Anda di halaman 1dari 10

KEWAJIBAN MENUNTUT ILMU

(Analisis Tarbawi surat Al-‘Alaq ayat 1-5)

Makalah ini disusun guna memenuhi Tugas Akhir Semester Tiga Mata Kuliah
Tafsir Tarbawi yang diampu oleh Bapak Arbain Nurdin, M.Pd.I

Oleh:

M. Yusron Irfa’ud Darojat


NIM T20181072

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ILSAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) JEMBER

DESEMBER 2019
KEWAJIBAN BELAJAR MENGAJAR

(Analisis Tarbawi Surah Al-‘Alaq ayat 1-5)1

M. Yusron Irfa’ud Darojat

PENDAHULUAN

Setiap manusia yang dilahirkan di muka bumi ini memiliki berbagai


macam potensi yang berbeda-beda. Dengan belajar, manusia dapat
mengembangkan potensi-potensi dirinya. Tanpa belajar, manusia tidak akan
dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, karena semua kebutuhan hidup manusia
didapatkan dari hasil belajarnya terhadap suatu hal apapun.

Potensi manusia tidak akan berguna jika tidak ada bimbingan dan hidayah
dari Allah dan potensi manusia tidak akan berkembang jika tidak diajarkannya
ilmu yang telah ia dapatkan sebelumnya.

Belajar mengajar merupakan sebuah kegiatan yang mana menjadi inti


pelaksanaan pendidikan, karena didalamnya terjadi sebuah interaksi antar
pendidik dan peserta didik.

PEMBAHASAN

1. Surat al-‘Alaq ayat 1-5

‫ﺧﻠﻖ ﺍﻟﺬﻱ ﺭﺑﻚ ﺑﺎﺳﻢ ﺍﻗﺮﺃ‬۱ ‫ﻋﻠﻖ ﻣﻦ ﺍﻟﺎﻧﺴﺎﻥ ﺧﻠﻖ‬٢ ‫ﻭﺭﺑﻚ ﺍﻗﺮﺃ‬

‫ﺍﻟﺎﻛﺮﻡ‬٣ ‫ﺑﺍﻟﻘﻠﻢ ﻋﻠﻢ ﺍﻟﺬﻱ‬٤ ‫ﻳﻌﻠﻢ ﻟﻢ ﻣﺎ ﺍﻟﺎﻧﺴﺎﻥ ﻋﻠﻢ‬٥

Artinya

1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan,

2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.


1
Makalah ini disusun guna memenuhi Ujian Akhir Semester (UAS) Tafsir Tarbawi yang diampu
oleh Bapak Arbain Nurdin, M.Pd.I
3. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia,

4. Yang mengajar (manusia) dengan pena.

5. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.

Berdasarkan pencarian menggunakan kata kunci ‫ ﺍﻗﺮﺃ‬dan ‫ ﻋﻠﻢ‬di dalam

aplikasi yang telah di download di PlayStore berupa Lafdzi maka terdapat


beberapa ayat Al Qur’an yang memiliki kesamaan antara ayat 1-5 dari surah Al
‘Alaq.

Beberapa ayat tersebut adalah:

‫ﺣﺴﻴﺒﺎ ﻋﻠﻴﻚ ﺍﻟﻴﻮﻡ ﺑﻨﻔﺴﻚ ﻛﻔﻰ ﻛﺘﺒﻚ ﺍﻗﺮﺃ‬

14. Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada hari ini sebagai penghitung atas dirimu.”

‫ﺻﺪﻗﻴﻦ ﻛﻨﺘﻢ ﺍﻥ ﻫﺆﻟﺎﺀ ﺑﺎﺳﻤﺎﺀ ﺍﻧﺐـﻭﻧﻲ ﻓﻘﺍﻝ ﺍﻟﻤﻠﯩﻜﺔـ ﻋﻠﻰ ﻋﺮﺿﻬﻢ ﺛﻢ ﻛﻠﻬﺎ ﺍﻟﺎﺳﻤﺎﺀ ﺍﺩﻡ ﻭﻋﻠﻢ‬

31. Dan Dia ajarkan kepada Adam nama-nama (benda) semuanya, kemudian Dia perlihatkan
kepada para malaikat, seraya berfirman, “Sebutkan kepada-Ku nama semua (benda) ini, jika kamu
yang benar!”

2. Analisis lughowi

Didalam surah Al-‘Alaq ayat 1-5 terdapat 1 kata kunci dan kata kunci tersebut

relevan dengan topik pembahasan, adapaun kata kuncinya yakni ‫( ﺍﻗﺮﺃ‬bacalah)

dan ‫( ﻋﻠﻢ‬mengajar). Untuk mencari dan mengetahui makna dari kata kunci

tersebut saya menggunakan aplikasi Kamus Bahasa Arab Indonesia yang sudah
bapak dosen sarankan sebeumnya yakni pada tabel pencarian ‫ﺍﻟﻐﻨﻲ ﻣﻌﺠﻢ‬

Iqro’ (‫)ﺍﻗﺮﺃ‬

‫ﻣﻌﻨﻰ‬ ‫ﻛﻠﻤﺔ‬

‫ﺍﻟﻤﻜﺘﻮﺑﺔ ﺑﻜﻠﻤﺎﺗﻬﺎ ﻧﻄﻖ‬ ‫ﺍﻟﻘﺼﻴﺪﺓ ﻗﺮﺃ‬


‫ﺣﻔﻆ ﻋﻦ ﺃﻭ ﻧﻈﺮ ﻋﻦ ﺑﺄﻟﻔﺎﻇﻬﺎ ﻧﻄﻖ‬ ‫ﺍ ﻗﺮﺃ‬ ‫ﺍﻟﻘﺮﺍ ﻣﻦ ﻳﺎﺕ‬ ‫ﻥ‬

‫ﺑﻬﺎ ﻳﻨﻄﻖ ﻭﻟﺎ ﻛﻠﻤﺎﺗﻪ ﻳﺘﺘﺒﻊ‬ ‫ﺍﻟﻜﺘﺎﺏ ﻳﻘﺮﺃ‬

‫ﺇﻳﺎﻩ ﺃﺑﻠﻐﻪ‬ ‫ﺍﻟﺴﻠﺎﻡ ﻋﻠﻴﻪ ﻗﺮﺃ‬

Berdasarkan pencarian kata Iqro’ di dalam aplikasi Kamus Bahasa Arab


Indonesia di tabel pencarian ‫ ﺍﻟﻐﻨﻲ ﻣﻌﺠﻢ‬terdapat empat makna, pertama,
ucapkan kata-kata tertulis, kedua, kata-kata penglihatan atau menghafal yang
diucapkan, ketiga, mengikuti kata-kata dan tidak mengucapkannya, keempat
katakan padanya.

‘Allama (‫)ﻋﻠﻢ‬

‫ﻣﻌﻨﻰ‬ ‫ﻛﻠﻤﺔ‬

‫ﻳﻌﺮﻓﻬﺎ ﺟﻌﻠﻪ‬ ‫ﻭﺍﻟﻜﺘﺎﺑﺔـ ﺍﻟﻘﺮﺍﺀﺓ ﻋﻠﻤﻪ‬

Berdasarkan pencarian kata ‘Allama di dalam aplikasi Kamus Bahasa Arab


Indonesia di tabel pencarian ‫ ﺍﻟﻐﻨﻲ ﻣﻌﺠﻢ‬terdapat makna yaitu buat dia
mengenalnya.

Berdasarkan makna yang tertera dari kedua kata kunci di atas bahwa
kewajiban menuntut ilmu sangat penting bagi kehidupan manusia karena tanpa
adanya ilmu manusia tidak akan sempurna melaksanakan ibadah dan pekerjaan
lainnya.

3. Analisis Tahlili

Pentingnya kewajiban belajar mengajar dalam surah al-‘Alaq ini dapat dikaji
melalui beberapa kitab tafsir sebagai berikut:

a. Tafsir al Muyassar

Wahai nabi, Bacalah Al-Qur’an yang telah diturunkan kepadamu,


diawali dengan menyebut nama Tuhanmu yang Esa dalam
menciptakan, yang telah menciptakan semua manusia dari
segumpal darah beku berwarna merah. Wahai Nabi, bacalah Al-
Qur’an yang telah diturunkan kepadamu. Sesungguhnya, tuhanmu
sangat melimpah kebaikannya dan sangat meluas kemurahan-Nya.
Dialah yang mengajari makhluk-Nya cara menulis dengan pena,
yang mengajari manusia apa yang sebelumnya tidak pernah
diketahuinya, yang memindahkannya dari gelapnya kebodohan
kepada cahaya ilmu.
Berdasarkan tafsir al Muyassar dijelaskan bahwa Allah menyuruh nabi
Muhammad saw untuk menyuruh kepada ummatnya agar menuntut ilmu dengan
cara membaca dan mengajari manusia menulis dengan pena, agar para umat
nabi Muhammad saw terbebas dari zaman kebodohan.

b. Tafsir ringkas Kemenag

1. Wahai Nabi, bacalah apa yang Allah wahyukan kepadamu dengan terlebih
dahulu menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan segala sesuatu dengan
keesaan-Nya.

2. Dia telah menciptakan manusia yang sempurna bentuk dan pengetahuannya


dari segumpal darah, sebagai kelanjutan dari fase nutfah. Setelah itu berturut-
turut akan terbentuk sekepal daging, tulang, pelapisan tulang dengan daging, dan
peniupan roh.

3. Wahai Nabi, bacalah firman yang Allah turunkan kepadamu, dan Tuhanmulah
Yang Mahamulia. Dia membagi kemurahan-Nya kepada semua makhluk. Di
antara kemurahan-Nya adalah menjadikan manusia bisa membaca, menulis, dan
mempelajari ilmu pengetahuan.

4. Tuhanmu itulah yang mengajar manusia menulis dengan perantaraan pena


atau alat tulis lain. Tulisan berguna untuk menyimpan dan menyebarkan pesan
serta ilmu pengetahuan kepada orang lain.
5. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya. Manusia adalah
makhluk yang potensial untuk berkarya melalui ilmu pengetahuan yang
diperolehnya dari Allah. Manusia belajar baik dari alam sekitar yang merupakan
ciptaan-Nya maupun dari wahyu yang Allah sampaikan melalui para rasul.

Berdasarkan tafisr ringkas Kemenag dalam ayat pertama surat al-‘Alaq


menjelaskan bahwa Allah SWT. menyuruh kepada nabi Muhammad untuk
membaca, pada ayat kedua Allah menjelaskan tentang proses penciptaan
manusia agar akidahnya bertambah kepada Allah SWT. pada ayat ke tiga, Allah
SWT. memberikan pengajaran kepada manusia yakni berupa ilmu pengetahuan
dan pandai membaca serta menulis. Pada ayat ke empat alasan Allah SWT.
mengajarkan menulis adalah agar ilmu yang didapat itu bermanfaat bagi umat
nabi Muhammad di masa yang akan datang. Dan pada ayat yang terakhir yakni
ayat ke lima, Allah SWT. mengajarkan ilmu kepada manusia agar ilmu itu
bermanfaat bagi dirinya.
c. Tafsir al Misbah

Dalam surat ini terdapat ajakan untuk membaca dan belajar, dan
bahwa Tuhan Yang mampu menciptakan manusia dari asal yang
lemah akan mampu pula untuk mengajarkannya menulis--yang
merupakan sarana penting untuk mengembangkan ilmu pengetahuan--
dan mengajarkannya sesuatu yang belum pernah diketahuinya.
Allahlah yang mengajarkan ilmu kepada manusia. Selain itu, surat ini
mengingatkan kita bahwa kekayaan dan kekuasaan adakalanya dapat
mendorong manusia untuk melanggar hukum dan ketentuan Allah,
padahal semua kita pasti akan kembali kepada-Nya. Pembicaraan ini
diarahkan kepada siapa saja yang layak mendapat peringatan,
terutama orang-orang yang berlaku tiran dan menghalangi orang lain
untuk berbuat baik. Mereka yang disebutkan terakhir ini diancam akan
masuk neraka. Ketika itu, penolong-penolong mereka tidak akan
berguna lagi. Akhirnya, surat ini ditutup dengan ajakan kepada mereka
yang mematuhi dan melaksanakan perintah Allah untuk mengambil
sikap yang berlawanan dengan para pembangkang dan pendusta, dan
ajakan untuk mendekatkan diri dengan melakukan kataatan kepada Tuhan
semesta alam.
Berdasarkan tafsir al Misbah, Quraish Shihab berpendapat bahwa Allah
SWT menyuruh atau menagajak kepada ummat nabi Muhammad untuk
membaca agar memperoleh suatu ilmu pengetahuan yakni berupa akhlak,
syari’ah dan akidah.
4. Analisis Tarbawi

Ilmu pengetahuan sangat dibutuhkan bagi umat manusia karena dengan


ilmu manusia dapat mencapai kebahagiaan dalam hidup baik di dunia maupun di

akhirat. Dalam analisis tahlili dengan kata iqro’ ‫ ﺍﻗﺮﺃ‬Allah menyuruh kepada

manusia untuk mula-mula membaca terlebih dahulu sebelum melakukan


aktifitas lainnya seperti beribadah atau aktivitas lain agar ketika manusia
melakukan kegiatan tersebut, kegiatan itu dapat dilakukan secara teratur tanpa
adanya masalah sedikitpun. Begitu juga Allah SWT berfirman pertama kali dalam
Al-Qur’an yakni (bacalah) agar supaya Al-Qur’an ini senantiasa selalu dibaca oleh
umat Nabi Muhammad SAW.

Menuntut ilmu merupakan suatu aktivitas yang mana memiliki tantangan


yakni seperti mengorbankan waktu, tenaga, biaya dan juga kecerdasan. Keika
menuntut ilmu haruslah kita melakukannya dengan penuh keikhlasan agar ilmu
yang kita cari dapat masuk ke kepala kita dan akan dimudahkan oleh Allah
segala urusannya.

Belajar merupakan suatu kegiatan yang bukan hanya menghafal ataupun


mengingat, tetapi belajar adalah sebuah perubahan yang relatif terjadi pada diri
manusia baik itu perilaku ataupun potensi dirinya dalam suatu hal. Seseorang
dikatakan belajar ketika orang tersebut telah menunjukkan suatu sikap
perubahan pada dirinya.

Belajar menurut al Ghozali belajar adalah proses memanusikan manusia


sejak masa kejadiannya sampai akhir hayatnya melalui berbagai ilmu
pengetahuan yang disampaikan dalam bentuk pengajaran. Oleh karena itu belajar
sangatlah penting bagi kehidupan manusia karena jika manusia tidak melakukan
belajar akan bertolak belakang dengan firman Allah yakni surat Al-‘Alaq ayat 1-5.
Gambar 1
Belajar menurut pandangan al Ghozali

Memansuaikan
manusia

belajar seumur hidup

transfer ilmu

1. Belajar dan pembelajaran adalah proses memanusiakan manusia.

Prinsip ini sesuai dengan aliran psikologi belajar humanisme, yang


menawarkan prinsip-prinsip belajar humanistik:

- Manusia mempunyai kemampuan untuk belajar secara alami.

- Belajar berarti jika mata pelajaran sesuai dengan maksudnya sendri.

- Belajar akan bermakna jika siswa melakukannya, bertanggung jawab


berinisiatif, percaya diri, kreatif, mawas diri, intropeksi dan terbuka.

2. Waktu yang digunakan untuk belajar yakni seumur hidup, dimulai dari
sejak lahir sampai ke liang lahat.

Al Ghozali menegaskan bahwa keberhasilan proses belajar anak


seidaknya dilakukan ketika hendak melakukan hubungan suami istri,
karena ketika anak itu lahir akan mendapatkan kemudahan bagi kedua
orang tuanya dalam mendidik.
3. Belajar adalah sebuah pengalihan ilmu pengetahuan.

Belajar sebagai kemampuan bereaksi yang relatif langgeng sebagai hasil


latihan yang diperkuat.2

Mengajar merupakan sebuah proses memberikan ilmu pengetahuan


kepada orang yang belum mengetahui. Menurut analisis lughowi dari kata

‘allama ‫ ﻋﻠﻢ‬yakni seorang pendidik harus mampu membuat peserta didiknya

mengenal dengan ilmu yang akan dipelajarinya agar orang yang belajar tersebut
memiliki ilmu pengetahuan yang dipejainya dan dapat dimanfaatkan dalam
menjalani kehidupan.

Gambar 2

Kewajiban Menuntut Ilmu

Ilmu

2
Mohammad Muchlis Solichin. 2006. BELAJAR DAN MENGAJAR DALAM
PANDANGAN AL-GHAZALI. Volume 1. Nomor 2. 145-146.

Mengajar
Belajar

KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian diatas dapat disimpulkan bahwasannya terdapat


beberapa point penting yakni:

1. Hasil analisis lughowi pada surat Al-‘Alaq ayat 1-5 ditemukan dua kata
kunci yakni iqro’ dan ‘allama.

2. Hasil analisis tahlili diketahui terdapat tiga point penting dalam kewajiban
menuntut ilmu yakni belajar, mengajar dan mengamalkannya.

3. Hasil analisis tarbawi menuntut ilmu itu harus dengan belajar dan
mengajar agar nantinya ilmu yang kita pelajari dapat bermanfaat bagi
manusia lain.

DAFTAR PUSTAKA

Umar, Bukhari. 2018. Hadist Tarbawi. Jakarta. AMZAH.

Mohammad Muchlis Solichin. 2006. BELAJAR DAN MENGAJAR DALAM


PANDANGAN AL-GHAZALI. Volume 1. Nomor 2.

Zulfahmi Lubis. Kewajiban belajar. diakses pada 10 Desember 2019 14.05

Anda mungkin juga menyukai