PROPOSAL PENELITIAN
Oleh:
ANISA MEILINDA
200104020259
DAFTAR ISI.......................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................1
A. Pengertian Bimbingan.........................................................................................10
B. Pengertian Agama.................................................................................................12
C. Pengertian Bimbingan Keagamaan..................................................................13
D. Tujuan Bimbingan Keagamaan........................................................................14
E. Materi Bimbingan Keagamaan..........................................................................14
F. Dasar-Dasar Bimbingan Keagamaan..............................................................18
G. Bentuk-Bentuk Bimbingan Keagamaan.........................................................29
PENDAHULUAN
Islam merupakan agama Rahmatan Lil’alamin, yaitu agama yang merupakan bentuk
rahmat dan rasa kasih sayang Allah SWT kepada seluruh alam semesta. Rahmat tersebut
merupakan milik Allah SWT dan diturunkan melalui Islam. Ajaran Islam Rahmatan
Lil'alamin sebenarnya bukan hal baru, basisnya sudah kuat di dalam Al-Qur'an dan Al-
Hadits, bahkan telah banyak diimplementasikan dalam sejarah Islam, baik pada abad
klasik maupun pada abad pertengahan. Secara etimologis, Islam berarti "damai",
sedangkan Rahmatan Lil'alamin berarti "kasih sayang bagi semesta alam". Maka yang
dimaksud dengan Islam Rahmatan Lil'alamin adalah Islam yang hadirnya di tengah
kehidupan masyarakat mampu mewujudkan kasih dan sayang bagi manusia maupun alam.
Islam disebut juga agama dakwah. Artinya agama yang selalu mendorong
pemeluknya agar senantiasa aktif melakukan aktivitas dakwah. Maju mundurnya umat
Islam sangat bergantung juga berkaitan erat dengan aktivitas dakwah yang dilakukannya,
bisa dibayangkan Jika kegiatan dakwah mengalami kelumpuhan yang ditimbulkan oleh
aneka macam faktor terlebih pada era globalisasi saat ini, di mana berbagai berita masuk
begitu cepat serta instan yang tidak dapat dibendung lagi. Umat Islam wajib bisa memilah
serta menyaring informasi tersebut yang mengakibatkan tidak bertentangan dengan nilai-
1
nilai Islam.
Hukum berdakwah adalah wajib bagi setiap individu tanpa terkecuali, dan hukum
berdakwah diperkuat melalui dalil yang ada dalam Al-Qur’an surah Ali Imran ayat 104:
َٰٓل
ة َيۡد ُع وَن ِإَلى ٱۡل َخ ۡي ِر َو َيۡأ ُم ُروَن ِبٱۡل َم ۡع ُروِف َو َيۡن َهۡو َن َع ِن ٱۡل ُم نَك ِۚر َو ُأْو ِئَك ُهُمٞ َو ۡل َتُك ن ِّم نُك ۡم ُأَّم
Artinya : “ Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan ummat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar. Merekalah
mentranformasikan perilaku bathin dan sikap rakyat masyarakat menuju suatu tatanan
keagamaan dan pesan-pesan sosialnya yang merupakan ajakan dan seruan pada
yang dilakukan untuk membebaskan individu serta warga dari pengaruh internal nilai-nilai
syaithaniah serta kejahiliyahan menuju nilai-nilai ketuhanan. Disamping itu dakwah juga
bertujuan untuk meningkatkan pemahaman keagamaan pada aneka macam aspek ajaran
2
nya agar dapat di aktualisasikan pada bersikap, berfikir, dan bertindak.
Pengajian agama merupakan salah satu bentuk kegiatan dakwah, karena di dalam
pengajian itu sendiri tidak lepas dari usaha penyampaian ajaran- ajaran Islam dalam rangka
mengajak atau membina umat manusia untuk senantiasa berada di jalan Islam, sehingga
tercapai kedamaian dan kebahagiaan di dunia dan diakhirat. Pengajian Agama menjadi
sarana dakwah islam yang paling efektif dalam pembinaan umat beragama islam. Di
pengajian agama inilah seseorang dapat menggali ilmu agama lebih mendalam lagi.
Karena pembelajarannya yang tidak terlepas dari usaha penyampaian tentang agama Islam
yang senantiasa untuk membina umat Islam berada dijalan Allah SWT.
masyarakat beragama islam yang setiap harinya selalu memiliki perkembangan dari
Majelis Taklim Nurul Musthofa merupakan salah satu Majelis yang memberikan
Mejelis Taklim Nurul Musthofa adalah majelis taklim yang didirikan oleh Habib
Muhammad Assegaf yang memiliki jamaah kisaran 150 jemaah laki-laki dan jamaah
perempuan. Jamaah yang datang tidak hanya berasal dari desa Karias Kecamatan Amuntai
Tengah. Adapun kegiatan di Majelis Taklim Nurul Musthofa dimulai dengan sholat
maghrib berjamaah setelah sholat maghrib membaca maulid habsyi, sholat isya berjamaah
dan aqidatul awam setelah itu ceramah agama. Sebulan sekali juga diadakan acara
bimbingan keagamaan ini telah banyak memberikan kontribusi bagi jamaah Majelis
Taklim Nurul Musthofa dan juga masyarakat sekitar majelis dalam meningkatkan
pengetahuan agamanya. Dari latar belakang yang telah diuraikan peneliti, peneliti
berkeinginan untuk memperdalam pembahasan ini yang hasilnya dituangkan dalam sebuah
2. Apa saja hambatan yang dihadapi dalam bimbingan keagamaan pada Majelis Taklim
Nurul Musthofa didesa Karias Kecamatan Amuntai Tengah Kabupaten Hulu Sungai
Utara?
C. Tujuan Penelitian
Musthofa didesa Karias Kecamatan Amuntai Tengah Kabupaten Hulu Sungai Utara.
D. Signifikan Penelitian
1. Secara Teoriti
Memberikan gambaran tentang bagaimana bentuk dan hambatan yang terjadi didalam
bimbingan keagamaan yang diberikan di Majelis Taklim Nurul Musthofa, agar dapat
dijadikan bahan bacaan dan memperbanyak khazanah perpustakaan juga sebagai bahan
referensi untuk menambah wawasan pengetahuan bagi para pembaca, khususnya penulis
sendiri.
2. Secara Praktis
a. Sebagai masukan untuk para da’i dan para tokoh agama dalam melakukan dakwah
agama islam.
b. Sebagai bahan informasi yang baru khususnya bagi peneliti sendiri yang ingin
pada Majelis Taklim Nurul Musthofa didesa Karias Kecamatan Amuntai Tengah
E. Definisi Operasional
1. Bimbingan Keagamaan
agar dapat menentukan pilihan dan jalan keluar dalam permasalahan yang dihadapi
bimbingan keagamaan yang ada di Majelis Taklim Nurul Musthofa berupa bantuan
kepada masyarakat, baik jasmani dan rohani nya berdasarkan ajaran agama islam.
Serta pemberian bimbingan keagamaan yang berupa nasehat individu dan juga
2. Majelis Taklim
tempat melatih, tempat berlatih, dan tempat menuntut ilmu. Sementara secara
Effendy Zarkasyi mengatakan, “Majelis Taklim bagian dari model dakwah dewasa
ini dan sebagai forum belajar untuk mencapai suatu tingkat pengetahuan agama”.
Istilah majelis taklim yang tersusun dari dua akar kata tersebut yaitu: majelis
yang berarti tempat dan kata taklim yang berarti pengajaran. Maka majelis taklim
berarti tempat pengajaran atau pengajian bagi orang-orang yang ingin mendalami
3
ajaran-ajaran agama Islam.
3 Helmawati, Pendidikan Nasional dan Optimalisasi Majelis Ta’lim Peran Aktif Majelis
Ta’lim Meningkatkan Mutu Pendidikan, (Jakarta :Rineka Cipta, 2013), hlm 76
3. Majelis Taklim Nurul Musthofa
Majelis Takim Nurul Musthofa adalah tempat belajar agama Islam bagi
F. Penelitian Terdahulu
Walisongo tahun 2019. Dengan judul “Bimbingan Agama Islam di Majelis Ta’lim
2. Skripsi yang ditulis oleh KHANAFI HARUN, UIN Sunan Kalijaga tahun 2008. Dengan
3. Skripsi yang ditulis oleh SORAYA ASSEGAF, UIN Raden Intan Lampung tahun
Pembinaan Moral Remaja pada Majelis Taklim Riyadhul Musthofa Kampung Sawah
ditemukan tentang bimbingan keagamaan pada Majelis Taklim Nurul Musthofa desa
Karias Kecamatan Amuntai Tengah Kabupaten Hulu Sungai Utara. Yang mana tentu
sangat berbeda penelitian tersebut dengan penelitian yang peneliti tulis dengan yang
G. Sistematika Penulisan
BAB II berisi kajian teori yang meliputi: hal-hal yang berkaitan dengan
BAB III berisi tentang metode penelitian yang meliputi: Jenis dan pendekatan
penelitian, lokasi, subjek, dan objek penelitian, data dan sumber data, teknik
BAB IV berisi tentang laporan hasil penelitian yang meliputi: gambaran singkat
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Bimbingan
Bimbingan adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam mengarahkan dan
mendidik anak-anak. Bimbingan disini sifatnya hanya merupakan bantuan yang diberikan
seorang pembimbing atau untuk mencapai apa yang menjadi tujuan individu maupun
kelompok. Secara etimologis kata bimbingan merupakan terjemahan dari Bahasa inggris
“guidance”.kata “guidance” adalah kata dalam bentuk mashdar (kata benda) yang berasal
dari kata kerja “ to guide” artinya menunjukkan , membimbing atau menuntun orang lain
ke jalan yang benar. Jadi kata “guidance” berarti pemberian petunjuk: pemberian
4
bimbingan atau tuntunan kepada orang lain yang membutuhkan. Bimbingan berasal dari
kata “ bimbing” yang artinya pimpin, asuh. Bimbingan dalam kamus bahasa Indonesia
sebagai suatu proses layanan yang ditujukan kepada individu-individu untuk membantu
4 Samsul Munir Amin, Bimbingan dan Konseling Islam (Jakarta: Amzah, 2010), hlm.3
keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan dalam membuat pilihan-pilihan,
rencana-rencana dan interpretasi yang diperlukan untuk penyesuaian diri yang baik oleh
5
suatu individu.
bantuan yang diberikan kepada setiap individu dari berbagai umur, untuk membantu dia
jalan pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara terus-menerus, agar
individu itu mampu menekuni dirinya sendiri sehingga ia mampu menghadapkan diri dan
mampu bertindak wajar sesuai dan dapat merasakan kebahagiaan hidupnya juga dapat
7
memberikan sumbangan yang berarti.
proses pemberian bantuan kepada seorang individu maupun kelompok yang dilakukan
dijalaninya untuk
5 Drs. Abu Bakar M. Luddin, M.Pd., Ph.D, Dasar-Dasar Konseling Tinjauan Teori dan
Praktik. (Bandung: Media Perintis, 2010), hlm 14
7 Soetjipto dan Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009).,hlm.62.
mengembangkan potensi dalam diri individu tersebut dengan melalui berbagai macam
metode, materi dan teknik dalam bimbingan untuk mencapai tujuan kebahagiaan dalam
kehidupannya.
B. Pengertian Agama
Secara Bahasa agama berasal dari Bahasa latin yaitu Religi atau Relegere yang
berarti mengumpulkan dan membaca. Sedangkan dalam Bahasa arab adalah Al-din yang
berarti undang-undang atau hukum. Selain itu kata mempunyai arti menguasai,
8
menundukkan, patuh, hutang, balasan dan kebiasaan.
Agama juga dapat diartikan sebagai ajaran, sistem yang mengatur tata keimanan
(kepercayaan) kepada Tuhan yag mahakuasa, tata keperibadatan, dan tata kaidah yang
9
berhubungan dengan manusia dan manusia serta lingkungannya dengan kepercayaan itu.
Menurut Zakiah Daradjat, agama adalah sesuatu yang mampu dirasakan dengan hati,
pikiran dan dilaksanakan tindakan serta membentuk dalam sikap serta cara menjalani
10
hidup pada umumnya.
8 Bambang Syamsul Arifin, Psikologi Agama, (Bandung: Pustaka Setia, 2008), hlm. 14.
9 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta:Terbitan Pusat
Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2008), hlm.17.
10 Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta:Bulan Bintang, 1993), hlm. 127.
dirasakan dan dijalani dengan hati sebagai bentuk cara menjalani kehidupan. Seperti dalam
Islam kita beriman kepada Allah percaya adanya Allah melaksanakan ketaatan apa yang
telah diperintahkan Allah dan menjauhi apa yang dilarang untuk kehidupan yang bahagia.
daya rohaniyah yang menjadi penggerak mengarahkan tingkah laku manusia dalam
kehidupan sehari-hari yang terdiri dari perasaan, pikiran, angan-angan untuk melakukan
kepercayaan kepada Tuhan dengan suatu anjuran dan kewajiban yang saling berhubungan
11
dengan agama.
Bimbingan keagamaan dapat dikatakan juga sebagai proses atau sistem kegiatan
yang dilakukan melalui pengajaran-pengajaran agama yang berupa pembinaan dan juga
asuhan kepada anak agar nanti ia dapat memahami, menghayati, mendalami dan
dan menjadikan pengajaran Islam sebagai satu tujuan hidup untuk keselamatan juga
Dari penjelasan itu dapat disimpulkan bahwa bimbingan keagamaan adalah suatu
ketentuan Allah SWT, dan memberi bantuan terhadap suatu individu yang mendapati
11 Faqih Anur, Bimbingan Dan Konseling Dalam Islam, (Jogyakarta: UII Pres, 2001),
hlm 28.
hidupnya agar dapat membantu dalam mengatasi masalah kehidupannya untuk berserah
diri kepada Allah SWT untuk harapan mencapai kebahagiaan didunia dan akhirat.
mengambil dan menyusun suatu rencana dalam kehidupan. Tujuan bimbingan keagamaan
12
menurut Mohammad Surya:
juga karir.
dan mengarahkan.
1. Materi Ibadah
Secara umum ibadah memiliki arti segala sesuatu yang dilakukan manusia atas
dasar patuh tehadap sang pencipta sebagai jalan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan.
Ibadah menurut
12 Saiful Akhyar Lubis, Konseling Islam (Yogyakarta, Graha Ilmu, 2007), hlm 111.
bahasa diambil dari kata ta’abbud yang memiliki arti menundukkan dan mematuhi
dikatakan thoriqun mu’abbad yaitu : jalan yang ditundukkan yang sering dilalui orang.
Ibadah dalam Bahasa Arab berasal dari kata abda’ yang artinya menghamba. Jadi,
meyakini bahwasanya dirinya hanyalah seorang hamba yang tidak memiliki keberdayaan
apapun dan ibadah adalah bentuk taat serta hormat kepada Tuhan. Secara termonologi
a). Menurut ulama Tauhid ibadah adalah “pengesaan Allah dan pengagungan-Nya dengan
b). Menurut ulama akhlak, ibadah adalah “Pengamalan segala kepatuhan kepada Allah secara
“perbuatan mukalaf yang berlawanan dengan hawa nafsunya untuk mengagungkan Tuhan-
Nya.
c). Menurut ulama Fikih ibadah adalah “Segala kepatuhan yang dilakukan untuk mencapai
d). Menurut jumhur ulama “Ibadah adalah nama yang mencakup segala sesuatu yang disukai
2. Materi Akhlak
Kata Akhlak berasal dari bahasa Arab, yaitu jama’ dari khuluqun yang berarti budi
pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat, tata krama, sopan santun, adab, dan tindakan.
Kata akhlak juga berasal dari kata khalaqa atau khalaqun artinya kejadian, serta erat
sebagaimana terdapat kata al-khaliq yang artinya pencipta dan makhluk yang artinya
14
diciptakan.
Akhlak umumnya disama artikan dengan budi pekerti, kesusilaan, sopan santun
dalam bahasa Indonesia, dan tidak berbeda pula dengan arti kata moral, ethic dalam bahasa
Inggris. Manusia akan menjadi sempurna jika mempunyai akhlak yang terpuji serta
15
menjauhkan dari segala akhlak yang tercela.
3. Materi Aqidah
13 H. E Hassan Saleh dkk, Kajian Fiqh Nabawi & Fiqh Kontemporer, (Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada, 2008), hlm 3-5.
14 Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009),
hlm.221.
15 Hamdani Hamid, Beni Ahmad Saebani, Pendidikan Karakter Islam, (Bandung: pustaka
setia, 2013), hlm. 43.
Aqidah adalah suatu dimensi keyakinan. Inti dari ajaran aqidah yaitu terdapat pada rukun
iman, menurut Ibnu Taimiyah, aqidah adalah mewajibakan beriman atau percaya kepada
16
setelah mati dan beriman kepada qadar baik dan buruk.
Iman kepada Allah merupakan kebutuhan yang sangat mendasar bagi seseorang, Allah
memerintahkan umat manusia beriman kepadanya, sebagaimana firman Allah dalam surat
َٰٓيَأُّيَها ٱَّلِذ يَن َء اَم ُنٓو ْا َء اِم ُنوْا ِبٱِهَّلل َو َر ُسوِلِهۦ َو ٱۡل ِكَٰت ِب ٱَّلِذ ي َنَّز َل َع َلٰى َر ُسوِلِهۦ َو ٱۡل ِكَٰت ِب ٱَّلِذ ٓي
َأنَز َل ِم ن َقۡب ُۚل َو ن َيۡك ُفۡر ٱِهَّلل َو َٰٓلِئَك ِتِهۦ َو ُكُت ِهۦ َو ُرُس ِلِهۦ َو ٱۡل َي ۡو ِم ٱٓأۡلِخ َفَق ۡد ض•ََّل َض َٰل اَۢل
ِر ِب َم ِب َم
١٣٦ َبِع يًدا
Artinya : Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-
Nya (Muhammad) dan kepada Kitab (al-Qur’an) yang diturunkan kepada Rasul-Nya,
.diturunkan sebelumnya
,Al Mustafa Amin, Aqidah Islam Menurut Ibnu Taimiyah, (Bandung: PT al-Ma’arif 16
.hlm, 7 ,)1982
Ayat di atas menjelaskan bahwa jika kita ingkar kepada Allah maka kita akan
mengalami kesesatan yang nyata. Orang yang sesat tidak akan merasakan kebahagian
dalam hidup. Oleh karena itu beriman kepada Allah, kepada malaikat-malaikat-Nya,
tujuannya, maka diperlukan juga sebuah dasar atau landasan untuk memperkuat dan
ن َو ٱَّتَب َع ِم َّل َة ِإۡب َٰر ِهيَمٞ َو َم ۡن َأۡح َس ُن ِد يٗن ا ِّمَّم ۡن َأۡس َلَم َو ۡج َه ۥُه ِهَّلِل َو ُه َو ُم ۡح ِس
baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu,
menyeru manusia kepada jalan Allah SWT, artinya diwajibkan kepada sesama manusia
Allah SWT. Dan sesungguhnya Allah telah menciptakan manusia dalam keadaan tebaik,
namun manusia juga memiliki hawa nafsu yang menjerumuskan manusia ke dalam
kefasikan.
"Telah bercerita kepada kami Abu 'Ashim adl-Dlahhak bin Makhlad telah mengabarkan
kepada kami Al-Awza'iy telah bercerita kepada kami Hasanah bin 'Athiyyah dari Abi
Kabsyah dari Abdullah bin Amru bahwa Nabi bersabda, "sampaikanlah dariku sekalipun
suatu ayat dan ceritakanlah (apa yang kalian dengar) dari Bani Israil dan itu tidak apa
(dosa). dan siapa yang berdusta atasku dengan sengaja maka bersiap-siaplah menempati
Merujuk pada perintah Rasulullah dalam Hadits tersebut maka demikian dilihat
yang baik yang bermanfaat kepada sesama manusia atau membimbing kepada kebaikan
adalah hukumnya wajib. Karena pedoman hidup kita bersama adalah Agama.
Metode bimbingan dan keagamaan Islam ini akan diklasifikasikan berdasarkan segi
b. Metode Komunikasi tidak langsung atau metode tidak langsung Metode tidak
dilakukan melalui media massa. Hal ini dapat dilakukan secara individual maupun
masyarakat modern.
c. Memperkokoh kehidupan beragama yang telah mulai goyah dalam masyarakat modern.
e. Lembaga keagamaan hanya membahas soal-soal sosial, seperti kenakalan remaja, soal
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan yaitu jenis penelitian yang mempelajari
gambaran secara mendalam mengenai bentuk dan hambatan dalam bimbingan keagamaan
pada majelis taklim Nurul Musthofa didesa Karias Kecamatan Amuntai Tengah Kabupaten
Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang melalui pengumpulan data dari latar
didesa Karias Kecamatan Amuntai Tengah Kabupaten Hulu Sungai Utara, melalui
Penelitian
Lokasi penelitian ini betempat di desa Karias Kecamatan Amuntai Tengah Kabupaten
2. Subjek Penelitian
Subjek yang diteliti adalah pengasuh, para ustadz, dan jamaah majelis taklim Nurul
Musthofa didesa Karias Kecamatan Amuntai Tengah Kabupaten Hulu Sungai Utara.
3. Objek Penelitian
pada Majelis Taklim Nurul Musthofa di desa Karias Kecamatan Amuntai Tengah
Kabupaten Hulu Sungai Utara dan apa saja hambatan-hambatan dalam bimbingan
keagamaan pada Majelis Taklim Nurul Musthofa di desa Karias Kecamatan Amuntai
1. Data
Data merupakan sekumpulan fakta-fakta tentang kejadian bisa berupa kategori baik,
buruk, senang, tidak senang, tinggi maupun rendah yang bisa dijadikan sebagai
17
informasi.
Sumber data yang didapatkan dalam penelitian ini tebagi menjadi dua bagian,
yaitu:
Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari pengumpulan
secara langsung melalui observasi maupun wawancara secara mendalam dengan informan
dilingkungan Majelis Taklim Nurul Musthofa. Data primer dalam penelitian ini adalah:
Bentuk dan hambatan dalam Bimbingan Keagamaan pada Majelis Taklim Nurul Musthofa
tambahan ataupun pelengkap untuk penelitian berupa data-data dan foto kegiatan di
1) Responden adalah orang yang dapat memberikan respon dan informasi tentang data
penelitian. Responden ini pengasuh, para ustadz, dan jamaah yang mengikuti dan
dimaksud disini adalah data yang langsung didapatkan dari masyarakat yang hadir di
Sesuai dengan bentuk pendekatan yang dipakai adalah penelitian kualitatif dan sumber
data penelitian, maka teknik yang dipakai dalam pengumpulan data ini adalah:
a. Wawancara
didapat. Teknik wawancara yag dipakai dalam penelitian kualitatif ini adalah wawacara
penelitian dengan metode tanya jawab dengan bertatap muka antara yang mewawancara
dengan masalah yang diteliti, yaitu pelaksaan bimbingan keagamaan pada Majelis Taklim
wa Tadzkir Al-
Husna didesa Karias Kecamatan Amuntai Tengah Kabupaten Hulu Sungai Utara.
20
pertanyaan dengan lengkap dan teperinci.
b. Observasi
21
suatu gejala yang nampak pada objek penelitian.
observasi yaitu dengan turun langsung kelapangan karena ada data yang diamati dengan
cara ikut serta dalam kegiatan Bimbingan Keagamaan pada Majelis Taklim Nurul
Musthofa didesa Karias Kecamatan Amuntai Tengah Kabupaten Hulu Sungai Utara.
c. Dokumentasi
undangan, buku harian, surat-surat pribadi, catatan biografi, dan gambar atau foto-foto
yang
20 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT Prenada Media Grup, 2007), hlm
115,
Musthofa didesa Karias Kecamatan Amuntai Tengah Kabupaten Hulu Sungai Utara.
1. Pengolahan Data
Dalam melakukan pengolahan data, ada beberapa teknik yang digunakan yaitu
sebagai berikut:
b. Editing data, penulis dapat mengumpulkan juga bisa mengedit kembali data yang sesuai
c. Kalsifikasi data, penulis mengelompokkan data sesuai jenis dan keperluan masing-masing.
d. Interpretasi data, penulis akan melakukan penafsiran data yang sulit dipahami menjadi
2. Analisis Data
data untuk menjawab permasalahan yang ada. Data yang sudah terkumpul disajikan dalam
bentuk uraian yang menggambarkan data tentang bagaimana bentuk dan hambatan dalam
Amuntai Tengah Kabupaten Hulu Sungai Utara, dan kemudian data yang didapat
2. Triangulasi teknik dilakukan dengan mengecek data pada sumber yang sama tapi
Anur, Faqih, 2001, Bimbingan dan konseling Dalam Islam, Jogyakarta:UII Pres.
Bakar, Abu, & Luddin, M, 2010, Dasar-Dasar Konseling Tinjauan Teori dan
praktik, Bandung:Media Perintis.
Bungin, Burhan, 2007, Penelitian Kualitatif, Jakarta: PT Prenada Media Grup.
Mansur, 2009, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Pohan, Rusdin, 2017, Metodologi Penelitian Pendidikan, Yogyakarta: Ianarka
Publisher.
Prastowo, Andi, 2014, Metode Penelitian Kualitatif, Jogyakarta: Ar-Ruzz Media..
Saleh, Hasan dkk, 2008, Kajian Fiqh Nabawi & Fiqh Kontemporer, Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.
Sugiyono, 2009, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta.