A. Pendahuluan
Bagi umat Islam, menuntut ilmu adalah sebuah kewajiban yang tidak
boleh ditinggalkan baik oleh muslim laki-laki maupun muslim perempuan dan
tidak pandang umur. Selagi nafas dikandung badan, menuntut ilmu adalah WAJIB
HUKUMNYA. Ilmu apapun sepanjang itu membawa kemashlahatan bagi diri dan
konsep yang brilian dan luar biasa yang disebut konsep menuntut ilmu sepanjang
hayat, dalam dunia barat dikenal dengan life long education. Hal ini tercermin
mengenal waktu, usia, dan juga tidak mengenal perbedaan. Pria dan wanita punya
kesempatan yang sama untuk menuntut ilmu sehingga setiap orang, baik pria
maupun wanita bisa mengembangkan potensi yang diberikan Allah swt, sesuai
dengan fitrahnya. Karena itulah agama memandang bahwa ibadah tidak terbatas
pada sholat, puasa, zakat dan haji saja, tetapi menuntut ilmu juga termasuk ibadah.
Bahkan ilmu dianggap sebagai ibadah yang utama, sebab dengan ilmulah kita bisa
maka ibadah yang dilaksanakan tidak bernilai apa-apa dalam tantaran hakikat.
2
dan kebahagiaan diakhirat. Disinilah urgensi ilmu sebagai suatu yang niscaya
dimiliki oleh setiap muslim. Oleh karena itu menuntu ilmu wajib bagi setiap
B. Definisi Ilmu
Dalam perspektif ensiklopedi Islam, kata Ilmu berasal dari bahasa Arab
yang berarti pengetahuan, merupakan lawan kata dari jahil, ketidaktahuan atau
kebodohan.1
berarti kejelasan, karena itu segala yang terbentuk dari akar katanya mempunyai
ciri kejelasan. Oleh karena itu lebih lanjut dia menjelaskan bahwa ilmu adalah
atau kepandaian tentang hal yang berhubungan dengan duniawi, akhirat, lahir,
menjelaskan kata ilmu bentuk masdar dari a’lima ya’lamu-‘ilman. Menurut Ibnu
sesuatu dari yang lainnya”. Menurut Ibnu Manzur, ilmu adalah antonym dari tidak
1
Ensiklopedia Islam, Tim Penyusun Ensiklopedia Islam, (Jakarta: Ikhtiar
Baru Van Hoeve), h.261
2
M.Quraish Shihab, Wawasan al-Qur’an, tafsir tematik atas berbagai
persoalan umat, (Bandung: Mizan Pustaka, 2007), h.571
3
Pusat Bahasa Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indionesia, cet.3,
(Jakarta: Balai Pustaka, 2007), h.42
3
tahu (Naqid al Jahl), sedangkan menurut al-Asfahani dan al-Anbari, ilmu adalah
hakikatnya.5
ilmu pengetahuan baik secara tersirat maupun tersurat. Islam sebagai agama yang
dan kehidupan. Ilmu merupakan cahaya yang menuntun hidup dan kehidupan
manusia agar selamat didunia dan diakhirat. Sehingga tampak jelas urgensi ilmu
Ayat pertama yang turun adalah surat Al-Alaq ayat 1-5. Ayat tersebut
sekaligus sebagai ayat pertama yang mewajibkan kepada manusia untuk menuntut
ilmu melalui belajar dengan jalan membaca, baik dalam makna tekstual maupun
Turunnya surat al alaq 1-5 menyuruh kepada Nabi Saw untuk membaca,
walaupun ketika itu beliau belum bisa membaca dan menulis. Namun malaikat
Jibril mendesaknya sampai 3 kali agar Nabi Saw membaca, sampai akhirnya
Hal itu menunjukkan bahwa untuk dapat memahami petunjuk Allah Swt.,
yang diberikan melalui wahyuNya, maka seseorang harus dapat membaca, karena
Pada ayat kedua surat tersebut dijelaskan bahwa Allah Swt, menciptakan
paling mulia. Ini menunjukkan betapa maha kuasanya Allah dengan ilmu dari asal
Kemudian pada ayat ketiga Allah Swt menyuruh kembali untuk membaca,
dengan latihan berulang-ulang. Seperti halnya nabi saw, yang tidak dapat
5
beliau dapat membaca hingga mengantarnya menjadi mahkluk yang paling mulia.6
pada ayat diatas, terambil dari kata kerja “qara’a” yang pada mulanya berarti
merangkai huruf atau kata kemudian anda mengucapkan rangkaian tersebut, maka
perintah tersebut tidak mengharuskan adanya teks tertulis sebagai objek bacaan,
Beraneka ragam pendapat ahli tafsir tentang objek bacaan yang dimaksud.
Ada yang berpendapat wahyu-wahyu al-Qur’an, sehingga perintah itu dalam arti
bacalah wahyu-wahyu al-Qur’an ketika dia turun nanti. Ada juga yang
berpendapat objeknya adalah “isma Rabbika” sambil menilai huruf “ba” yang
menyertai kata isim adalah sisipan sehingga ia berarti bacalah nama Tuhanmu
atau berdzikirlah. Tapi menurut Quraish Shihab, jika demikian mengapa Nabi saw
perintah berdzikir tentu beliau tidak menjawab demikian karena jauh sebelum
6
M.Quraish Shihab, 0p.cit. h.425
7
M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, Pesan, Kesan dan Keserasian al-
Qur’an. (Jakarta: Lentera Hati, 2002), volume 15, h.392
8
Ibid, h.392
6
Huruf “ba” pada kata “bismi” ada juga yang memahaminya sebagai
“bacalah disertai dengan nama tuhanmu”. Disini dapat kita pahami bahwa
apapun yang kita kerjakan hendaknya dimulai dengan menyebut nama Tuhan.
tersebut tidak menjelaskan apa yang harus dibaca, karena al-Qur’an menghendaki
umatnya membaca apa saja selama bacaan tersebut “bismi rabbika”, dalam arti
ketahuilah ciri-ciri sesuatu; bacalah alam, tanda-tanda zaman, sejarah maupun diri
sendiri, yang tertulis maupun tidak tertulis.10 Jadi objek perintah iqra’ mencakup
diperoleh isyarat bahwa ada dua cara memperoleh dan pengembangan ilmu, yaitu
Allah mengajar dengan pena yang telah diketahui manusia lain, dan mengajar
manusia (tanpa pena) yang belum diketahuinya. Cara pertama adalah allah
mengajar manusia dengan perantaraan atau usaha dari manusia itu sendiri, dan
mengajar manusia tanpa perantaraan dan tanpa usaha dari manusia. Walaupun
berbeda, tetapi keduanya berasal dari satu sumber yaitu Allah SWT.11
9
Ibid
10
M.Quraish Shihab, Wawasan al-Qur’an, tafsir tematik atas berbagai
persoalan umat, op.cit, h.570
11
ibid
7
kekhalifahan. Ini tercemin dari kisah kejadian manusia pertama yang dijelaskan
Artinya: (31) Dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-
benar orang-orang yang benar!". (32) Mereka menjawab: "Maha suci Engkau,
tidak ada yang Kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada
ilmu dan megembangkannya dengan seizin Allah. Karena itu bertebaran ayat yang
tersebut. Salah satunya adalah ayat yang memerintahkan kepada manusia dengan
cara belajar atau bertanya kepada yang ahli ilmu sebagaimana tercermin dalam
dapat kamu memberi petunjuk kepada orang-orang yang buta, walaupun mereka
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan
Menurut Quraish Shihab, ilmu yang dimaksud pada ayat 11 surat al-
Mujadillah bukan saja ilmu agama, tetapi ilmu apapun yang bermanfaat. Pada sisi
lain juga menunjukkan bahwa ilmu haruslah menghasilkan kassyah yakni rasa
takut dan kagum kepada Allah, yang pada gilirannya mendorong yang berilmu
Pada ayat yang lain Allah mulai memberikan identitas yang wajib
menuntut ilmu sertai ilmu apa saja yang harus dituntut, hal ini tercermin dalam
Artinya, Tidak sepatutnya bagi mukmin itu pergi semuanya (ke medan
perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa
12
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, Pesan, kesan dan Keserasian
al-Qur’an, Jakarta, Lentera Hati, 2002, Volume 14, h.80
10
agama dan maksud tersebut adalah termasuk kedalam perbuatan yang tergolong
mendapatkan kedudukan tinggi dihadapan Allah swt, dan tidak kalah derajatnya
dari orang-orang yang berjihad dengan harta dan dirinya dalam rangka
berbicara tentang perang, redaksi ayat 120 surat yang sama dimulai dengan
menggunakan istilah maa kaama. Dengan juga ayat ini yang berbicara tentang
Berdasarkan keterangan ini maka ilmu yang paling wajib dipelajari adalah
agama, termasuk fiqh, ilmu kalam, ilmu tafsir, tasawuf dan sebagainya ilmu yang
dapat menjadi maslahat bagi dirinya dan umat secara umum. Rasulullah saw.
Dalam hal ini juga menekankan kewajiban pada aspek pencarian ilmunya, tidak
13
Abuddin Nata, Tafsir Ayat-ayat Pendidikan (Tafsir al-Ayat al-Tarbawi),
Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2008, h. 159
14
M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, Pesan, kesan dan Keserasian
al-Qur’an, Jakarta, Lentera Hati, 2002, Volume 5, h. 751
11
pada objek ilmu itu sendiri. Oleh karena itu selama ilmu itu bermanfaat bagi
kemaslahatan umat terutama individu muslim untuk dunia dan akhiratnya maka
menuntut ilmu itu wajib baginya dalam konteks fardu’Ain. Sebagaimana hadis
Rasulullah saw:
ٍ سل ِم
ْ م ّ ُ عَلى ك
ُ ل َ ة
ٌ ض
َ ْ ري َ ِ عل ْم
ِ ف ِ ْ ب ال
ُ َ ٍطَل
Artinya : Menuntut ilmu wajib atas setiap individu muslim (HR. Ibnu
Abdilbar)
Menuntut ilmu itu adakalanya wajib 'ain dan adakalnya wajib kifayah.
Ilmu yang wajib kifayah hukum mempelajarinya, ialah ilmu-ilmu yang hanya
menjadi pelengkap, misalnya ilmu tafsir, ilmu hadist dan sebagainya. Sedangkan
Ilmu yang wajib 'ain dipelajari oleh mukallaf yaitu untuk meluruskan 'aqidah yang
haji. 15
Oleh karena itu, ilmu-ilmu seperti ilmu tafsir, ilmu hadist, ilmu bahasa
sebagainya adalah termasuk dalam ilmu yang tidak diwajibkan untuk dituntuti
tetapi tidaklah dikatakan tidak perlu karena ia adalah dari pada ilmu fardhu
kifayah. Begitu juga dengan ilmu berkaitan tarekat ia adalah sunat dipelajari tetapi
perlu difahami bahwa yangg paling utama ialah mempelajari ilmu fardhu 'ain
terlebih dahulu. Tidak mempelajari ilmu fardhu 'ain adalah suatu dosa kerana ia
15
Ibid, h.749
12
adalah perkara yg wajib bagi kita untuk dilaksanakan dan mempelajari ilmu
ilmu yang diperolah tanpa upaya manusia, dinamai ‘ilm laduni seperti yang
diinformasikan antara lain oleh surat al-Qur’an surat al-Kahfi ayat 65:
hamba kami, yang telah kami berikan kepadanya rahmat dari sisi kami, dan yang
Kedua, Ilmu yang diperoleh karena usaha manusia, dinamai ‘ ilm kasbi,
Ayat-ayat ‘ilm Kasbi jauh lebih banyak daripada yang berbicara tentang ‘ilm
ladduni.16
yang “ada” tetapi tidak dapat diketahui malalui upaya manusia sendiri. Ada wujud
yang tidak Nampak, sebagai mana ditegaskan bekali-kali oleh al-Qur’an antara
16
M. Quraish Shihab, Wawasan al-Qur’an, tafsir temutik atas berbagai
persoalan umat,op.cit. h. 573
13
Artinya: dan Allah menciptakan apa yang kamu tidak mengetahuinya.
(QS.An Nahl:8)
Dari ayat diatas jelaslah bahwa objek ilmu meliputi atas alam materi dan
sebagian mereka tidak mengakui adanya realitas yang tidak dapat dibuktikan
dialam materi.
materi dan non materi. Karena itu, sebagian ilmuan muslim khususnya kaum sufi
keseluruhan realitas wujud ilahi melalui lima hal yaitu: alam nasut (alam materi),
alam malakut (alam kejiwaan), alam jabarut (alam ruh), alam lahut (sifat-sifat
cara dan sarana yang digunakan. Hal ini dapat dilihat pada firman Allah swt:
17
Ibid,h.574
14
Artinya: dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan
penglihatan, akal serta hati. Trial and error (coba-coba), pengamatan dan
sebagai sarana meraih pengetahuan, kesucian hati juga termasuk sarana yang
sangat berpengaruh. Hal ini karena ilmu pengetahuan yang baik hanya dapat
Dalam perspektif islam makna belajar atau menuntut ilmu bukan hanya
sekedar upaya perubahan perilaku, tetapi juga harus memperkuat akhlak sesuai
Oleh karena itu, hendaklah sebagai seorang muslim memiliki sifat yang
baik yakni taqwa kepada Allah swt, sehingga Allah akan memberikan petunjuk
18
Ibid,h.576
19
Tohirin, “Psikologi Pembelajaran Pendidikan Islam”. (Jakarta: PT.Raja
Grafindo Persada, 2006),h.57
15
dan hidayahnya dan menjadikannya sebagai ahli ilmu yang memiliki keutamaan
E. Kesimpulan
Bahwa dalam menuntut ilmu tidak mengenal waktu, usia, dan juga tidak
mengenal perbedaan. Pria dan wanita punya kesempatan yang sama untuk
menuntut ilmu sehingga setiap orang, baik pria maupun wanita bisa
Karena itulah agama memandang bahwa ibadah tidak terbatas pada sholat, puasa,
zakat dan haji saja, tetapi menuntut ilmu juga termasuk ibadah. Bahkan ilmu
dianggap sebagai ibadah yang utama, sebab dengan ilmulah kita bisa
Menuntut ilmu itu adakalanya wajib 'ain dan adakalnya wajib kifayah.
Ilmu yang wajib kifayah hukum mempelajarinya, ialah ilmu-ilmu yang hanya
menjadi pelengkap, misalnya ilmu tafsir, ilmu hadist dan sebagainya. Sedangkan
Ilmu yang wajib 'ain dipelajari oleh mukallaf yaitu untuk meluruskan 'aqidah yang
haji.
DAFTAR PUSTAKA
Ensiklopedia Islam, Tim Penyusun Ensiklopedia Islam, Jakarta, Ikhtiar Baru Van
Hoeve, 1996.