliti terhadap suatu gejala yang nampak pada objek

penelitian.21

Berdasarkan penejelasan observasi diatas, maka peneliti harus

melakukan observasi yaitu dengan turun langsung kelapangan karena

ada data yang diamati dengan cara ikut serta dalam kegiatan

Bimbingan Keagamaan pada Majelis Taklim wa Tadzkir Al-Husna

didesa Banjarbaru Kecamatan Daha Selatan Kabupaten Hulu Sungai

Selatan.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah cara pengumpulan informasi yang

didapatkan dari dokumen, teknik peninggalan tertulis, arsip-arsip,

akta, ijazah, raport, peraturan perundang-undangan, buku harian,

surat-surat pribadi, catatan biografi, dan gambar atau foto-foto yang

20
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT Prenada Media Grup, 2007), hlm
115,

21
Rusdin Pohan, Metodologi penelitian Pendidikan, (Yogyakarta: lanarka Publisher,
2017), hlm.71.

26
dimiliki keterkaitan dengan masalah yang diteliti.22 Teknik ini

digunakan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan Bimbingan

Keagamaan pada Majelis Taklim wa Tadzkir Al-Husna didesa

Banjarbaru Kecamatan Daha Selatan Kabupaten Hulu Sungai Selatan.

Dengan bukti berupa gambar dan data-data.

E. Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

Dalam melakukan pengolahan data, ada beberapa teknik yang

digunakan yaitu sebagai berikut:

a. Koleksi data, penulis dapat mengumpulkan data sebanyak-

banyaknya dilokasi penelitian.

b. Editing data, penulis dapat mengumpulkan juga bisa mengedit

kembali data yang sesuai dengan data yang dibutuhkan.

c. Kalsifikasi data, penulis mengelompokkan data sesuai jenis dan

keperluan masing-masing.

d. Interpretasi data, penulis akan melakukan penafsiran data yang sulit

dipahami menjadi mudah untuk dipahami.

2. Analisis Data

Analisis data merupakan usaha untuk memilih, membuang, dan

mengelompokkan data untuk menjawab permasalahan yang ada. Data

yang sudah terkumpul disajikan dalam bentuk uraian yang

menggambarkan data tentang bagaimana bentuk dan hambatan dalam

22
Andi Prastowo,”Metode Penelitian Kualitatif”,(Jogyakarta: Ar-Ruzz Media,2014), hlm
226.

27
Bimbingan Keagamaan pada Majelis Taklim wa Tadzkir Al-Husna

didesa Banjarbaru Kecamatan Daha Selatan Kabupaten Hulu Sungai

Selatan, dan kemudian data yang didapat dianalisis sesuai kaidah dalam

penelitian.

F. Pengecekan Keabsahan Data

Pengecekan keabsahan data dilakukan dengan cara menerapkan

triangulasi pengecekan data yaitu menggunakan beberapa sumber dan

metode.

1. Triangulasi sumber adalah pengecekan data melalui beberapa sumber

2. Triangulasi teknik dilakukan dengan mengecek data pada sumber yang

sama tapi dengan teknik yang berbeda.

28
DAFTAR PUSTAKA SEMENTARA

Amin, Al Mustafa, 1982, Aqidah Islam Menurut Ibnu Taimiyah, Bandung: PT al


Ma’arif.
Amin, Munir, Samsul, 2010, Bimbingan dan Konseling Islam, Jakarta:Amzah.

Amin, Munir, Samsul, 2013, Ilmu Dakwah, Jakarta:Amzah.

Anur, Faqih, 2001, Bimbingan dan konseling Dalam Islam, Jogyakarta:UII Pres.

Arifin, Syamsul, Bambang, 2008, Psikologi Agama, Bandung: Pustaka Setia.

Arifin, Zainal, 2011, Penelitian Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Bakar, Abu, & Luddin, M, 2010, Dasar-Dasar Konseling Tinjauan Teori dan
praktik, Bandung:Media Perintis.
Bungin, Burhan, 2007, Penelitian Kualitatif, Jakarta: PT Prenada Media Grup.

Daradjat, Zakiah, 1993, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta:Bulan Bintang.

Efendi, Nur, 2017, Islamic Educational Sociology konsep dasar dan


pengembangan, Depok:Rumah Media.
Hamid, Hamdani, & Saebani, Ahmad, Beni, 2013, Pendidikan Karakter Islam,
Bandung: Pustaka Setia.
Helmawati, 2013, Pendidikan Nasional da Optimalisasi Majelis Ta’lim Peran
Aktif Majelis Ta’lim Meningkatkan Mutu Pendidikan, Jakarta: Rineka
Cipta
Kosasi, Raflis, Soetjipto, 2009, Profesi Keguruan, Jakarta: Rineka Cipta.

Lubis, Akhyar, Saiful, 2007, Konseling Islam, Yogyakarta: Graba Ilmu.

Mansur, 2009, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.

29
Pohan, Rusdin, 2017, Metodologi Penelitian Pendidikan, Yogyakarta: Ianarka
Publisher.
Prastowo, Andi, 2014, Metode Penelitian Kualitatif, Jogyakarta: Ar-Ruzz Media..

Pulungan, Suyuthi, J, 2002, Universalisme Islam, Jakarta: MSA.

Saleh, Hasan dkk, 2008, Kajian Fiqh Nabawi & Fiqh Kontemporer, Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.
Sugiyono, 2009, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta.

Suiranto, 2018, Kompetensi Kepala Sekolah dalam Menyusun Program Supervisi,


Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2008, Kamus Bahasa Indonesia,
Jakarta:Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasioanal.

30
DAFTAR RIWAHAT HIDUP

1. Nama Lengkap : Wirayatna

2. Tempat. Tgl Lahir : Negara, 28 Maret 2001

3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Status : Mahasiswa

5. Agama : Islam

6. Suku/Kebangasaan : Indonesia ( WNI)

7. Alamat Sekarang : Jl. Sekolah Islam RT/RW 006/003 Desa

Tumbukan Banyu Kecamatan Daha Selatan Kabupaten Hulu Sungai

Selatan

8. Pendidikan :

a. MIN 14 HSS 2013

b. SMPS NURUL MUSTHOFA 2016

c. MAN 3 HSS 2019

9. Organisasi intra : LPPQ, HMJ BPI

10. Orangtua

Ayah

31
a. Nama : Nasruddin (alm)

b. Pekerjaan : Wirausaha

c. Alamat : Jl. Sekolah Islam RT/RW 006/003 Desa

Tumbukan Banyu Kecamatan Daha Selatan Kabupaten Hulu Sungai

Selatan

Ibu

a. Nama : Nurani

b. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

c. Alamat : Jl. Sekolah Islam RT/RW 006/003 Desa

Tumbukan Banyu Kecamatan Daha Selatan Kabupaten Hulu Sungai

Selatan

11. Saudara/anak ke- : 3 bersaudara / ke-3

32

Anda mungkin juga menyukai