Anda di halaman 1dari 6

"Surat al alaq ayat 1-5 dan al mujadilah ayat 11"

MAKALAH
DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
TAFSIR TARBAWY

Dosen Pengampu
H. ALI MUHTAROM, S.Ag., M.PdI

Disusun oleh
Moh. Amin Farijallah (202369120128)
Miftahur Rokhmah (202369120111)

Progam Studi Pendidikan Agama Islam


Fakultas FAI
Universitas YUDHARTA Pasuruan
I. PEMBAHASAN

A. SURAT AL ALAQ AYAT 1 – 5

Surat Al Alaq merupakan wahyu yang pertama diurunkan oleh Allah SWT kepada nabi
Muhammad SAW perantara malaikat Jibril

١ - ‫ِاْقَر ْأ ِباْس ِم َر ِّبَك اَّلِذ ْي َخ َلَۚق‬

Artinya: "Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan,"

٢ - ‫َخ َلَق اِاْل ْنَس اَن ِم ْن َع َلٍۚق‬

Artinya: "Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah."

٣ - ‫ِاْقَر ْأ َو َر ُّبَك اَاْلْك َر ُۙم‬

Artinya: "Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha mulia,"

٤ - ‫اَّلِذ ْي َع َّلَم ِباْلَقَلِۙم‬

Artinya: "Yang mengajar (manusia) dengan pena"

٥ - ‫َع َّلَم اِاْل ْنَس اَن َم ا َلْم َيْع َلْۗم‬

Artinya: "Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya."

1. Kandungan makna dari surat Al Alaq ayat 1-51

a. Makna Ayat Pertama : Kata iqra' (bacalah) di sini tidak hanya perintah membaca
teks atau naskah tertulis saja, tetapi juga bisa mebaca fenomena alam atau realitas
yang ada. Karena obyek iqra' tidak disebutkan, maka makna iqra' bukan hanya
sekedar membaca teks naskah, tetapi bisa bermakna menelaah, meriset,
bereksperimen dsb. Ayat ini memerintahkan kepada nabi Muhammad SAW , juga
pada kita yang membaca saat ini untuk selalu melakukan penelaahan, perenungan,
riset pada fenomena yang ada. Allah swt mengaitkan kata iqra' dalam ayat ini dengan
kalimat Bismirabbikalladzi khalaq yang bermakna dengan nama tuhanmu yang
telah menciptakan. Tujuannya agar pelakunya selalu melakukan kegiatan yang
bersifat ilmiah dengan keihlasan hanya mencari ridho Allah swt, sehingga ilmu yang
didapatkan semakin membuat dirinya merasa takut kepada Allah swt.
b. Makna Ayat Kedua : Kata Khalaqa diartikan menciptakan karena kata ini
mengandung makna menciptakan dari tiada menjadi ada atau menciptakan sesuatu
tanpa contoh terlebih dahulu. Begitulah manusia diciptakan, bukan melalui proses
evolusi seperti dalam teori Darwin, bahwa manusia itu merupakan mahluk

1
“Ramadhan Series : Kandungan Surat Al Alaq Ayat 1-5,” accessed March 18, 2024,
http://pa-tasikmalaya.go.id/seputar-peradilan/1106-ramadhan-series-kandungan-surat-al-alaq-ayat-1-5.
kelanjutan (evolusi) dari kera, Kata insan diterjemahkan dengan manusia diambil
dari kata Uns, nisyan, dan nausun. Uns artinya jinak atau harmonis. Nisyan artinya
lupa dan nausun artinya dinamika atau pergerakan, ketiga akar kata ini
menggambarkan bahwa manusia itu mahluk yang memiliki sifat lupa, suka
keharmonisan, memiliki kemampuan bergerak dan hidupnya bersifat
dinamis. Min khalaq artinya dari segumpal darah, kata ini merupakan cara untuk
menyadarkan manusia tentang hakekat jati dirinya, yaitu berasal dari segumpal
darah. Agar manusia bila diberi ilmu tidak sombong ( keminter ) , bila dititipi harta
tidak tamak dan kikir serta ingat akan hak hak fakir miskin dan bila dititipi
kekuasaan tidak semena mena terhadap bawahannya.
c. Makna Ayat Ketiga : Mengapa kata lqra' diulang lagi? lqra' warabbukal akram,
karena membaca, meriset merenung tidak cukup satu kali tetapi harus berulang ulang
agar hasilnya matang, ilmu didapat melalui proses , ada ihtiar, pengorbanan waktu,
tenaga pikiran dan dana. Ayat ini memberi penegasan bahwa idealnya hasil bacaan
itu harus sampai pada suatu kesadaran bahwa Allah itu maha Pemurah.
d. Makna Ayat Keempat-Kelima : Penguasaan ilmu merupakan kunci kesuksesan
sebagai khalifah fil ardhi (pengelola bumi). lima ayat pertama ini menyentuh
masalah yang paling esensial dari potensi manusia Yaitu akal dan hati (pikir dan
zikir) , juga disebutkan perangkatnya pada ayat ke empat dan lima yaitu iqra'
( baca, riset, teliti ), 'a/lama (mengajarkan/ transfer ilmu). Qalam (alat tulis/alat
penyimpan data /memori).
2. Penafsiran Q.S. Al-Alaq 1-5 dalam tafsir al-Misbah,2
a. Bacalah Dengan Nama Tuhanmu Yang Telah Menciptakan (al-‘Alaq ayat 1)
Dalam penafsiran M. Quraish Shihab bahwa yang dimaksud dengan Iqra pada
mulanya adalah membaca atau menghimpun. Maka membaca dipandang sebagai
realisasi perintah tersebut tidak mengharuskan adanya suatu teks tertulis sebagai
obek bacaan, melainkan berbagai objek dalam konteks kehidupan. Adapun makna
Bismi dalam penafsirannya sebenarnya tidak jauh dari hal tersebut menunjukkan
adanya korelasi dalam penafsiranya yaitu yang dibaca adalah tuhanmu makna
aplikasinya adalah setiap apa yang dibaca baik dalam konteks apapun maka harus
diserta dengan nama Tuhanmu. Kata Khalaqa menununjukkan kebahasaan memiliki
sekian banyak arti, yaitu menciptakan dari tiada, menciptakan tanpa satu. Sebagai
salah satu contoh mengukur, memperhalus, mengatur, dan membuat. Kata ini dalam
penafsiran Quraish Shihab memberikan tentang kehebatan dan kebesaran Allah swt
dalam ciptaanya. Objek kata khalaqa pada ayat tersebut objeknya pun sebagai iqra
bersifat umum. Dengan demikian jika dikontekstualisasikan dalam pendidikan maka
sejalan dengan itu, al-Qur’an menegaskan tentang pentingnya tanggung jawab
intlektual dalam berbagai macam kegiatan terkait dengan membaca. Dalam

2
Wely Dozan, “NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT AL- ALAQ AYAT 1-5 (Studi Tafsir Al-Misbah Karya M.
Quraish Shihab)” 9, no. 02 (2020).
konteks ini al-Qur’an selalu menganjurkan manusia untuk belajar dalam arti seluas-
luasnya. Belajar bukan hanya sebatas mebaca tapi belajar juga pada prinsipnya
mampu menignternalisasikan nilai-nilai tauhid dan mengajarkan pada sebuah
kebenaran.
b. Yang Telah Menciptakan Manusia Dari ‘Alaq (ayat Ke 2)
Ayat ini memperkenalkan Tuhan yang disembah oleh Nabi Muhammad dan yang
diperintahkan oleh ayat yang lalu membaca naanya untuk namanya dan demi nama-
Nya. Maka Insan menujukkan makna untuk memberikan gambaran sepintas tentang
potensi manusia atau sifat mahluk tersebut. Yakni bahwa ia memiliki sifat lupa dan
kemampuan bergerak gerik yang melahirkan dinamika. Sedangkan kata ‘alaq’ secara
umum dipahami sebagai berbicara tentang sifat manusia sebagai mahluk sosial yang
tidak dapat hidup sendiri tapi selalu bergantung pada selainya yaitu Allah SWT.
Dalam ayat ini, menjelaskan terkait keistimewaan manusia di antara segala sesuatu
yang telah diciptakanya. Keistimewaan dapat dilihat dari “ketundukanya” apa yang
ada di langit dan apa yang ada di bumi. Maka dalam implentasi pembelajaran
terhadap pendidikan sebenarnya bernuasa Islam dalam arti metode pembelajaran
harus mengarahkan pada aspek keteladan dan bernuasa kisah-kisah Qur’ani. Dalam
menanamkan sikap ketuhanan dalam pembelajaran, ada beberapa aspek yang perlu
diperhatikan yaitu. Pertama, semua ciptaan ini mempunyai tujuan. Alam semesta dan
isisnya yang menjadi objek kajian pengetahuan diciptkan berjalan atau berlaku
sesuai kehendak Allah. Manusia diciptakan bertujuan untuk memperoleh keamanan
dan kenyamanan. Kedua, prinsip kesatuan baik alam, manusia, maupun kehidupan.
Alam sebagai ciptaan Tuhan sendiri dari bagian-bagian. Ia merupakan suatu system
yang saling berkait antara satu dengan yang lain. System itu merupakan hukum alam
telah diterapkan oleh Al-Qur’an. hal ini yang menjadi salah satu orientasi dalam
Mengangunggkan Ciptaan Dalam Proses Pendidikan.
c. Bacalah Dengan Nama Tuhanmu Yang Pemurah (Ayat ke 3)
Ayat ini mempunyai korelasi diantara ayat yang sesudahnya, yang dimana setelah
membaca maka hal tersebut disertai dengan penuh motivasi yang berlandaskan
dengan Allah SWT. Beberapa pendapat para ulama bahwa ayat ini menekankan
untuk mengulang membaca. Ulama berbeda pendapat. Pertama, perintah membaca
untuk yang pertama adalah pribadi Nabi Muhammad. Kedua, kepada ummatnya,
atau yang pertama untuk membaca shalatnya. Ketiga menyatakan mengenai
rangkuman yang diartikan sebagai keseluruhan yang mencakup dari yang pertama
yaitu belajar, mengajar untuk orang lain, menanamkan rasa “percaya diri” yang
dimiliki oleh setiap Manusia”. Dalam peninjauan lebih jauh lagi secara potensial,
manusia telah dibekali dengan keragaman kemampuan yang memungkinkan untuk
membaca sehingga menghasilkan aneka pengetahuan dan kemajuan budaya yang
pada giliranya dapat mempengaruhhi aktualitas potensi manusia. Etos membaca
disinilah bisa melahirkan sebuah keilmuan yang pandai. Selain dalam bentuk analogi
dan diskusi, al-Qur’an juga haya komunikasi dan pengulangan dan penguatan dalam
konteks pembelajaran yang tidak pernah dari pengulangan disetiap pembelajaran
yang diterapkan pada peserta didik.
d. Yang mengajarkan dengan pena, mengajar manusia apa yang belum diketahuinya
(Ayat ke 4 dan 5)
Kata qalam disini berarti hasil dari penggunaan alat tersebut. Yakni tulisan ini karena
bahasa sering kali mengunkana kata yang berarti alat atau penyebab, untuk
menunjuk akibat atau hasil yang memiliki pemaknaan yang berbeda. Secara ringkas
penafsiran M. Quraish Shihab menunjukkan pada cara yang ditempuh dalam
mengajar manusia dan yang kedua melalui pengajaran secara langsung tanpa alat.
Pena al-qalam mengandung arti segala hal yang berfungsi untuk
mendokumentasikan hasil pengetahuan dari membaca. Dengan adanya pena capaian
pengetahuan dapat ditranmisikan dan ditranformasikan dari satu kawasan ke
kawasan yang lain, dari satu ke generasi yang lainya.

B. SURAH AL-MUJADILAH 113

‫ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْٓو ا ِاَذ ا ِقْيَل َلُك ْم َتَفَّس ُحْو ا ِفى اْلَم ٰج ِلِس َفاْفَس ُحْو ا َيْفَس ِح ُهّٰللا َلُك ْۚم‬

‫َو ِاَذ ا ِقْيَل اْنُشُز ْو ا َفاْنُشُز ْو ا َيْر َفِع ُهّٰللا اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْو ا ِم ْنُك ْۙم َو اَّلِذ ْيَن ُاْو ُتوا اْلِع ْلَم َد َر ٰج ٍۗت َو ُهّٰللا ِبَم ا َتْع َم ُلْو َن َخ ِبْيٌر‬

Wahai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu, "Berlapang-lapanglah


dalam majelis, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan
apabila dikatakan, "Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan
orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan
beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman untuk mendidik hamba-hamba-Nya yang beriman


seraya memerintahkan kepada mereka agar sebagian dari mereka bersikap baik kepada
sebagian yang lain dalam majelis-majelis pertemuan. Untuk itu Allah subhanahu wa ta’ala
berfirman: Wahai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu, "Berlapang-
lapanglah dalam majelis". Menurut qiraat lain, ada yang membacanya al-majlis; yakni dalam
bentuk tunggal, bukan jamak. maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan
untukmu. Demikian itu karena pembalasan disesuaikan dengan jenis amal perbuatan.
Sebagaimana yang telah disebutkan di dalam hadits shahih: Barang siapa yang membangun
sebuah masjid karena Allah, maka Allah akan membangunkan baginya sebuah rumah di
surga. Dan di dalam hadits yang lain disebutkan: Barang siapa yang memberikan
kemudahan kepada orang yang sedang kesulitan, maka Allah akan memberikan kemudahan
baginya di dunia dan akhirat. Dan Allah senantiasa menolong hamba-Nya selama si hamba
menolong saudaranya. Masih banyak hadits lainnya yang serupa. Karena itulah maka
disebutkan oleh firman-Nya: maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan
3
“Tafsir Surat Al-Mujadilah Ayat 11 | Learn Quran Tafsir,” accessed March 19, 2024,
https://tafsir.learn-quran.co/id/surat-58-al-mujadilah/ayat-11.
untukmu. (Al-Mujadilah: 11) Qatadah mengatakan bahwa ayat ini diturunkan berkenaan
dengan majelis zikir. Demikian itu karena apabila mereka melihat ada seseorang dari mereka
yang baru datang, mereka tidak memberikan kelapangan untuk tempat duduknya di hadapan
Rasulullah SAW, maka Allah memerintahkan kepada mereka agar sebagian dari mereka
memberikan kelapangan tempat duduk untuk sebagian yang lainnya.

II. KESIMPULAN

A. SURAT AL ALAQ AYAT 1-5

Berdasarkan hasil kajian di atas menunjukkan bahwa pendidikan sebagai suatu proses untuk
mengembangkan suatu potensi yang dimiliki setiap individu yang lainya. secara spesisk
nilai-nilai yang perlu diaktualisasikan dalam Q.S. Al-Alaq ayat 1-5 yaitu. Pertama,
pendidikan merupakan wadah yang perlu diterapkan melaui berbagai aspek terutama
membaca yang diutamakan dalam pembelajaran yang bersifat universal. Kedua, pendidikan
pada hakikatnya menekankan pada aspek ketuhanan sebagai dasar dan pondasi dalam
pembelajaran. Ketiga, pendidikan salah satu upaya untuk mencerdaskan manusia dan tentu
membutuhkan intropeksi diri dan pengulangan atau evaluasi dalam pembelajaran. Keempat,
pendidikan sebagai salah satu upaya untuk melahirkan generasi muda yang Ber-Islami dan
meberikan suri tauladan yang baik. Sehingga dalam proses pembelajaran dapat memberikan
pendidikan yang sesuai landasan syariat Islam dalam Al-Qur’an tersebut.

B. SURAT AL MUJADILAH AYAT 11

Kesimpulan dari artikel ini adalah bahwa Allah SWT memerintahkan kepada para mukmin
untuk bersikap baik dan lapang dada dalam majelis pertemuan, terutama dalam konteks
majelis zikir. Firman-Nya menegaskan bahwa dengan memberikan kemudahan kepada
sesama, Allah akan memberikan kemudahan kepada kita di dunia dan akhirat. Hal ini
menunjukkan pentingnya sikap tolong-menolong dan kebaikan dalam menjalin hubungan
antar sesama manusia, sesuai dengan ajaran agama Islam

III. DAFTAR PUSTAKA

Dozan, Wely. “NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT AL- ALAQ AYAT 1-5
(Studi Tafsir Al-Misbah Karya M. Quraish Shihab)” 9, no. 02 (2020).

“Ramadhan Series : Kandungan Surat Al Alaq Ayat 1-5.” Accessed March 18, 2024. http://pa-
tasikmalaya.go.id/seputar-peradilan/1106-ramadhan-series-kandungan-surat-al-alaq-ayat-1-
5.

“Tafsir Surat Al-Mujadilah Ayat 11 | Learn Quran Tafsir.” Accessed March 19, 2024.
https://tafsir.learn-quran.co/id/surat-58-al-mujadilah/ayat-11.

Anda mungkin juga menyukai