TAFSIR PENDIDIKAN
Oleh :
Mohd Helmy Mutha Zulkhairy(20101031)
Nur Faija(200101039)
Nur Rahmah(20101036)
Rafiqa Sausan (200101073)
Artinya:
1. bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,
2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,
4. yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam,
5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Ketiga, menurut Al- Maraghi bahwa pengulangan kata iqra pada ayat tersebut didasarkan
pada alasan bahwa membaca itu tidak akan membekas dalam jiwa kecuali dengan
diulang-ulang dan membiasakannya sebagaimana berlaku dalam tradisi. Perintah Tuhan
untuk mengulang membaca berarti pula mengulang apa yang dibaca. Dengan cara
demikian bacaan tersebut menjadi milik orang yang membacanya. Kata iqra sebagaimana
telah diungkapkan diatas mengandung arti yang amat luas seperti mengenali,
mengidentifikasi, mengklasifikasi membandingkan, menganalisa, menyimpulkan dan
membuktikan. Semua pengertian ini secara keseluruhan terkait dengan proses
mendapatkan dan memindahkan ilmu pengetahuan. Dengan demikian ayat ini erat
kaitannya dengan metode pendidikan, sebagaimana halnya dijumpai pada metode iqra
dalam proses mempelajari membaca alquran.
Keempat, kata al-qalam pada ayat ini berarti potongan dari sesuatu yang agak keras
seperti kuku dan kayu, dan secara khusus digunakan untuk menulis. Dalam tafsir al-
Maraghi ayat tersebut menjelaskan bahwa Dia-lah Allah yang menjadikan qalam sebagai
media yang digunakan manusia untuk memahami sesuatu, sebagaimana mereka
memahaminya melalui ucapan. Lebih lanjut al-Maraghi mengatakan bahwa al-qalam itu
adalah alat yang keras dan tidak mengandung unsur kehidupan, dan tidak pula
mengandung unsur pemahaman. Namun digunakanya al-qalam untuk memahami sesuatu
bagi Allah bukanlah masalah yang sulit. Dan dengan bantuan al-qalam ini pula manusia
dapat memahami masalah yang sulit. Allah memiliki kekuasaan untuk menjadikan
seseorang sebagai pembaca yang baik, penghubung yang memiliki pengetahuan sehingga
ia menjadi manusia yang sempurna.8 Pada zaman modern kontemporer seperti sekarang
ini, pengertian al-qalam ini tidak terbatas hanya pada alat tulis yang bisa digunakan oleh
masyarakat tradisional dipesantren-pesantren. Namun secara substansial al-qalam ini
dapat menampung seluruh pengertian yang berkaitan dengan segala sesuatu sebagai alat
penyimpan, merekam dan sebagainya.
Kelima, surah al-Alaq 1-5 berisi penjelasan tentang asal usul kejadian manusia beserta
sebagai sifatnya yang negatif. Penjelasan ini sangat membantu dalam rangka
merumuskan tujuan, materi dan metode pendidikan. Berdasarkan kandungan surat ini
tujuan pendidikan islam harus diarahkan agar manusia memiliki kesadaran dan tanggung
jawab sebagai makhluk hidup yang harus beribadah kepada Allah, dan
mempertanggungjawabkan perbuatannya diakhirat kelak. Untuk itu manusia harus didik
dengan menggunakan kurikulum yang komprehensif, yaitu kurikulum yang tidak hanya
memuat materi pendidikan agama, melainkan juga pendidikan umum, karena pendidikan
agama dan pendidikan umum itu sama-sama dibutuhkan manusia. Selanjutnya karena
manusia makhluk yang dimuliakan Allah dan memiliki berbagai kecendrungan, maka
metode pendidikan harus didasarkan kepada sifat-sifat kemanusiaannya dan
menggunakan berbagai cara yang sesuai dengan kecendrungannya.
Artinya:
17. Maka Apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana Dia
diciptakan,?
18. dan langit, bagaimana ia ditinggikan?
19. dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan?
20. dan bumi bagaimana ia dihamparkan?
Aspek nilai kandungan pendidikan dalam QS. Ali Imran ayat 191
Pada ayat tersebut terlihat bahwa orang yang berakal (Ulul albab adalah
orang yang melakukan dua hal yaitu tazakkkur yakni mengingat (Allah), dan
tafakkur, memikirkan (ciptaan Allah). Ulul albab adalah orang-orang yang
akalnya sempurna dan bersih yang dengannya dapat ditemukan berbagai
keistemewaan dan keagungan mengenai sesuatu, tidak seperti orang yang buta
dan gagu yang tidak dapat berfikir. Dengan melakukan dua hal tersebut ia sampai
kepada hikmah yang berada di balik proses mengingat (tazakkur) dan berpikir
(tafakkur), yaitu mengetahui, memahami dan menghayati bahwa dibalik
fenomena alam dan segala sesuatu yang ada di dalamnya menunjukkan adanya
Sang Pencipta, Allah SWT. Dengan merenungkan penciptaan langit dan bumi,
pergantian siang dan malam akan membawa manusia menyaksikan tentang ke-
Esaan Allah, yaitu adanya aturan yang dibuat-Nya serta karunia dan berbagai
manfaat yang terdapat didalamnya. Hal ini memperlihatkan kepada fungsi akal
sebagai alat untuk mengingat dan berpikir. Bahwa di dalam penciptaan langit dan
bumi serta keindahan ketentuan dan keistemewaan penciptaan-Nya, serta adanya
pergantian siang dan malamserta berjalannya waktu detik perdetik sepanjang
tahun, yang pengaruhnya tampak pada perubahan fisik dan kecerdasanyang
disebabkan pengaruh panasnya dan dinginnya malam, serta pengaruhnya pada
binatang dan tumbuh-tumbuhan dan sebagainya adalah menunjukkan bukti ke-
Esaan Allah dan kesempurnaan ilmu dan kekuasaan-Nya. Al-Maraghi lebih lanjut
mengatakan, bahwa keberuntungan dan kemenangan akan tercipta dengan
mengingat keagungan Allah danmemikirkan terhadap segala makhluk-Nya.
Dari QS. Ali Imran ayat 191 dapat diambil aspek tarbawinya yaitu sebagai
berikut: Akal manusia hendaknya digunakan untuk memikirkan, menganalisa,
dan menafsirkan segala ciptaan Allah. Dalam belajar tidak diperbolehkan
memikirkan Dzat Allah, karena manusia mempunyai keterbatasan dalam hal
tersebut dan dikhawatirkan akan terjerumus dalam berpikir yang tidak sesuai.
Hendaknya manusia mempercayaibahwa semua penciptaan Allah tidak ada yang
sia-sia. Atas penciptaan alam semesta ini, hendaknya kita menyadari tugas
sebagai khalifah Allah, yang berkewajiban memakmurkan bumi serta menjadi
rahmat bagi alam sekelilingnya, dengan menggali, meneliti dan memanfaatkan
hukum-hukum Allah bagi alam ciptaan-Nya ini,sebagai bentuk dari profil
manusia ulul albab.
d. Surah Al-Ankabut ayat 19-20
Artinya:
19. dan Apakah mereka tidak memperhatikan bagaimana Allah
menciptakan (manusia) dari permulaannya, kemudian mengulanginya
(kembali). Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.
20. Katakanlah: "Berjalanlah di (muka) bumi, Maka perhatikanlah
bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya, kemudian
Allah menjadikannya sekali lag. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas
segala sesuatu”.
Dikali pertama Allah mampu menciptakan manusia tanpa contoh terlebih dahulu.
Maka kini setelah kalian menjadi tulang atau bahkan natu atau besi pun Allah
akan mampu. Bukankah menurut logika kalian lebih mudah menciptakan sesuatu
yang telah ada bahannya dan ada juga pengalaman melakukannya, daripada
menciptakan pertama kali dan tanpa contoh terlebih dahulu.
Kemudian tafsir surat Al-Ankabut ayat 20 adalah pengarahan Allah swt untuk
melakukan riset tentang asal-usul kehidupan lalu kemudian menjadikannya bukti
ketika mengetahuinya tentang keniscayaan kehidupan akhirat. Dalam Al-Qur’an
surat ini memberi arahan-arahannya sesuai dengan kehidupan manusia dalam
berbagai generasi, serta tingkat, konteks, dan sarana yang meraka miliki. Masing-
masing menerapkan sesuai dengan kondisi kehidupan dan kemampuannya dan
dalam saat yang sama terbuka peluang bagi peningkatan guna kemaslahatan
hidup manusia dan perkembangannya tanpa henti.
Allah SWT telah menurunkan Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad SAW dan
merupakan kalamullah yang mutlak kebenarannya, berlaku sepanjang zaman dan
mengandung ajaran dan petunjuk tentangberbagai hal yang berkaitan dengan
kehidupan manusia di dunia dan akhirat kelak. Ajaran dan petunjuk tersebut amat
dibutuhkan oleh manusia dalam mengarungi kehidupannya.
Hadis pertama
Artinya: “mencari ilmu itu hukumnya wajib bagi muslimin dan
muslimat” (HR. Ibnu Abdil Bari)
Hadis kedua
Artinya: “Carilah ilmu dari buaian sampai liang lahat” (HR. Muslim)
Hadis ketiga